Rabu, 21 Desember 2016

CONTOH PROPOSAL KEGIATAN



PROPOSAL
KEGIATAN BARIS BERBARIS


PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Baris berbaris adalah suatu wujud sikap latihan fisik guna menambahkan sikap disiplin, patriotisme, tanggung jawab, serta membentuk sikap lahir dan batin yang diarahkan pada terbentuknya perwatakan tertentu.
Kegiatan baris-baris juga bermanfaat bagi pelaksanaan upacara rutin di sekolah. Jika peraturan baris berbaris telah terlaksana dengan baik, maka kegiatan upacara akan terasa nyaman, tertib dan disiplin. Selain itu perlombaan baris berbaris merupakan sarana yang paling efektif untuk meningkatkan semangat kekompakan siswa dalam bekerja sama.
Kurangnya kesadaran siswa – siswi SMAN 1 Parigi akan pentingnya peraturan baris berbaris (PBB) membuat upacara – upacara formal seperti upacara hari senin kurang disiplin. Tidak hanya itu, kesempatan untuk menjadi yang terbaik ketika perlombaan upacara maupun baris-berbaris antar sekolah semakin kecil. Jika hal tersebut tetap dibiarkan, maka akan menjadi suatu kebudayaan yang sulit dirubah.
Maka dari itu kami dari Bidang Seksi 2 mengharapkan partisipasi para siswa untuk mengikuti lomba baris-berbaris dan dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan patriotisme. Serta rasa tanggung jawab yang tinggi.

B. TUJUAN
1.      Mempererat tali persaudaraan antar siswa SMAN 1 Parigi
2.      Meningkatkan siswa dalam hal kedisiplinan dalam PBB dan
3.      Menambah wawasan tentang PBB




C. PELAKSANAAN
Kegiatan akan dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal           : Jum’at, 28-29
Waktu                        : Pukul 08.00 s.d selesai
Tempat                       : Lap. Upacara SMAN 1 Parigi

D. TEMA KEGIATAN
Dalam kegiatan ini, kami mengambil tema “Meningkatkan kesatuan, persatuan, kedisiplinan melalui peraturan baris-berbaris”.

E. PESERTA
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh perwakilan kelas X, XI, XII yang setiap regunya diwakili oleh 10 orang dengan perincian :
1.      Kelas X       = 5 orang x 12 kelas   = 60
2.      Kelas XI      = 5 orang x 10 kelas   = 50
3.      Kelas XII    = 5 orang x 10 kelas  = 50
                                                              160

F. DEWAN JURI
Kegiatan perlombaan ini didewan jurikan oleh Alumni Paskibra SMAN 1 Parigi yang terdiri dari 3 orang dewan juri. Adapun dewan jurinya yaitu :
1.      Jemi Prasetya
2.      Arif Kuswara
3.      Gun Gun Gumilar

G. SUSUNAN KEPANITIAAN
Adapun susunan kepanitiaan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1.      Pelindung                  : Drs. Sukirman, M.Si (Kepala Sekolah)
2.      Penanggung jawab   : Sudrajat (Ketua Sekbid I)
3.      Ketua Panitia                        : Andri
4.      Sekretaris                  : Andini Sukmawati
5.      Bendahara                 : Nida Sri Rahayu
6.      Seksi Acara               : M. Irfan Rizky
7.      Seksi Humas             : Eky Bambang, Ega Hikmatulloh, Damar Haryo K, Asep Saepul
8.      Seksi Dokumentasi  : JSA

H. ANGGARAN
Adapun anggaran biaya pelaksanaan kegiatan ini meliputi :
1.  Sumber Dana
a.      Dana kas sekolah                             Rp. 4.000.000
b.      Dana kas paskibra                            Rp. 2.000.000
c.      Dana iuran perkelas                         Rp.    960.000
Rp. 6.960.000

2.  Biaya Pengeluaran
a.      Dewan juri 3 orang                          Rp.    300.000
b.      Konsumsi                                          Rp. 1.000.000
c.      Spanduk                                             Rp.    500.000
d.      Biaya penataan                                 Rp.    500.000
e.      Tropi                                                  Rp. 1.000.000
f.       Piagam                                               Rp. 2.000.000
g.      Dokumentasi                                     Rp.     200.000
h.      Hadiah :                     Juara 1                       Rp.     400.000
Juara 2                       Rp.     300.000
                                                Juara 3                       Rp.     200.000
            TOTAL                                              Rp. 6.960.000








I. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat. Kami sangat mengharapkan persetujuan, dukungan, serta partisipasi terutama dari bapak Kepala Sekolah, dan Bapak/Ibu guru. Semoga acara ini dapat terlaksana sebagaimana yang kita harapkan.
Atas perhatian dan kerjasama bapak/ibu guru kami ucapkan terima kasih.



Parigi, 24 Oktober 2016

Ketua Panitia                                                                                                Sekretaris



ANDRI                                                                                              ANDINI SW

Mengetahui
Kepala Sekolah



Drs. SUKIRMAN

PERNIKAHAN DALAM ISLAM




Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain juga dapat berarti Ijab Qobul (akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara sepasang manusia yang diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan ke pernikahan, sesusai peraturan yang diwajibkan oleh Islam.[1] Kata zawaj digunakan dalam al-Quran artinya adalah pasangan yang dalam penggunaannya pula juga dapat diartikan sebagai pernikahan, Allah menjadikan manusia itu saling berpasangan, menghalalkan pernikahan dan mengharamkan zina.

Hukum nikah

Hukum pernikahan bersifat kondisional, artinya berubah menurut situasi dan kondisi seseorang dan lingkungannya.
  • Jaiz, artinya boleh kawin dan boleh juga tidak, jaiz ini merupakan hukum dasar dari pernikahan. Perbedaan situasi dan kondisi serta motif yang mendorong terjadinya pernikahan menyebabkan adanya hukum-hukum nikah berikut.
  • Sunat, yaitu apabila seseorang telah berkeinginan untuk menikah serta memiliki kemampuan untuk memberikan nafkah lahir maupun batin.
  • Wajib, yaitu bagi yang memiliki kemampuan memberikan nafkah dan ada kekhawatiran akan terjerumus kepada perbuatan zina bila tidak segera melangsungkan perkawinan. Atau juga bagi seseorang yang telah memiliki keinginan yang sangat serta dikhawatirkan akan terjerumus ke dalam perzinahan apabila tidak segera menikah.
  • Makruh, yaitu bagi yang tidak mampu memberikan nafkah.
  • Haram, yaitu apabila motivasi untuk menikah karena ada niatan jahat, seperti untuk menyakiti istrinya, keluarganya serta niat-niat jelek lainnya.

Hikmah pernikahan

  • Cara yang halal dan suci untuk menyalurkan nafsu syahwat melalui ini selain lewat perzinahan, pelacuran, dan lain sebagainya yang dibenci Allah dan amat merugikan.
  • Untuk memperoleh ketenangan hidup, kasih sayang dan ketenteraman
  • Memelihara kesucian diri
  • Melaksanakan tuntutan syariat
  • Membuat keturunan yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
  • Sebagai media pendidikan: Islam begitu teliti dalam menyediakan lingkungan yang sehat untuk membesarkan anak-anak. Anak-anak yang dibesarkan tanpa orangtua akan memudahkan untuk membuat sang anak terjerumus dalam kegiatan tidak bermoral. Oleh karena itu, institusi kekeluargaan yang direkomendasikan Islam terlihat tidak terlalu sulit serta sesuai sebagai petunjuk dan pedoman pada anak-anak
  • Mewujudkan kerjasama dan tanggungjawab
  • Dapat mengeratkan silaturahim

Pemilihan calon

Islam mensyaratkan beberapa ciri bagi calon suami dan calon isteri yang dituntut dalam Islam. Namun, ini hanyalah panduan dan tidak ada paksaan untuk mengikuti panduan-panduan ini.

Ciri-ciri bakal suami

  • Beriman & bertaqwa kepada Allah
  • Bertanggungjawab terhadap semua benda
  • Memiliki akhlak-akhlak yang terpuji
  • Berilmu agama agar dapat membimbing calon isteri dan anak-anak ke jalan yang benar
  • Tidak berpenyakit yang berat seperti gila, AIDS dan sebagainya
  • Rajin bekerja untuk kebaikan rumah tangga seperti mencari rezeki yang halal untuk kebahagiaan keluarga.

 

Penyebab haramnya sebuah pernikahan

Perempuan yang diharamkan menikah oleh laki-laki disebabkan karena keturunannya (haram selamanya) serta dijelaskan dalam surah an-Nisa: Ayat 23 yang berbunyi, “Diharamkan kepada kamu menikahi ibumu, anakmu, saudaramu, anak saudara perempuan bagi saudara laki-laki, dan anak saudara perempuan bagi saudara perempuan.”:
    • Ibu
    • Nenek dari ibu maupun bapak
    • Anak perempuan & keturunannya
    • Saudara perempuan segaris atau satu bapak atau satu ibu
    • Anak perempuan kepada saudara lelaki mahupun perempuan, yaitu semua anak saudara perempuan
  • Perempuan yang diharamkan menikah oleh laki-laki disebabkan oleh susuan ialah:
    • Ibu susuan
    • Nenek dari saudara ibu susuan
    • Saudara perempuan susuan
    • Anak perempuan kepada saudara susuan laki-laki atau perempuan
    • Sepupu dari ibu susuan atau bapak susuan
  • Perempuan mahram bagi laki-laki karena persemendaan ialah:
    • Ibu mertua
    • Ibu tiri
    • Nenek tiri
    • Menantu perempuan
    • Anak tiri perempuan dan keturunannya
    • Adik ipar perempuan dan keturunannya
    • Sepupu dari saudara istri
  • Anak saudara perempuan dari istri dan keturunannya

Peminangan

Lamaran merupakan suatu ikatan janji pihak laki-laki dan perempuan untuk melangsungkan pernikahan mengikuti hari yang dipersetujui oleh kedua pihak. Meminang merupakan adat kebiasaan masyarakat Melayu yang telah dihalalkan oleh Islam. Peminangan juga merupakan awal proses pernikahan. Hukum peminangan adalah harus dan hendaknya bukan dari istri orang, bukan saudara sendiri, tidak dalam iddah, dan bukan tunangan orang. Pemberian seperti cincin kepada wanita semasa peminangan merupakan tanda ikatan pertunangan. Apabila terjadi ingkar janji yang disebabkan oleh sang laki-laki, pemberian tidak perlu dikembalikan dan jika disebabkan oleh wanita, maka hendaknya dikembalikan, namun persetujuan hendaknya dibuat semasa peminangan dilakukan. Melihat calon suami dan calon istri adalah sunat, karena tidak mau penyesalan terjadi setelah berumahtangga. Anggota yang diperbolehkan untuk dilihat untuk seorang wanita ialah wajah dan kedua tangannya saja.[2] Kemudian jika seorang wanita telah ada yang meminang maka haram seorang pria untuk meminangnya lagi.[3]

Nikah

Rukun nikah

Syarat calon suami

  • Islam
  • Laki-laki yang tertentu
  • Bukan lelaki mahram dengan calon istri
  • Mengetahui wali yang sebenarnya bagi akad nikah tersebut
  • Bukan dalam ihram haji atau umroh
  • Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
  • Tidak mempunyai empat orang istri yang sah dalam suatu waktu
  • Mengetahui bahwa perempuan yang hendak dinikahi adalah sah dijadikan istri

Syarat calon istri

  • Islam atau Ahli Kitab
  • Perempuan yang tertentu
  • Bukan perempuan mahram dengan calon suami
  • Bukan seorang banci
  • Akil baligh (telah pubertas)
  • Bukan dalam berihram haji atau umroh
  • Tidak dalam iddah
  • Bukan istri orang

Syarat wali

  • Islam, bukan kafir dan murtad
  • Lelaki dan bukannya perempuan
  • Telah pubertas
  • Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
  • Bukan dalam ihram haji atau umroh
  • Tidak fasik
  • Tidak cacat akal pikiran, gila, terlalu tua dan sebagainya
  • Merdeka
  • Tidak dibatasi kebebasannya ketimbang membelanjakan hartanya
Sebaiknya calon istri perlu memastikan syarat wajib menjadi wali. Jika syarat-syarat wali terpenuhi seperti di atas maka sahlah sebuah pernikahan itu.Sebagai seorang mukmin yang sejati, kita hendaklah menitik beratkan hal-hal yag wajib seperti ini.Jika tidak, kita hanya akan dianggap hidup dalam berzinahan selamanya.

Syarat-syarat saksi

  • Sekurang-kurangya dua orang
  • Islam
  • Berakal
  • Telah pubertas
  • Laki-laki
  • Memahami isi lafal ijab dan qobul
  • Dapat mendengar, melihat dan berbicara
  • Adil (tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak terlalu banyak melakukan dosa-dosa kecil)
  • Merdeka

Syarat ijab

  • Pernikahan nikah ini hendaklah tepat
  • Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran
  • Diucapkan oleh wali atau wakilnya
  • Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mut'ah (nikah kontrak atau pernikahan (ikatan suami istri) yang sah dalam tempo tertentu seperti yang dijanjikan dalam persetujuan nikah muat'ah)
  • Tidak secara taklik (tidak ada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafalkan)
Contoh bacaan Ijab: Wali/wakil wali berkata kepada calon suami: "Saya nikahkan anda dengan Nisa binti Abdullah dengan mas kawin berupa cincin emas dibayar tunai".

 

Syarat qobul

  • Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab
  • Tidak ada perkataan sindiran
  • Dilafalkan oleh calon suami atau wakilnya (atas sebab-sebab tertentu)
  • Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mutaah(seperti nikah kontrak)
  • Tidak secara taklik(tidak ada sebutan prasyarat sewaktu qobul dilafalkan)
  • Menyebut nama calon istri
  • Tidak ditambahkan dengan perkataan lain
Contoh sebutan qabul (akan dilafazkan oleh bakal suami):"Saya terima nikahnya dengan Nisa binti Abdullah dengan mas kawin berupa seperangkap alat salat dibayar tunai" atau "Saya terima Nisa binti Abdullah sebagai istri saya".
Setelah qobul dilafalkan Wali/wakil wali akan mendapatkan kesaksian dari para hadirin khususnya dari dua orang saksi pernikahan dengan cara meminta saksi mengatakan lafal "sah" atau perkataan lain yang sama maksudya dengan perkataan itu. Selanjutnya Wali/wakil wali akan membaca doa selamat agar pernikahan suami istri itu kekal dan bahagia sepanjang kehidupan mereka serta doa itu akan diAminkan oleh para hadirin
Bersamaan itu pula, mas kawin/mahar akan diserahkan kepada pihak istri dan selanjutnya berupa cincin akan dipakaikan kepada jari cincin istri oleh suami sebagai tanda dimulainya ikatan kekeluargaan atau simbol pertalian kebahagian suami istri.Aktivitas ini diteruskan dengan suami mencium istri.Aktivitas ini disebut sebagai "Pembatalan Wudhu".Ini karena sebelum akad nikah dijalankan suami dan isteri itu diminta untuk berwudhu terlebih dahulu. Suami istri juga diminta untuk salat sunat nikah sebagai tanda syukur setelah pernikahan berlangsung. Pernikahan Islam yang memang amat mudah karena ia tidak perlu mengambil masa yang lama dan memerlukan banyak aset-aset pernikahan disamping mas kawin,hantaran atau majelis umum (walimatul urus)yang tidak perlu dibebankan atau dibuang.

Wakil Wali/ Qadi

Wakil wali/Qadi adalah orang yang dipertanggungjawabkan oleh institusi Masjid atau jabatan/pusat Islam untuk menerima tuntutan para Wali untuk menikahkan/mengahwinkan bakal istri dengan bakal suami. Segala urusan pernikahan,penyediaan aset pernikahan seperti mas kawin, barangan hantaran (hadiah), penyedian tempat pernikahan, jamuan makan kepada para hadirin dan lainnya adalah tanggungjawab pihak suami istri itu. Qadi hanya perlu memastikan aset-aset itu telah disediakan supaya urusan pernikahan berjalan lancar. Disamping tanggungjawabnya menikahi suami istri berjalan dengan sempurna, Qadi perlu menyempurnakan dokumen-dokumen berkaitan pernikahan seperti sertifikat pernikahan dan pengesahan suami istri di pihak tertinggi seperti mentri agama dan administratif negara.Untuk memastikan status resmi suami isteri itu sentiasa sulit dan terpelihara. Qadi selalunya dilantik dari kalangan orang-orang alim(yang mempunyai pengetahuan dalam agama Islam dengan luas) seperti ustadz, muallim, mufti, sheikh al-Islam dan sebagainya. Qadi juga mesti merupakan seorang laki-laki Islam yang sudah merdeka dan telah pubertas.

MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...