Unsur Intrinsik
Drama:
-Judul :Kisah Pratama
-Tema: Kesadaran
-Alur:
Maju
-Amanat: “Jangan sia-siakan kesempatan untuk bersekolah karena tidak semua
orang dapat bersekolah dan terus semangat dalam belajar
hingga nanti
bisa menggapai masa depan sehingga dapat membahagiakan
orang tua.”
-Latar:
a. Tempat: Kelas, Warung si engkong
b. Waktu :Pagi hari
-Penokohan Karakter
Pratama (Gunawan
Pratama)
Sebagai siswa yang nakal dan suka bolos
Habibi
(Habibi Ridwan)
Sebagai siswa yang taat tapi mudah terpengaruh
Indra
(Firman Indra Maulana)
Sebagai siswa yang nakal dan mempengaruhi orang lain
Bapak Anto (Faisal
Aminuloh)
Sebagai guru BK yang selalu mengatasi anak-anak yang bolos
Dwi
(Yuniar Siti Fatimah)
Sebagai siswa yang nakal dan selalu ikut-ikutan ke mana
saja.
Ibu
Ai (Fitria)
Sebagai Ibu guru yang lemah lembut
KISAH PRATAMA
Pratama
adalah anak yang paling di gemari oleh guru karena kenakalannya sampai dia
terkenal
di lingkungan sekolah.Dia sekolah di SMA ternama.Dia memiliki sahabat yang
tidak kalah
nakalnya
mereka yaitu:Indra,Habibi dan Dwi. Mereka pun terkenal dengan julukan 4 Sekawan
yang
tidak pernah bisa terpisahkan mereka selalu bersama suka maupun duka.
Suatu hari Pratama yang baru saja sampai ke kelas Dia
mengajak teman-temannya untuk
pulang karena Pratama tahu bahwa hari ini akan ulangan.
Pratama: “Bib,Pulang yuk !”
Habibi:
“ Ah
parah lu, Baru juga kemarin orang tua kita di panggil ke sekolah lu malah mau
bolos
lagi”
Pratama: ”Ko lo
jadi lemah begitu sih.”
Habibi: ”Bukan gue lemah tapi gue takut di keluarin dari sekolah ini.”
Pratama: “ Lo takut sama ancaman guru, guru itu cuman nakut-nakutin saja.”
Indra :” Iya lu jadi lemah banget jadi cowok.”
Habibi:
”Iya Oke deh,Ayo kita bolos lagi!”
Pratama: ”Nah gitu dong baru namanya cowok.”
Mereka pun bergegas mengambil tas dan beranjak untuk
meninggalkan kelas.
Pratama:” Dwi,lo mau
ikut enggak?”
Dwi: “Kalo gue mah ikut-ikut aja lah.”
Pratama: “ Ayo kita pergi !”
Disaat mereka melempar tas ke jendela dan berniat untuk
bolos melewati jendela. Ibu Ai
yang akan mengajar dikelas menegur mereka.
Ibu
Ai:” Hei, kalian mau ke mana?”
Mereka pun terkaget dan serentak menengok ke arah
ibu Ai
Pratama: ”Ayo cepat loncat!”
Ibu Ai yang merasa tidak mampu menghadapi mereka akhirnya
berniat untuk
memberitahu Bapak Anto sebagai guru BK
Ibu
Ai: “Bapak, Pratama dan teman-temannya kabur
lagi.”
Bapak Anto: “ Mereka lari ke
mana?”
Ibu
Ai: “Sepertinya mereka lari ke arah
benteng belakang pak.”
Bapak Anto: “ Oh Iya saya akan ke sana.”
Bapak Anto pun bergegas mencari mereka ke arah benteng
belakang tetapi sesampainya
di sana Bapak Anto tidak menemukan mereka, mereka
berhasil lolos.
Habibi: “Ih...gimana nih kita ketahuan?”
Pratama:” santai aja.” (muka datar)
Indra:” Gimana
mau santai, gimana kalau orang tua kita Panggil ke sekolah ?”
Habibi:” iya tuh, baru juga kemarin orang tua kita
dipanggil ke sekolah.”
Dwi:
”Aduh.. gue jadi bingung nih harus
ngapain, kalian pada tahu kan gimana orang tua
gue.” (sambil
memegang kepala kebingungan)
Pratama:” Sudah lah jangan dipikirkan, mending kita ke
warung si Engkong, kan adem.”
Mereka pun pergi ke warung si Engkong lalu memesan
makanan dan minuman.
Indra:” Gimana nih nasib kita besok?”
Habibi:” iya nih, gue enggak tenang”
Dwi:” kalau tahu seperti ini akibatnya, gue
enggak akan ikut, gue menyesal ikut dengan
kalian.” (sambil berkaca-kaca matanya)
Indra:” Ini semua salah lo pratama.”
Pratama: ”Kok salah gue sih?” (sambil menggebrak meja)
Habibi: ”Karena elo yang maksa gue” (sambil menyolot)
Pratama: ”Terus kenapa lo mau ikut?”
Habibi: “Kan elo yang maksa.”
Dwi:
“Sudah diam, jangan malah saling menyalahkan.”(Sambil
menangis)
Mereka pun terdiam sambil merenungi bagaimana nasib
mereka besok.
Dwi: “ Hey lihat itu!(Menunjuk anak kecil yang sedang memungut botol-botol bekas)
Habibi: “Kasihan ya dia, dia
mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari dan mungkin untuk
makan pun sulit. Memang ya dia kurang beruntung.”
Dwi:
“Iya, sangat kasihan sekali kita beruntung
masih bisa sekolah tapi kita malah bolos, dan
kita tidak tahu bagaimana perjuangan orang tua kita yang
banting tulang untuk
menyekolahkan kita.”
Pratama: “maafkan gue ya teman-teman telah mengajak kalian ke arah yang salah,
sekarang
gue
sadar.”
Habibi: “enggak
sepenuhnya salah lo juga pratama, ini juga salah kita semua yang tidak
melarang lo untuk tidak bolos.”
Pratama: “tapi kan tetap salah gue,
yang memaksa kalian apalagi ke lo bib maafkan
gue ya.”
Indra:
“Iya sudah, semuanya sudah terjadi jadi
tidak ada yang perlu di sesali karena tidak
ada gunanya.”
Pratama: “Gimana kalau kita
kembali ke sekolah dan meminta maaf ?”
Semua:
“Ayo..”
Mereka pun kembali ke sekolah dan
menuju ke kelas. Di kelas semua hening
karena sedang ulangan. Ibu Ai
sedang duduk sambil mengawasi murid-murid yang sedang
ulangan. Pratama dan teman-teman
lainnya masuk ke dalam kelas dan langsung
bersungkem
di bawah kaki ibu Ai.
Ibu Ai: “Eh..Ini ada apa?”(Ibu Ai
kaget)
Pratama: “Ibu maafkan kami semua yang telah bolos,kami berjanji tidak akan
mengulanginya lagi.”
Ibu Ai: “Emangnya kalian kenapa ?”(Ibu
Ai heran dengan perubahan sikap mereka)
Habibi:” Kami sekarang sadar ibu
bahwa selama ini yang kami lakukan itu salah,
kami
menyadari bahwa banyak
anak-anak di luar sana yang kurang
beruntung. Mereka
tidak bisa sekolah dan
lebih-lebih untuk makan pun mereka
kesulitan.”
Dwi: “Iya ibu, kami menyesal telah melakukan ini kami sadar bahwa selama ini kami
termasuk
orang-orang yang beruntung karena masih di beri kesempatan untuk
bersekolah dan kami menyadari
selama kami sekolah ada orang tua yang
rela
banting tulang untuk membiayai
kami sekolah.”
Ibu Ai: “Alhamdulillah, jika kalian telah menyadari
itu semua.Semoga kedepannya kalian
lebih
baik dan tidak nakal lagi.Dan kalian harus ingat bahwa kalian harus
membahagiakan dan membanggakan
orang tua yang telah susah payah membiayai
kalian.”
Semua: “ Iya Ibu.”
Ibu Ai: “Ya sudah, sekarang kalian duduk dan siap-siap untuk
ulangan.”
Mereka pun duduk di tempat duduk
mereka masing-masing dan bersiap-siap untuk
mengerjakan ulangan.
Setelah kejadian itu Pratama,Habibi,Indra dan Dwi menjadi
siswa yang taat kepada
guru, menjadi lebih baik dari sebelumnya dan semakin
semangat dalam belajar.
TAMAT