Puji syukur kami panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami,
sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Cara Pembuatan
Telur Asin”.
Dalam penulisan makalah ini, kami
ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang telah membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini yang telah
memberikan banyak bimbingan, pengarahan, dan dorongan dalam penyelesaian
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Parigi,
Maret 2020
Penyusun
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 3
2.2 Tujuan............................................................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................. 3
1.4 Manfaat............................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 5
2.1 Morfologi Telur................................................................................................ 5
2.2 Struktur Telur................................................................................................... 5
2.3 Pengawetan Telur............................................................................................. 5
BAB III PROSEDUR KERJA................................................................................. 7
3.1 Alat dan Bahan................................................................................................. 7
3.2 Cara Kerja......................................................................................................... 7
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................ 9
5.1 Analisis dan
Proses........................................................................................... 9
BAB V KESIMPULAN........................................................................................... 11
5.1 Kesimpulan....................................................................................................... 11
5.2 Saran................................................................................................................. 11
Lampiran.................................................................................................................... 12
Telur adalah salah
satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya relatif murah.
Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung
telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari 13% protein, 12% lemak,
serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuning
telur. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta
mineral seperti: besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks.
Sebagian protein dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur
yang jumlahnya sekitar 60% dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis
protein dan sedikit karbohidrat. Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah
rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan
mikroorganisme melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha pengawetan sangat
penting untuk mempertahankan kualitas telur.
Telur akan lebih
bermanfaat apabila direbus setengah matang, daripada direbus matang atau
dimakan mentah. Telur yang digoreng kering juga kurang baik, karena protein
telur mengalami denaturasi atau rusak, berarti mutu protein akan menurun.
Macam-macam telur adalah: telur ayam (kampung dan ras), telur bebek, puyuh, dan
lain-lain. Kualitas telur ditentukan oleh:
1) Kualitas bagian dalam (kekentalan putih dan kuning
telur, posisi kuning telur, dan ada tidaknya noda atau bintik darah pada putih
atau kuning telur)
2) Kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit,
permukaan telur, keutuhan, dan kebersihan kulit telur)
Umumnya telur akan
mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di ruang terbuka.
Kerusakan tersebut meliputi kerusakan yang tampak dari luar dan kerusakan yang
baru dapat diketahui setelah telur pecah. Kerusakan pertama berupa kerusakan
alami (pecah, retak ). Kerusakan lain adalah akibat udara dari dalam isi telur
keluar sehingga derajat keasaman naik. Sebab lain karena keluarnya uap air dari
dalam telur yang membuat berat telur turun serta putih telur encer, sehingga
kesegaran telur merosot. Kerusakan telur dapat juga disebabkan oleh masuknya
mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika telur masih berada dalam tubuh
induknya. Kerusakan telur terutama disebabkan oleh kotoran yang menempel pada
kulit telur. Cara mengatasi dengan pencucian telur sebenarnya hanya memprcepat
kerusakan. Jadi pada umumnya, telur yang kotor akan lebih awet daripada yang
telah dicuci. Penurunan mutu telur sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan dan
kelembaban ruang penyimpanan.
Untuk
mengetahui proses pembuatan telur asin pada telur bebek.
Rumusan
masalah dari praktikum ini adalah bagaimana proses pembuatan telur asin pada
telur bebek.
Dengan
melakukan praktikum ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
siswa mengenai pengawetan telur. Salah satunya yaitu dengan dibuat menjadi
telur asin.
Berdasarkan
asal hewannya, bentuk telur bermacam-macam, mulai dari hampir bulat dan
lonjong. Beberapa faktor yang menimpa induk penghasil telur mempengaruhi bentuk
telur, contohnya faktor turun menurun, ukuran bentuk telur biasa dinyatakan
dengan bentuk indeks perbandingan antara lebar dan panjang dikalikan seratus.
Disamping bentuk dan ukuran telur bermacam-macam, besar telur pun bervariasi, ada
yang berat dan ada yang ringan. Pengaruh jenis hewan juga penting, seperti
telur bebek lebih besar daripada telur ayam dan warnanya pun berbeda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar telur
diantaranya:
1.
Jenis hewan
2.
Umur hewan
3.
Perubahan musim
petelur
4.
Sifat turun temurun
induk
5.
Umur pembuahan
6.
Berat tubuh induk
7.
