Minggu, 29 April 2018

makalah tentang hukum dan tata cara pengurusan jenazah



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Kita ketahui bahwa petunjuk Rasulullah saw. Dalam masalah penanganan jenazah adalah petunjuk dan bimbingan yang terbaik dan berbeda dengan petunjuk umat-umat lainnya. Bimbingan beliau dalam hal mengurus jenazah didalamnya mencakup aturan yang memperhatikan sang mayat. Termasuk memberi tuntunan yaitu bagaimana sebaiknya keluarga dan kerabatnya memperlakukan jenazah/mayat.
            Dengan demikian, petunjuk dan bimbingan Rasulullah saw. Dalam mengurus jenazah ini merupakan potret aturan yang paling sempurna bagi sang mayat. Aturan yang sangat sempurna dalam mempersiapkan seorang yang telah meninggal untuk kemudian bertemu dengan Rabbnya dengan kondisi yang paling baik. Bukan hanya itu, keluarga dan orang-orang yang terdekat sang mayat pun disiapkan sebagai barisan orang-orang yang memuji Allah dan memintakan ampunan serta rahmat-Nya bagi yang meninggal.


B.     Rumusan Masalah
1.       Hukum islam tentang Pengurusan Jenazah
2.       Beberapa  Kewajiban Terhadap Jenazah


C.    Tujuan Makalah
1.       Untuk mengetahui Hukum Islam tentang pengurusan jenazah
2.       Untuk mengetahui beberapa kewajiban terhadap jenazah
        





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hukum islam tentang Pengurusan Jenazah
            Setiap muslim memiliki kewajiban terhadap saudaranya muslim yang meninggal dunia. Kewajiban ini sifatnya bersifat kolektif karena itu dimasukkan sebagai suatu jenis ibadah yang hukumnya fardhu kifayah yang artinya kewajiban bagi seluruh umat muslim, namun apabila sudah ada beberapa orang yang melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban itu bagi seluruh umat muslim.

B. Beberapa  Kewajiban Terhadap Jenazah
1. Memandikan Jenazah
2. Mengkafani Jenazah
3. Menshalatkan Jenazah
4. Menguburkan Jenazah
1. Memandikan Jenazah
Syarat Jenazah yang dimandikan :
a. Beragama Islam
b. Tubuh / anggota badan masih ada
c. Jenazah tersebut bukan mati syahid ( dunia akherat )
Yang berhak memandikan jenazah
a. Jenazah laki-laki yang memandikan laki-laki dan sebaliknya kecuali suami atau istri.
b. Jika tidak ada suami/istri atau mahram maka jenazah ditayamumkan.
c. Jika ada beberapa orang yang berhak maka diutamakan keluarga terdekat dengan      jenazah
Syarat – syarat yang memandikan
1. Islam                      
2. Berakal       
3. Amanah      
4. ‘Alim                      
5. Merahasiakan
Cara memandikan jenazah
a. Jenazah ditempatkan di tempat yang layak adan ditempat yang  tinggi
b. Diberi basahan
c. Bersihkan kotoran/najis
d. Bersihkan pada kuku, mulut dan gigi
e. Siramkan air ke seluruh tubuh dari atas ke bawah
f.  Sabun dan siram kembali
g. Wudhukan, siram dengan air kapur barus
h. Memandikan jenazah disunnahkan tiga kali.
2.  Mengkafani Jenazah
1. Hendaknya kain kafan yang digunakan bagi mayit laki-laki sebanyak tiga 3 (lapis). Sedangkan  bagi wanita sebanyak 5 (lima) lapis terdiri dari sarung, ghamis, khimar, dan dua helai kain.
2. Menggunakan kain yg bersih & baik serta menutupi seluruh tubuh.
3. Menggunakan kain yang berwarna putih.
4. Memberikan wewangian
5. Tidak berlebih-lebihan dalam kain kafan.
6.  Menaburi kain kafan dengan kafur.
7.  Hendaknya kain kafan yang terbaik diletakkan di bagian atas.
3.   Menshalatkan Jenazah
 Syarat-syarat shalat jenazah
a. Menutup aurat, suci hadats/najis dan menghadap kiblat
b. Jenazah telah dimandikan
c. Letak jenazah di depan yang menshalatkan kecuali shalat ghaib
Cara shalat:
1. Letakkan jenazah di hadapan imam. Imam berdiri di hadapan kepala mayit jika laki-laki. Jika mayitnya perempuan, maka imam berdiri di tengah-tengah mayit. Kemudian makmum berdiri di belakang imam.
•    Disunnahkan membuat tiga shaf (barisan).
•    Disukai yang menshalatinya jama’ah yang banyak
•    Jika mayitnya anak laki-laki & perempuan, maka posisi imam berdiri seperti pada posisi mayit wanita dewasa.
•     Tidak mengapa bagi Imam meberitahukan jenis kelamin mayit kepada makmum, agar dapat berdo’a sesuai dengan kata gantinya.
2.  Imam bertakbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangannya, kemudian meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada. Kepala menunduk & pandangan tertuju kepada tempat sujud.
3.   Berta’awudz, membaca basmallah, tidak membaca do’a iftitah, membaca surat al-fatihah. Semuanya dibaca secara sir (pelan).
4.   Imam takbir yang kedua seraya mengangkat tangan kemudian membaca shalawat.
5.   Kemudian bertakbir yang ketiga sambil mengangkat tangan terus berdo’a bagi sang mayit.
Keterangan  :
a. Lafal lafal niat mewudhukan jenazah
  - Lafal niat mewudhukan jenazah laki – laki
      نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِهٰذَا الْمَيِّتِ لِلّٰهِ تَعَالَى
 - Lafal niat mewudhukan jenazah perempuan
      نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِهٰذِهِ الْمَيِّتِ لِلّٰهِ تَعَالَى
b. Lafal lafal niat memandikan jenazah
  - Lafal  niat memandikan jenazah laki – laki
    نَوَيْتُ الْغُسْلِ لِهٰذَا الْمَيِّتِ لِلّٰهِ تَعَالَى
  - Lafal niat memandikan jenazah perempuan
    نَوَيْتُ الْغُسْلِ لِهٰذِهِ الْمَيِّتِ لِلّٰهِ تَعَالَى
 - Lafal  niat mentayamumkan jenazah
    نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ عَنْ تَحْتِ قُلْفَةِ هٰذَا الْمَيِّتِ لِلّٰهِ تَعَالَى
  Artinya  : Saya niat tayamum untuk menggantikan membasuh dibawah   ini jenazah  karena allah ta ‘ala .
c. Lafal lafal niat shalat jenazah 
1. untuk jenazah laki laki Satu
      اُصَلِّى عَلَى هَذَا اْلمَيِّتِ اَرْبَعَ نَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا / اِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى
2. untuk jenazah laki laki dua
      اُصَلِّى عَلَى هَذَيْنِ اْلمَيِّتِ اَرْبَعَ نَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا / اِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى  
3. untuk jenazah banyak
     اُصَلِّى عَلَى هَۤؤُلاَءِاْلمَوْتَى اَرْبَعَ نَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا / اِمَامًا لِلَّهِ تَعَالى     
4.untuk jenazah perempuan Satu
      اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ اْلمَيِّتَةِ اَرْبَعَ نَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا / اِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى
5. untuk jenazah ghoib ( imam )
      اُصَلِّى عَلَى اْلمَيِّتِ اْلغَائِبِ (فُلاَنْ) اَرْبَعَ نَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ اِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى
6. untuk jenazah ghoib ( makmum )
      اُصَلِّى عَلَى مَنْ صَلىَّ عَلَيْهِ اْلاِمَامُ اَرْبَعَ نَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى

d . Lafal doa setelah takbir ke 3
    اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْ خَلَهُ وَاجْعَلِ الْجَنَّ
   مَثْوَاهُ
“ Ya Allah , ampunilah dia , berilah kasih (rahmat  ) padanya , berilah maaf padanya , muliakanlah kedatangannya ( tempatnya ) , lapangkanlah pintu masuknya ( kekubur ) dan jadikanlah surga tempat kembalinya .
e . Lafal do ‘a setelah takbir ke 4
     اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْناَ اَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِناَ بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَناَ وَلَهُ  
“Ya Allah , janganlah Engkau rugikan kami dari pada mendapat pahalanya , dan janganlah Engkau beri kami  fitnah sepeninggalnya , dan ampunilah kami dan dia . “
Penjelasan  :
            Ketika membaca do‘a dalam salat jenazah  setelah takbir ke 3 dan  ke  4 hendaklah bacaan dlamir  ( kata ganti orang ) disesuaikan dengan jenis jenazah tersebut ( laki – laki atau permpuan ), misalnya :
1.       Apabila jenazahnya wanita maka dlamir ( kata ) hu (  هُ) diganti dengan dlamir ha ( هاَ )
2.       Apabila jenazahnya  dua orang  maka damir(kata )hu(  هُ)diganti dengan damir huma( هُما
3.       Apabila jenazahnya  banyak   maka dlamir( kata )hu(  هُ)diganti dengan dlamir hum(هُمْ)
4.  Mengubur Jenazah
            Disunnahkan membawa jenazah dengan usungan jenazah yang di panggul di atas pundak dari keempat sudut usungan. Untuk mengubur jenazah sebaiknya disegerakan.

Cara mengubur jenazah
a.      Membuat liang lahat sedalam 1,5 m, lebar 1m dan panjang 2,25 m
b.      Di pemakaman jenazah dimasukkan ke liang lahat dari arah kaki, diletakkan dengan posisi miring menghadap kiblat
c.       Tali-tali pengikat kafan dilepas, pipi kanan dan ujung kaki nempel di tanah
d.      Menutup lahat dengan  papan atau yang sejenis lalu ditimbun  dengan tanah
e.      Tanah ditinggikan satu jengkal, kemudian diberi nisan ( tanda )
f.        Jenazah didoakan untuk diberi ketetapan / kekuatan iman.
























BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.       Tata cara dalam mengurus jenazah perlu diperhatikan seperti apa dan bagaimana prosedur yang harus dilakukan, mengingat jenazah tersebut akan dikubur dan ruhnya akan bertemu dengan Rabbnya, maka sebisa mungkin kondisi dari jenazah tersebut harus dalam keadaan baik.
2.       Hidup dan mati adalah hak Allah swt. Apabila Allah swt telah menghendaki kematian seseorang, tidak seorang pun dapat menghindari dan lari dari takdir-Nya. Karena, setiap orang pasti akan merasakan kematian.
3.       Manusia adalah ciptaan Allah swt yang sempurna diantara ciptaan Allah swt yang bagus. Allah swt akan memulihkan manusia yang beramal saleh dan memberi balasan atas apa yang dilakukan di dunia. Yang beramal saleh akan mendapat balasan dengan kebaikan dan barakah-Nya. Sementara itu, yang tidak beramal saleh akan menerima azab-Nya.
4.       Tata cara pengurusan jenazah meliputi, memandikan, mengkafani, mensholatkan dan menguburkan.
5.       Jenazah yang sedang ihram tidak boleh diberi wangi-wangian
6.       Jenazah yang mati syahid tidak boleh dimandikan, langsung dikuburkan saja.
7.       Orang yang mati wajib dihormati karena ia adalah makhluk Allah swt yang mulia. Oleh sebab itu, sebelum jenazah meninggalkan dunia menuju alam baru (kubur) hendaklah dihormati dengan cara dimandikan, dikafani, disholatkan, dan dikuburkan.
8.       Hukum mengurus jenazah adalah fardhu kifayah.
9.       Pengurusan mayat disunnahkan dilakukan dengan kelembutan dan kasih sayang karena roh jenazah masih menyaksikan keluarga yang ditinggalkan.

B.  Saran
1.         Masyarakat dalam melaksankan tata cara mengurus jenazah diharapkan dapat berpedoman oleh petunjuk yang benar sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
2.         Apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini, para pembaca diharapkan dapat memperbaikinya
DAFTAR PUSTAKA


http://anshorysyakoer.blogspot.com/2012/01/tata-cara-pengurusan-jenazah.html

























KATA PENGANTAR


            Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas PAI , disamping itu penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya agar dapat mengetahui tentang Hukum Islam Tentang Pengurusan Jenazah.
            Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharap kritik dan saran dari pembaca sehingga dalam pembuatan makalah  lainnya menjadi lebih baik lagi.



Parigi, April 2018




Penyusun


                                                                                      















i
 
                                                                                                                    
DAFTAR ISI



Kata Pengantar……………………………………………………………………………………….  i
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………..            ii
BAB I Pendahuluan
A.    Latar Belakang Maslah………………………………………………………….…….                        1
B.     Rumusan Masalah………………………………………………………………..…….                        1
C.     Tujuan Penulisan………………………………………………………………………….           1
BAB II Pembahasan
A.    Hukum Islam Tentang Pengurusan Jenazah ……………………………….             2
B.     Beberapa Kewajiban terhadap Jenazah……………………………………..             2
1.       Memandikan jenazah…………………………………………………….…..             3
2.       Mengkafani Jenazah……………………………………………………………            3
3.       Mensholatkan Jenazah…………………………………………………….…             3
4.       Menguburkan Jenazah…………………………………………………….…             5 
BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan …………………………………………………………………………….…..             6
B.   Saran…………………………………………………………………………………………...            6
Dafatr Pustaka………………………………………………………………………………………… 7



ii
 

MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...