Jumat, 20 April 2018

laporan karya tulis ilmiah Sistem Pendidikan dan Kepercayaan Terhadap Masyarakat Kampung Naga




DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...... iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………......... iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A.    Latar Belakang......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C.     Tujuan Penelitian...................................................................................... 1
D.    Kontribusi Penelitian................................................................................ 2
E.     Definisi Operasional................................................................................. 2
F.      Metode Penelitian.................................................................................... 3
G.    Jadwal Pelaksanaan.................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 4
A.       Pengertian Sistem.................................................................................... 4
B.       Pengertian Pendidikan............................................................................ 4
C.       Pengertian Kepercayaan.......................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ 7
A.       Sistem Pendidikan.................................................................................. 7
B.       Sistem Kepercayaan................................................................................ 7
C.       Sistem Pendidikan dan Kepercayaan...................................................... 9
BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 11
A.       Kesimpulan............................................................................................. 11
B.       Saran....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12
LAMPIRAN.............................................................................................................. 13







BAB I
 PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Kampung naga merupakan salah satu kampung adat yang masih sangat menjunjung tinggi Dan masih tetap berpegang nilai adat dan istiadat nenek moyangnya, di kampong ini berlokasi di Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya, kampung Naga menjadi salah satu objek parawisata unggulan di wilayah Tasikmalaya.karena tempat ini memiliki kelebihan dibanding daerah lain di Kabupaten Tasikmalaya.
Tingkat Pendidikan masyarakat Kampung Naga mayoritas hanya mencapai jenjang pendidikan sekolah dasar, tapi adapula yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi itupun hanya minoritas. Untuk pendidikan non formal di kampong naga ini setiap hari senin-jumat jam 2 sore selalu di adakan pengajian untuk anak-anak.
Kebanyakan pola pikirnya masih pendek sehingga mereka pikir bahwa buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya pulang kampung juga.mereka memiliki prinsip sekolah yang penting bisa JaLisTung Membaca menulis dan menghitug itu saja mereka sudah di anggap pandai. Dari anggapan tersebut orang tua menganggap lebih baik belajar dari pengalaman dan dari alam atau kumpulan-kumpulan yang biasa dilakukan di mesjid atau aula.
Maka dari itu saya tertarik untuk melakukan penelitian yang saya beri judul, “Sistem Pendidikan dan kepercayaan Terhadap Masyarakat Kampung Naga”

B.   Rumusan Masalah
Penelitian ini meliputi pencarian informasi tentang sistem pendidikan dan kepercayaan terhadap masyarakat Kampung Naga.
Masalah yang akan dijadikan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a)      Bagaimanakah sistem pendidikan di Kampung Naga?
b)      Bagaimanakah kepercayaan dalam keseharian masyarakat Kampung Naga?
c)      Bagaimanakah sistem pendidikan dan kepercayaan terhadap masyarakat Kampung Naga?

C.   Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian ini dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :
a)         Untuk mengetahui informasi pendidikan di Kampung Naga
b)        Untuk mengetahui sistem kepercayaan di Kampung Naga
c)         Untuk mengetahui sistem pendidikan dan kepercayaan terhadap masyarakat Kampung Naga

D. Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan :
1) Kontribusi untuk siswa
a)      Menambah wawasan dan pengetahuan siswa akan sistem pendidikan dan kepercayaan di Kampung Naga
b)      Menambah semangat belajar siswa, karena dengan adanya terjun langsung ke lokasi
2) Kontribusi untuk sekolah
Karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk evaluasi pendidikan. Penelitian ini juga merupakan referensi penetap kebijakan penugas, sistem evaluasi dalam dunia pendidikan. Penelitian ini akan bermanfaat dalam sistem pendidikan bagi siswa. Selain itu dapat juga dijadikan referensi untuk mengkaji suatu kebudayaan yang ada salah satunya di Kampung Naga.


E. Definisi Operasional
Sistem pendidikan adalah tindakan atau pengalaman yang memiliki pengaruh terhadap pembentukan pikiran, watak dan kemampuan fisik seseorang. Sedangkan kepercayaan adalah bagian dari perilaku beragama terdiri atas mitos-mitos, upacara-upacara keagamaan dan peribadahan yang membantu untuk mengapai tujuan perilaku keagamaan. Maka dalam batasan masalah ini, bagaimana sistem pendidikan dan kepercayaan terhadap masyarakat Kampung Naga.




F. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif tujuanya untuk mendeskripsikan pembangunan ekonomi dan pelestarian budaya di Kampung Naga. Analisis data dilakukan dengan metode observasi dengan cara pengamatan dengan objek yang diteliti secara langsung maupun tidak langsung.


G.      Jadwal Pelaksanaan
NO
NAMA KEGIATAN
BULAN
1.
Persiapan penyusunan proposal
November – Desember
2.
Seminar proposal
Februari
3.
Pelaksanaan penelitian
Januari
4.
Analisis data
-
5.
Penyusunan laporan
Februari
6.
Seminar hasil penelitian, penyerahan laporan
Februari














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara di mana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.
Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.

B. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Pendidikan adalah tindakan atau pengalaman yang memiliki pengaruh terhadap pembentukan pikiran, watak dan kemampuan fisik seseorang. Dalam pengertian teknik, pendidikan adalah proses yang pewarisan kumpulan pengetahuan, keterampilan dan norma secara turun-temurun oleh masyarakat. Tujuan utama pendidikan harus setara dengan tujuan hidup. Pendidikan harus menjadi tujuan moral, untuk mengajari kepercayaan diri, untuk menginspirasi pemuda-pemudi dengan ketertarikan mengenai dirinya sendiri, dengan penuh keingintahuan menyentuh alam pikirannya sendiri, untuk mengenalkan dia kepada sumber daya pikirannya, dan untuk mengajarnya bahwa dia memiliki kekuatan, serta untuk menyemangatinya dengan rasa hormat terhadap Pikiran Hebat yang di mana dia hidup di dalamnya.

C. Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Menurut Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian.
Universitas Sumatera Utara Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).
Doney dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra dengan pelanggan didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan oleh McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online mengacu pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen adalah kesediaan satu pihak menerima resiko dari pihak lain berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan sesuai yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak belum mengenal satu sama lain.























BAB III
PEMBAHASAN

A. Sistem Pendidikan
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti adalah “cara atau strategi”. Dalam bahasa Inggris sistem berarti “system, jaringan, susunan, cara”. Sistem juga diartikan “suatu strategi atau cara berpikir”.
Sedangkan kata pendidikan itu berasal dari kata “Pedagogi”, kata tersebut berasal dari bahasa yunani kuno, yang jika dieja menjadi 2 kata yaitu Paid yang artinya anak dan Agagos yang artinya membimbing. Dengan demikian Pendidikan bisa di artikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar di didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan untuk dirinya dan masyarakat.
Jadi, bisa di simpulkan bahwa sistem pendidikan adalah suatu strategi atau cara yang akan di pakai untuk melakukan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya sendiri dan masyarakat.

B. Sistem Kepercayaan
Kampung Naga adalah kampung dengan tradisi dan budaya yang tinggi, memiliki potensi besar sebagai kampung dengan tingkat kebudayaan yang modernisasi. Di era baru ini, kampung naga tentu tidak melupakan bagaimana budaya dan tradisi itu tercipta, mereka tidak akan pernah lupa peran terbesar dalam sejarah penciptaan adat dan tradisi itu tak lepas dari peran Agama. Agama dalam kampung naga murni Islam, dan Islam datang ke kampung naga memang belum diketahui asal usulnya, namun mereka mengatakan bahwa nenek moyang mereka adalah beragama Islam.
Selanjutnya, masyarakat kampung naga juga melakukan ibadah yang selalu dilakukan semua umat islam yakni mengaji dan belajar ilmu agama pada guru atau ustadz yang dimana sebutan yang sama dengan guru ngaji kebanyakan. Banyak pertanyaan yang membingungkan, apakah kampung naga itu membedakan agama dan budaya jawabannya adalah, mereka mengatakan bahwa tidak ada perbedaan yang berbeda adalah mereka orang luar yang memandangnya, tentunya kampung naga menjadikan sebuah agama dan budaya itu sebagai keselarasan. menjadi sebuah sinergi. Seperti yang sudah di uatarakan, aturan budaya dan agama itu sebenarnya yang berbeda itu adalah dalam bahasa. Sebenarnya ini sangat sulit untuk diutarakan dengan kata-kata, akan tetapi jika dengan Lampah warga kampung naga sudah tebiasa. Seperti halnya dengan bahasa budaya dan bahasa agama, seperti yang dipakai pada keseharian mengenai waktu itu hampir sama dalam bahasa, budaya dan bahasa yang dipakai di kampung naga seperti menunjukan waktu baik itu subuh, duhur dan lain sebagainya dan itu adalah sama.
Mereka menjalankan ibadah yang sama seperti sholat, berdakwah dan lain sebagainya. Mereka juga menjalankan atau merayakan hari-hari besar islam seperti Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi dan lain sebagainya. Akan tetapi, dimana ada sebuah upacara keagamaan besar disana juga tak ketinggalan dibumbui dengan upacara dan ritua-ritual tertentu, hal tersebut tidak lepas dari adat istiadat yang telah tersirat dalam kurun waktu yang sangat lama tentunya.
Adat istiadat merupakan sebuah warisan budaya yang telah diturunkan nenek moyang pada setiap generasi yang telah lahir. Maka dari itu dari setiap generasi ke generasi selalu mengormati setiap aturan dan norma yang telah ada, termasuk menjaga dan melestarikan alam disekitar dan lingkungan mereka. Nenek moyang Kampung naga menganggap alam adalah sebuah perlindungan yang nyata dan tidak boleh dirusak, karena mereka percaya alam adalah Arrohmanirrohim (pengasih dan penyang) dan mereka percaya bahwa alam tidak akan membuat bencana, justru yang menyebabkan bencana sendiri itu adalah akhlak dan keserakahan manusia, dan menjadi wujud nyata mereka bermukim dibawah lembah dan tepi sungai.
Masih dengan kepercayaan yang ada di kampung Naga, salah satunya jika kita melihat saat kita mengunjungi kampung Naga disana akan terlihat ada sebuah dedaunan kering yang tergantung didepan pintu, hal itu tentunya terlihat sebagai sebuah hiasan pintu, tapi makna yang terkandung lebih dalam, yakin sebuah perlindungan atau Tolak Bala. Menurut mereka itu adalah simbol dari bentuk perlindungan dari hal-hal Ghaib dan hal-hal religi seperti itu diutamakan, karena mereka selalu percaya dengan kata “Eling”. Eling disini akan mengingatkan mereka pada sang maha pencipta dan pada roh nenek moyang agar mereka tidak melakukan hal yang dilarang.
Selanjutnya mengenai adat, kampung Naga menilai adat bukan pada apa yang ada didalamnya, melainkan menganggap bahwa adat adalah berasal dari keturunan dan sudah digariskan oleh qodrat mereka sebagai keturunan untuk melanjutkan adat tersebut. Sama halnya dengan agama, islam mengajarkan kita sejak kita lahir untuk melakukan ibadah sholat ketika kita mampu untuk melakukannya, begitu pun dengan adat yang ada di kampung Naga. Melihat hal itu, kampung Naga juga belajar dari islam, tatkala sang pencipta memerintahkan kita untuk melakukan sholat, maka para leluhur mereka juga memerintahkan untuk melakukan adat tersebut.

C. Sistem Pendidikan dan Kepercayaan
Tingkat Pendidikan masyarakat Kampung Naga mayoritas hanya mencapai jenjang pendidikan sekolah dasar, tapi adapula yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi itupun hanya minoritas. 
Penduduk Kampung Naga Mengaku mayoritas adalah pemeluk agama islam, akan tetapi sebagaimana masyarakat adat lainnya mereka juga sangat taat memegang adat-istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya.
Menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga, dengan menjalankan adat-istiadat warisan nenek moyang berarti menghormati para leluhur atau karuhun. Segala sesuatu yang datangnya bukan dari ajaran karuhun Kampung Naga, dan sesuatu yang tidak dilakukan karuhunnya dianggap sesuatu yang tabu. Apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga berarti melanggar adat, tidak menghormati karuhun, hal ini pasti akan menimbulkan malapetaka.
Masyarakat Kampung Naga pun masih mempercayai akan takhayul mengenai adannya makhluk gaib yang mengisi tempat – tempat tertentu yang dianggap angker.
Kepercayaan masyarakat Kampung Naga kepada mahluk halus masih dipegang kuat. Percaya adanya jurig cai, yaitu mahluk halus yang menempati air atau sungai terutama bagian sungai yang dalam (“leuwi”). Kemudian “ririwa” yaitu mahluk halus yang senang mengganggu atau menakut-nakuti manusia pada malam hari, ada pula yang disebut “kunti anak” yaitu mahluk halus yang berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia, ia suka mengganggu wanita yang sedang atau akan melahirkan. Sedangkan tempat-tempat yang dijadikan tempat tinggal mahluk halus tersebut oleh masyarakat Kampung Naga disebut sebagai tempat yang angker atau sanget. Demikian juga tempat-tempat seperti makam Sembah Eyang Singaparna, Bumi ageung dan masjid merupakan tempat yang dipandang suci bagi masyarakat Kampung Naga.





BAB IV
PENUTUP


A.        Kesimpulan
Kampung Naga adalah suatu perkampungan adat yang masih betahan di Jawa Barat selain Baduy. Kampung ini masih tetap bertahan dengan segala adat istiadat, kebiasaan, serta aturan-aturan mereka dan menutup segala aktivitas mereka dari alur modernisasi. Mereka mempercayai aturan yang turun-menurun dari leluhurnya, dan mereka yakin dengan aturan tersebut. Kampung Naga tidak mengikuti alur modernisasi karena menjaga kesenjangan sosial di dalam kehidupan sehari-harinya, karena modernisasi ditakutkan akan mengubah kebudayaan yang telah lama di anut oleh kampung Naga.
Penataan lingkungan di kampung Naga, mencerminkan suatu pola pikir ke depan atau yang disebut dengan pembangunan lingkungan berkelanjutan

B. Saran
1.      Kampung Naga sebaiknya dapat dijadikan aset wisata di Jawa Barat yang berhubungan dengan budaya.
2.      Adat istiadat Kampung Naga harus dihargai pemerintah agar dipandang oleh dunia, karena jarang kampung-kampung di Indonesia yang masih menjaga keutuhan dari budaya yang diturunkan leluhurnya.
3.      Serta patut dijadikan percobaan dalam penataan lingkungan permukiman.
4.      Kampung Naga dapat dijadikan aset wisata di Jawa Barat yang berhubungan dengan budaya.










DAFTAR PUSTAKA

Aristastar. (2012). Kampung Naga. Diakses Pada 16 Januari 2018 dari http://aristastar21.wordpress.com/makalah-kebudayaan-masyarakat-kampung-naga-2/

Lanlan, Risdina. (2012). Kampung  Naga. Diakses Pada 16 Januari 2018 dari:          http://lanlanrisdiana.blogspot.com/2013/03/makalah-kampung-naga.html





















LAMPIRAN







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...