KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufik serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Sterilisasi” ini. Penyusunan
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran KDTK (Keterampilan
Dasar Teknik Klinik).
Dalam penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen kami yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Parigi, 10 April 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sterilisasi........................................................................................... 2
2.2. Proses Sterilisasi.................................................................................................. 2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11
B. Saran. .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Sterilisasi
adalah suatu proses pemusnahan segala bentuk mikroorganisme beserta sporanya
agar tidak kembali hidup kedalam materi atau sampel,alat-alat,atau linkungan
tersebut.
Sterilisasi merupakan proses
penggunaan suhu tinggi (diatas) 1000C. Suhu dan waktu sterilisasi tergantung
dari produk dan macam mikroorganisme yang ada. Umumnya kita mengenal proses
sterilisasi adalah suhu 1210C selama 15 menit tanpa memperhatikan bahan dan
jumlah yang disterilkan. Pada suhu 1210C dengan media air maka dibutuhkan
adanya tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfer. Tekanan yang tinggi
akan mempercepat kerusakan DNA sehingga sporapun dapat dimatikan pada proses
ini. Proses sterilisasi umumnya untuk mematikan bakteri pembentuk spora seperti
Clostridium botulinum tipe A dan B dan Bacillus stearothermophilus, B.
coagulans.
Sterilisasi banyak dilakukan di
rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Steralisasi juga dikatakan
sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman patogen beserta spora
yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom,
menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Dalam ilmu bedah, sterilisasi
berarti memusnahkan semua mikroorganisme beserta sporanya, sedangkan desinfeksi
berarti memusnahkn semua mikroorganisme yang tidak mempunyai spora, misalnya
kuman-kuman. Desinfeksi biasanya dilakukan pada pakaian, alat-alat linen,
tempat tidur, alat buang air kecil dan besar, dan sebagainya.
1.2 Rumusan masalah
1) apa yang diaksud dengan sterilisasi?
2) Berbagai jenis proses sterilisasi?
3) Infeksi akibat proses sterilisasi
yang salah?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi
adalah suatu proses untuk membunuh semua
jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada
lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh
jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Adanya
pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih
berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi
berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten
dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan.
Beberapa alat dan produk kesehatan misalnya kateter, jarum
suntik, sarung tangan bedah dan hemodialiser pada penggunaannya berkontak
langsung dengan jaringan atau cairan tubuh. Oleh karena itu produk tersebut
harus steril atau bebas dari mikroorganisme hidup terutama yang bersifat
potogen. Sebagian besar produk alat kesehatan terutama terbuat dari bahan
polimer yang tidak tahan pemanasan dengan suhu tinggi, karena itu strelisasi
yang dapat digunakan adalah sterilisasi dingin menggunakan gas etilen oksida
(ETO) atau radiasi. Sterilisasi dengan gas ETO mempunyai beberapa kelemahan
misalnya bersifat toksik pada manusia, meninggalkan residu gas yang bersifat
karsinogenik pada produk, polusi terhadap lingkungan, dan memerlukan karantina
produk 7-14 hari. Dengan demikian radiasi pengion merupakan pilihan yang tepat
untuk sterilisasi dingin terhadap produk yang tidak tahan panas seperti alat
kedokteran dan tissue graft.
2.2. Proses Sterilisasi
Meskipun
sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk membunuh mikroorganisme
tetapi proses sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan praktis. DTT adalah
satu-satunya alternatif dalam situasi tersebut: DTT dapat dilakukan dengan cara
merebus, mengukus atau kimiawi. Untuk peralatan, perebusan seringkali merupakan
metode DTT yang paling sederhana dan efisien.
