KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas berkat dan karuniaNya yang telah diberikan kepada kita semua
khususnya bagi penulis yang akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Dalam penyusunan maupun penulisan makalah
ini penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi sistematika maupun
bahan referensi yang penulis bahas pada makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Parigi, 27 Maret 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah telah mengungkapkan bahwa kedatangan bangsa
Eropa seperti Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris bertujuan untuk mencari
dan menguasai daerah rempah-rempah. Seperti cengkeh, pala dan fuli menyebabkan
Maluku terlibat dalam percaturan dan pergaulan dunia perdagangan antar
bangsa-bangsa Asia dan Eropa.
Sejak kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol di Nusantara, pada abad ke VII orang-orang Cina, Arab, Persia dan Gujarat telah melakukan perdagangan di Nusantara. Selain berdagang mereka juga ada yang melakukan perkawinan dengan pribumi- pribumi dan mendirikan komunitas-komunitas. Para pedagang Arab ini juga melakukan penyebaran agama Islam di tempat itu sehingga terjadi islamisasi.
Sejak kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol di Nusantara, pada abad ke VII orang-orang Cina, Arab, Persia dan Gujarat telah melakukan perdagangan di Nusantara. Selain berdagang mereka juga ada yang melakukan perkawinan dengan pribumi- pribumi dan mendirikan komunitas-komunitas. Para pedagang Arab ini juga melakukan penyebaran agama Islam di tempat itu sehingga terjadi islamisasi.
Kedatangan orang-orang Eropa yang pertama di Asia
Tenggara pada awal abad XVI kadang kadang dipandang sebagai titik penentu yang
paling penting dalam sejarah kawasan ini, meskipun orang-orang Eropa terutama
orang-orang Belanda memiliki dampak yang besar terhadap Indonesia, namun hal
itu pada dasarnya merupakan suatu gejala dari masa-masa belakangan.
Bagaimanapun juga, pengaruh orang-orang Eropa pada tahun-tahun pertama
kehadiran mereka sangatlah terbatas pada daerah dan pesisir pantai. Cengkeh
adalah komoditi yang mahal di Eropa, karena kegunaannya dalam dunia medis,
parfum dan bumbu masakan. Penggunaan rempah-rempah itu antara lain untuk pengawet
daging. Dengan begitu daging-daging tersebut dapat bertahan dalam waktu yang
cukup lama.
Kedatangan Portugis dan Spanyol di Nusantara juga
merupakan pembuktian adanya perdebatan antara pihak ilmuan dan pihak gereja.
Pembuktian teori Copernicus (Holiosentris) bahwa bumi berputar pada porosnya
melawan pihak oleh Gereja (Geosentris) yang membenarkan bahwa bumi ini datar.
Pada abad ke 17 tepatnya pada tahun 1609, Galileo menyatakan kepercayaan bahwa
Copernicus berada pada pihak yang benar, tetapi pada waktu itu ia tidak tahu
cara membuktikannya. Namun demikian, tujuan utama kedatangan bangsa Eropa ke
Nusantara pada awalnya untuk berdagang dan mencari daerah penghasil
rempah-rempah.
B. Tujuan
1.
Untuk memenuhi tugas mata pelajaran
2.
Untuk memahami dan mengetahui tentang perjuangan Sultan Babullah menghadapi
para penjajah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedatangan Portugis dan Spanyol di Maloku Kie Raha
Dengan ditemukannya alat-alat navigasi
seperti kompas dan peta lebih mempermudah bangsa Eropa dalam mengarungi lautan.
Portugis sampai ke Maluku pada tahun 1512. Bangsa Eropa kala itu, Spanyol dan
Portugis merupakan dua pesaing dalam urusan penemuan dunia baru. Agar tidak terjadi
konflik yang lebih parah maka keduanya di pertemukan oleh Paus Alexander VI
tahun 1493 dan memberikan sebuah perjanjian, atau yang lebih di kenal dengan
Traktat Tordesiles. Amerika dan sekitarnya milik Spanyol sedangkan Asia milik
Portugis.
Ajaran Copernicus dan Galileo yang
menyatakan bahwa “bumi ini bulat” sangat mempengaruhi dan mendorong pelaut
Spanyol dan Portugis serta negara-negara Eropa lainnya berlayar mengarungi
samudra mencari daerah baru. Bahkan, Galileo dengan ajaran holiocentrismenya
telah membuka jalan bagi usaha untuk mempelajari ruang angkasa yang di
laksanakan oleh para ilmuan dalam abad ke-20. Oleh karena itu Kekuasaan
(Glory), Keserahahan/emas (Gold), dan Agama (God) adalah visi dan misi yang
dibawa oleh orang-orang Eropa sering juga di sebut dengan 3 G. Mereka
memaksakan kehendak dalam melakukan kontrak pada dengan penguasa setempat dan
sekaligus melegitimasi keberadaan mereka.
Setelah kawasan Malaka di kuasai pada
tahun 1511 Jendral Alfonso d’Alberquerque memberi tugas kepada Antonio d’Abreau
untuk mencari kepulauan rempah-rempah. Dalam perjalanan Antonio d’Abreau
kembali ke Malaka tanpa ke Ternate di karenakan kondisi kapal yang rusak parah.
Sedangkan dalam rombongan tersebut turut serta Francisco Serao, tetapi dalam
kondisi kapal yang rusak dia terhempas dan di selamatkan oleh penduduk Hitu di
Ambon.
Mendengar kabar bahwa Antonio d’Abreau dan Francesco Sarao berada di Ambon, Sultan Ternate Bayan Sirullah mengutus Kaicil Darwis untuk mengundang orang-orang Portugis ke Ternate. Merekapun datang dan Francesco Serao diangkat menjadi penasehat dalam kerajaan Ternate. Selain itu kerajaan Tidore juga tidak ketinggalan dengan mengutus orang untuk mengundang orang Portugis ke kerajaannya tetapi lebih di dahului oleh Ternate. Barulah pada tahun 1521 Armada Spanyol datang ke Tidore atas undangan Sultan Tidore Almansur.
Mendengar kabar bahwa Antonio d’Abreau dan Francesco Sarao berada di Ambon, Sultan Ternate Bayan Sirullah mengutus Kaicil Darwis untuk mengundang orang-orang Portugis ke Ternate. Merekapun datang dan Francesco Serao diangkat menjadi penasehat dalam kerajaan Ternate. Selain itu kerajaan Tidore juga tidak ketinggalan dengan mengutus orang untuk mengundang orang Portugis ke kerajaannya tetapi lebih di dahului oleh Ternate. Barulah pada tahun 1521 Armada Spanyol datang ke Tidore atas undangan Sultan Tidore Almansur.
Maloku Kie Raha yakni Jailolo, Tidore,
Bacan, Makian dan Ternate dalam sejarah dan perkembangannya kaya akan sumber
rempah-rempah yang melimpah (emas hijau). Tanpa rempah-rempah di Maluku Utara
tidak mungkin bangsa ini di jajah. Kedatangan bangsa Eropa selain tujuan
menguasai rempah-rempah (monopoli) perdagangan dengan merebut jalur perdagangan
di Malaka pada saat itu. Yang awalnya di motori oleh Cina, Arab, Gujarat,
Persia dalam perdagangan pada abad ke 7 dan 15 setibanya Portugis maka menjadi
masa kejatuhan (colleps) wilayah itu.
Kedatangan Serao di Ternate adalah kedatangan seorang pejabat pertama Eropa- dalam hal ini Portugis- dari sebuah program eksplorasi penguasa Portugis yang ambisius dan telah dimulai sejak pertengahan abad ke-15. Ekspansi Portugis di seberang lautan merupakan penjelamaan visi rakyatnya dan sikap yang diangkat menuju daerah-daerah baru. Serao adalah fungsionaris pertama dan berhasil merundingkan hak-hak monopoli negerinya atas perniagaan rempah-rempah dan hak ekslusif pendirian benteng Portugis di Gamlamo dengan Sultan Bayanullah.
Kedatangan Serao di Ternate adalah kedatangan seorang pejabat pertama Eropa- dalam hal ini Portugis- dari sebuah program eksplorasi penguasa Portugis yang ambisius dan telah dimulai sejak pertengahan abad ke-15. Ekspansi Portugis di seberang lautan merupakan penjelamaan visi rakyatnya dan sikap yang diangkat menuju daerah-daerah baru. Serao adalah fungsionaris pertama dan berhasil merundingkan hak-hak monopoli negerinya atas perniagaan rempah-rempah dan hak ekslusif pendirian benteng Portugis di Gamlamo dengan Sultan Bayanullah.
B. Terbunuhnya Sultan Khairun, Awal Perjuangan Babullah
Sejak kedatangan Portugis di Ternate,
rempah-rempah telah secara langsung didatangkan di tempat tumbuhnya. Ternate
semakin ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai pelosok. Sambutan
yang baik dari rakyat dan penguasa menjadi faktor kuat Portugis untuk
menjelajahi negeri ini. Kericuhan mulai terjadi pada saat Portugis mulai campur
tangan urusan dalam negeri kerajaan Ternate, dengan harapan kedudukan mereka
akan lebih teguh dan mendominasi situasi politik di seluruh wilayah keempat
kerajaan itu. Kesempatan itu timbul pada waktu terjadi perubahan pemerintahan
setelah Kolano Bayan Sirullah meninggal tahun 1522. Intrik politik di kalangan
dalam kesultanan dikobarkan pula oleh Portugis untuk mempengaruhi pewarisan
tahta. Portugis menggunakan pengaruhnya untuk menempatkan Tabarija di tahta
tahun 1535, tetapi akhirnya ia juga di tahan dan diasingkan ke Goa, dan sebagai
penggantinya oleh Portugis ditunjuk Khairun.
Dalam melaksanakan tugasnya di Maluku,
Misi Jesuit memperoleh berbagai kemudahan dari Sultan Khairun. Fasilitas itu
antara lain berbentuk sarana transportasi, berupa Joanga berikut awak
pendayung, yang membawa personil mereka ke Moro. Bantuan transportasi seperti
ini lazimnya di ajukan melalui Gubernur. Karena semua logistik misi dikirim
dari Malaka, apabila kapal logistik belum tiba, kerajaan lazimnya memberikan
bantuan darurat berupa beras, ikan dan lain-lain. Tetapi, sikap yang paling
mendasar yang diberikan oleh Khairun adalah diperbolehkannya misi adanya
Kristenisasi dikalangan rakyat pribumi – baik yang belum maupun yang sudah
beragama (Islam).
Khairun sedikitpun tidak merasa risih,
ketika beberapa orang anggota keluarga keraton yang berpindah ke agama Kristen-
seperti Dona Catarina, Done Isabella (Nyai Cili Nukila) beserta suaminya, Pati
Sangaji, dan Dom Manuel Tabariji. Begitu pula, sejumlah Bobato kerajaan Ternate,
Seperti Sangaji Moti, Gamkonora, dan Kolano Sabia, dibiarkan Khairun beralih ke
agama Kristen. Sultan Khairun adalah sosok tokoh dan pemimpin yang terbuka
(plural), memberikan peluang kepada agama lain untuk melakukan penyebaran agama
di wilayah kerajaannya. Selain itu, seorang sosok yang patut di teladani adalah
konsisten dengan apa yang dia lakukan. Misalnya ketika masih di Malaka, Khairun
diberi tahu bahwa Sultan Tabariji telah berpindah kedalam agama Kristen. Dengan
enteng Khairun menjawab: hak Tabariji menjadi Sultan telah gugur sejak ia
berpisah dengan Islam. Tentang proklamasi Tabariji yang menyatakan Kerajaan
Ternate sebagai Kerajaan Kristen dan menjadi vazal Portugis, Khairun hanya
menyatakan bahwa telah terjadi persekongkolan jahat antara Tabariji dan de
Freitas.