Zat-zat makanan induk
Perbedaan
warna telur juga oleh jenis induk, seperti telur ayam berwarna putih kuning
sampai kecoklatan. Sedangkan telur bebek berwarna biru langit atau warna biru
telur asin dan putih. Kadang-kadang ada telur yang berbintik-bintik hitamatau
bintik-bintik lain. Hal tersebut disebabkan karena adanya kapang yang tumbuh
pada permukaan kulit telur.
Pada
umumnya telur unggas dibagi atas tiga bagian. Di dalam telur, bagian kuning
telur terdapat pada bagian paling dalam, bagian ini diikat oleh putih telur
oleh kalaza. Kantong udara (air sel) merupakan rongga yang terdapat pada bagian
tumpul isi telur. Kantong udara berfungsi untuk tempat pemberi udara pada waktu
embrio bernafas.oleh karena itu letak embrio pada telur terletak tepat di
belakang kantong udara. Apabila kantong udara terletak di bagian runcing, maka
besar kemungkinan calon ayam atau bebek tersebut akan mati di dalam telur.
Prinsip
pengawetan telur adalah:
1) Mencegah masuknya bakteri
pembusuk ke dalam telur
2) Mencegah keluarnya air dari dalam
telur
a)
Alat:
· Ember plastik
· Panci
· Kompor
· Pengaduk
· Toples plastik
· Amplas
b)
Bahan:
· 10 butir telur bebek
· 250 gram garam
· 250 gram abu gosok
· 250 gram pecahan batu bata
· Air secukupnya
1)
Pilih
telur yang bermutu baik.
2)
Bersihkan
telur dangan cara dicuci lalu dilap agar kering.
3)
Amplaslah
seluruh permukaan telur agar pori-pori telur terbuka.
4)
Buat
adonan pengasin yang terdiri dari campuran garam, abu gosok dan pecahan batu
bata.
5)
Tambahkan
sedikit air ke dalam adonan, lalu diaduk sampai berbentuk pasta.
6)
Bungkus
telur dengan menggunakan adonan.
7)
Simpan
telur dalam wadah toples plastik atau tupperware
selama sekitar 15-20 hari.
8)
Usahakan
telur tidak pecah atau retak pada waktu penyimpanan.
9)
Setelah
waktu yang ditentukan, bersihkan telur asin dari pasta campuran dan kemudian
bersihkan atau cuci telur asin tersebut.
10) Telur sudah siap untuk dimasak
(bisa direbus atau dikukus).
Pembuatan
telur asin ini bertujuan untuk meningkatkan daya simpan telur. Secara
tradisional telur asin biasanya dibuat dari telur bebek dan memiliki daya
simpan anatara 1-3 minggu. Ketahanan simpan ini dikarenakan kadar garam yang
tinggi.dalam pembuatan telur asin ini, yang digunakan adalah adonan abu gosok,
pecahan batu bata, dan garam. Garam berfungsi sebagai pencipta rasa asin dan
sekaligus bahan pengawet. Karena dapat mengurangi kelarutan oksigen (oksigen
diperlukan oleh bakteri), menghambat kerja enzim proteolitik (enzim perusak
protein), dan menyerap air dari dalam telur.
Pengasinan telur umumnya dilakukan dengan dua cara,
yaitu perendaman dalam larutan garam dan pemeraman oleh adonan campuran garam,
pecahan batu bata, dan abu gosok. Prinsip kedua cara tersebut adalah dehidrasi
osmosis, yaitu proses penguranagan air dari bahan dengan cara membenamkan garam
dalam suatu larutan berkonstrasi tinggi, larutan tersebut mempunyai tekanan
osmosis tinggi. Dehidrasi osmosis
(osmotic dehydration) merupakan proses perpindahan masa secara simultan
(countercurrent flows) antara keluarnya air dari bahan dan zat terlarut
berpindah dari larutan ke dalam bahan. Perpindahan massa osmosis dinyatakan
sebagai kehilangan air (WL, Water Loss) dan penambahan padatan (SG, Solid
Gain).
Aplikasi
dehidrasi osmosis dalam proses pengasinan, terlihat dengan keluarnya air dari
dalam telur bersamaan dengan masuknya larutan garam ke dalam telur. Garam
(NaCI) akan masuk ke dalam telur dengan cara merembes melalui pori-pori kulit,
menuju bagian putih, dan akhirnya ke ujung telur, NaCI mula-mula akan diubah
menjadi ion natrium (Na+) dan ion chlor (Cl-). Ion chlor
inilah yang sebenarnya berfungsi sebagai bahan pengawet, dengan menghambat
pertumbuhan mikroba pada telur. Makin lama dibungkus dengan adonan, makin
banyak garam yang merembes ke dalam telur, sehingga telur menjadi semakin awet
dan asin. Lamanya telur dibungkus adonan ini harus disesuaikan dengan selera
individu yang akan dikonsumsinya.
Pada
proses pembuatan telur asin terjadi pertukaran ion yang bersifat stokiometri,
yakni satu ion H+ diganti oleh suatu ion Na+. Pertukaran
ion adalh suatu proses kesetimbangan dan jarang berlangsung lengkap. Ion Na
didapatkan dari garam sedangkan ion H+ berasal dari air. Dengan
demikian, ion Na masuk ke dalam telur dan kadar air berkurang, akibatnya telur
menjadi asin.
Kebanyakan
telur asin dibuat dari telur bebek, bukan dari telur ayam atau telur yang lain.
Ada beberapa alasan mengapa telur asin dibuat dari telur bebek, yaitu:
1) Cangkang telur bebek lebih tebal, sehingga telur bebek
tidak mudah retak atau pecah. Ini akan berpengaruh pada saat proses pengasinan
yaitu pada saat telur direndam dalam campuran media (media dapat berupa abu
gosok atau batu bata) dengan garam. Karena adanya tekanan dan suhu yang kemungkinan naik, jika cangkang telur
terlalu tipis, telur akan mudah pecah atau retak.ebalnya cangkang telur bebek
juga melindungi telur saat telur bebek juga melindungi telur saat telur digosok
dengan amplas pada perlakuan pendahuluan sebelum pengasinan.
2) Pori-pori telur bebek lebih besar. Pori-pori ini akan
sangat berpengaruh pada saat proses pengasinan karena garam akan lebih mudah
berpenetrasi ke dalam telur bebek. Jika pori-pori telur kecil, akan menyebabkan
penetrasi garam terhambat sehingga rasa telur jadi kurang asin. Bisa juga
pengasinan dilakukan tetapi butuh waktu yang lama. Pori-pori telur bebek juga
bisa diperlebar dengan cara menggosok telur dengan amplas halus.
3) Nilai gizi telur bebek lebih tinggi. Di dalam telur
bebek, benyak terkandung protein. Protein telur ini mengandung asam amino
esensial yang diperlukan tubuh untuk hidup sehat. Jumlah dan komposisi asam
amino pada telur sangat lengkap dan berimbang, sehingga dapat digunakan untuk
pertumbuhan juga pergantian sel yang rusak. Begitu juga dengan kandungan lemak,
hampir semua lemak dalam sebutir telur bebek terdapat pada kuning telurnya.
Lemak pada telur ini terdiri dari
trigliserida, fosfolipida, dan kolesterol. Fungsinya sebagai sumber energi.
Apalagi lemak dalam telur tergabung dengan air sehingga lebih mudah dicerna
oleh bayi, anak-anak dan lansia. Selain itu bagian kuning telur mengandung
hampir semua vitamin, kecuali vitamin C. Telur juga mengandung sumber mineral
serta vitamin D alami kedua terbesar setelah minyak, hati ikan hiu. Mineral
penting juga terkandung dalam telur diantaranya besi, fosfor, kalsium, tembaga
iodium, magnesium, mangan, kalium, natrium, asam klorida dan sulfur.
4) Masa simpan telur bebek lebih lama. Masa simpan telur
bebek relatif lebih lama, hal ini dipengaruhi oleh ketebalan cangkang yang
mampu melindungi.
1)
Proses
pengasinan telur bertujuan agar membuat telur menjadi lebih awet.
2)
Proses
masuknya garam ke dalam telur berlangsung secara dehidrasi osmosis, ion Na di
dapatkan dari garam, sedangkan ion H+ berasal dari air, dengan
demikian, ion Na masuk ke dalam telur dan kadar air berkurang, akibatnya telur
menjadi asin.
3)
Tingkat
asin pada telur dipengaruhi oleh faktor waktu, ketebalan pasta, dan juga
perbandingan antara pecahan batu bata dan tanah pada waktu pembuatan pasta.
Perebusan telur asin sebaiknya
lebih lama, karena perebusan yang kurang lama menyebabkan tekstur telur masih
cair. Selain itu perlu diperhatikan juga dalam proses penyimpanan telur asin,
agar telur asin tidak mudah retak ataupun pecah.
LAMPIRAN