Jumat, 30 Maret 2018

MAKALAH PERLAWANAN SULTAN BABULLAH TERHADAP PENJAJAH



KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan karuniaNya yang telah diberikan kepada kita semua khususnya bagi penulis yang akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam penyusunan maupun penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi sistematika maupun bahan referensi yang penulis bahas pada makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Parigi, 27 Maret 2018


Penyusun













BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah telah mengungkapkan bahwa kedatangan bangsa Eropa seperti Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris bertujuan untuk mencari dan menguasai daerah rempah-rempah. Seperti cengkeh, pala dan fuli menyebabkan Maluku terlibat dalam percaturan dan pergaulan dunia perdagangan antar bangsa-bangsa Asia dan Eropa.
Sejak kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol di Nusantara, pada abad ke VII orang-orang Cina, Arab, Persia dan Gujarat telah melakukan perdagangan di Nusantara. Selain berdagang mereka juga ada yang melakukan perkawinan dengan pribumi- pribumi dan mendirikan komunitas-komunitas. Para pedagang Arab ini juga melakukan penyebaran agama Islam di tempat itu sehingga terjadi islamisasi.
Kedatangan orang-orang Eropa yang pertama di Asia Tenggara pada awal abad XVI kadang kadang dipandang sebagai titik penentu yang paling penting dalam sejarah kawasan ini, meskipun orang-orang Eropa terutama orang-orang Belanda memiliki dampak yang besar terhadap Indonesia, namun hal itu pada dasarnya merupakan suatu gejala dari masa-masa belakangan. Bagaimanapun juga, pengaruh orang-orang Eropa pada tahun-tahun pertama kehadiran mereka sangatlah terbatas pada daerah dan pesisir pantai. Cengkeh adalah komoditi yang mahal di Eropa, karena kegunaannya dalam dunia medis, parfum dan bumbu masakan. Penggunaan rempah-rempah itu antara lain untuk pengawet daging. Dengan begitu daging-daging tersebut dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama.
Kedatangan Portugis dan Spanyol di Nusantara juga merupakan pembuktian adanya perdebatan antara pihak ilmuan dan pihak gereja. Pembuktian teori Copernicus (Holiosentris) bahwa bumi berputar pada porosnya melawan pihak oleh Gereja (Geosentris) yang membenarkan bahwa bumi ini datar. Pada abad ke 17 tepatnya pada tahun 1609, Galileo menyatakan kepercayaan bahwa Copernicus berada pada pihak yang benar, tetapi pada waktu itu ia tidak tahu cara membuktikannya. Namun demikian, tujuan utama kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara pada awalnya untuk berdagang dan mencari daerah penghasil rempah-rempah.

B. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran
2. Untuk memahami dan mengetahui tentang perjuangan Sultan Babullah menghadapi para penjajah


BAB II
PEMBAHASAN


A. Kedatangan Portugis dan Spanyol di Maloku Kie Raha
Dengan ditemukannya alat-alat navigasi seperti kompas dan peta lebih mempermudah bangsa Eropa dalam mengarungi lautan. Portugis sampai ke Maluku pada tahun 1512. Bangsa Eropa kala itu, Spanyol dan Portugis merupakan dua pesaing dalam urusan penemuan dunia baru. Agar tidak terjadi konflik yang lebih parah maka keduanya di pertemukan oleh Paus Alexander VI tahun 1493 dan memberikan sebuah perjanjian, atau yang lebih di kenal dengan Traktat Tordesiles. Amerika dan sekitarnya milik Spanyol sedangkan Asia milik Portugis.
Ajaran Copernicus dan Galileo yang menyatakan bahwa “bumi ini bulat” sangat mempengaruhi dan mendorong pelaut Spanyol dan Portugis serta negara-negara Eropa lainnya berlayar mengarungi samudra mencari daerah baru. Bahkan, Galileo dengan ajaran holiocentrismenya telah membuka jalan bagi usaha untuk mempelajari ruang angkasa yang di laksanakan oleh para ilmuan dalam abad ke-20. Oleh karena itu Kekuasaan (Glory), Keserahahan/emas (Gold), dan Agama (God) adalah visi dan misi yang dibawa oleh orang-orang Eropa sering juga di sebut dengan 3 G. Mereka memaksakan kehendak dalam melakukan kontrak pada dengan penguasa setempat dan sekaligus melegitimasi keberadaan mereka.
Setelah kawasan Malaka di kuasai pada tahun 1511 Jendral Alfonso d’Alberquerque memberi tugas kepada Antonio d’Abreau untuk mencari kepulauan rempah-rempah. Dalam perjalanan Antonio d’Abreau kembali ke Malaka tanpa ke Ternate di karenakan kondisi kapal yang rusak parah. Sedangkan dalam rombongan tersebut turut serta Francisco Serao, tetapi dalam kondisi kapal yang rusak dia terhempas dan di selamatkan oleh penduduk Hitu di Ambon.
Mendengar kabar bahwa Antonio d’Abreau dan Francesco Sarao berada di Ambon, Sultan Ternate Bayan Sirullah mengutus Kaicil Darwis untuk mengundang orang-orang Portugis ke Ternate. Merekapun datang dan Francesco Serao diangkat menjadi penasehat dalam kerajaan Ternate. Selain itu kerajaan Tidore juga tidak ketinggalan dengan mengutus orang untuk mengundang orang Portugis ke kerajaannya tetapi lebih di dahului oleh Ternate. Barulah pada tahun 1521 Armada Spanyol datang ke Tidore atas undangan Sultan Tidore Almansur.
Maloku Kie Raha yakni Jailolo, Tidore, Bacan, Makian dan Ternate dalam sejarah dan perkembangannya kaya akan sumber rempah-rempah yang melimpah (emas hijau). Tanpa rempah-rempah di Maluku Utara tidak mungkin bangsa ini di jajah. Kedatangan bangsa Eropa selain tujuan menguasai rempah-rempah (monopoli) perdagangan dengan merebut jalur perdagangan di Malaka pada saat itu. Yang awalnya di motori oleh Cina, Arab, Gujarat, Persia dalam perdagangan pada abad ke 7 dan 15 setibanya Portugis maka menjadi masa kejatuhan (colleps) wilayah itu.
Kedatangan Serao di Ternate adalah kedatangan seorang pejabat pertama Eropa- dalam hal ini Portugis- dari sebuah program eksplorasi penguasa Portugis yang ambisius dan telah dimulai sejak pertengahan abad ke-15. Ekspansi Portugis di seberang lautan merupakan penjelamaan visi rakyatnya dan sikap yang diangkat menuju daerah-daerah baru. Serao adalah fungsionaris pertama dan berhasil merundingkan hak-hak monopoli negerinya atas perniagaan rempah-rempah dan hak ekslusif pendirian benteng Portugis di Gamlamo dengan Sultan Bayanullah.

B. Terbunuhnya Sultan Khairun, Awal Perjuangan Babullah
Sejak kedatangan Portugis di Ternate, rempah-rempah telah secara langsung didatangkan di tempat tumbuhnya. Ternate semakin ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai pelosok. Sambutan yang baik dari rakyat dan penguasa menjadi faktor kuat Portugis untuk menjelajahi negeri ini. Kericuhan mulai terjadi pada saat Portugis mulai campur tangan urusan dalam negeri kerajaan Ternate, dengan harapan kedudukan mereka akan lebih teguh dan mendominasi situasi politik di seluruh wilayah keempat kerajaan itu. Kesempatan itu timbul pada waktu terjadi perubahan pemerintahan setelah Kolano Bayan Sirullah meninggal tahun 1522. Intrik politik di kalangan dalam kesultanan dikobarkan pula oleh Portugis untuk mempengaruhi pewarisan tahta. Portugis menggunakan pengaruhnya untuk menempatkan Tabarija di tahta tahun 1535, tetapi akhirnya ia juga di tahan dan diasingkan ke Goa, dan sebagai penggantinya oleh Portugis ditunjuk Khairun.
Dalam melaksanakan tugasnya di Maluku, Misi Jesuit memperoleh berbagai kemudahan dari Sultan Khairun. Fasilitas itu antara lain berbentuk sarana transportasi, berupa Joanga berikut awak pendayung, yang membawa personil mereka ke Moro. Bantuan transportasi seperti ini lazimnya di ajukan melalui Gubernur. Karena semua logistik misi dikirim dari Malaka, apabila kapal logistik belum tiba, kerajaan lazimnya memberikan bantuan darurat berupa beras, ikan dan lain-lain. Tetapi, sikap yang paling mendasar yang diberikan oleh Khairun adalah diperbolehkannya misi adanya Kristenisasi dikalangan rakyat pribumi – baik yang belum maupun yang sudah beragama (Islam).
Khairun sedikitpun tidak merasa risih, ketika beberapa orang anggota keluarga keraton yang berpindah ke agama Kristen- seperti Dona Catarina, Done Isabella (Nyai Cili Nukila) beserta suaminya, Pati Sangaji, dan Dom Manuel Tabariji. Begitu pula, sejumlah Bobato kerajaan Ternate, Seperti Sangaji Moti, Gamkonora, dan Kolano Sabia, dibiarkan Khairun beralih ke agama Kristen. Sultan Khairun adalah sosok tokoh dan pemimpin yang terbuka (plural), memberikan peluang kepada agama lain untuk melakukan penyebaran agama di wilayah kerajaannya. Selain itu, seorang sosok yang patut di teladani adalah konsisten dengan apa yang dia lakukan. Misalnya ketika masih di Malaka, Khairun diberi tahu bahwa Sultan Tabariji telah berpindah kedalam agama Kristen. Dengan enteng Khairun menjawab: hak Tabariji menjadi Sultan telah gugur sejak ia berpisah dengan Islam. Tentang proklamasi Tabariji yang menyatakan Kerajaan Ternate sebagai Kerajaan Kristen dan menjadi vazal Portugis, Khairun hanya menyatakan bahwa telah terjadi persekongkolan jahat antara Tabariji dan de Freitas.
Sultan Khairun merupakan batu sandungan buat Portugis. Gubernur Mesquita sudah mempunyai rencana sejak awal untuk menghilangkan nyawa Sultan Khairun. Di daerah Moro terbesik berita bahwa misi Jesuit telah di haling-halangi oleh serangan orang-orang Islam, dengan melakukan pembakaran dan pembunuhan Kristen lokal. Kecurigaan Sultan Khairun bahwa ada provokasi Marramaque terbukti. Bukan melindungi misi Jesuit dan penduduk Kristen lokal, malah melenggangkan kekuasaan Portugis di Moro. Mesquita membayangkan keamanan Moro bila di tinggalkan Marramaque, hal ini akan memberikan efek yang merugikan buat Portugis. Dengan pertimbangan kemiliteran yang dimiliki Portugis maka akan menjadi bulan-bulanan pasukan Khairun yang begitu banyak.
Oleh karena itu, Gubernur Portugis Masquita mengadakan perdamaian dengan Sultan Khairun di depan umum. Kemudian di depan umum mereka saling berpelukan dan bersumpah dengan mempergunakan kita suci masing-masing. Sultan Khairun bersumpah menggunakan Al-Quran. Mesquita juga melakukan hal yang sama dengan mempergunakan Injil dalam mengambil sumpah. Setelah itu sultan Khairun di undang agar menengoknya yang sedang sakit keras dan sekaligus membicarakan sesuatu yang sifatnya rahasia. Tetapi ini hanya tipu daya yang dia buat untuk membunuh Sultan Khairun. Tanpa di dampingi pengawal, Sultan Khairun memberanikan diri masuk dalam benteng Gamlamo, tapi naas Sultan Khairun di tikam menggunakan keris oleh Antonio Pimental kemenakan Mesquita.
Pada tanggal 25 Februari 1570, Sultan Khairun (1537-1570), Kolano ke 25 atau Sultan yang ke-7 Ternate, yang selama ini toleran dalam beragama dan banyak memberi kemudahan pada misi Jesuit, dikhianati oleh Portugis, di bunuh secara keji di dalam benteng Gamalama. Akibatnya sangat tragis, bukan hanya bagi keberadaan Portugis di Maluku, tetapi juga pada misi Jesuit. Ketika Sultan Babullah (1570-1584), anak Sultan Khairun dilantik menggantikan bapaknya, ia bersumpah menuntut balas pada Portugis atas kematian bapaknya. Dengan sadisnya Mesquita memerintahkan agar memenggal kepala Sultan Khairun dan di tancapkan di ujung tombak agar bisa di tonton oleh rakyat Ternate. Hal inilah yang membuat perjuangan Babullah yang kian genjar dalam mengusir Portugis. Babullah Datu Syah dilantik pada 28 Februari 1570, menggantikan ayahnya Khairun.

C. Perjuangan Babullah Mengusir Portugis
Babullah Datu Syah di lahirkan di Ternate pada 10 Februari 1528, putra tertua dari Sultan Khairun dengan permaisurinya Boki Tanjung, putri tertua Sultan Bacan Alauddin I. Dalam usianya yang masih muda, Bab diangkat sebagai Kapita Laut, jabatan militer tertinggi dalam struktur kerajaan Ternate. Karena jabatan itu pula, ia terlibat dalam berbagai ekspedisi penaklukan, terutama ke wilayah Sulawesi Utara dan Tengah. Bahkan, setelah menjadi Sultan pun Bab masih memimpin ekspedisi ke Buton, Tobungku, Banggai dan selayar. Prestasi terbesarnya adalah mengusir Portugis keluar dari Maluku dan tak kembali untuk selamanya.
Dalam bidang pengetahuan agama Islam, para mubalig istana juga tak jemu-jemunya membimbing Baabullah. Anak muda gagah perkasa ini memang dipersiapkan untuk memegang tampuk kerajaan Ternate. Jadilah ia, selain menguasai ketatanegaraan dan kemiliteran, juga terdidik secara mental sebagai calon Sultan pengganti Khairun. Satu lagi, kelak ia diharapkan mampu melaksanakan tugas suci memimpin perang fi sabilillah melawan kecongkakan Eropa. Saat diangkat menjadi Sultan Ternate yang ke-25, usia Baabullah sudah cukup matang, sekitar 42 tahun. Segenap penghuni kerajaan tak ragu sebab ia telah terlatih secara nyata di berbagai medan pertempuran masa pergolakan melawan Portugis.
Pada usia 42 tahun Babullah menjadi Sultan Ternate di tahun 1570, Babullah di angkat sebagai Sultan dan bersumpah mengusir Portugis keluar dari Maluku. Setelah kematian ayahnya Sultan Khairun Jamil, maka segala hak yang tadinya di berikan kemudahan kini berbalik dengan dikepung di dalam benteng Gamalama selama hampir 5 tahun dengan kondisi yang mengenaskan. Banyak yang meninggal karena kekurangan makanan, keterbatasan dalam akses keluar benteng, amunisi, dan penyakit yang menyerang. Terkurungnya pasukan Portugis, Misionaris, dan Pribumi Kristen dalam benteng Gamlamo membuat bahan makanan menipis. Sehingga anjing, kucing, tikus, cecak pun di makan untuk memenuhi kebutuhan dalam bertahan hidup
Bab menuntut agar pembunuh ayahnya – Gubernur Diego Lopez de Mesquita di ajukan ke pengadilan Portugis di Ternate, dan apabila terbukti bersalah agar dijatuhi hukuman setimpal. Tuntutan ini disampaikan Bab kepada Raja Portugis di Lisboa maupun Raja Muda di Goa. Apabila tuntutan dipenuhi. Maluku siap memulihkan kembali hubungan dengan semua hak-hak yang telah diberikan kepada Portugis, seperti yang berlaku selama ini. Tetapi, Portugis sukar memenuhi tuntutan itu, karena ada konvensi yang berlaku bagi seorang Gubernur, yakni ia tidak dapat dihukum untuk perbuatan yang ia lakukan selama masa jabatannya.
Tetapi diam-diam Mesquita di deportasi secara diam-diam ke Ambon. Dalam perjalanan ke Malaka di antara Surabaya dan Jepara kapal yang di Tumapangi Mesquita di hantam angin kencang dan harus lego jangkar. Ketika sedang berjalan-jalan Mesquita di serang oleh sekelompok orang dan diapun terbunuh. Sementara keponakannya Antonio Pimental juga menemui ajalnya karena terserang penyakit beri-beri dalam pengepungan di dalam benteng Gamlamo.
Sehingga pada tanggal 28 Desember 1575 Portugis keluar dari Maluku. Dengan meratapi penderitaan selama terkurung dalam dinding tebal yang selama itu memenjara mereka. Sebelum itu pada tanggal 24 Desember Babullah mengutus orangnya untuk memberitahukan agar Portugis menyerah dalam 24 jam. Dan perintah itu di dengarkan karena takut dalam kondisi lemah mereka di serang tanpa daya dan di bunuh dengan perlawanan yang tak berarti. Gubernur terakhir Portugis yakni Nuno Pereira de Lacerda memberikan perintah agar membuat persyaratan dengan Babullah. Dengan demikian pada tanggal 28 Desember 1575 tiga buah kapal Portugis berlabuh di Talangame dan mengangkut orang-orang Portugis.
Dalam catatan sejarah bangsa Indonesia harus di muat satu-satunya Sultan yang berhasil mengusir penjajah. Babullah juga menguasai 72 pulau antara lain:
• Mindanau (Philipina) di mana Ternate mempunya hak atas sebagian besar pulau itu.
• Sarangan (dekat Minandanau)
• Pulau-pulau di sekitar Sangir
• Pulau-pulau di sekitar Manado
• Banggai dan pulau-pulau sekitarnya
• Kepulauan Sula, Taliabu, dan Seram serta kepulauan Ambon
• Sulawesi Tenggara
• Sekitar Halmahera
Perjuangan Sultan Babullah tidak serta merta perjuangan pribadi. Perjuangannya mendapat tempat dari rakyat yang di pimpinnya, semangat yang tidak pernah luntur menjadi faktor yang sangat di penting dalam sebuah perjuangan. Tenaga rakyat yang dipakai dalam mengarungi laut dan pulau-pulau untuk mengusir penjajah harus
Sultan Babullah wafat pada tahun 1583, setelah Portugis angkat kaki beliau mengambil alih benteng Gamlamo dan menjadikannya istana. Babullah adalah Sultan Ternate terbesar, dengan terusirnya portugis adalah sebuah pencapaian yang sangat maksimal. rasa percaya diri telah menjadi senjata paling canggih dalam mengusir kekuasaan adidaya Portugis, yang bercokol di negerinya selama 53 tahun secara terus menerus- dihitung sejak Gubernur pertama Portugis, Antonio de Brito dilantik pada tahun 1522.







BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jalannya perlawanan Sultan Baabullah dimulai sejak beliau dilantik dan dinobatkan. Dan bukti yang pertama adalah dikumandangkan perang jihad di seluruh negeri. Untuk memperkuat pasukan dan barisannya, beliau menikahi adik dari Sultan Tidore.
Perjuangannya melawan Portugis sangat mengagumkan dan rakyat Ternate sangat bangga dengan perjuangannya yang karena jasanya penjajahan di Ternate tertunda selama 100 tahun.
B. Saran
Sebagai pelajar, semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran akan perjuangan Sultan Babullah. Dan semangat beliau perlu kita tiru untuk tetap semangat dalam menjalankan peran kita sebagai pelajar yakni mengisi kemerdekaan ini dengan prestasi dan cita-cita yang tinggi untuk membangun negeri.

MY FUTURE VIEW WAS BURNED BY SHITS HAPPEN

saat kecil..tersusun rencana sudah besar ingin menjadi apa...
berawal ingin menjadi seorang guru bahasa asing...
aku pikir terasa menyengkan....
begitu tamat smp, semua buyar...
ekonomi keluarga runtuh,,,,seperti wtc
berpikir lagi..... anak semuda itu harus berpikir keras....
tidak seperti anak2 lain yang tidak mau tau yg penting keinginannya terwujud
dan orang tua mereka mendukung sesulit apapun....
beralihlah ke sekolah kejuruan...
jaga-jaga kalau tidak bisa meneruskan..
sejak smp..beasiswa selalu didapat.. kerja paruh waktu juga dijalani...
hingga benarlah....selesai sekolah aku tidak bisa meneruskan...
hingga aku frustasi.... aku putuskan kerja di luar daerah sendiri....
walau masih dekat masih bisa ditempuh 1/2 jam perjalanan...
tapi aku hidup sendiri tidak di rumah
aku frustasi tapi masih bisa jaga harga diri sebagai perempuan
dalam kesendirian dalam kefrustasian... hingga memendam kebencian...
kenapa anak bungsu bernasib seperti ini?
katanya anak bungsu paling dimanja...
aku? enggaaaaa....
karena siapa? my 2nd brother !!!
ingin punya motor...dikasih....sampai kredit segala bonyok gue demi diaaaa
dia nikah...acaranya sangat meriaaaaah.....
kredit motor lunas...bpkbnya malah dipinjemin ke temennya....DITIPU DIAAA....
balik lagi beban ortu yg nanggung!!!! akhirnya motor dicabut leasing.....
usaha bonyok banghkrut habis modal
anak bungsu cewe satu2nya apakabar??? biaya gede apa yg mereka keluarin buat gueeee...
gak ada....
hancur..... aku harus apa.... hingga akhirnya gue nemu penyelamat gue...my husband...
now....
ga tau kenapa mereka selalu aja mentingin si 2nd bro itu..dikit2 kasian... ga punya duitlah..inilah itulah... ga berani minta ke diamah.... yg ada ngasih terus.... HIDUP...HIDUP...PERIH...SAKIT HATI SEMAKIN PARAH... PILIH KASIH? IYA!!!!

- bersambung

PERASAAN......

Perasaan itu....muncul lagi....

ketika DIAM menjadi pilihan, alhasil semua masalah tertumpuk menjadi stress yang membeku...
masalah kecil...
dimana aku harus mengerti perasaan mereka...tapi mereka tak ada yang mengerti perasaanku ini...
hingga akhirnya berjalan sendiri...tersesat terkadang...lubang dalam hati ini kian membesar seiring kehampaan dan tak adanya teman sejati.... hanya sendiri....
terlepas dari peran seorang pribadi... peran ibu peran istri..namun peran individu makin membuka lebar... kesakitan ini tak kunjung reda... masih saja menangis sendiri...sepi sendiri...hanya ruang sepi begitu menghibur perasaan ini....

Rabu, 28 Maret 2018

MAKALAH PERUBAHAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas ini.
Dalam pembuatan tugas ini, banyak kesulitan yang kami alami terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber info yang masih terbilang terbatas. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya tugas ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini,.Terimakasih juga tak lupa kami haturkan kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan tugas yang kami buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami memohon maaf apabila ada kekurangan ataupun kesalahan.Kritik dan saran sangat diharapkan agar tugas ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.

Penyusun








BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Perubahan politik, ekonomi, demografi, sosial dan budaya termasuk dalam materi kelas VIII pada mata pelajaran sejarah indonesia. Sehingga kami dituntut untuk dapat memahami materi tersebut .Dengan dibuatnya makalah ini, sangat memudahkan kami dalam memahami materi tersebut.
B.     Tujuan Penulisan
  • Untuk menyelesaikan tugas sejarah wajib indonesia.
  • Untuk memudahkan dalam mempelajari materi perubahan politik, ekonomi, demografi, sosial dan budaya.
C.    Manfaat penulisan
  • Memudahkan siswa dalam memahami materi perubahan politik, ekonomi, demografi, sosial dan budaya.
  • Melatih siswa untuk bekerja sama, bertanggung jawab, dan disiplin.
  • Menambah wawasan siswa.







BAB II
ISI
A.    Bidang Politik
Pengaruh kekuasaan Belanda semakin kuat karena intervensi yang intensif dalam masalah-masalah istana, seperti pergantian takhta, pengangkatan pejabat-pejabat keraton, ataupun partisipasinya dalam menentukan kebijaksanaan pemerintahan kerajaan.
Dengan demikian, dalam bidang politik penguasa-penguasa pribumi makin tergantung pada kekuasaan asing sehingga kebebasan dalam menentukan kebijaksaan pemerintahan istana makin menipis. Di samping itu, aneksasi wilayah yang dilakukan oleh penguasa asing mengakibatkan makin menyempitnya wilayah kekuasaan pribumi. Penghasilan yang berupa lungguh, upeti atau hasil bumi makin berkurang, bahkan hilang sebab kedudukannya telah berganti sebagai alat pemerintah Belanda.
Perubahan pada bidang politik meliputi :
1.      Struktur Birokrasi
Ketika Indonesia menjadi jajahan Belanda, pemerintah Kolonial Bekanda mengangkat seorang gubernur jenderal yang disebut Dewan Hindia. Dibawah gubernur jenderal yang diangkat beberapa residen yang dibantu oleh asisten residen. Pemerintah dibawahnya lagi diserahkan keapda pemerintah trdisional seperti raja dan dan bupati. Para bupati dijadikan pegawai negeri dan diberi gaji, padahal menurut adat kedudukan bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat. Dengan demikian, bupati telah menjadi alat kekuasaan pemerintah kolonial. Dalam melaksanakan pemerintahan, pemerintah Belanda menjalankan sistem pemerintahan tidak langsung dengan memanfaatkan sistem feodalisme yang sudah berkembang di Indonesia. Ciri dari feodalisme adalah ketaatan mutlak dari para bawahan ke atasan.


2.      Sistem Pemerintahan
Terjadinya perubahan sistem birokrasi turut mengubah sistem pemerintahan. Pada masa pemerintahan Gubernur Daendels ,Pulau Jawa dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan membaginya menjadi kesatuan-kesatuan wilayah yang disebut prefecture. Selain itu, ia juga menjadikan penguasa local, seperti wedana sebagai pengawal negeri yang mendapat gaji negara dan bertanggung jawab kepada pemimpin prefectuure.
Setelah Belanda kembali menguasai Indonesia, perunahan sistem baru terlaksana kembali. Pemerintah Belanda mengeluarkan Undang-Undang Desentralisasi Tahun 1903, yang isinya:
  • Pendelegasian kekuasaa pusat ke Hindia Belanda, dari pemerintah Hindia Belanda ke departemen, pejabat local dan dari pejabat Belanda ke pejabat pribumi.
  • Menciptakan lembaga otonom yang mengatur urusan sendiri.
  • Pemisahan keuangan pusat dan daerah.
3.      Sistem Hukum
Pelaksanaan sistem hukum pada masa kolonial Belanda baru tampak sejak tahun 1848. Pada tahun itu mulai dibentuk kitab undang-undang perdata dan hukum dagang yang ditulis sejak tahun 1836.
4.      Bidang Ekonomi
Penghasilan penguasa pribumi makin berkurang. Sudah pasti keadaan ini akan menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan para penguasa pribumi. Di pihak rakyat, khususnya para petani dibebani kewajiban untuk mengolah sebagian tanahnya untuk ditanami dengan tanaman-tanaman eskpor dan masih harus menyumbangkan tenaganya secara paksa kepada pemerintah kolonial. Hal inilah yang mengakibatkan runtuhnya perekonomian rakyat.

a.  Perubahan Ekonomi
Setelah kekuasaan Inggris berakhir, Indonesia kembali dikuasai oleh Belanda. Setelah mendapat kritikan dari kaum humanis dan kaum demokrat di negeri Belanda dan di Hindia Belanda, akhirnya Sistem Tanam Paksa dihapuskan pada 1870.
Akibat dari dilaksanakannya Sistem Ekonomi terbuka bangsa-bangsa diluar Belanda, seperti Inggris, Belgia, Prancis, Amerika Serikat, Cina, dan Jepang berdatangan ke Indonesia. Dengan adanya Sistem Ekonomi Terbuka, perkebunan di Jawa dan Sumatra berkembang dengan pesat.
Dengan demikian, eksploitasi terhadap penduduk pribumi tetap berjalan, walaupun dengan menggunakan sistem ekonomi modern, Sistem Ekonomi Terbuka. Pada 1881, pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan Koelie Ordonantie yang mengatur para kuli.
Kuli Ordonantie mendapat kecaman dari Amerika Serikat. Masuknya bangsa Eropa ke perairan Indonsesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke daerah pedalaman. Dengan feodalisme, rakyat pribumi, terutama di wilayah-wilayah pedesaan, dipaksa untuk tunduk dan paruh terhadap para tuan tanah Belanda dan Timur Asing yang dijaga oleh para centeng penguasa lokal/pribumi.
Penderitaan penduduk Indonesia dikritisi oleh kaum humanis Belanda. Menurut Van Devender ada tiga cara untuk menyehatkan, mencerdaskan dan memakmurkan rakyat Indonesia, yakni memajukan pengajaran (edukasi), memperbaiki pengairan (irigasi), dan melakukan perpindahan penduduk (transmigrasi). Gagasan ini disebut Politik etis.
Pada awalnya, pemerintah Belanda tidak langsung menerima gagasan Van Deventer, tetapi lambat laun dijalankan juga. Meskipun hasil Politik Etis lebih diarahkan untuk kepentingan kolonial Belanda, sebagian rakyat Indonesia memperoleh manfaat.


b. Komersialisasi Ekonomi dan Perubahan Sosial di Pedesaan dan Perkotaan
Setelah Sistem Tanam Paksa dihapuskan pada 1870, pemerintah kolonial menerapkan sistem ekonomi baru yang lebih liberal. Dalam sistem perburuhan dikeluarkan aturan yang ketat.
Walaupun Wajib kerja dihapuskan sesuai dengan semangat liberalisme, pemerintah kolonial menetapkan pajak kepala pada 1882. Di bidang ekonomi, penetrasi kapitalisme sampai pada tingkat individu, baik di pedesaan maupun di perkotaan.
5.      Bidang Sosial
Perluasan kolonialisme dan imperialisme berakibat makin melemahnya kedudukan dan perekonomin penguasa pribumi. Penguasa pribumi lebih banyak ditugaskan untuk menggali kekayaan bumi Indonesia, seperti memungut pajak, mengurusi tanaman milik pemerintah, dan mengerahkan tenaga kerja untuk kepentingan pemerintah Belanda.Turunnya kedudukan penguasa pribumi mengakibatkan turunnya derajat dan kehormatan sebagai penguasa pribumi.
a.Pada masa kolonial, penggolongan masyarakat didasarkan pada perbedaan ras :
  • Golongan Eropa, yaitu meliputi orang Belanda, Inggris, Amerika, Belgia, Swiss dan Perancis. Status sosial mereka lebih tinggi dengan golongan lainnya yang ada.
  • Golongan Asia Timur Asing, yaitu meliputi bangsa Cina, India, dan Arab. Mereka memiliki kedudukan sosial yang lebih tinggi dan istimewa dari kaum pribumi.
  • Golongan Pribumi, yaitu kelompok mayoritas dan merupakan penduduk asli Indonesia. Kedudukannya adalah yang paling rendah (lapisan paling bawah).
Sistem pelapisan sosial pada masa kolonial meliputi :
  • Golongan Penjajah dan terjajah
Golongan penajajah adalah golongan bangsa asing yang menguasai indonesia dan memiliki peran penting dalam menentukan arah kekuasaan dan menentukan jalannya pemerintah. Sedangkan golongan terjajah adalah golongan yang menjadi tempat penindasan dan kekerasan yang dilakukan oleh penjajah.
  • Golongan majikan dan buruh
Golongan majikan terdiri dari para pengusaha swasta asing dan pemilik perusahaan. Sedangkan golongan buruh terdiri dari masyarakat yang bekerja pada perusahaan-perusahaan.

6.      Bidang Budaya
Makin meluasnya pengaruh kehidupan Barat dalam lingkungan kehidupan tradisional. Tata kehidupan Barat seperti cara bergaul, gaya hidup, cara berpakaian dan pendidikan mulai dikenal di kalangan atas atau istana.
Sementara itu, beberapa tradisi di lingkungan istana mulai luntur. Tradisi keagamaan rakyat pun mulai terancam pula. Di kalangan penguasa timbul kekhawatiran bahwa pengaruh kehidupan Barat mulai merusak nilai-nilai kehidupan tradisional. Tantangan yang kuat terutama dari kalangan pimpinan agama yang memandang kehidupan Barat bertentangan dengan norma-norma ajaran agama Islam. Orientasi keagamaan seperti ini, terdapat juga di kalangan para bangsawan dan pejabat-pejabat istana yang patuh kepada agama. Dalam suasana kritis, pandangan keagamaan ini dijadikan dasar ajakan untuk melakukan perlawanan.
Perubahan dalam berbagai segi kehidupan sebagai akibat makin meluasnya kolonialisme dan imperialisme di Indonesia menimbulkan kegelisahan, kekecewaan, dan kebencian yang meluas di kalangan rakyat Indonesia. Itulah sebabnya pada abad ke-19 muncul perlawanan-perlawanan besar di seluruh wilayah Indonesia.
7.      Kebijakan Pemerintah Kolonial terhadap Kehidupan Agama
Kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia berkaitan dengan penyebaran dua aliran besar agama yaitu, Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Kedatangan agama Protestan di Indonesia dibawa oleh para Zending atau penyebar Protestan, terutama orang-orang Belanda yang tergabung dalam Nederlandsch Zendelings Genootschap (NZG).
Pada Masa Kolonial, pemerintah Belanda mengeluarkan kebijaksanaan yang menghambat perkembangan agama, terutama islam. Kebijakan di bidang sosial-budaya keagamaan dianggap tidak membahayakan kedudukan pemerintah kolonial. Akibat dari kebijakan pemerintah kolonial dalambidang keagamaan, terutama Islam, telah menimbulkan kebangkitan Islam yang ditandai dengan munculnya pemikiran-pemikiran pembaruan dalam Islam.


8.      Kedudukan dan Kehidupan Perempuan pada Masa Kolonial
Kedudukan kaum perempuan pada abad ke-19 masih rendah dibandingkan dengan kedudukan laki-laki. Keterlibatan kaum wanita dalam pergerakan nasional pada mulanya hanya berupa pergerakan sosial yang memperjuangkan kedudukan wanita dalam masyarakat.
Pergerakan emansipasi wanita dipelopori oleh R.A. Kartini, Dewi Sartika, Maria Walanda Maramis. Pada abad ke-19, tradisi pembelengguan perempuan masih cukup kuat. Menurut Wiriaatmadj, Tradisi pingitan tersebut lebih menonjol pada anak gadis dari golongan bangsawan atau priyayi.
Setelah dibukanya daerah perkebunan menurut sistem ekonomi kapitalis, kegiatan prostitusi di tempat itu makin marak. Penderitaan yang berat yang dialami kaum perempuan di perkebunan semakin diperkuat oleh diberlakukannya peraturan yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Linda Crystanty menyatakan bahwa kedatangan para pria Eropa sebagai pemilik modal di daerah perkebunan yang tidak diikuti istri-istri mereka berpengaruh terhadap kehidupan perempuan pribumi di lingkungan perkebunan.
Melaluinyai, orang Eropa dapat lebih mudah mempelajari kebudayaan pribumi. Namun demikian, posisi mereka tetap rawan. Sepeningga tuannya, para nyai dihadapkan pada pilihan sulit. Menurut Cahyo Budi Utomo, secara biologis ada dua jenis gerakan perempuan pada masa-masa awal abad XX, yakni organisasi lokal kedaerahan dan organisai keagamaan.
Putri Mardiko merupakan organisasi keputrian tertua yang merupakan bagian dari Budi Utomo. Berdiri pada 1912. Tujuan : memberikan bantuan, bimbingan, dan penerangan pada gadis pribumi dalam menuntut pelajaran dan menyatakan pendapat di muka bumi.
Setalah Putri Mardiko berdiri, lahirlah berbagai organisasi perempuan, baik yang dibentuk sendiri oleh kaum perempuan maupun organisai yang beranggotakan kaum pria. Salah satu organisai keagamaan yang memerhatiakan masalah kedudukan perempuan adalah organisai Aisyiyah.
Menurut Sukanti Suryocondro dalam bukunya yang ditulis oleh T.O. Ihronmi yang berjudul Kajian Perempuan dalam Pembangunan (1995), organisai-organisasi tersebut bergerak dalam bidang sosial dan kultural, yaitu memperjuangkan nilai-nilai beru dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.










BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada makalah ini telah dijelaskan mengenai materi perubahan politik, ekonomi, demografi, sosial dan budaya. Dari makalah ini kita dapat mengetahui akibat kolonialisme yang terjadi di indonesia di berbagai bidang, yaitu politik, ekonomi, sosial, budaya, dan demografi. Tentunya kita menjadi tahu betapa menderitanya rakyat indonesia akibat kolonialsime. Sehingga dengan disusunya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang bangsa indonesia. Jadi kita akan lebih mnghargai jasa pahlawan kita dan lebih mencintai indonesia.
B.     Kritik dan Saran
Menurut kami, materi sejarah wajib Indonesia sangat mudah dipahami. Tetapi akan lebih baik lagi apabila ditambahkan bidang-bidang lain dalam materi ini, sehingga siswa akan memeperoleh banyak pengetahuan.

MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...