DTT dengan Cara Merebus
- Gunakan panci dengan penutup yang rapat
- Ganti air setiap kali mendesinfeksi peralatan
- Rendam peralatan di dalam air sehingga semuanya terendam air
- Mulai panaskan air
- Mulai hitung waktu saat air mendidih
- Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan waktu dimulai
- Rebus selama 20 menit
- Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus
- Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan
Disinfeksi Tingkat Tinggi Sarung Tangan dengan Menggunakan Uap Air
Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci, maka sarung tangan ini siap untuk DTT menggunakan uap panas (jangan ditaburi dengan bubuk talk)
- Gunakan panci perebus dengan tiga susun nampan kukus
- Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai sarung tangan dapat dipakaikan tanpa membuat terkontaminasi baru
- Letakkan sarung tangan pada nampan pengukus yang berlubang di bawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari bagian atas nampan pengukus, letakkan 5-15 pasang sarung tangan dengan bagian jarinya mengarah ke tengah nampan. Agar proses DTT berjalan efektif, harap perhatikan jumlah maksimal sarung tangan dalam satu nampan (tergantung dari diameter nampan)
- Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi sarung tangan. Susun tiga nampan pengukus di atas panci perebus yang berisi air. Letakkan sebuah panci perebus kosong di sebelah kompor
- Letakkan penutup di atas nampan pengukus paling atas dan panaskan air hingga mendidih. Jika air mendidih perlahan, hanya sedikit uap air yang dihasilkan dan suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme. Jika air mendidih terlalu cepat, air akan menguap dengan cepat dan ini merupakan pemborosan bahan bakar
- Jika uap mulai keluar dari celah-celah di antara panci pengukus, mulailah perhitungan waktu. Catat pengukusan sarung tangan dalam buku khusus
- Kukus sarung tangan selama 20 menit, buka tutup panci dan letakkan dalam posisi terbalik
- Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan dan goyangkan perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan dapat menetes keluar
- Letakkan nampan pengukus di atas panci perebus yang kosong di sebelah kompor
- Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus yang berisi sarung tangan tersusun di atas panci perebus yang kosong. Letakkan penutup di atasnya agar sarung tangan menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi (tuang air perebus ke dalam wadah DTT)
- Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan sampai kering di dalam nampan selama 4-6 jam. Jika diperlukan segera, biarkan sarung tangan menjadi dingin selama 5-10 menit dan kemudian gunakan dalam waktu 30 menit pada saat masih basah atau lembab (setelah 30 menit bagian jari sarung tangan akan menjadi lengket dan membuat sarung tangan sulit dipakai atau digunakan)
- Jika sarung tangan tidak akan
dipakai segera, setelah kering gunakan penjepit atas pinset disinfeksi
tingkat tinggi untuk memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung tangan
tersebut dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi lalu tutup rapat (sarung
tangan bisa disimpan di dalam panci pengukus yang berpenutup rapat).
Sarung tangan tersebut bisa disimpan sampai satu minggu.
DTT Kimiawi
Bahan kimia yang dianjurkan untuk
DTT adalah klorin dan glutaraldehid (Cidex®). Alkohol, iodine dan indofor tidak
digolongkan sebagai disinfektan tingkat tinggi. Alkohol tidak membunuh virus dan
spesies pseudomonas bisa tumbuh dalam larutan iodine. Larutan-larutan
tersebut hanya boleh digunakan sebagai disinfektan jika disinfektan yang
dianjurkan tidak tersedia. Lysol®, Karbol® dan Densol® (asam karbolik 5% atau
fenol 1-2%) digolongkan sebagai disinfektan tingkat rendah dan tidak dapat
digunakan untuk dekontaminasi atau proses DTT. Tablet formalin hanya efektif
dalam suhi tinggi dan dalam bentuk gas jenuh, Penggunaan tablet formalin sangat
tidak dianjurkan. Meletakkan tablet bersama sarung tangan, bahan-bahan atau
perlengkapan dalam botol kaca yang tertutup tidak akan bekerja secara efektif.
Formaldehid (formalin) merupakan bahan karsinogenik sehingga tidak boleh lagi
digunakan sebagai disinfektan.
Larutan disinfektan tingkat tinggi
yang selalu tersedia dan tidak mahal adalah klorin. Karena larutan klorin
bersifat korosif dan proses DTT memerlukan perendaman selama 20 menit makan
peralatan yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi harus segera
dibilas dengan air matang.
Langkah-langkah kunci pada
disinfeksi tingkat tinggi secara kimia termasuk:
·
Letakkan
peralatan dalam keadaan kering (sudah didekontaminasi dan cuci bilas) ke dalam
wadah dan tuangkan desinfektan
·
Pastikan
peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia
·
‘Rendam
peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia
·
Rendam
peralatan selama 20 menit
·
Catat
lama waktu peralatan direndam dalam larutan kimia di buku khusus
·
Bilas
peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di wadah
disinfeksi tingkat tinggi yang berpenutup
·
Setelah
kering, peralatan dapat segera digunakan atau disimpan dalam wadah disinfeksi
tingkat tinggi berpenutup rapat.
DTT
kateter secara kimiawi:
- Persiapkan larutan klorin 0,5%
- Pakai sarung tangan lateks atau sarung tangan rumah tangga pada kedua tangan
- Letakkan kateter yang sudah dicuci dan dikeringkan dalam larutan klorin. Gunakan tabung suntik steril atau DTT untuk membilas bagian dalam kateter dengan menggunakan larutan klorin. Ulangi pembilasan tiga kali. Pastikan kateter terendam dalam larutan
- Biarkan kateter terendam selama 20 menit
- Gunakan tabung suntik steril atau DTT untuk membilas kateter dengan air DTT
- Kateter dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan setelah ini dapat segera digunakan atau disimpan dalam wadah DTT yang bersih
Sebelum menggunakan kembali benda atas peralatan
yang terkontaminasi, lakukan:
1. Dekontaminasi
2. Cuci, bilas dan keringkan jika perlu
3. Sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi
4. Gunakan segera atau simpan dalam wadah yang sesuai”
Pencucian dan Pembilasan (Proses Peralatan Bekas Pakai)
Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatan/ perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan. Baik sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya. Jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah didekontaminasi, bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu cuci dengan seksama secepat mungkin.
Seperti yang diperlihatkan pada tabel, sebagian besar (hingga 80%) mikroorganisme yang terdapat dalam darah dan bahan-bahan organik lainnya bisa dihilangkan melalui proses pencucian. Pencucian juga dapat menurunkan jumlah endospora bakteri yang menyebabkan tetanus dan gangren, pencucian ini penting karena residu bahan-bahan organik bisa menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme (termasuk endospora) dan melindungi mikroorganisme dari proses sterilisasi atau disinfeksi kimiawi. Sebagian contoh virus hepatitis B bisa tetap hidup pada darah yang hanya 10-8 ml (yang tidak bisa dilihat dengan mata biasa) dan bisa menyebabkan infeksi jika terpercik ke mata.
Jika perlengkapan untuk proses sterilisasi tidak tersedia, pencucian secara seksama merupakan proses fisik satu-satunya untuk menghilangkan sejumlah endospora bakteri.
Tabel: Efektifitas berbagai proses eradiksi mikroorganisme pada alat bekas pakai
1. Dekontaminasi
2. Cuci, bilas dan keringkan jika perlu
3. Sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi
4. Gunakan segera atau simpan dalam wadah yang sesuai”
Pencucian dan Pembilasan (Proses Peralatan Bekas Pakai)
Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatan/ perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan. Baik sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya. Jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah didekontaminasi, bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu cuci dengan seksama secepat mungkin.
Seperti yang diperlihatkan pada tabel, sebagian besar (hingga 80%) mikroorganisme yang terdapat dalam darah dan bahan-bahan organik lainnya bisa dihilangkan melalui proses pencucian. Pencucian juga dapat menurunkan jumlah endospora bakteri yang menyebabkan tetanus dan gangren, pencucian ini penting karena residu bahan-bahan organik bisa menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme (termasuk endospora) dan melindungi mikroorganisme dari proses sterilisasi atau disinfeksi kimiawi. Sebagian contoh virus hepatitis B bisa tetap hidup pada darah yang hanya 10-8 ml (yang tidak bisa dilihat dengan mata biasa) dan bisa menyebabkan infeksi jika terpercik ke mata.
Jika perlengkapan untuk proses sterilisasi tidak tersedia, pencucian secara seksama merupakan proses fisik satu-satunya untuk menghilangkan sejumlah endospora bakteri.
Tabel: Efektifitas berbagai proses eradiksi mikroorganisme pada alat bekas pakai
Dekontaminasi
|
Pencucian
(hanya air) |
Pencucian
(deterjen dan bilas) |
DTT1
|
Sterilisasi1
|
|
Efektifias(menghilangkan
atau menonaktifkan mikroorganisme
|
Membunuh
virus AIDS dan Hepatitis
|
Hingga
50%
|
Hingga
80%
|
95%
|
100%
|
Waktu
yang diperlukan agar proses berjalan efektif
|
Rendam
selama 10 menit
|
Cuci
hingga bersih
|
Cuci
hingga terlihat bersih
|
Rebus,
kukus atau secara kimia: 20 menit
|
Kukus:
20-30 menit 106 kPa 1210 C
Panas kering 60 menit pada suhu 1700 C |
Perlu didahului oleh dekontaminasi
dan pencucian
Perlengkapan/ bahan-bahan untuk
mencuci peralatan termasuk:
§ Sarung tangan karet yang tebal atau
sarung tangan rumah tangga dari lateks
§ Sikat (bole menggunakan sikat gigi)
§ Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml:
untuk kateter, termasuk kateter penghisap lendir)
§ Wadah plastik atau baja anti-karat (stainless
steel)
§ Air bersih
§ Sabun atau deterjen
§ Tahap-tahap pencucian dan
pembilasan:
- Pakai sarung tangan karet yang tebal pada kedua tangan
- Ambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hati-hati bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit)
- Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci secara bersamaan dengan peralatan dari logam
- Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati:
- Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran
- Buka engsel gunting dan klem
- Sikat dengan seksama terutama di bagian sambungan dan sudut peralatan
- Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada peralatan
- Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali (atau lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau deterjen
- Bilas benda-benda tersebut dengan air bersih
- Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda lain
- Jika peralatan didisinfeksi
tingkat tinggi secara kimiawi (misalkan dalam larutan klorin 0,5%)
tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum
memulai proses DTT
Alasan: Jika peralatan masih basah mungkin akan mengencerkan larutan kimia dan membuat larutan menjadi kurang efektif - Peralatan yang akan didisinfeksi tingkat tinggi dengan dikukus atau direbus, atau disterilisasi di dalam otoklaf atau oven panas kering, tidak perlu dikeringkan dulu sebelum proses DTT atau sterilisasi dimulai
- Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan sabun dan kemudian bilas dengan seksama menggunakan air bersih
- Gantungkan sarung tangan dan biarkan kering dengan cara diangin-anginkan.
Bola karet menghisap tidak boleh
dibersihkan dan digunakan ulang untuk lebih dari satu bayi.
Bola karet seperti itu harus dibuang setelah digunakan, kecuali jika dirancang untuk dipakai ulang. Secara ideal kateter penghisap DeLee harus dibuang setelah satu kali digunakan; jika hal ini tidak memungkinkan, kateter harus dibersihkan dan didisinfeksi tingkat tinggi dengan seksama. Kateter urin sangat sulit dibersihkan dan didisinfeksi tingkat tinggi. Penggunaan kateter dengan kondisi tersebut di atas pada lebih dari satu ibu dapat meningkatkan risiko infeksi jika tidak diproses dengan benar.
Untuk mencuci kateter (termasuk selang atau pipa plastik penghisap lendir), ikuti tahap-tahap berikut:
Bola karet seperti itu harus dibuang setelah digunakan, kecuali jika dirancang untuk dipakai ulang. Secara ideal kateter penghisap DeLee harus dibuang setelah satu kali digunakan; jika hal ini tidak memungkinkan, kateter harus dibersihkan dan didisinfeksi tingkat tinggi dengan seksama. Kateter urin sangat sulit dibersihkan dan didisinfeksi tingkat tinggi. Penggunaan kateter dengan kondisi tersebut di atas pada lebih dari satu ibu dapat meningkatkan risiko infeksi jika tidak diproses dengan benar.
Untuk mencuci kateter (termasuk selang atau pipa plastik penghisap lendir), ikuti tahap-tahap berikut:
- Pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks pada kedua tangan
- Lepaskan penutup wadah penampung lendir (untuk kateter penghisap lendir
- Gunakan tabung suntik besar untuk mencuci bagian dalam kateter sedikitnya tiga kali (atau lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau deterjen
- Bilas kateter menggunakan tabung suntik dan air bersih
- Letakkan kateter dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum dilakukan DTT.
- Peralatan kesehatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain.
- Peralatan kesehatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan lain-lain.
- Peralatan kesehatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa penduga lambung, drain dan lain-lain.
- Peralatan kesehatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-lain.
- Peralatan kesehatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok (nierbekken), baskom dan lain-lain.
- Peralatan kesehatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain.
- Peralatan kesehatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang i8nfus dan lain-lain.
- Peralatan kesehatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, doek operasi, baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain.
Pelaksanaan sterilisasi alat kesehatan :
1.
Teknik
sterilisasi alat kesehatan dengan cara rebus
Mensterikan Peralatan kesehatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih ( 1000C ) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya Peralatan kesehatan dari logam, kaca dan karet.
Mensterikan Peralatan kesehatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih ( 1000C ) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya Peralatan kesehatan dari logam, kaca dan karet.
2.
Teknik
sterilisasi alat kesehatan dengan cara stoom.
Mensterikan Peralatan kesehatan dengan uap panas didalam
autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun,
obat-obatan dan lain-lain.
3.
Teknik
sterilisasi alat kesehatan dengan cara panas kering.
Mensterikan Peralatan kesehatan dengan oven dengan uap panas
tinggi. Misalnya Peralatan kesehatan logam yang tajam, Peralatan kesehatan dari
kaca dan obat tertentu.
4.
Teknik
sterilisasi alat kesehatan dengan cara menggunakan bahan kimia. Mensterikan Peralatan kesehatan
dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin,
khususnya untuk Peralatan kesehatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya
sarung tangan, kateter, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan
membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan.Desinfeksi adalah membunuh
mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini
dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen.
2. Beberapa tujuan sterilisasi dan
desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi Mencegah makanan menjadi rusak Mencegah
kontaminasi mikroorganisme dalam industri Mencegah kontaminasi terhadap bahan-
bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.
3. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3
cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.
B. Saran
Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan
menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme. Dan
dapat juga dilakukan untuk mencegah ataupun mengendalikan infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Pradana, Cepi, S.Kep. (2013).
Strelilisasi. Tersedia pada : http://cepipradana.blogspot.co.id/2013/05/sterilisasi.html.
Diakses pada 10 April 2018.
Lili Naza. 2015. Makalah Sterisisasi http://lilianazza.blogspot.co.id/2015/04/makalah-sterilisasi-dan-desinfektan.html.
Diakses pada 10 April 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar