BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Objek wisata yang merupakan
primadona pantai di Jawa Barat ini terletak di Desa Pananjung Kecamatan
Pangandaran dengan jarak ± 92 km arah selatan kota Ciamis, memiliki berbagai
keistimewaan seperti, Dapat melihat terbit dan tenggelamnya matahari dari satu
tempat yang sama, Pantainya landai dengan air yang jernih serta jarak antara
pasang dan surut relatif lama sehingga memungkinkan kita untuk berenang dengan
aman, Terdapat pantai dengan hamparan pasir putih, Tersedia tim penyelamat
wisata pantai, Jalan lingkungan yang beraspal mulus dengan penerangan jalan
yang memadai, Terdapat taman laut dengan ikan-ikan dan kehidupan laut yang
mempesona.
Adapun acara tradisional yang
terdapat di sini adalah Hajat Laut, yakni upacara yang dilakukan nelayan di
Pangandaran sebagai perwujudan rasa terima kasih mereka terhadap kemurahan
Tuhan YME dengan cara melarung sesajen ke laut lepas. Acara ini biasa
dilaksanakan pada tiap-tiap bulan Muharam, dengan mengambil tempat di Pantai Timur
Pangandaran. Event pariwisata bertaraf internasional yang selalu dilaksanakan
di sini adalah Festival Layang-layang Internasional (Pangandaran International
Kite Festival) dengan berbagai kegiatan pendukungnya yang bisa kita saksikan
pada tiap bulan Juni atau Juli.
B.
Rumusan Masalah
Agar makalah ini sesuai dengan apa
yang diharapkan, maka penyusun menyusunkan rumuan masalahnya sebagai berikut :
1.
Apa itu pangandaran ?
2.
Bagaimana sejarah terbentuknya
pangandaran
3.
Apa saja daerah wisata di
pangandaran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pangandaran
Pangandaran, adalah sebuah Kabupaten
di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Parigi. Kabupaten ini
berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar di utara, Kabupaten Cilacap
di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Tasikmalaya di barat.
Kabupaten Pangandaran terdiri atas
10 kecamatan yang terdiri atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan
di kecamatan Parigi. Kabupaten Pangandaran merupakan pemekaran dari Kabupaten
Ciamis. Kabupaten ini resmi dimekarkan pada 25 Oktober 2012.
B.
Sejarah Pangandaran
Pada awalnya desa Pananjung
Pangandaran ini dibuka dan ditempati oleh para nelayan dari Suku Sunda.
Penyebab pendatang lebih memilih daerah Pangandaran untuk menjadi tempat
tinggal karena gelombang laut yang kecil yang membuat mudah untuk mencari ikan.
Karena di Pantai Pangandaran inilah terdapat sebuah daratan yang menjorok ke
laut yang sekarang menjadi cagar alam atau hutan lindung, tanjung inilah yang menghambat
atau menghalangi gelombang besar untuk sampai ke pantai.
Di sinilah para nelayan menjadikan
tempat tersebut untuk menyimpan perahu yang dalam Bahasa Sunda nya disebut
andar setelah beberapa lama banyak berdatangan ke tempat ini dan menetap
sehingga menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran. Pangandaran
berasal dari dua buah kata “Pangan” dan “Daran” yang artinya pangan adalah
“Makanan” dan daran adalah “Pendatang”. Jadi Pangandaran artinya “Sumber
Makanan Para Pendatang”. Lalu para sesepuh terdahulu memberi nama desa
Pananjung, karena menurut para sesepuh terdahulu di samping daerah itu terdapat
tanjung di daerah ini pun banyak sekali terdapat keramat-keramat di beberapa
tempat. Pananjung artinya dalam bahasa sunda pangnanjung-nanjungna (paling
subur atau paling makmur).
Pada mulanya Pananjung merupakan
salah satu pusat kerajaan, sejaman dengan kerajaan Galuh Pangauban yang
berpusat di Putrapinggan sekitar abad XIV M. setelah munculnya kerajaan
Pajajaran di Pakuan, Bogor. Nama rajanya adalah Prabu Anggalarang yang salah
satu versi mengatakan bahwa beliau masih keturunan Prabu Haur Kuning, raja
pertama kerajaan Galuh Pagauban, namun sayangnya kerajaan Pananjung ini hancur
diserang oleh para Bajo (Bajak Laut) karena pihak kerajaan tidak bersedia
menjual hasil bumi kepada mereka, karena pada saat itu situasi rakyat sedang
dalam keadaan paceklik (gagal panen).
Pada tahun 1922, penjajahan Belanda
oleh Y. Everen (Presiden Priangan) Pananjung dijadikan taman baru, pada saat
melepaskan seekor banteng jantan, tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa.
Karena memiliki keanekaragaman satwa dan jenis – jenis tanaman langka, agar
kelangsungan habitatnya dapat terjaga maka pada tahun 1934 Pananjung dijadikan
suaka alam dan marga satwa dengan luas 530 Ha. Pada tahun 1961 setelah
ditemukannya Bunga Raflesia padma status berubah menjadi cagar alam.
Dengan meningkatnya hubungan
masyarakat akan tempat rekreasi maka pada tahun 1978 sebagian kawasan tersebut
seluas 37, 70 Ha dijadikan Taman Wisata. Pada tahun 1990 dikukuhkan pula
kawasan perairan di sekitarnya sebagai cagar alam laut (470,0 Ha) sehingga luas
kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000,0 Ha. Perkembangan
selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 104/KPTS-II/1993 pengusahaan
wisata Taman Wisata Akam Pananjung, Pangandaran diserahkan dari Direktorat
Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani dalam
pengawasan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, Kesatuan Pemangkuan Hutan
Ciamis, bagian Kemangkuan Hutan Pangandaran.
C.
Taman Wisata Alam Pangandaran
TWA Pangandaran memiliki kekayaan
sumber daya hayati berupa flora dan fauna serta keindahan alam. Hutan sekunder
yang berumur 50-60 tahun dengan jenis dominan antara lain laban, kisegel,
merong , dan sebagainya. Juga terdapat beberapa jenis pohon peninggalan hutan
primer seperti pohpohan kondang, dan benda . Hutan pantai hanya terdapat di
bagian timur dan barat kawasan, ditumbuhi pohon formasi Barringtonia, seperti
butun, ketapang.
Dengan berbagai ragam flora, kawasan
TWA Pangandaran merupakan habitat yang cocok bagi kehidupan satwa-satwa liar,
antara lain tando, monyet ekor panjang , lutung , kalong , banteng, rusa, dan
landak. Sedangkan jenis burung antara lain burung cangehgar, tlungtumpuk,
cipeuw , dan jogjog. Jenis reptilia adalah biawak , tokek, dan beberapa jenis
ular, antara lain ular pucuk.
Banyaknya flora dan fauna yang
berkembang biak di sana merupakan daya tarik tersendiri. Tidak heran jika TWA
Pangadaran tidak pernah sepi dari kunjungan para wisatawan. Selain itu, TWA ini
mempunyai berbagai daya tarik lainnya, seperti Batu Kalde, salah satu
peninggalan sejarah zaman Hindu. Selain itu, banyak terdapat gua alam dan gua
buatan seperti Gua Panggung, Gua Parat, Gua Lanang, Gua Sumur Mudal, dan
gua-gua peninggalan Jepang.
Daya tarik lainnya yang berada di
TWA, baik yang berada di kawasan cagar alam darat maupun cagar alam laut,
adalah Batu Layar, Cirengganis, Pantai Pasirputih di kawasan cagar alam laut.
Lalu, padang pengembalaan Cikamal, yang merupakan areal padang rumput dan semak
seluas 20 ha sebagai habitat banteng dan rusa. Air terjun yang berada di
kawasan cagar alam bagian selatan, dapat ditempuh dengan jalan kaki selama 2
jam melalui jalan setapak.
Pada tahun 1922, seorang Belanda
bernama Eyken membeli tanah pertanian di pananjung Pangandaran, kemudian
memindahkan penduduk yang tinggal di daerah yang sekarang menjadi taman wisata
alam. Selanjutnya daerah tersebut dikelola sebagai daerah perburuan pada tahun
1931.
Pada tahun 1934, daerah tersebut
diresmikan menjadi sebuah wildreservaat . Tetapi dengan ditemukannya
jenis-jenis tumbuhan penting, termasuk Raflesia patma pada tahun 1961, membuat
statusnya diubah menjadi cagar alam, dengan , karena adanya potensi yang dapat
mendukung pengembangan pariwisata alam, sebagian wilayah cagar alam yang
berbatasan dengan areal permukiman statusnya diubah menjadi taman wisata alam.
Tahun 1990 dikukuhkan pula kawasan perairan di sekitar cagar alam laut (470
ha), sehingga luas kawasan perairan di sekitar Pangandaran seluruhnya menjadi
1.500 ha.
TWA Pangandaran mempunyai banyak
legenda, seperti legenda Gua Parat. Gua ini dulu tempat bertapa dan bersemedi
beberapa pangeran dari Mesir, yaitu Pangeran Kesepuluh (Syekh Ahmad), Pangeran
Kanoman (Syekh Muhammad), Pangeran Maja Agung, dan Pangeran Raja Sumenda. Di
dalam gua ini terdapat dua kuburan sebagai tanda bahwa di tempat inilah Syekh
Ahmad dan Muhamad menghilang (tilem).
D.
Keistimewaan Pangandaran
Pengunjung dapat menikmati panorama
alam Pantai Pangandaran yang indah dan hamparan landai pasir putih pantainya
yang memesona. Dua bukit yang mengapit Pantai Pangandaran membuat angin
berhembus pelan dan riak ombak lautnya relatif kecil, sehingga pengunjung
nyaman melakukan berbagai aktivitas, seperti berenang menggunakan ban, berperahu
mengelilingi semenanjung, memancing, bersantai di pantai, atau sekadar mencerap
keindahan alamnya dari pondok-pondok wisata yang banyak terdapat di kawasan
tersebut. Selain itu, pengunjung dapat melihat terbit dan terbenamnya matahari
dari tempat yang sama.
Bagi pengunjung yang ingin menyelam,
di kawasan ini terdapat taman laut dengan aneka fauna dan flora lautnya yang
indah.
Jalan di sekitar pantai ini sudah
beraspal mulus, sehingga memudahkan pengunjung yang ingin mengelilingi kawasan
tersebut dengan kendaraan bermotor atau sepeda. Bila malam tiba, pengunjung
tetap akan merasa nyaman berada di Pantai Pangandaran, karena kawasan tersebut
telah dilengkapi dengan lampu penerangan yang memadai.
Setiap akhir pekan, biasanya digelar
pertunjukan seni tradisional Jawa Barat. Selain itu, pada bulan-bulan tertentu
digelar berbagai event, seperti hajat laut nelayan Pangandaran pada bulan
Maret, nyiar lumar pada bulan Juni, festival layang-layang internasional
(Pangandaran International Kite Festival) pada bulan Juli, karnaval perahu hias
pada bulan Agustus, lomba memancing pada bulan September, wisata lintas alam
dan off road pada bulan Oktober, dan pesta perayaan tahun baru pada bulan
Desember.
E.
Akses
Dari Bandung, pengunjung dapat
menggunakan rute Bandung – Tasikmalaya – Pangandaran. Jaraknya sekitar 236
kilometer. Selain dengan bus, pengunjung dapat naik kereta api sampai stasiun
Banjar. Dari Banjar, perjalanan dilanjutkan dengan naik bus sampai Pangandaran.
Dari Yogyakarta, pengunjung dapat
menggunakan rute Yogyakarta – Cilacap – Banjar – Pangandaran. Jaraknya sekitar
385 kilometer. Selain dengan bus, pengunjung dapat naik kereta api sampai
stasiun Banjar. Dari Banjar, perjalanan dilanjutkan dengan naik bus sampai
Pangandaran.
F.
Akomodasi dan Fasilitas
Di kawasan wisata Pantai Pangandaran
terdapat berbagai fasilitas penunjang, seperti areal parkir yang luas dan aman,
hotel dan wisma dengan berbagai tipe, tim SAR, pondok wisata, bumi perkemahan,
pramu wisata, dan pusat informasi pariwisata.
Di samping itu, di kawasan tersebut
terdapat fasilitas lainnya, seperti bank, ATM, money changer, restoran, warung
makan, gedung bioskop, diskotik, tempat penyewaan sepeda dan ban, jet ski,
kantor pos, wartel, voucher isi ulang pulsa, para sailing, serta sentra
oleh-oleh dan outlet cinderamata.
G.
Obyek wisata di Pangandaran
1. Pantai
Pangandaran
Pantai Pangandaran merupakan sebuah objek wisata andalan
Kabupaten Pangandaran (pemekaran dari Kabupaten Ciamis) yang terletak di
sebelah tenggara Jawa Barat, tepatnya di Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran,
Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat. Pantai ini dinobatkan sebagai
pantai terbaik di Pulau Jawa menurut AsiaRooms.
Selain keindahan pantainya, Pantai Pangandaran juga memiliki
beberapa keistimewaan lainnya, antara lain:
· Dapat melihat terbit dan
tenggelamnya matahari dari Pantai Timur dan Pantai Barat pada hari yang sama.
· Pantainya landai dengan air yang
jernih serta jarak antara pasang dan surut relatif lama, sehingga memungkinkan
kita untuk berenang dengan relatif aman.
· Terdapat pantai dengan hamparan
pasir putih.
· Memiliki tim penyelamat wisata
pantai.
· Jalan lingkungan yang beraspal mulus
dengan penerangan jalan yang memadai.
· Terdapat taman laut dengan ikan-ikan
dan kehidupan laut yang mempesona.
· Gua Jepang peninggalan Perang Dunia
II.
2. Pantai
Batu Karas
Objek wisata yang satu ini merupakan perpaduan nuansa alam
antara objek wisata Pangandaran dan Batu Hiu dengan suasana alam yang tenang,
gelombang laut yang bersahabat dengan pantainya yang landai membuat pengunjung
kerasan tinggal di kawasan ini. Terletak di Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang
dengan jarak ± 34 km dari Pangandaran.
Pantainya yang landai dengan air laut tenang nan biru
menanti Anda untuk segera berenang menikmati airnya yang segar. Anda bisa
nikmati suasana tenang dengan angin sepoi-sepoi menikmati hidangan di rumah
makan yang tersedia. Pandangan lepas ke ujung cakrawala memberi Anda ketenangan
dan kenangan berlibur yang menyenangkan.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan selain berenang antara
lain: berperahu di bengawan, berkemah dan berselancar. Jika liburan Anda
bersama keluarga, akomodasi telah tersedia untuk Anda, ada pondok wisata yang
dilengkapi dengan arena bermain dan rumah ibadah. Pondok wisata ini dikelola
langsung oleh Diparda Kabupaten Ciamis. Fasilitas lainnya yang tersedia antara
lain: Hotel, Camping Ground, Kios Cinderamata, sewaan papan selancar dan ban
renang.
3. Batu
Hiu
Pantai Batu Hiu ini terletak di Desa Ciliang, Kecamatan
Parigi. Pantai ini dinamakan Batu Hiu karena ada batu yang terlihat di laut ini
dan menyerupai sirip ikan hiu. Untuk menikmati indahnya pantai, kita bisa naik
ke atas bukit kecil di pantai ini. Dari atas bukit itulah kita bisa melihat
batu yang menyerupai sirip ikan hiu, merasakan sejuknya angin laut dan juga
menikmati indahnya Samudra Indonesia.
Di bukit kecil yang ditanami pandan wong itulah tempat yang
paling pas untuk menikmati pantai Batu Hiu. Yang unik, untuk naik ke atas
bukit, kita melewati “gerbang” bikit berupa terowongan kecil yang berbentuk
ikan hiu. Jadi, seolah-olah kita masuk ke dalam mulut ikan hiu. Kita juga bisa
bermain air laut di sebelah bukit. Namun hati-hati dengan ubur-ubur yang banyak
berserakan di pasir pantai ya.
Sekitar 200 meter dari pinggir pantai terdapat seonggok batu
karang yang menyerupai ikan hiu, karena itulah tempat ini dinamakan Batu Hiu.
Hembusan angin pantai menemani kita saat melepaskan pandangan ke arah samudra
atau hamparan pantai sebelah timur yang terbentang hingga Pangandaran. Anda
dapat menikmati suasa alam pantai dengan berjalan-jalan di bukit yang teduh
atau duduk santai bersama keluarga. Sungguhpun Anda tidak dapat berenang karena
ombaknya yang cukup besar, Anda masih bisa berjalan-jalan di pantai menikmati
simbahan busa butih yang datang bersama debur ombak Batuhiu. Jangan lupa untuk
membawa cinderamata sebagai oleh-oleh bagi keluarga di rumah yang bisa Anda
dapatkan di Batuhiu.
4. Green
Canyon
Green Canyon Indonesia ini terletak di Desa Kertayasa,
Kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat. Dari Kota Ciamis sendiri berjarak
sekitar 130 km atau jika dari Pangandaran berjarak sekitar 31 km. Di dekat
objek wisata ini terdapat objek wisata Batukaras serta Lapangan Terbang Nusawiru.
Objek wisata mengagumkan ini sebenarnya merupakan aliran
dari sungai Cijulang yang melintas menembus gua yang penuh dengan keindahan
pesona stalaktif dan stalakmitnya. Selain itu daerah ini juga diapit oleh dua
bukit, juga dengan banyaknya bebatuan dan rerimbunan pepohonan. Semuanya itu
membentuk seperti suatu lukisan alam yang begitu unik dan begitu menantang
untuk dijelajahi.
Untuk mencapai lokasi ini wisatawan harus berangkat dari
dermaga Ciseureuh. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu
tempel atau kayuh yang banyak tersedia di sana. Jarak antara dermaga dengan
lokasi Green Canyon sekitar 3km, yang bisa ditempuh dalam waktu 30-45 menit.
Sepanjang perjalanan kita akan melewati sungai dengan air berwarna hijau tosca.
Mungkin dari sinilah nama Green Canyon berasal.
Begitu terlihat jeram dengan alur yang sempit yang sulit
dilewati oleh perahu berarti sudah sampai di mulut Green Canyon, di mana airnya
sangat jernih berwarna kebiru-biruan. Di sinilah awal petualangan menjelajah
keindahan objek wisata ini dimulai. Dari sini wisatawan dapat melanjutkan
perjalanan ke atas dengan berenang atau merayap di tepi batu. Disediakan ban
dan pelampung bagi yang memilih untuk berenang. Meski harus menempuh cara
seperti ini, perjalanan dijamin sepenuhnya aman. Bahkan untuk anak-anak 6 tahun
ke atas cukup aman untuk menyusuri aliran sungai dengan menggunakan ban dan
dipandu oleh pemilik perahu yang disewa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pangandaran, adalah sebuah Kabupaten
di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Parigi. Kabupaten ini
berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar di utara, Kabupaten Cilacap
di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Tasikmalaya di barat.
Kabupaten Pangandaran terdiri atas
10 kecamatan yang terdiri atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan
di kecamatan Parigi. Kabupaten Pangandaran merupakan pemekaran dari Kabupaten
Ciamis. Kabupaten ini resmi dimekarkan pada 25 Oktober 2012.
Pada awalnya desa Pananjung Pangandaran
ini dibuka dan ditempati oleh para nelayan dari Suku Sunda. Penyebab pendatang
lebih memilih daerah Pangandaran untuk menjadi tempat tinggal karena gelombang
laut yang kecil yang membuat mudah untuk mencari ikan. Karena di Pantai
Pangandaran inilah terdapat sebuah daratan yang menjorok ke laut yang sekarang
menjadi cagar alam atau hutan lindung, tanjung inilah yang menghambat atau
menghalangi gelombang besar untuk sampai ke pantai.
B.
Saran
Dengan penulisan makalah ini,
diharapkan para pembaca mengetahui tentang daerah pangandaran, serta dapat
menjaga kelestarian yang ada di wisata alam Pangandaran.
DAFTAR PUSTAKA