Sultan Khairun merupakan batu sandungan buat Portugis. Gubernur Mesquita sudah mempunyai rencana sejak awal untuk menghilangkan nyawa Sultan Khairun. Di daerah Moro terbesik berita bahwa misi Jesuit telah di haling-halangi oleh serangan orang-orang Islam, dengan melakukan pembakaran dan pembunuhan Kristen lokal. Kecurigaan Sultan Khairun bahwa ada provokasi Marramaque terbukti. Bukan melindungi misi Jesuit dan penduduk Kristen lokal, malah melenggangkan kekuasaan Portugis di Moro. Mesquita membayangkan keamanan Moro bila di tinggalkan Marramaque, hal ini akan memberikan efek yang merugikan buat Portugis. Dengan pertimbangan kemiliteran yang dimiliki Portugis maka akan menjadi bulan-bulanan pasukan Khairun yang begitu banyak.
Sultan Khairun merupakan batu sandungan buat Portugis. Gubernur Mesquita sudah mempunyai rencana sejak awal untuk menghilangkan nyawa Sultan Khairun. Di daerah Moro terbesik berita bahwa misi Jesuit telah di haling-halangi oleh serangan orang-orang Islam, dengan melakukan pembakaran dan pembunuhan Kristen lokal. Kecurigaan Sultan Khairun bahwa ada provokasi Marramaque terbukti. Bukan melindungi misi Jesuit dan penduduk Kristen lokal, malah melenggangkan kekuasaan Portugis di Moro. Mesquita membayangkan keamanan Moro bila di tinggalkan Marramaque, hal ini akan memberikan efek yang merugikan buat Portugis. Dengan pertimbangan kemiliteran yang dimiliki Portugis maka akan menjadi bulan-bulanan pasukan Khairun yang begitu banyak.
Oleh karena itu, Gubernur Portugis
Masquita mengadakan perdamaian dengan Sultan Khairun di depan umum. Kemudian di
depan umum mereka saling berpelukan dan bersumpah dengan mempergunakan kita
suci masing-masing. Sultan Khairun bersumpah menggunakan Al-Quran. Mesquita juga
melakukan hal yang sama dengan mempergunakan Injil dalam mengambil sumpah.
Setelah itu sultan Khairun di undang agar menengoknya yang sedang sakit keras
dan sekaligus membicarakan sesuatu yang sifatnya rahasia. Tetapi ini hanya tipu
daya yang dia buat untuk membunuh Sultan Khairun. Tanpa di dampingi pengawal,
Sultan Khairun memberanikan diri masuk dalam benteng Gamlamo, tapi naas Sultan
Khairun di tikam menggunakan keris oleh Antonio Pimental kemenakan Mesquita.
Pada tanggal 25 Februari 1570, Sultan Khairun
(1537-1570), Kolano ke 25 atau Sultan yang ke-7 Ternate, yang selama ini
toleran dalam beragama dan banyak memberi kemudahan pada misi Jesuit,
dikhianati oleh Portugis, di bunuh secara keji di dalam benteng Gamalama.
Akibatnya sangat tragis, bukan hanya bagi keberadaan Portugis di Maluku, tetapi
juga pada misi Jesuit. Ketika Sultan Babullah (1570-1584), anak Sultan Khairun
dilantik menggantikan bapaknya, ia bersumpah menuntut balas pada Portugis atas
kematian bapaknya. Dengan sadisnya Mesquita memerintahkan agar memenggal kepala
Sultan Khairun dan di tancapkan di ujung tombak agar bisa di tonton oleh rakyat
Ternate. Hal inilah yang membuat perjuangan Babullah yang kian genjar dalam
mengusir Portugis. Babullah Datu Syah dilantik pada 28 Februari 1570, menggantikan
ayahnya Khairun.
C. Perjuangan Babullah Mengusir Portugis
Babullah Datu Syah di lahirkan di
Ternate pada 10 Februari 1528, putra tertua dari Sultan Khairun dengan
permaisurinya Boki Tanjung, putri tertua Sultan Bacan Alauddin I. Dalam usianya
yang masih muda, Bab diangkat sebagai Kapita Laut, jabatan militer tertinggi
dalam struktur kerajaan Ternate. Karena jabatan itu pula, ia terlibat dalam
berbagai ekspedisi penaklukan, terutama ke wilayah Sulawesi Utara dan Tengah.
Bahkan, setelah menjadi Sultan pun Bab masih memimpin ekspedisi ke Buton,
Tobungku, Banggai dan selayar. Prestasi terbesarnya adalah mengusir Portugis
keluar dari Maluku dan tak kembali untuk selamanya.
Dalam bidang pengetahuan agama Islam,
para mubalig istana juga tak jemu-jemunya membimbing Baabullah. Anak muda gagah
perkasa ini memang dipersiapkan untuk memegang tampuk kerajaan Ternate. Jadilah
ia, selain menguasai ketatanegaraan dan kemiliteran, juga terdidik secara
mental sebagai calon Sultan pengganti Khairun. Satu lagi, kelak ia diharapkan
mampu melaksanakan tugas suci memimpin perang fi sabilillah melawan kecongkakan
Eropa. Saat diangkat menjadi Sultan Ternate yang ke-25, usia Baabullah sudah
cukup matang, sekitar 42 tahun. Segenap penghuni kerajaan tak ragu sebab ia
telah terlatih secara nyata di berbagai medan pertempuran masa pergolakan
melawan Portugis.
Pada usia 42 tahun Babullah menjadi
Sultan Ternate di tahun 1570, Babullah di angkat sebagai Sultan dan bersumpah
mengusir Portugis keluar dari Maluku. Setelah kematian ayahnya Sultan Khairun
Jamil, maka segala hak yang tadinya di berikan kemudahan kini berbalik dengan
dikepung di dalam benteng Gamalama selama hampir 5 tahun dengan kondisi yang
mengenaskan. Banyak yang meninggal karena kekurangan makanan, keterbatasan dalam
akses keluar benteng, amunisi, dan penyakit yang menyerang. Terkurungnya
pasukan Portugis, Misionaris, dan Pribumi Kristen dalam benteng Gamlamo membuat
bahan makanan menipis. Sehingga anjing, kucing, tikus, cecak pun di makan untuk
memenuhi kebutuhan dalam bertahan hidup
Bab menuntut agar pembunuh ayahnya – Gubernur Diego Lopez de Mesquita di ajukan ke pengadilan Portugis di Ternate, dan apabila terbukti bersalah agar dijatuhi hukuman setimpal. Tuntutan ini disampaikan Bab kepada Raja Portugis di Lisboa maupun Raja Muda di Goa. Apabila tuntutan dipenuhi. Maluku siap memulihkan kembali hubungan dengan semua hak-hak yang telah diberikan kepada Portugis, seperti yang berlaku selama ini. Tetapi, Portugis sukar memenuhi tuntutan itu, karena ada konvensi yang berlaku bagi seorang Gubernur, yakni ia tidak dapat dihukum untuk perbuatan yang ia lakukan selama masa jabatannya.
Bab menuntut agar pembunuh ayahnya – Gubernur Diego Lopez de Mesquita di ajukan ke pengadilan Portugis di Ternate, dan apabila terbukti bersalah agar dijatuhi hukuman setimpal. Tuntutan ini disampaikan Bab kepada Raja Portugis di Lisboa maupun Raja Muda di Goa. Apabila tuntutan dipenuhi. Maluku siap memulihkan kembali hubungan dengan semua hak-hak yang telah diberikan kepada Portugis, seperti yang berlaku selama ini. Tetapi, Portugis sukar memenuhi tuntutan itu, karena ada konvensi yang berlaku bagi seorang Gubernur, yakni ia tidak dapat dihukum untuk perbuatan yang ia lakukan selama masa jabatannya.
Tetapi diam-diam Mesquita di deportasi
secara diam-diam ke Ambon. Dalam perjalanan ke Malaka di antara Surabaya dan
Jepara kapal yang di Tumapangi Mesquita di hantam angin kencang dan harus lego
jangkar. Ketika sedang berjalan-jalan Mesquita di serang oleh sekelompok orang
dan diapun terbunuh. Sementara keponakannya Antonio Pimental juga menemui
ajalnya karena terserang penyakit beri-beri dalam pengepungan di dalam benteng
Gamlamo.
Sehingga pada tanggal 28 Desember 1575
Portugis keluar dari Maluku. Dengan meratapi penderitaan selama terkurung dalam
dinding tebal yang selama itu memenjara mereka. Sebelum itu pada tanggal 24
Desember Babullah mengutus orangnya untuk memberitahukan agar Portugis menyerah
dalam 24 jam. Dan perintah itu di dengarkan karena takut dalam kondisi lemah
mereka di serang tanpa daya dan di bunuh dengan perlawanan yang tak berarti.
Gubernur terakhir Portugis yakni Nuno Pereira de Lacerda memberikan perintah
agar membuat persyaratan dengan Babullah. Dengan demikian pada tanggal 28
Desember 1575 tiga buah kapal Portugis berlabuh di Talangame dan mengangkut
orang-orang Portugis.
Dalam catatan sejarah bangsa Indonesia
harus di muat satu-satunya Sultan yang berhasil mengusir penjajah. Babullah
juga menguasai 72 pulau antara lain:
•
Mindanau (Philipina) di mana Ternate mempunya hak atas sebagian besar pulau
itu.
• Sarangan (dekat Minandanau)
• Pulau-pulau di sekitar Sangir
• Pulau-pulau di sekitar Manado
• Banggai dan pulau-pulau sekitarnya
• Kepulauan Sula, Taliabu, dan Seram serta kepulauan Ambon
• Sulawesi Tenggara
• Sekitar Halmahera
• Sarangan (dekat Minandanau)
• Pulau-pulau di sekitar Sangir
• Pulau-pulau di sekitar Manado
• Banggai dan pulau-pulau sekitarnya
• Kepulauan Sula, Taliabu, dan Seram serta kepulauan Ambon
• Sulawesi Tenggara
• Sekitar Halmahera
Perjuangan Sultan Babullah tidak serta
merta perjuangan pribadi. Perjuangannya mendapat tempat dari rakyat yang di
pimpinnya, semangat yang tidak pernah luntur menjadi faktor yang sangat di
penting dalam sebuah perjuangan. Tenaga rakyat yang dipakai dalam mengarungi
laut dan pulau-pulau untuk mengusir penjajah harus
Sultan Babullah wafat pada tahun 1583, setelah Portugis angkat kaki beliau mengambil alih benteng Gamlamo dan menjadikannya istana. Babullah adalah Sultan Ternate terbesar, dengan terusirnya portugis adalah sebuah pencapaian yang sangat maksimal. rasa percaya diri telah menjadi senjata paling canggih dalam mengusir kekuasaan adidaya Portugis, yang bercokol di negerinya selama 53 tahun secara terus menerus- dihitung sejak Gubernur pertama Portugis, Antonio de Brito dilantik pada tahun 1522.
Sultan Babullah wafat pada tahun 1583, setelah Portugis angkat kaki beliau mengambil alih benteng Gamlamo dan menjadikannya istana. Babullah adalah Sultan Ternate terbesar, dengan terusirnya portugis adalah sebuah pencapaian yang sangat maksimal. rasa percaya diri telah menjadi senjata paling canggih dalam mengusir kekuasaan adidaya Portugis, yang bercokol di negerinya selama 53 tahun secara terus menerus- dihitung sejak Gubernur pertama Portugis, Antonio de Brito dilantik pada tahun 1522.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jalannya perlawanan Sultan Baabullah dimulai
sejak beliau dilantik dan dinobatkan. Dan bukti yang pertama adalah
dikumandangkan perang jihad di seluruh negeri. Untuk memperkuat pasukan dan
barisannya, beliau menikahi adik dari Sultan Tidore.
Perjuangannya melawan Portugis sangat
mengagumkan dan rakyat Ternate sangat bangga dengan perjuangannya yang karena
jasanya penjajahan di Ternate tertunda selama 100 tahun.
B. Saran
Sebagai pelajar, semoga kita dapat
mengambil hikmah dan pelajaran akan perjuangan Sultan Babullah. Dan semangat
beliau perlu kita tiru untuk tetap semangat dalam menjalankan peran kita
sebagai pelajar yakni mengisi kemerdekaan ini dengan prestasi dan cita-cita
yang tinggi untuk membangun negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar