Selasa, 25 Juni 2019

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN USAHA “PRODUKSI TEMPE”



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Tempe merupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat. Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan tekhnologi pertanian. Metode ini sebenarnya telah di lakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belum disadari  oleh masyarakat umum. Dengan proses yang sederhana namun dapat menghasilkan produk yang berkualitas gizi cukup baik.

B.  Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional, serta dengan tujuan agar pembaca dapat mengerti tentang gizi yang terkandung dalam kedelai setelah diolah menjadi tempe, serta pembaca dapat mengerti cara pembuatan tempe kedelai dengan proses yang baik dan benar.
Tidak lupa juga agar para pembaca mengerti tentang cara mendirikan pabrik rumahan sendiri, karena ditengah sulitnya perekonomian saat ini menuntut semua orang untuk meciptakan lapangan pekerjaan sendiri bukan hanya bergantung dari pekerjaan yang diberikan orang lain kepada kita. Karena sesungguhnya tiap masing-masing individu mempunyai keahlian atau kreatifitas yang bisa digali dan dikembangkan, bila faham dan mengerti caranya dengan baik.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Riwayat Usaha
Dengan melihat perkembangan zaman yang semakin maju sekarang ini kebutuhan manusia akan gizi semakin meningkat setiap manusia membutuhkan makanan yang bergizi untuk menjamin , kesehatanya.
Kesempatan bagi saya untuk memproduksi makanan yang mengandung gizi yang baik ,saya yakin usaha saya akan berhasil dan menguntungkan.

B.     Proses Produksi (Cara Pembuatan) Dengan Cara Sederhana
Cara sederhana adalah cara pembuatan tempe yang biasa dilakukan oleh para pengrajin tempedi Indonesia.
o     Pertama-tama kedelai ditimbang, atau biasanya per karung berisi kedelai seberat 50 kg. kemudian biji kedelai dilakukan proses sortasi (untuk memilih kedelai yang baik dan bersih) lalu dicuci sampai bersih, kemudian direbus yang waktu perebusannya berbeda-beda tergantung dari banyaknya kedelai dan biasanya berkisar antara 1-3 jam samapai biji kedelai benar-benar matang.
o   Kedelai yang telah direbus tadi kemudian ditiriskan untuk mengurangi kadar air rebusan tadi pada biji kedelai. Setelah itu biji kedeali yang sudah ditiriskan direndam semalam atau berkisar 12-14 jam. Setelah perendaman, kulit kedelai dikupas. Terdapat dua cara dalam pemisahan kulit dan pemecahan biji kedelai agar menjadi dua bagian, yaitu dengan cara dinjak-injak (tradisional) dengan kaki yang sudah di sterilkan, atau cara kedua dengan cara modern, yaitu dengan menggunakan mesin giling khusus untuk biji kedelai dalam proses pembuatan tempe. Dan detelah itu biji kedelai dicuci sampai bersih dengan perbandingan pada 1 keranjang dicuci dengan air sebanyak 9 ember.
·         Untuk tahap selanjutnya kedelai dapat direbus atau dikukus lagi selama 45-60 menit, tetapi pada umumnya perebusan yang kedua ini jarang dilakukan oleh para pengrajin tempe. Setelah proses perebusan kedua atau pencucian, biji kedelai ditiriskan kembali hinggna kadar air dalam biji kedelai benar-benar berkurang. Kedelai setelah di dinginkan/ditiriskan diberi larutan tempe (ragi khusus tempe), dicampur rata dengan perbandingan 50 kg kedelai menggunakan 2 sendok makan ragi khusus tempe.


C.    Cara Baru
Pada prinsipnya cara pembuatan tempe dengan cara baru sama dengan cara yang lama atau tradisional dan perbedaannya adalah terletak pada tahap pengupasan kulit kedelai. Dimana pada cara lama (tradisional) kedelai direbus dan direndam bersama kulitnya atau masih utuh sedangkan pada cara yang baru sebelumnya kedelai telah dikupas kulitnya (kupas kering) dengan menggunakan alat pengupasan kedelai. Tahap-tahap selanjutnya sama dengan cara tradisional.
Tempe yang dibuat dengan cara baru warnanya (warna kedelai) lebih pucat bila dibandingkan dengan cara lama.ahal ini disebabkan –karena pada cara baru kedelai direbus dan direndam dalam keadaan sudah terkupas kulitnya sehingga ada zat-zat yang larut.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe adalah sebagai berikut:
§  Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
§  Uap air
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk pertumbuhannya.
§  Suhu
Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27°C). Oleh karena itu, maka pada waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.


