KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan pembuatan tugas ini.
Dalam pembuatan tugas ini, banyak
kesulitan yang kami alami terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan
sumber-sumber info yang masih terbilang terbatas. Namun berkat bimbingan dan
bantuan dari semua pihak akhirnya tugas ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini,.Terimakasih juga tak lupa kami
haturkan kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami. Semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tak ada gading yang tak retak.
Begitu pula dengan tugas yang kami buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kami memohon maaf apabila ada kekurangan ataupun kesalahan.Kritik
dan saran sangat diharapkan agar tugas ini menjadi lebih baik serta berdaya
guna dimasa yang akan datang.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Perubahan
politik, ekonomi, demografi, sosial dan budaya termasuk dalam materi kelas VIII
pada mata pelajaran sejarah indonesia. Sehingga kami dituntut untuk dapat
memahami materi tersebut .Dengan dibuatnya makalah ini, sangat memudahkan kami
dalam memahami materi tersebut.
B.
Tujuan Penulisan
- Untuk menyelesaikan tugas sejarah wajib indonesia.
- Untuk memudahkan dalam mempelajari materi perubahan politik, ekonomi, demografi, sosial dan budaya.
C.
Manfaat penulisan
- Memudahkan siswa dalam memahami materi perubahan politik, ekonomi, demografi, sosial dan budaya.
- Melatih siswa untuk bekerja sama, bertanggung jawab, dan disiplin.
- Menambah wawasan siswa.
BAB II
ISI
A.
Bidang Politik
Pengaruh kekuasaan Belanda semakin
kuat karena intervensi yang intensif dalam masalah-masalah istana, seperti
pergantian takhta, pengangkatan pejabat-pejabat keraton, ataupun
partisipasinya dalam menentukan kebijaksanaan pemerintahan kerajaan.
Dengan demikian, dalam bidang
politik penguasa-penguasa pribumi makin tergantung pada kekuasaan asing
sehingga kebebasan dalam menentukan kebijaksaan pemerintahan istana makin
menipis. Di samping itu, aneksasi wilayah yang dilakukan oleh penguasa
asing mengakibatkan makin menyempitnya wilayah kekuasaan pribumi.
Penghasilan yang berupa lungguh, upeti atau hasil bumi makin berkurang,
bahkan hilang sebab kedudukannya telah berganti sebagai alat pemerintah
Belanda.
Perubahan
pada bidang politik meliputi :
1. Struktur Birokrasi
Ketika Indonesia menjadi jajahan
Belanda, pemerintah Kolonial Bekanda mengangkat seorang gubernur jenderal yang
disebut Dewan Hindia. Dibawah gubernur jenderal yang diangkat beberapa residen
yang dibantu oleh asisten residen. Pemerintah dibawahnya lagi diserahkan keapda
pemerintah trdisional seperti raja dan dan bupati. Para bupati dijadikan
pegawai negeri dan diberi gaji, padahal menurut adat kedudukan bupati adalah
turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat. Dengan demikian, bupati telah
menjadi alat kekuasaan pemerintah kolonial. Dalam melaksanakan pemerintahan,
pemerintah Belanda menjalankan sistem pemerintahan tidak langsung dengan memanfaatkan
sistem feodalisme yang sudah berkembang di Indonesia. Ciri dari feodalisme
adalah ketaatan mutlak dari para bawahan ke atasan.
2. Sistem Pemerintahan
Terjadinya perubahan sistem birokrasi turut mengubah sistem
pemerintahan. Pada masa pemerintahan Gubernur Daendels ,Pulau Jawa dijadikan
sebagai pusat pemerintahan dan membaginya menjadi kesatuan-kesatuan wilayah
yang disebut prefecture. Selain itu, ia juga menjadikan penguasa local, seperti
wedana sebagai pengawal negeri yang mendapat gaji negara dan bertanggung jawab
kepada pemimpin prefectuure.
Setelah Belanda kembali menguasai Indonesia, perunahan
sistem baru terlaksana kembali. Pemerintah Belanda mengeluarkan Undang-Undang
Desentralisasi Tahun 1903, yang isinya:
- Pendelegasian kekuasaa pusat ke Hindia Belanda, dari pemerintah Hindia Belanda ke departemen, pejabat local dan dari pejabat Belanda ke pejabat pribumi.
- Menciptakan lembaga otonom yang mengatur urusan sendiri.
- Pemisahan keuangan pusat dan daerah.
3. Sistem Hukum
Pelaksanaan sistem hukum pada masa
kolonial Belanda baru tampak sejak tahun 1848. Pada tahun itu mulai dibentuk
kitab undang-undang perdata dan hukum dagang yang ditulis sejak tahun 1836.
4. Bidang Ekonomi
Penghasilan penguasa pribumi makin
berkurang. Sudah pasti keadaan ini akan menimbulkan kegoncangan dalam
kehidupan para penguasa pribumi. Di pihak rakyat, khususnya para petani
dibebani kewajiban untuk mengolah sebagian tanahnya untuk ditanami dengan
tanaman-tanaman eskpor dan masih harus menyumbangkan tenaganya secara paksa
kepada pemerintah kolonial. Hal inilah yang mengakibatkan runtuhnya
perekonomian rakyat.
a.
Perubahan Ekonomi
Setelah kekuasaan Inggris berakhir,
Indonesia kembali dikuasai oleh Belanda. Setelah mendapat kritikan dari kaum
humanis dan kaum demokrat di negeri Belanda dan di Hindia Belanda, akhirnya
Sistem Tanam Paksa dihapuskan pada 1870.
Akibat dari dilaksanakannya Sistem Ekonomi terbuka bangsa-bangsa diluar Belanda, seperti Inggris, Belgia, Prancis, Amerika Serikat, Cina, dan Jepang berdatangan ke Indonesia. Dengan adanya Sistem Ekonomi Terbuka, perkebunan di Jawa dan Sumatra berkembang dengan pesat.
Akibat dari dilaksanakannya Sistem Ekonomi terbuka bangsa-bangsa diluar Belanda, seperti Inggris, Belgia, Prancis, Amerika Serikat, Cina, dan Jepang berdatangan ke Indonesia. Dengan adanya Sistem Ekonomi Terbuka, perkebunan di Jawa dan Sumatra berkembang dengan pesat.
Dengan demikian, eksploitasi
terhadap penduduk pribumi tetap berjalan, walaupun dengan menggunakan sistem
ekonomi modern, Sistem Ekonomi Terbuka. Pada 1881, pemerintah kolonial Belanda
mengeluarkan Koelie Ordonantie yang mengatur para kuli.
Kuli Ordonantie mendapat kecaman
dari Amerika Serikat. Masuknya bangsa Eropa ke perairan Indonsesia terisolasi
di laut sehingga kehidupan berkembang ke daerah pedalaman. Dengan feodalisme,
rakyat pribumi, terutama di wilayah-wilayah pedesaan, dipaksa untuk tunduk dan
paruh terhadap para tuan tanah Belanda dan Timur Asing yang dijaga oleh para
centeng penguasa lokal/pribumi.
Penderitaan penduduk Indonesia
dikritisi oleh kaum humanis Belanda. Menurut Van Devender ada tiga cara untuk
menyehatkan, mencerdaskan dan memakmurkan rakyat Indonesia, yakni memajukan
pengajaran (edukasi), memperbaiki pengairan (irigasi), dan melakukan
perpindahan penduduk (transmigrasi). Gagasan ini disebut Politik etis.
Pada awalnya, pemerintah Belanda
tidak langsung menerima gagasan Van Deventer, tetapi lambat laun dijalankan
juga. Meskipun hasil Politik Etis lebih diarahkan untuk kepentingan kolonial
Belanda, sebagian rakyat Indonesia memperoleh manfaat.
b. Komersialisasi Ekonomi dan
Perubahan Sosial di Pedesaan dan Perkotaan
Setelah
Sistem Tanam Paksa dihapuskan pada 1870, pemerintah kolonial menerapkan sistem
ekonomi baru yang lebih liberal. Dalam sistem perburuhan dikeluarkan aturan
yang ketat.
Walaupun
Wajib kerja dihapuskan sesuai dengan semangat liberalisme, pemerintah kolonial
menetapkan pajak kepala pada 1882. Di bidang ekonomi, penetrasi kapitalisme
sampai pada tingkat individu, baik di pedesaan maupun di perkotaan.
5. Bidang Sosial
Perluasan kolonialisme dan
imperialisme berakibat makin melemahnya kedudukan dan perekonomin penguasa
pribumi. Penguasa pribumi lebih banyak ditugaskan untuk menggali kekayaan
bumi Indonesia, seperti memungut pajak, mengurusi tanaman milik pemerintah,
dan mengerahkan tenaga kerja untuk kepentingan pemerintah Belanda.Turunnya
kedudukan penguasa pribumi mengakibatkan turunnya derajat dan kehormatan
sebagai penguasa pribumi.
a.Pada
masa kolonial, penggolongan masyarakat didasarkan pada perbedaan ras :
- Golongan Eropa, yaitu meliputi orang Belanda, Inggris, Amerika, Belgia, Swiss dan Perancis. Status sosial mereka lebih tinggi dengan golongan lainnya yang ada.
- Golongan Asia Timur Asing, yaitu meliputi bangsa Cina, India, dan Arab. Mereka memiliki kedudukan sosial yang lebih tinggi dan istimewa dari kaum pribumi.
- Golongan Pribumi, yaitu kelompok mayoritas dan merupakan penduduk asli Indonesia. Kedudukannya adalah yang paling rendah (lapisan paling bawah).
Sistem
pelapisan sosial pada masa kolonial meliputi :
- Golongan Penjajah dan terjajah
Golongan
penajajah adalah golongan bangsa asing yang menguasai indonesia dan memiliki
peran penting dalam menentukan arah kekuasaan dan menentukan jalannya
pemerintah. Sedangkan golongan terjajah adalah golongan yang menjadi tempat
penindasan dan kekerasan yang dilakukan oleh penjajah.
- Golongan majikan dan buruh
Golongan
majikan terdiri dari para pengusaha swasta asing dan pemilik perusahaan.
Sedangkan golongan buruh terdiri dari masyarakat yang bekerja pada perusahaan-perusahaan.
6. Bidang Budaya
Makin meluasnya pengaruh kehidupan
Barat dalam lingkungan kehidupan tradisional. Tata kehidupan Barat seperti
cara bergaul, gaya hidup, cara berpakaian dan pendidikan mulai dikenal di
kalangan atas atau istana.
Sementara itu, beberapa tradisi di
lingkungan istana mulai luntur. Tradisi keagamaan rakyat pun mulai
terancam pula. Di kalangan penguasa timbul kekhawatiran bahwa pengaruh
kehidupan Barat mulai merusak nilai-nilai kehidupan tradisional. Tantangan yang
kuat terutama dari kalangan pimpinan agama yang memandang kehidupan Barat
bertentangan dengan norma-norma ajaran agama Islam. Orientasi
keagamaan seperti ini, terdapat juga di kalangan para bangsawan dan
pejabat-pejabat istana yang patuh kepada agama. Dalam suasana kritis,
pandangan keagamaan ini dijadikan dasar ajakan untuk melakukan perlawanan.
Perubahan dalam berbagai segi
kehidupan sebagai akibat makin meluasnya kolonialisme dan imperialisme di
Indonesia menimbulkan kegelisahan, kekecewaan, dan kebencian yang meluas
di kalangan rakyat Indonesia. Itulah sebabnya pada abad ke-19 muncul
perlawanan-perlawanan besar di seluruh wilayah Indonesia.
7. Kebijakan Pemerintah Kolonial
terhadap Kehidupan Agama
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia berkaitan dengan
penyebaran dua aliran besar agama yaitu, Kristen Katolik dan Kristen Protestan.
Kedatangan agama Protestan di Indonesia dibawa oleh para Zending atau penyebar
Protestan, terutama orang-orang Belanda yang tergabung dalam Nederlandsch
Zendelings Genootschap (NZG).
Pada Masa Kolonial, pemerintah Belanda mengeluarkan kebijaksanaan yang menghambat perkembangan agama, terutama islam. Kebijakan di bidang sosial-budaya keagamaan dianggap tidak membahayakan kedudukan pemerintah kolonial. Akibat dari kebijakan pemerintah kolonial dalambidang keagamaan, terutama Islam, telah menimbulkan kebangkitan Islam yang ditandai dengan munculnya pemikiran-pemikiran pembaruan dalam Islam.
Pada Masa Kolonial, pemerintah Belanda mengeluarkan kebijaksanaan yang menghambat perkembangan agama, terutama islam. Kebijakan di bidang sosial-budaya keagamaan dianggap tidak membahayakan kedudukan pemerintah kolonial. Akibat dari kebijakan pemerintah kolonial dalambidang keagamaan, terutama Islam, telah menimbulkan kebangkitan Islam yang ditandai dengan munculnya pemikiran-pemikiran pembaruan dalam Islam.
8. Kedudukan dan Kehidupan Perempuan
pada Masa Kolonial
Kedudukan kaum perempuan pada abad
ke-19 masih rendah dibandingkan dengan kedudukan laki-laki. Keterlibatan kaum
wanita dalam pergerakan nasional pada mulanya hanya berupa pergerakan sosial
yang memperjuangkan kedudukan wanita dalam masyarakat.
Pergerakan emansipasi wanita
dipelopori oleh R.A. Kartini, Dewi Sartika, Maria Walanda Maramis. Pada abad
ke-19, tradisi pembelengguan perempuan masih cukup kuat. Menurut Wiriaatmadj,
Tradisi pingitan tersebut lebih menonjol pada anak gadis dari golongan
bangsawan atau priyayi.
Setelah dibukanya daerah perkebunan
menurut sistem ekonomi kapitalis, kegiatan prostitusi di tempat itu makin
marak. Penderitaan yang berat yang dialami kaum perempuan di perkebunan semakin
diperkuat oleh diberlakukannya peraturan yang dijalankan oleh pemerintah
kolonial Belanda.
Linda Crystanty menyatakan bahwa
kedatangan para pria Eropa sebagai pemilik modal di daerah perkebunan yang
tidak diikuti istri-istri mereka berpengaruh terhadap kehidupan perempuan
pribumi di lingkungan perkebunan.
Melaluinyai, orang Eropa dapat lebih
mudah mempelajari kebudayaan pribumi. Namun demikian, posisi mereka tetap
rawan. Sepeningga tuannya, para nyai dihadapkan pada pilihan sulit. Menurut
Cahyo Budi Utomo, secara biologis ada dua jenis gerakan perempuan pada masa-masa
awal abad XX, yakni organisasi lokal kedaerahan dan organisai keagamaan.
Putri Mardiko merupakan organisasi
keputrian tertua yang merupakan bagian dari Budi Utomo. Berdiri pada 1912.
Tujuan : memberikan bantuan, bimbingan, dan penerangan pada gadis pribumi dalam
menuntut pelajaran dan menyatakan pendapat di muka bumi.
Setalah Putri Mardiko berdiri, lahirlah berbagai organisasi perempuan, baik yang dibentuk sendiri oleh kaum perempuan maupun organisai yang beranggotakan kaum pria. Salah satu organisai keagamaan yang memerhatiakan masalah kedudukan perempuan adalah organisai Aisyiyah.
Setalah Putri Mardiko berdiri, lahirlah berbagai organisasi perempuan, baik yang dibentuk sendiri oleh kaum perempuan maupun organisai yang beranggotakan kaum pria. Salah satu organisai keagamaan yang memerhatiakan masalah kedudukan perempuan adalah organisai Aisyiyah.
Menurut Sukanti Suryocondro dalam
bukunya yang ditulis oleh T.O. Ihronmi yang berjudul Kajian Perempuan dalam
Pembangunan (1995), organisai-organisasi tersebut bergerak dalam bidang sosial
dan kultural, yaitu memperjuangkan nilai-nilai beru dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada makalah ini telah dijelaskan
mengenai materi perubahan politik, ekonomi, demografi, sosial dan budaya. Dari
makalah ini kita dapat mengetahui akibat kolonialisme yang terjadi di indonesia
di berbagai bidang, yaitu politik, ekonomi, sosial, budaya, dan demografi.
Tentunya kita menjadi tahu betapa menderitanya rakyat indonesia akibat
kolonialsime. Sehingga dengan disusunya makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kita tentang bangsa indonesia. Jadi kita akan lebih
mnghargai jasa pahlawan kita dan lebih mencintai indonesia.
B.
Kritik dan Saran
Menurut kami, materi sejarah wajib
Indonesia sangat mudah dipahami. Tetapi akan lebih baik lagi apabila
ditambahkan bidang-bidang lain dalam materi ini, sehingga siswa akan
memeperoleh banyak pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar