BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya ilmiah, cerita pendek (cerpen),
resensi novel maupun drama adalah bagian dari pengetahuan yang wajib kita
ketahui. Semuanya merupakan salahsatu bagian dari pelajaran Bahasa. Hal tersebut juga merupakan buah pemikiran
yang kemudian dituliskan, misalnya seperti karya ilmiah merupakan hasil dari
pemikiran yang bersumber dari analisis suatu objek yang diteliti. Sedangkan
Cerita Pendek adalah salahsatu karya sastra dimana menuliskan tentang cerita
dengan narasi pendek. Adapun Resensi Novel yaitu tentang kupasan atau
pembahasan tentang buku, film, atau drama yang biasanya disiarkan melalui media
massa, seperti surat kabar atau majalah. Pada Kamus Sinonim Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa resensi adalah pertimbangan, pembicaraan, atau ulasan buku.
Akhir-akhir ini, resensi buku lebih dikenal dengan istilah timbangan buku.
Sedangkan drama merupakan genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan
kehidupan manusia dengan gerak.
Maka dalam hal ini penulis akan membahasa semua itu dalam
makalah ini.
B. Tujuan
1. Untuk
mengetahui tentang karya ilmiah
2. Untuk
mengetahui tentang dengan cerpen
3. Untuk
mengetahui tentang resensi novel
4. Untuk
mengetahui tentang drama
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karya Ilmiah
Karya Ilmiah adalah karya tulis yang dibuat untuk memecahkan
suatu permasalahan dengan landasan teori dan metode-metode ilmiah. Biasanya
Karya ilmiah berisikan data, fakta, dan solusi mengenai suatu masalah yang
diangkat. Penulisan karya ilmiah dilakukan secara runtut dan sistematis.
Struktur
Karya Ilmiah :
1.
Pendahuluan
Bagian
pendahuluan berisikan dasar-dasar penelitian ilmiah dilakukan, masalah yang
diangkat, dan mekanisme penyelesaian masalah itu.
2.
Isi dan Pembahasan
Bagian
isi dan pembahasan ini bisa terdiri dari satu atau lebih bab. Jumlah bab pada
bagian ini bergantung seberapa pelik pembedahan dan pembahasan dari bahan
penelitian.
3.
Kesimpulan
Bagian
kesimpulan berisikan kesimpulan dari hasil analisis pada bagian isi dan
pembahasan. Kesimpulan yang disampaikan pada bagian ini berupa penjelasan
singkat dan padat mengenai hasil analisis. Biasanya, bagian ini hanya terdiri
dari satu bab.
Ciri-ciri Karya Tulis Ilmiah
Ciri-ciri karya
ilmia hal yang harus dipahami mengenai karya ilmiah ialah ciri-cirinya:
1. Reproduktif
2. Tidak Ambigu
3. Tidak Emotif
4. Menggunakan Bahasa Baku
5. Menggunakan Kaidah Keilmuan
6. Bersifat Dekoratif
7. Terdapat Kohesi
8. Bersifat Objektif
9. Menggunakan Kalimat Efektif
B. Cerpen (Cerita Pendek)
Cerpen
adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dipisahkan sepenggal
kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau
menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan (Kosasih dkk,
2004:431). Nugroho Notosusanto (dalam Tarigan, 1993:176) mengatakan bahwa
cerpen adalah cerita yang panjangnya di sekitar 5000 kata atau kira-kira 17
halaman kuarto spasi yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.
Unsur Intrinsik Cerpen
Dalam
sebuah cerpen terdapat unsur-unsur interinsik yang wajib kamu ketahui.
Unsur-unsur ini sangat penting dalam pebuatan sebuah cerpen. Unsur unsur
tersebut antara lain tema,
alur/plot, seting/latar, tokoh/pelaku dan penokohan/perwatakan.
Adapun uraian dari unsur-unsur tersebut apat kamu ahami sebagai berikut:
1. Tema
Tema
merupakan gagasan pokok atau ide pokok sebuah cerita. Pada umumnya tema dapat
di bagi menjadi dua. Yakni tema yang dapat langsung terlihat jelas di dalam
cerita (tersurat) tanpa harus menghayati ceritanya dan tema yang tidak langsung
terlihat jelas , yakni pembaca harus bisa menyimpulkan sendiri tema yang
terkandung dalam cerita tersebut (tersirat). Misalkan, tema tentang asmara,
pendidikan, kesehatan, kepahlawanan dll.
2. Alur (Plot)
Alur
atau plot adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Secara garis alur dalam
sebuah cerita dapat di gambarkan sebagi berikut:
- Perkenalan tokoh
- Mucul konflik atau permasalahan yang dihadapi tokoh
- Peningkatan konflik hingga puncak konflik atau klimaks
- Penurunan konflik
- Penyelesaian dari masalah
Dalam
membuat alur atau plot penulis harus memperhatikan karakter tokoh yang
akan di ceritakan. Biasanya semakin baik karakter tokoh maka semakin besar
konflik yang akan timbul.
3. Setting atau latar
Setting
atau latar merupakan hal-hal yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana
dalam cerita tersebut. Seting atau latar biasanya berhubungan eret dengan tema
cerpen misalnya jika cerpen bertemakan pendidikan maka setingnya berada di
sekolahan, jika cerpen bertemakan agama maka setingnya berada di tempat ibadah.
4. Tokoh Atau Pelaku
Tokoh
merupakan pelaku pada sebuah cerita. Setiap tokoh biasanya mempunyai karakter
tersendiri mulai dari watak , sikap, sifat dan kondisi fisik. Karakter tokoh
dalam sebuah cerpen dapat pula disebut dengan perwatakan. Dalam sebuah cerita
kita dapat mengolongkan karakter tokoh dalam 3 jenis yaitu:
- Tokoh protagonis (tokoh utama dalam sebuah cerita atau tokoh yang memerankan peran menjadi orang baik),
- tokoh antagonis (lawan dari tokoh utama atau tokoh yang memerankan peran menjadi orang jahat)
- tokoh figuran (tokoh pendukung untuk cerita atau tokoh yang mendampingi tokoh protagonis).
5.
Penokohan (perwatakan)
Penokohan
adalah pemberian karakter pada setiap tokoh dalam cerita. karakter yang telah
ditentukan akan tercermin pada pikiran, tindakan, ucapan, serta pandangan tokoh
terhadap peristiwa yang terjadi. Metode yang digunakan untuk menetukan karakter
suatu tokoh ada 2 (dua) macam yaitu:
- Metode analitik adalah metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan cara memaparkan ataupun menyebutkan sifat tokoh secara langsung. Contoh : penyayang, lemah lembut, pemberani, tegas, pemalu, egois, ringan tangan, ramah, ceria, lugu, kreatif, dll.
- Metode dramatik adalah suatu metode yang digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan cara tidak langsung menggambarkan sifat tokoh. Penggambaran tokoh dilakukan melalui percakapan yang dilakukan oleh tokoh lain. Metode ini dapat juga disebut sebagai metode reaksi tokoh lain (berupa pandangan, pendapat, sikap, dsb).
6.
Sudut Pandang (Point of View)
Sudut
pandang adalah posisi pengarang dalam memandang suatu peristiwa di dalam sebuah
cerita.
7.
Amanat atau pesan
Yakni
pesan yang ingin disampaikan oleh seorang pengarang melalui karya tulisnya
kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, dan
sebagainya. Pesan merupakan hal penting dalam sebuah cerpen, karena dengan
pesan yang baik pengarang dapat menyajikan cerita yang baik sehingga
tokoh-tokoh dalam ceritanyapun dapat diteladani.
Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur
ekstrinsik cerpen adalah unsur yang terdapat di luar cerpen. Unsur ekstrinsik
dari cerpen merupakan usur yang menjadi faktor pengarang membuat cerpen
tersebut. Unsur ini sangat mempengaruhi penyajian amanat dan latar
belakang dari cerpen. Unsur eksterinsik cerpen dibagi menjadi 2 yakni :
1.
Latar belakang masyarakat
Kondisi
latar belakang masyarakat seorang penulis sangatlah berpengaruh besar terhadap
terciptanya sebuah cerita. Kondisi itu bisa berupa pengkajian Ideologi negara,
kondisi politik negara, kondisi sosial masyarakat, kondisi lingkungan sekitar,
sampai dengan kondisi ekonomi masyarakat.
2.
Latar belakang pengarang
Latar
belakang pengarang meliputi pemahaman kita terhadap sejarah hidup dan sejarah
hasil karangan yang telah diciptakan. Semakin banyak karya sastra yang pernah
ditulis maka semakin baik pula karya sastra tersebut.
Ciri-Ciri Cerpen
Ciri-ciri
dari sebuah cerpen adalah sebagai berikut:
- Terdiri kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
- Habis dibaca dengan sekali duduk.
- Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari.
- Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca.
- Bersifat fiktif.
- Hanya mempunyai 1 alur saja.
- Bentuk tulisan yang singkat lebih pendek dari Novel.
- Penokohan dalam cerpen sangat sederhana.
- Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup.
- Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca ikut merasakan isi dari cerpen tersebut.
Fungsi Sastra dalam Cerpen
Fungsi
sastra dalam cerpen dibagi dalam lima golongan yaitu :
- Fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para penikmat atau pembacanya.
- Fungsi didaktif, yaitu mengarahkan dan mendidik para penikmat atau pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
- Fungsi estetis, yaitu memberikan keindahan bagi para penikmat atau para pembacanya.
- Fungsi moralitas, yaitu fungsi yang mengandung nilai moral sehingga para penikmat atau pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinaya.
- Fungsi relegiusitas, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para penikmatnya atau pembacanya.
C.
RESENSI NOVEL
1.
Pengertian Resensi
Istilah resensi berasal dari bahasa
Belanda, Resentie yang berarti kupasan atau pembahasan.
Resensi adalah ulasan atau penilaian sebuah hasil karya dengan menyajikan
kualitas yang terkait dengan keunggulan maupun kekurangannya. Menilai berarti
mengulas, mempertimbangkan, mengkritik dan menunjukkan kelebihan-kelebihan
serta kekurangan-kekurangan buku dengan penuh tanggung jawab. Artinya,
penilaian yang disampaikannya harus disertai landasan dan alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan. Pada
Kamus Sinonim Bahasa Indonesia disebutkan bahwa resensi
adalah pertimbangan, pembicaraan, atau ulasan buku. Akhir-akhir ini,
resensi buku lebih dikenal dengan istilah timbangan buku.
2. Syarat Penyusunan Resensi
Ada beberapa
syarat dal menyusun resensi antara lain :
a.
Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit,
tahun terbit dan tebal buku.
b.
Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya
sebelumnya, biografi pengarang, atau hal yang berhubungan dengan tema atau isi.
c.
Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
d.
Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu
ditujukan.
3.
Unsur-Unsur dalam Resensi
Unsur-unsur
dalam resensi meliputi :
1.
Judul resensi
Judul resensi
yang menarik dan benar-benar menjiwai
seluruh tulisan atau inti tulisan, tidak
harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah penulisan resensi
selesai. Yang perlu di ingat, judul resensi harus selaras dengan keseluruhan
isi resensi.
2.
Data buku
Data buku
biasanya disusun sebagai berikut:
a. Judul buku (jika buku itu termasuk buku hasil
terjemahan, judul aslinya juga harus ditulis)
b. Pengarang (jika ada, tulis juga penerjemah, editor,
atau penyunting seperti yang tertera dalam buku)
c. Penerbit
d. Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa)
e. Tebal buku (berapa halaman)
f.
Harga buku
(jika diperlukan)
3.
Pembukaan
(lead)
Pembukaan dapat
dimulai dengan hal-hal berikut ini.
a. Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk
apa saja, dan prestasi apa yang diperoleh.
b. Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis,
baik oleh pengarang sendiri maupun pengarang lain.
c. Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang.
d. Memaparkan keunikan buku.
e. Merumuskan tema buku.
f.
Mengungkapkan
kritik terhadap kelemahan buku.
g. Mengungkapkan kesan terhadap buku.
h.
Memperkenalkan
penerbit.
4.
Tubuh atau isi
pertanyaan resensi buku
Tubuh atau isi
pertanyaan resensi buku biasanya memuat hal-hal dibawah ini:
a.
Sinopsis atau
isi buku secara benar dan kronologis.
b.
Ulasan singkat
buku dengan kutipan secukupnya.
c.
Keunggulan
buku.
d.
Kelemahan buku.
e.
Rumusan
kerangka buku.
f.
Tinjauan bahasa
(mudah atau berbelit-belit).
g.
Kesalahan cetak
(jika ada)
5.
Penutup resensi
Bagian penutup,
biasanya berisi saran atau pertanyaan bahwa buku itu penting untuk siapa dan
mengapa.
4.
Komponen Resensi Novel
Komponen yang
dapat dibahas dalam menyusun resensi novel adalah sebagai berikut.
a.
Tema.
b.
Alur Cerita
c.
Penokohan
d.
Sudut Pandang
e.
Latar Cerita
f.
Nilai-nilai
g.
Bahasa dan Gaya Cerita
h.
Pengarang
D.
DRAMA
Drama adalah karangan yang
menggambarkan kehidupan dan watak manusia dalam bertingkah laku yang
dipentaskan dalam beberapa babak. Berdasarkan
penyajian lakon, drama dapat dibedakan menjadi delapan jenis, yaitu:
- Tragedi: drama yang penuh dengan kesedihan
- Komedi: drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
- Tragekomedi: perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
- Opera: drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
- Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
- Farce: drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
- Tablo: jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
- Sendratari: gabungan antara seni drama dan seni tari.
Berdasarkan
sarana pementasannya, pembagian jenis drama dibagi antara lain:
- Drama Panggung: drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
- Drama Radio: drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat.
- Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi tak dapat diraba.
- Drama Film: drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop.
- Drama Wayang: drama yang diiringi pegelaran wayang.
- Drama Boneka: para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.
Jenis
drama
selanjutnya adalah, berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis
drama berdasarkan ini, antara lain:
- Drama Tradisional: tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.
- Drama Modern: tontonan drama menggunakan naskah.
UNSUR-UNSUR DRAMA (TOKOH, LATAR, DAN
AMANAT DRAMA)
Indikator
: Disajikan teks drama, siswa dapat :
- Menentukan tokoh utama
- Menentukan latar
- Menentukan amanat
Unsur-unsur
drama
- Tema adalah ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama
- Alur yaitu jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai babak pertama hingga babak terakhir
- Tokoh drama atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama atau peran utama disebut primadona sedangkan peran pembantu disebut figuran
- Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Watak protagonis adalah watak (periku) baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : penyabar, kasih sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati dan sebagainya. Sedangkan watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : sifat iri dan dengki, kejam, penindas dan sebagainya
- Latar atau setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam cerita drama
- Amanat drama adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton. Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh drama.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah pembahasan mengenai
pengertian karya ilmiah, cerpen, resensi novel, dan drama. Pembahasan tersebut
sangat berguna karena dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pembelajaran /
dunia pendidikan sangat diperlukan.
Untuk itu dengan adanya penjelasan
tersebut diatas dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita sebagai pelajar
agar dapat menguasainya.
DAFTAR PUSTAKA