DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...... iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………......... iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A.
Latar Belakang......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C.
Tujuan
Penelitian...................................................................................... 1
D.
Kontribusi Penelitian................................................................................ 2
E.
Definisi
Operasional................................................................................. 2
F.
Metode
Penelitian.................................................................................... 3
G.
Jadwal
Pelaksanaan.................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 4
A.
Pengertian
Sistem.................................................................................... 4
B.
Pengertian
Pendidikan............................................................................ 4
C.
Pengertian
Kepercayaan.......................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ 7
A.
Sistem
Pendidikan.................................................................................. 7
B.
Sistem
Kepercayaan................................................................................ 7
C.
Sistem
Pendidikan dan Kepercayaan...................................................... 9
BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 11
A.
Kesimpulan............................................................................................. 11
B.
Saran....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12
LAMPIRAN.............................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kampung naga merupakan
salah satu kampung adat yang masih sangat menjunjung tinggi Dan masih tetap
berpegang nilai adat dan istiadat nenek moyangnya, di kampong ini berlokasi di
Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya, kampung Naga menjadi
salah satu objek parawisata unggulan di wilayah Tasikmalaya.karena tempat ini
memiliki kelebihan dibanding daerah lain di Kabupaten Tasikmalaya.
Tingkat Pendidikan
masyarakat Kampung Naga mayoritas hanya mencapai jenjang pendidikan sekolah
dasar, tapi adapula yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
itupun hanya minoritas. Untuk pendidikan non formal di kampong naga ini setiap
hari senin-jumat jam 2 sore selalu di adakan pengajian untuk anak-anak.
Kebanyakan pola
pikirnya masih pendek sehingga mereka pikir bahwa buat apa sekolah
tinggi-tinggi kalau akhirnya pulang kampung juga.mereka memiliki prinsip
sekolah yang penting bisa JaLisTung Membaca menulis dan menghitug itu saja
mereka sudah di anggap pandai. Dari anggapan tersebut orang tua menganggap
lebih baik belajar dari pengalaman dan dari alam atau kumpulan-kumpulan yang
biasa dilakukan di mesjid atau aula.
Maka dari itu saya
tertarik untuk melakukan penelitian yang saya beri judul, “Sistem Pendidikan
dan kepercayaan Terhadap Masyarakat Kampung Naga”
B.
Rumusan Masalah
Penelitian ini meliputi
pencarian informasi tentang sistem pendidikan dan kepercayaan terhadap
masyarakat Kampung Naga.
Masalah yang akan
dijadikan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a)
Bagaimanakah
sistem pendidikan di Kampung Naga?
b)
Bagaimanakah
kepercayaan dalam keseharian masyarakat Kampung Naga?
c)
Bagaimanakah
sistem pendidikan dan kepercayaan terhadap masyarakat Kampung Naga?
C. Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian
ini dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :
a)
Untuk mengetahui
informasi pendidikan di Kampung Naga
b)
Untuk mengetahui
sistem kepercayaan di Kampung Naga
c)
Untuk mengetahui
sistem pendidikan dan kepercayaan terhadap masyarakat Kampung Naga
D. Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan :
1) Kontribusi untuk siswa
a)
Menambah wawasan
dan pengetahuan siswa akan sistem pendidikan dan kepercayaan di Kampung Naga
b)
Menambah
semangat belajar siswa, karena dengan adanya terjun langsung ke lokasi
2) Kontribusi untuk sekolah
Karya tulis
ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk evaluasi
pendidikan. Penelitian ini juga merupakan referensi penetap kebijakan penugas,
sistem evaluasi dalam dunia pendidikan. Penelitian ini akan bermanfaat dalam
sistem pendidikan bagi siswa. Selain itu dapat juga dijadikan referensi untuk
mengkaji suatu kebudayaan yang ada salah satunya di Kampung Naga.
E. Definisi
Operasional
Sistem
pendidikan adalah tindakan atau pengalaman yang memiliki pengaruh terhadap
pembentukan pikiran, watak dan kemampuan fisik seseorang. Sedangkan kepercayaan
adalah bagian dari perilaku beragama terdiri atas mitos-mitos, upacara-upacara
keagamaan dan peribadahan yang membantu untuk mengapai tujuan perilaku keagamaan.