D.    Proses Packing (Pengepakan)
Setelah dari proses penirisan tersebut, biji kedelai kemudian dibungkus. Budi (pemilik), menghasilkan 3 jenis harga tempe dengan ukuran tempe yang berbeda-beda. Pertama, dengan harga konsumen 500 rupiah untuk tempe berukuran 9x12 cm. Kedua, dengan harga konsumen 1,000 rupiah untuk tempe berukuran 9x17 cm. dan ketiga, dengan harga konsumen 2,000 rupiah untuk tempe berukuran 11x20 cm.
Setelah melalui proses packing, dilakukan pemeraman terhadap produk selama 36-48 jam dalam tempat yang biasa disebut “kere”, proses pemeraman dilakukan agar dihasilkan tempe yang berkualitass baik. Setelah proses pemeraman, tempe diangin-anginkan atau di sebar dilantai sementara untuk menghindari kebusukan. Setelah proses pengangin-anginan, kemudian tempe siap untuk dipasarkan.

E.  Distribusi Barang Hasil Produksi (Tempe)
Di samping memproduksi suatu barang, kita juaga harus memperhatikan tahap-tahap setelah produksi. Sebagai produsen kita harus memiliki suatu cara untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang akan timbul setelah memproduksi suatu barang atau jasa.
Ada berbagai banyak cara yang biasa seorang produsen lakukan untuk mendistribusikan barang hasil olahanya. Sama halnya dengan tempe, tempe adalah barang hasil produksi yang tidak await (tidak tahan lama). Setelah tahap produksi paling lama tempe hanya bias bertahan seama 2-3 hari jika tidad dimasukan kedalam temat pending. Sekalipun di tempat pendinginan tempe hanya bias bertahan selama kurang lebih 8-10 hari saja. Sudah seharusnya seorang produseen tempe harus memiliki tatik tersendiri untuk menyalurkan tempe ini. Saya sebagai produsen akan melakukan bebrapa cara untuk bias menyaurkan tempe hasil olahan saya.
Cara-cara itupun seperti :
o    Menghubungi orang-orang seperti penjual sayur keliling dan sejenisnya. Kenapa ? selain berjualan sayur juga mereka menjual bahan makanan sejenisnya seperti tahu, tempe dan sebagainya. orang-orang seperti ini merupakan konsumen yang bias membeli tempe kita dengan cara paket atau dalam jumlah yang banyak dalam sekali pembelian. Bagi mereka membeli temped an akan di jual kembali itu akan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Jika mareka membi dari pabrik lansung maka mereka akan bias menjualnya kembali dengan harga sedikit bertambah.
o    Mendistribusikan tempe hasil produksi kita kepada orang-orang yang sering berjualan di pasar-pasar. Sama halnya dengan para penjual sayur  di atas orang-orang ini juga embeli tempe secara paket (dalam jumlah yang banyak).
o    Mancari konsumen tetap. Artinya konsumen tetap yaitu orang-orang yang membeli tempe setiap hari. Contohnya seperti di rumah-rumah makan. Mereka membutuhkan makanan tempe sebagi pelengkap menu di rumah makan.
o    Untuk cara saya yang terakhir yaitu mendistribusikan tempe dengan turun tangan secara lansung atau memuar mdal secara lansung. Caranya yaitu saya akan membeli beberapa unit sepeda motor kemudian saya akan mempekerjakan bebrapa orang sebagai penjual tempe saya dengan cara membawa tempe dengan keranjang di atas sepeda motor sambil berkeliling. Hal ini bias mmbuat pelanggan tidak usah susua-susah lagi berbelnja keperluan tempe di pasar.

a)         Pemasaran (Marketing)
Tempe budi memasarkan produk nya pada skala local, yaitu meliputi pasar-pasar yang ada disekitar, seperti : pasar way kandis, pasar perumnas way hui, pasar jati mulyo, juga melalui agen-agen yang telah bekerja sama dalam proses pemasaran melalui metode keliling (motoris).

Tempe budi memiliki tiga jenis ukuran dan harga tempe, yaitu :
·      Harga konsumen sebesar 1000 rupiah untuk tempe berukuran 9x12cm, dengan harga agen sebesar 1.200 rupiah atau dengan keuntungan sebesar 200 rupiah/pc atau bungkus.
·      Harga konsumen sebesar 1,000 rupiah untuk tempe berukuran 9x17cm, dengan harga agen sebesar 750 rupiah atau dengan keuntungan sebesar 250 rupiah/pc bungkus.
·      Harga konsumen sebesar 2,000 rupiah untuk tempe berukuran 11x20cm, dengan harga agen sebesar 1,500 rupiah atau dengan keuntungan sebesar 500 rupiah/pc bungkus.

b)        Ringkasan Tentang Produk (Tempe Kedelai)
Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging.  Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
Teknik pembuatan tempe ini telah dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula dari masyarakat Jawa selama beberapa abad yang lalu  dengan prosedur pembuatannya masih sangat sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe, tetapi yang paling populer dan paling banyak dipergunakan adalah tempe berbahan dasar kedelai.
Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai.
Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak.  Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang dapat menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus sp. Selain Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata.
Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut campur ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama padatempe yang dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe tersebut mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekalipun tempe telah dimasak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen.
Oleh karena itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian bibit (inokulum) yang akan digunakan.
Lokasi produksi sangat menguntungkan karena terdapat di dekat jalan raya serta sangat strategis.

c)      Sarana & prasarana produksi
v  Tanah
v  Bangunan / tempat produksi
v  Alat hitung / kalkulator
v  Meja dan kursi
v  Gudang Penyimpanan Hasil Produksi

F.     Laporan Keuangan
Nama Barang
Jumlah
Harga
Baskom
60
600.000
Saringan
30
120.000
Kipas Angin
15
1.500.000
Sotel Kayu
55
150.000
Tampah
85
120.000
Dandang
20
450.000
Kompor
15
3.450.000
Total

6.270.000

d)     Bahan untuk  produksi
§  Kacang Kedelai................................  Rp.2.450.000
§  Ragi tempe.........................................  Rp.730.000
§  Daun pisang/kantong plastik............  Rp.350.000

e)      ASPEK KEUANGAN
1)      Modal persiapan
Modal usaha untuk biaya pembuatan tempe ini di peroleh dari beberapa suber modal antara lain :
Ø   Modal sendiri .....................................   RP.     45.200.000
Ø   Modal bantuan yang di harapkan ......   Rp.       7.000.000
Ø   Sisa Modal Lain ................................   Rp.        500.000
               Rp.     51.700.000

2)      Biaya investasi atau oprasional
Biaya investasi atau jumlah uang yang di butuhkan dalam produksi
Ø  Pembelian Lahan .............................    Rp.       34.000.000
Ø   Pembelin Alat Dan Bahan  ...............   Rp.       10.000.000
Ø   Gaji ....................................................   Rp.       5.000.000
Ø   Transportasi .......................................   Rp.          600.000
Ø   Listrik ................................................   Rp.          600.000
Ø   Lain-lain.............................................   Rp.          1.500.000
                                                                                   Rp.          51.700.000    

3)      Proyeksi keuntungan yang di peroleh setelah beberapa bulan tanpa ada biaya yg dikeluarkan untuk pembelian lahan dan alat produksi yang jangka waktu pemakaiannya dapat bertahan lama diperkirakan akan menghaslkan keuntungan sebagi berikut :
Ø  Penjualan Tempe .........   Rp. 57.000.000
Ø  Biaya oprasional ..........  Rp.   3.500.000
Ø  Gaji ..............................  Rp. 10.000.000
Ø  Jumlah .........................  Rp. 43.500.000
                                       
v  Pengambilan modal usaha
Lain-Lain ...................  Rp.      500.000
Laba Bersih ...............    Rp.    43.000.000











BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari makalai ini, dapat disimpulkan bahwa pabrik rumahan atau usaha sendiri sangatlah menunjang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, serta dapat pula menciptakan manusia yang kreatif, cerdas, dan berusaha untuk maju, dan juga dapat memberikan masukan kepada pembaca untuk dapat sekiranya menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Bukan hanya bergantung dari pekerjaan yang disediakan saja, namun dapat berfikir luas untuk berwirausaha dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru.






















DAFTAR PUSTAKA

https://tukangeetik.blogspot.com/2017/12

MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...