Maka dalam batasan masalah ini, bagaimana sistem pendidikan dan kepercayaan
terhadap masyarakat Kampung Naga.
F. Metode
Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif tujuanya untuk
mendeskripsikan pembangunan ekonomi dan pelestarian budaya di Kampung Naga.
Analisis data dilakukan dengan metode observasi dengan cara pengamatan dengan
objek yang diteliti secara langsung maupun tidak langsung.
G. Jadwal
Pelaksanaan
NO
|
NAMA KEGIATAN
|
BULAN
|
1.
|
Persiapan penyusunan proposal
|
November –
Desember
|
2.
|
Seminar proposal
|
Februari
|
3.
|
Pelaksanaan penelitian
|
Januari
|
4.
|
Analisis data
|
-
|
5.
|
Penyusunan laporan
|
Februari
|
6.
|
Seminar hasil penelitian, penyerahan
laporan
|
Februari
|
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Sistem
Sistem berasal
dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan
yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan
aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini
sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di
mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga
merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam
suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti
negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain
seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara di
mana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara
tersebut.
Kata "sistem"
banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi
maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak
bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling
umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara
mereka.
B. Pengertian
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara.
Pendidikan adalah tindakan atau pengalaman yang
memiliki pengaruh terhadap pembentukan pikiran, watak dan kemampuan fisik seseorang. Dalam
pengertian teknik, pendidikan adalah proses yang pewarisan kumpulan pengetahuan, keterampilan dan norma secara turun-temurun oleh masyarakat. Tujuan
utama pendidikan harus setara dengan tujuan hidup. Pendidikan harus menjadi
tujuan moral, untuk mengajari kepercayaan diri, untuk menginspirasi
pemuda-pemudi dengan ketertarikan mengenai dirinya sendiri, dengan penuh
keingintahuan menyentuh alam pikirannya sendiri, untuk mengenalkan dia kepada
sumber daya pikirannya, dan untuk mengajarnya bahwa dia memiliki kekuatan,
serta untuk menyemangatinya dengan rasa hormat terhadap Pikiran Hebat yang di
mana dia hidup di dalamnya.
C. Pengertian
Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang
untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya.
Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan
konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih
memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia
percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman, 1993).
Menurut Rousseau et al (1998),
kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima
apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain.
Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima
resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan
melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari
kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya
(Mayer et al, 1995).
Menurut Ba dan Pavlou (2002)
mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang
lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah
lingkungan yang penuh ketidakpastian.
Universitas Sumatera Utara Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).
Doney dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra dengan pelanggan didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan oleh McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online mengacu pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Universitas Sumatera Utara Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang yang dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).
Doney dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra dengan pelanggan didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan oleh McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online mengacu pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere
(1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang
untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001)
menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan
konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama
transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual
menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim
barang atau jasa yang telah dijanjikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kepercayaan konsumen adalah kesediaan satu pihak menerima resiko dari pihak
lain berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan
sesuai yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak belum mengenal satu sama
lain.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sistem
Pendidikan
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema
yang berarti adalah “cara atau strategi”. Dalam bahasa Inggris sistem berarti “system,
jaringan, susunan, cara”. Sistem juga diartikan “suatu strategi atau cara
berpikir”.
Sedangkan kata pendidikan itu berasal dari kata “Pedagogi”,
kata tersebut berasal dari bahasa yunani kuno, yang jika dieja menjadi 2 kata
yaitu Paid yang artinya anak dan Agagos yang artinya membimbing. Dengan
demikian Pendidikan bisa di artikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar di didik
secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan untuk dirinya
dan masyarakat.
Jadi, bisa di simpulkan bahwa sistem pendidikan adalah suatu
strategi atau cara yang akan di pakai untuk melakukan proses belajar mengajar
untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara aktif mengembangkan
potensi di dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya sendiri dan masyarakat.
B.
Sistem Kepercayaan
Kampung Naga
adalah kampung dengan tradisi dan budaya yang tinggi, memiliki potensi besar
sebagai kampung dengan tingkat kebudayaan yang modernisasi. Di era baru ini,
kampung naga tentu tidak melupakan bagaimana budaya dan tradisi itu tercipta,
mereka tidak akan pernah lupa peran terbesar dalam sejarah penciptaan adat dan
tradisi itu tak lepas dari peran Agama. Agama dalam kampung naga murni Islam,
dan Islam datang ke kampung naga memang belum diketahui asal usulnya, namun
mereka mengatakan bahwa nenek moyang mereka adalah beragama Islam.
Selanjutnya,
masyarakat kampung naga juga melakukan ibadah yang selalu dilakukan semua umat
islam yakni mengaji dan belajar ilmu agama pada guru atau ustadz yang dimana
sebutan yang sama dengan guru ngaji kebanyakan. Banyak pertanyaan yang
membingungkan, apakah kampung naga itu membedakan agama dan budaya jawabannya
adalah, mereka mengatakan bahwa tidak ada perbedaan yang berbeda adalah mereka
orang luar yang memandangnya, tentunya kampung naga menjadikan sebuah agama dan
budaya itu sebagai keselarasan. menjadi sebuah sinergi. Seperti yang sudah di
uatarakan, aturan budaya dan agama itu sebenarnya yang berbeda itu adalah dalam
bahasa. Sebenarnya ini sangat sulit untuk diutarakan dengan kata-kata, akan
tetapi jika dengan Lampah warga kampung naga sudah tebiasa. Seperti halnya
dengan bahasa budaya dan bahasa agama, seperti yang dipakai pada keseharian
mengenai waktu itu hampir sama dalam bahasa, budaya dan bahasa yang dipakai di
kampung naga seperti menunjukan waktu baik itu subuh, duhur dan lain sebagainya
dan itu adalah sama.
Mereka
menjalankan ibadah yang sama seperti sholat, berdakwah dan lain sebagainya.
Mereka juga menjalankan atau merayakan hari-hari besar islam seperti Idul
Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi dan lain sebagainya. Akan tetapi, dimana ada
sebuah upacara keagamaan besar disana juga tak ketinggalan dibumbui dengan
upacara dan ritua-ritual tertentu, hal tersebut tidak lepas dari adat istiadat
yang telah tersirat dalam kurun waktu yang sangat lama tentunya.
Adat
istiadat merupakan sebuah warisan budaya yang telah diturunkan nenek moyang
pada setiap generasi yang telah lahir. Maka dari itu dari setiap generasi ke
generasi selalu mengormati setiap aturan dan norma yang telah ada, termasuk
menjaga dan melestarikan alam disekitar dan lingkungan mereka. Nenek moyang
Kampung naga menganggap alam adalah sebuah perlindungan yang nyata dan tidak
boleh dirusak, karena mereka percaya alam adalah Arrohmanirrohim (pengasih dan
penyang) dan mereka percaya bahwa alam tidak akan membuat bencana, justru yang
menyebabkan bencana sendiri itu adalah akhlak dan keserakahan manusia, dan
menjadi wujud nyata mereka bermukim dibawah lembah dan tepi sungai.
Masih dengan
kepercayaan yang ada di kampung Naga, salah satunya jika kita melihat saat kita
mengunjungi kampung Naga disana akan terlihat ada sebuah dedaunan kering yang
tergantung didepan pintu, hal itu tentunya terlihat sebagai sebuah hiasan
pintu, tapi makna yang terkandung lebih dalam, yakin sebuah perlindungan atau
Tolak Bala. Menurut mereka itu adalah simbol dari bentuk perlindungan dari
hal-hal Ghaib dan hal-hal religi seperti itu diutamakan, karena mereka selalu
percaya dengan kata “Eling”. Eling disini akan mengingatkan mereka pada sang
maha pencipta dan pada roh nenek moyang agar mereka tidak melakukan hal yang
dilarang.
Selanjutnya
mengenai adat, kampung Naga menilai adat bukan pada apa yang ada didalamnya,
melainkan menganggap bahwa adat adalah berasal dari keturunan dan sudah
digariskan oleh qodrat mereka sebagai keturunan untuk melanjutkan adat
tersebut. Sama halnya dengan agama, islam mengajarkan kita sejak kita lahir
untuk melakukan ibadah sholat ketika kita mampu untuk melakukannya, begitu pun
dengan adat yang ada di kampung Naga. Melihat hal itu, kampung Naga juga
belajar dari islam, tatkala sang pencipta memerintahkan kita untuk melakukan
sholat, maka para leluhur mereka juga memerintahkan untuk melakukan adat
tersebut.
C. Sistem Pendidikan dan Kepercayaan
Tingkat Pendidikan masyarakat
Kampung Naga mayoritas hanya mencapai jenjang pendidikan sekolah dasar, tapi
adapula yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi itupun hanya
minoritas.
Penduduk Kampung Naga Mengaku
mayoritas adalah pemeluk agama islam, akan tetapi sebagaimana masyarakat adat
lainnya mereka juga sangat taat memegang adat-istiadat dan kepercayaan nenek
moyangnya.
Menurut kepercayaan masyarakat
Kampung Naga, dengan menjalankan adat-istiadat warisan nenek moyang berarti
menghormati para leluhur atau karuhun. Segala sesuatu yang datangnya bukan dari
ajaran karuhun Kampung Naga, dan sesuatu yang tidak dilakukan karuhunnya
dianggap sesuatu yang tabu. Apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh masyarakat
Kampung Naga berarti melanggar adat, tidak menghormati karuhun, hal ini pasti
akan menimbulkan malapetaka.
Masyarakat Kampung Naga pun masih
mempercayai akan takhayul mengenai adannya makhluk gaib yang mengisi tempat –
tempat tertentu yang dianggap angker.
Kepercayaan masyarakat Kampung Naga
kepada mahluk halus masih dipegang kuat. Percaya adanya jurig cai, yaitu mahluk
halus yang menempati air atau sungai terutama bagian sungai yang dalam
(“leuwi”). Kemudian “ririwa” yaitu mahluk halus yang senang mengganggu atau
menakut-nakuti manusia pada malam hari, ada pula yang disebut “kunti anak”
yaitu mahluk halus yang berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia, ia
suka mengganggu wanita yang sedang atau akan melahirkan. Sedangkan
tempat-tempat yang dijadikan tempat tinggal mahluk halus tersebut oleh
masyarakat Kampung Naga disebut sebagai tempat yang angker atau sanget.
Demikian juga tempat-tempat seperti makam Sembah Eyang Singaparna, Bumi ageung
dan masjid merupakan tempat yang dipandang suci bagi masyarakat Kampung Naga.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kampung Naga adalah suatu perkampungan adat yang masih
betahan di Jawa Barat selain Baduy. Kampung ini masih tetap bertahan dengan
segala adat istiadat, kebiasaan, serta aturan-aturan mereka dan menutup segala
aktivitas mereka dari alur modernisasi. Mereka mempercayai aturan yang
turun-menurun dari leluhurnya, dan mereka yakin dengan aturan tersebut. Kampung
Naga tidak mengikuti alur modernisasi karena menjaga kesenjangan sosial di
dalam kehidupan sehari-harinya, karena modernisasi ditakutkan akan mengubah
kebudayaan yang telah lama di anut oleh kampung Naga.
Penataan lingkungan di kampung Naga, mencerminkan
suatu pola pikir ke depan atau yang disebut dengan pembangunan lingkungan
berkelanjutan
B.
Saran
1. Kampung Naga sebaiknya dapat dijadikan
aset wisata di Jawa Barat yang berhubungan dengan budaya.
2. Adat istiadat Kampung Naga harus
dihargai pemerintah agar dipandang oleh dunia, karena jarang kampung-kampung di
Indonesia yang masih menjaga keutuhan dari budaya yang diturunkan leluhurnya.
3. Serta patut dijadikan percobaan
dalam penataan lingkungan permukiman.
4. Kampung Naga dapat dijadikan aset
wisata di Jawa Barat yang berhubungan dengan budaya.
DAFTAR
PUSTAKA
Aristastar. (2012). Kampung Naga. Diakses
Pada 16 Januari 2018 dari http://aristastar21.wordpress.com/makalah-kebudayaan-masyarakat-kampung-naga-2/
Lanlan, Risdina. (2012). Kampung Naga. Diakses Pada 16 Januari 2018 dari: http://lanlanrisdiana.blogspot.com/2013/03/makalah-kampung-naga.html
LAMPIRAN