Selasa, 25 Juni 2019

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN USAHA “PRODUKSI TEMPE”



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Tempe merupakan salah satu makanan yang sering di konsumsi oleh masyarakat. Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan tekhnologi pertanian. Metode ini sebenarnya telah di lakukan sejak jaman dahulu, tetapi hal ini belum disadari  oleh masyarakat umum. Dengan proses yang sederhana namun dapat menghasilkan produk yang berkualitas gizi cukup baik.

B.  Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional, serta dengan tujuan agar pembaca dapat mengerti tentang gizi yang terkandung dalam kedelai setelah diolah menjadi tempe, serta pembaca dapat mengerti cara pembuatan tempe kedelai dengan proses yang baik dan benar.
Tidak lupa juga agar para pembaca mengerti tentang cara mendirikan pabrik rumahan sendiri, karena ditengah sulitnya perekonomian saat ini menuntut semua orang untuk meciptakan lapangan pekerjaan sendiri bukan hanya bergantung dari pekerjaan yang diberikan orang lain kepada kita. Karena sesungguhnya tiap masing-masing individu mempunyai keahlian atau kreatifitas yang bisa digali dan dikembangkan, bila faham dan mengerti caranya dengan baik.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Riwayat Usaha
Dengan melihat perkembangan zaman yang semakin maju sekarang ini kebutuhan manusia akan gizi semakin meningkat setiap manusia membutuhkan makanan yang bergizi untuk menjamin , kesehatanya.
Kesempatan bagi saya untuk memproduksi makanan yang mengandung gizi yang baik ,saya yakin usaha saya akan berhasil dan menguntungkan.

B.     Proses Produksi (Cara Pembuatan) Dengan Cara Sederhana
Cara sederhana adalah cara pembuatan tempe yang biasa dilakukan oleh para pengrajin tempedi Indonesia.
o     Pertama-tama kedelai ditimbang, atau biasanya per karung berisi kedelai seberat 50 kg. kemudian biji kedelai dilakukan proses sortasi (untuk memilih kedelai yang baik dan bersih) lalu dicuci sampai bersih, kemudian direbus yang waktu perebusannya berbeda-beda tergantung dari banyaknya kedelai dan biasanya berkisar antara 1-3 jam samapai biji kedelai benar-benar matang.
o   Kedelai yang telah direbus tadi kemudian ditiriskan untuk mengurangi kadar air rebusan tadi pada biji kedelai. Setelah itu biji kedeali yang sudah ditiriskan direndam semalam atau berkisar 12-14 jam. Setelah perendaman, kulit kedelai dikupas. Terdapat dua cara dalam pemisahan kulit dan pemecahan biji kedelai agar menjadi dua bagian, yaitu dengan cara dinjak-injak (tradisional) dengan kaki yang sudah di sterilkan, atau cara kedua dengan cara modern, yaitu dengan menggunakan mesin giling khusus untuk biji kedelai dalam proses pembuatan tempe. Dan detelah itu biji kedelai dicuci sampai bersih dengan perbandingan pada 1 keranjang dicuci dengan air sebanyak 9 ember.
·         Untuk tahap selanjutnya kedelai dapat direbus atau dikukus lagi selama 45-60 menit, tetapi pada umumnya perebusan yang kedua ini jarang dilakukan oleh para pengrajin tempe. Setelah proses perebusan kedua atau pencucian, biji kedelai ditiriskan kembali hinggna kadar air dalam biji kedelai benar-benar berkurang. Kedelai setelah di dinginkan/ditiriskan diberi larutan tempe (ragi khusus tempe), dicampur rata dengan perbandingan 50 kg kedelai menggunakan 2 sendok makan ragi khusus tempe.


C.    Cara Baru
Pada prinsipnya cara pembuatan tempe dengan cara baru sama dengan cara yang lama atau tradisional dan perbedaannya adalah terletak pada tahap pengupasan kulit kedelai. Dimana pada cara lama (tradisional) kedelai direbus dan direndam bersama kulitnya atau masih utuh sedangkan pada cara yang baru sebelumnya kedelai telah dikupas kulitnya (kupas kering) dengan menggunakan alat pengupasan kedelai. Tahap-tahap selanjutnya sama dengan cara tradisional.
Tempe yang dibuat dengan cara baru warnanya (warna kedelai) lebih pucat bila dibandingkan dengan cara lama.ahal ini disebabkan –karena pada cara baru kedelai direbus dan direndam dalam keadaan sudah terkupas kulitnya sehingga ada zat-zat yang larut.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe adalah sebagai berikut:
§  Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
§  Uap air
Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk pertumbuhannya.
§  Suhu
Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27°C). Oleh karena itu, maka pada waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.


D.    Proses Packing (Pengepakan)
Setelah dari proses penirisan tersebut, biji kedelai kemudian dibungkus. Budi (pemilik), menghasilkan 3 jenis harga tempe dengan ukuran tempe yang berbeda-beda. Pertama, dengan harga konsumen 500 rupiah untuk tempe berukuran 9x12 cm. Kedua, dengan harga konsumen 1,000 rupiah untuk tempe berukuran 9x17 cm. dan ketiga, dengan harga konsumen 2,000 rupiah untuk tempe berukuran 11x20 cm.
Setelah melalui proses packing, dilakukan pemeraman terhadap produk selama 36-48 jam dalam tempat yang biasa disebut “kere”, proses pemeraman dilakukan agar dihasilkan tempe yang berkualitass baik. Setelah proses pemeraman, tempe diangin-anginkan atau di sebar dilantai sementara untuk menghindari kebusukan. Setelah proses pengangin-anginan, kemudian tempe siap untuk dipasarkan.

E.  Distribusi Barang Hasil Produksi (Tempe)
Di samping memproduksi suatu barang, kita juaga harus memperhatikan tahap-tahap setelah produksi. Sebagai produsen kita harus memiliki suatu cara untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang akan timbul setelah memproduksi suatu barang atau jasa.
Ada berbagai banyak cara yang biasa seorang produsen lakukan untuk mendistribusikan barang hasil olahanya. Sama halnya dengan tempe, tempe adalah barang hasil produksi yang tidak await (tidak tahan lama). Setelah tahap produksi paling lama tempe hanya bias bertahan seama 2-3 hari jika tidad dimasukan kedalam temat pending. Sekalipun di tempat pendinginan tempe hanya bias bertahan selama kurang lebih 8-10 hari saja. Sudah seharusnya seorang produseen tempe harus memiliki tatik tersendiri untuk menyalurkan tempe ini. Saya sebagai produsen akan melakukan bebrapa cara untuk bias menyaurkan tempe hasil olahan saya.
Cara-cara itupun seperti :
o    Menghubungi orang-orang seperti penjual sayur keliling dan sejenisnya. Kenapa ? selain berjualan sayur juga mereka menjual bahan makanan sejenisnya seperti tahu, tempe dan sebagainya. orang-orang seperti ini merupakan konsumen yang bias membeli tempe kita dengan cara paket atau dalam jumlah yang banyak dalam sekali pembelian. Bagi mereka membeli temped an akan di jual kembali itu akan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Jika mareka membi dari pabrik lansung maka mereka akan bias menjualnya kembali dengan harga sedikit bertambah.
o    Mendistribusikan tempe hasil produksi kita kepada orang-orang yang sering berjualan di pasar-pasar. Sama halnya dengan para penjual sayur  di atas orang-orang ini juga embeli tempe secara paket (dalam jumlah yang banyak).
o    Mancari konsumen tetap. Artinya konsumen tetap yaitu orang-orang yang membeli tempe setiap hari. Contohnya seperti di rumah-rumah makan. Mereka membutuhkan makanan tempe sebagi pelengkap menu di rumah makan.
o    Untuk cara saya yang terakhir yaitu mendistribusikan tempe dengan turun tangan secara lansung atau memuar mdal secara lansung. Caranya yaitu saya akan membeli beberapa unit sepeda motor kemudian saya akan mempekerjakan bebrapa orang sebagai penjual tempe saya dengan cara membawa tempe dengan keranjang di atas sepeda motor sambil berkeliling. Hal ini bias mmbuat pelanggan tidak usah susua-susah lagi berbelnja keperluan tempe di pasar.

a)         Pemasaran (Marketing)
Tempe budi memasarkan produk nya pada skala local, yaitu meliputi pasar-pasar yang ada disekitar, seperti : pasar way kandis, pasar perumnas way hui, pasar jati mulyo, juga melalui agen-agen yang telah bekerja sama dalam proses pemasaran melalui metode keliling (motoris).

Tempe budi memiliki tiga jenis ukuran dan harga tempe, yaitu :
·      Harga konsumen sebesar 1000 rupiah untuk tempe berukuran 9x12cm, dengan harga agen sebesar 1.200 rupiah atau dengan keuntungan sebesar 200 rupiah/pc atau bungkus.
·      Harga konsumen sebesar 1,000 rupiah untuk tempe berukuran 9x17cm, dengan harga agen sebesar 750 rupiah atau dengan keuntungan sebesar 250 rupiah/pc bungkus.
·      Harga konsumen sebesar 2,000 rupiah untuk tempe berukuran 11x20cm, dengan harga agen sebesar 1,500 rupiah atau dengan keuntungan sebesar 500 rupiah/pc bungkus.

b)        Ringkasan Tentang Produk (Tempe Kedelai)
Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging.  Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
Teknik pembuatan tempe ini telah dikerjakan masyarakat Indonesia khususnya bermula dari masyarakat Jawa selama beberapa abad yang lalu  dengan prosedur pembuatannya masih sangat sederhana. Berbagai bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe, tetapi yang paling populer dan paling banyak dipergunakan adalah tempe berbahan dasar kedelai.
Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan cermat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai.
Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak.  Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe.
Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang dapat menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus sp. Selain Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata.
Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut campur ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama padatempe yang dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe tersebut mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekalipun tempe telah dimasak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen.
Oleh karena itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian bibit (inokulum) yang akan digunakan.
Lokasi produksi sangat menguntungkan karena terdapat di dekat jalan raya serta sangat strategis.

c)      Sarana & prasarana produksi
v  Tanah
v  Bangunan / tempat produksi
v  Alat hitung / kalkulator
v  Meja dan kursi
v  Gudang Penyimpanan Hasil Produksi

F.     Laporan Keuangan
Nama Barang
Jumlah
Harga
Baskom
60
600.000
Saringan
30
120.000
Kipas Angin
15
1.500.000
Sotel Kayu
55
150.000
Tampah
85
120.000
Dandang
20
450.000
Kompor
15
3.450.000
Total

6.270.000

d)     Bahan untuk  produksi
§  Kacang Kedelai................................  Rp.2.450.000
§  Ragi tempe.........................................  Rp.730.000
§  Daun pisang/kantong plastik............  Rp.350.000

e)      ASPEK KEUANGAN
1)      Modal persiapan
Modal usaha untuk biaya pembuatan tempe ini di peroleh dari beberapa suber modal antara lain :
Ø   Modal sendiri .....................................   RP.     45.200.000
Ø   Modal bantuan yang di harapkan ......   Rp.       7.000.000
Ø   Sisa Modal Lain ................................   Rp.        500.000
               Rp.     51.700.000

2)      Biaya investasi atau oprasional
Biaya investasi atau jumlah uang yang di butuhkan dalam produksi
Ø  Pembelian Lahan .............................    Rp.       34.000.000
Ø   Pembelin Alat Dan Bahan  ...............   Rp.       10.000.000
Ø   Gaji ....................................................   Rp.       5.000.000
Ø   Transportasi .......................................   Rp.          600.000
Ø   Listrik ................................................   Rp.          600.000
Ø   Lain-lain.............................................   Rp.          1.500.000
                                                                                   Rp.          51.700.000    

3)      Proyeksi keuntungan yang di peroleh setelah beberapa bulan tanpa ada biaya yg dikeluarkan untuk pembelian lahan dan alat produksi yang jangka waktu pemakaiannya dapat bertahan lama diperkirakan akan menghaslkan keuntungan sebagi berikut :
Ø  Penjualan Tempe .........   Rp. 57.000.000
Ø  Biaya oprasional ..........  Rp.   3.500.000
Ø  Gaji ..............................  Rp. 10.000.000
Ø  Jumlah .........................  Rp. 43.500.000
                                       
v  Pengambilan modal usaha
Lain-Lain ...................  Rp.      500.000
Laba Bersih ...............    Rp.    43.000.000











BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari makalai ini, dapat disimpulkan bahwa pabrik rumahan atau usaha sendiri sangatlah menunjang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, serta dapat pula menciptakan manusia yang kreatif, cerdas, dan berusaha untuk maju, dan juga dapat memberikan masukan kepada pembaca untuk dapat sekiranya menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Bukan hanya bergantung dari pekerjaan yang disediakan saja, namun dapat berfikir luas untuk berwirausaha dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru.






















DAFTAR PUSTAKA

https://tukangeetik.blogspot.com/2017/12

Minggu, 26 Mei 2019

MAKALAH NILAI-NILAI KEJUANGAN PADA MASA REVOLUSI



BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang
Setiap bangsa di dunia mempunyai dasar atau landasan, kekuatan, dan daya dorong bagi perjuangannya, yang berupa jiwa, semangat dan nilai-nilai untuk mencapai cita-cita nasionalnya. Begitu juga Bangsa Indonesia telah memiliki jiwa, semangat dan nilai-nilai 45 yang merupakan akumulasi nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia. Masalahnya, apakah dalam alam kemerdekaan nilai-nilai 45 perlu terus digelorakan ? Untuk siapa, dimana, kapan, kenapa dan bagaimana manfaatnya? Dengan memahami nilai-nlai 45 diharapkan bisa menjawab masalah tersebut. Dulu berjuang mengusir musuh yaitu Belanda, sekarang musuhnya multidimensi yaitu; kebodohan, kemiskinan, kesejahteraan, keadilan, disintegrasi dan KKN.

B.          Tujuan
-          Menyelesaikan tugas dari guru mata pelajaran sejarah Indonesia
-          Memahami makna mempertahankan kemerdekaan
-          Mengetahui perilaku-perilaku yang perlu dipertahankan untuk mempertahankan kemerdekaan
-          Memenuhi penilaian untuk nilai ulangan harian
-          Sebagai media komunikatif untuk pembaca dan pendengar saat kami presentasi



BAB II
PEMBAHASAN

Peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi dalam perang kemerdekaan, banyak mengandung nilai-nilai positif sebagai nilai-nilai perjuangan yang penting untuk kamu ketahui. Beberapa nilai perjuangan yang dimaksud antara lain sebagai berikut; 
Jendral Sudirman di atas tandu
A.          Persatuan dan Kesatuan
Persatuan dan Kesatuan Merupakan nilai penting dalam setiap perjuangan. Persatuan dan kesatuan tidak hanya menjiwai rakyat dalam berbagai pertempuran fisik. pada masa masyarakat besatu padu melawan sekutu dan NICA (Belanda). Persamaan tujuan demi mempertahankan kemerdekaaan mampu mempersatukan mereka. Jalur diplomasi yang ditempuh oleh pemerintah Belanda pun dijiawai oleh rasa persatuan dan kesatuan.
Untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan, kita bisa: menyamakan ideologi akan mempertahankan negara indonesia sebagai negara, menjunjung tinggi pertahanan negara agar tidak ada yang dipihakkan, dan menjaga silaturohim.
Prinsip-prinsip dalam perilaku persatuan dan kesatuan di antaranya:
1.    Prinsip Bhineka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.
2.    Prinsip Nasionalisme Indonesia
Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan bangsa kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.    Prinsip Kebebasan yang Bertanggung jawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa.
4.    Prinsip Wawasan Nusantara
Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.
5.    Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Landasan hukum persatuan dan kesatuan bangsa antara lain:
a.       Landasan Ideal, adalah Pancasila yaitu sila 3 “Persatuan Indonesia.”
b.      Landasan Konstitusional, adalah UUD 1945 yang terdiri dari:
1.      Pembukaan alinea IV  yang berbunyi, “Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada … persatuan Indonesia.”
2.      Dalam pasal-pasal UUD 1945:
-          pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik.”
-          pasal 30 ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa:
a)      tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
b)      Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan Undang-undang.
-          pasal 32 menyatakan bahwa “Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia
-          pasal 35
-          pasal 36
c.       Landasan Operasional, adalah ketetapan MPR no. IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Yang perlu kita lakukan untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan antar warga negara yaitu di antaranya:
-          meningkatkan semangat kekeluargaan, gotong-royong dan musyawarah
-          meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan
-          pembangunan yang merata serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
-          memberikan otonomi daerah
-          memperkuat sendi-sendi hukum nasional serta adanya kepastian hukum
-          perlindungan, jaminan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia
-          memperkuat sistem pertahanan dan keamanan sehingga masyarakat merasa terlindungi

B.           Rela Berkorban dan Tanpa Pamrih
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya keikhlasan dalam memberikan atau melakukan sesuatu untuk orang lain, meskipun akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan atau kerugian pada diri sendiri.
Sikap rela berkorban juga ditunjukkan oleh para pahlawan kita yang dengan ikhlas bertaruh nyawa demi kemerdekaan Indonesia. Mereka mendahulukan kepentingan umum (negara) dari kepentingan pribadi. Para pemimpin, rakyat, dan para pejuang telah mempertaruhkan jiwa dan raga demi kedaulatan bangsa.
Tanpa pamrih adalah tidak mengharapkan imbalan atau tidak memiliki maksud tersembunyi dalam melakukan sesuatu. Tanpa pamrih adalah sebuah klausa yang sering digunakan untuk menggambarkan sikap para pahlawan Indonesia yang dengan suka rela dan ikhlas memperjuangkan kemerdekaan.
Para pahlawan tidak pernah mengharapkan atas apa yang mereka lakukan demi merebut kemerdekaan. Mereka melakukan semuanya atas dasar cinta tanah air dan kepentingan bersama.
Dalam kehidupan sehari-hari kita perlu memiliki sikap tanpa pamrih dalam melakukan sesuatu. Sikap tanpa pamrih ini berhubungan dengan sikap rela berkorban yaitu ikhlas, tulus dengan sepenuh hati dalam mengerjakan sesuatu.
Contoh salah satu tokoh yang telah menunjukka sikap rela berkorban dan tanpa pamrih ialan Teuku Umar. Beliau rela menyerahkan diri ke Belanda untuk menjalankan strategi nya dalam menyelamatkan rakyat Aceh dari penderitaannya. Dan pada akhirnya beliau gugur dalam pertempuran melawan Belanda karena peluru musuh menembus dadanya.
Penerapan sikap rela berkorban di kehidupan sehari-hari yaitu ketika kita sedang bekerja kelompok. Kita semua sebagai anggota dari kelompok tersebut harus rela mengorbankan waktu yang biasa kita gunakan untuk bermain untuk mengerjakan tugas kelompok bersama-sama.
Sedangkan penerapan sikap tanpa pamrih dalam kehidupan sehari-hari yaitu ketika kita sedang menolong orang lain. Baik kita menolong orang tersebut adalah orang yang kita kenal maupun tidak, tetap saja kita tidak boleh pamrih kepadanya kalau kita sudah berbuat baik, menolong, dan meminta atau mengharapkan imbalan sebagai bentuk balas budinya kepada kita, atau menuntut ucapan terima kasih.
C.          Cinta Tanah Air
Cinta tanah air adalah faktor pendorong yang sangat kuat bagi para pejuang kita untuk berjuang di medan perang sehingga timbullah semangat patriotisme. Sebagai perwujudan dari cinta tanah air maka muncullah berbagai perlawanan di daerah untuk melawan penjajah.
Contoh peristiwa yang menunjukkan perilaku cinta tanah air yaitu Pertempuran Surabaya. Pertempuran ini merupakan peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme. 
Tokoh yang menunjukkan sikap perilaku cinta tanah air yaitu Bung Tomo. Bung Tomo tidak jauh dari peristiwa 10 November ini. Beliaulah yang memberikan pidato di hari bersejarah tersebut. Beliau menyampaikan pidatonya di hadapan Arek-Arek Suroboyo, yang terdiri dari pedagang, petani, tukang becak, pelajar, penduduk desa, dan masyarakat biasa. Meski hanya masyarakat biasa, namun setelah mendengar pidato Bung Tomo, mereka menjadi berkobar-kobar dan tidak gentar terhadap pasukan Belanda yang datang. Malahan, Arek-Arek Suroboyo berhasil menculik Jend. A. W. S. Mallaby dan membuat pasukan sekutu kewalahan. Pada akhirnya, Belanda dan Sekutu berhasil diusir dari Surabaya.
Sikap cinta tanah air dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya yaitu ketika membeli barang-barang di pusat perbelanjaan. Pilihlah produk-produk dalam negeri terlebih dahulu dibanding produk luar. Kemudian, pilihlah untuk menggunakan produk elektronik buatan negeri sendiri daripada membeli milik negara lain dan menyejahterakan negara lain.
D.          Toleransi dan Saling Menghargai
Toleransi, adalah sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb.) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian diri sendiri.
Saling menghargai merupakan perwujudan sikap dan perilaku kita terhadap orang lain yang menunjukkan sikap toleransi kita terhadap orang lain yang berlainan pendirian dengan kita. Dalam kasus ini, yang dimaksudkan yaitu toleransi antar suku-bangsa-agama di Indonesia yang heterogen ini.
Pada masa kemerdekaan, rasa toleran dan saling menghargai sangat dibutuhkan. Misalnya, pada masa revolusi, terdapat banyak laskar perjuangan rakyat yang terdiri atas berbagai ras, suku, dan agama. Hal itu memicu terjadinya konflik. Namun dengan adanya sikap toleran dan saling menghargai, konflik-konflik itu dapat diatasi.
Selain itu, pada masa kemerdekaan Indonesia, berbagai pemuda dari suku, ras, dan agama yang berbeda dari seluruh Indonesia berkumpul  untuk  merumuskan bagaimana Indonesia ke depan nantinya. Jika tidak ada rasa saling menghargai dan toleransi terhadap sesama, maka kemerdekaan yang kita rasakan sekarang belum tentu bisa terwujud.
Contoh peristiwa di masa revolusi yang menunjukkan sikap perilaku toleransi dan saling menghargai antar suku-bangsa-agama yaitu peristiwa di saat Belanda melancarkan Agresi Militer II. Dimana terjadi perbedaan pendapat antara kaum sipil dan militer. Kaum sipil memilih bertahan di Yogyakarta untuk menjalankan pemerintahan, sementara kaum militer ingin keluar dari Yogyakarta dan melakukan gerilya. Meski berbeda pendapat, kaum sipil tidak memaksakan kaum militer untuk bertahan di Yogyakarta. Begitu juga sebaliknya, kaum militer tidak memaksa kaum sipil untuk ikut gerilya.
Salah satu tokoh yang memiliki rasa toleransi tinggi adalah Bung Hatta. Hal ini dibuktikan pada peristiwa menjelang pengesahan dasar negara. Pada saat itu, sebagian kecil peserta sidang mengajukan usul keberatan terhadap rumusan dasar negara pada sila pertama. Bung Hatta sebagai seseorang yang taat beragama begitu memberikan perhatian terhadap usul yang diajukan oleh peserta lain meskipun berbeda agama. Beliau segera berkonsultasi dengan empat tokoh Islam. Pertemuan Bung Hatta dengan keempat orang tokoh Islam menyepakati usulan tokoh nonmuslim untuk mengganti kalimat sila pertama yang berbunyi '' Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya'' menjadi ''Ketuhanan Yang Maha Esa''. Penggatian ini dilakukan demi pesatuan dan kesatuan bangsa, karena kepentingan bangsa lebih utama daripada kepentingan golongan.
E.           Kerja Sama dan Cinta Damai
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama merupakan interaksi yang paling penting karena pada hakikatnya manusia tidaklah bisa hidup sendiri tanpa orang lain sehingga ia senantiasa membutuhkan orang lain. Kerja sama dapat berlangsung manakala individu-individu yang bersangkutan memiliki kepentingan yang sama dan memiliki kesadaran untuk bekerja sama guna mencapai kepentingan mereka tersebut.
Sedangkan cinta damai adalah perasaan yang memicu munculnya rasa ingin bekerja sama demi mencapai suatu tujuan yang sama. Rasa cinta damai ini akan terpuaskan ketika kita telah selesai bekerja sama, telah mencapai tujuan, dan mendapatkan ketenangan, ketentraman, sebagai dampak dari hilangnya masalah tadi.
Dalam kasus ini, sikap perilaku kerja sama dan cinta damai yang dimaksud adalah sikap perilaku para pendahulu kita yang dulu memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita dengan bekerja sama untuk mengusir penjajah dan melepaskan diri dari tindasan bangsa asing. Dan rasa cinta damai yang dimaksud ialah rasa cinta terhadap kedamaian di negeri sendiri. Yaitu damai karena penjajah sudah pergi, karena negaranya kini sudah merdeka.
Kerja sama dan cinta damai diterapkan dalam perjuangan kala revolusi untuk menghindari peperangan fisik dengan Belanda. Dan upaya ini membuahkan hasil. Pada akhirnya, Belanda mau mengakui kedaulatan negara Republik Indonesia Serikat (RIS) dalam perjanjian Konferensi Meja Bundar. Terbentuknya RIS ini juga berkat kerjasama para pemimpin bangsa kita dan pemimpin-pemimpin negara BFO yang menghendaki Indonesia merdeka pada masa itu.


BAB III
PENUTUP

A.          Kesimpulan
Kesimpulannya, ada banyak sikap dan perilaku yang dilakukan oleh para pendahulu kita. Yang mana merupakan faktor penting terciptanya kemerdekaan Indonesia. Dan maka dari itu, kita sebagai generasi penerus bangsa yang bertanggungjawab atas kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia kita tercinta ini, harus memelihara perilaku dan sikap seperti yang para pendahulu kita contohkan. Karena dari sanalah, bersumber kedaulatan. Tanpa perilaku sikap tersebut, maka kemerdekaan dan kedaulatan yang kita miliki saat ini akan sulit untuk dijaga dan dipertahankan.
Dapat kita lihat untuk saat ini, kondisi anak-anak generasi muda penerus bangsa kita semakin terpengaruh budaya asing (barat khususnya). Sehingga mereka kurang menunjukkan kepribadian sebagai warga negara. Mereka kurang menghormati adat istiadat ketimuran. Bahkan identitas diri bangsa kita semakin luntur. Kesadaran akan pentingnya menjaga kedaulatan dan kemerdekaan bangsa kita ini belum ada. Atau bahkan sudah ada, tetapi ditolak oleh hatinya. Hal ini sangatlah miris. Hanya dikarenakan merasa bahwa Indonesia tidaklah setara dengan negara tetangga, generasi muda langsung mengurangi jati diri ke-Indonesiaannya.
Karena inilah, masih banyak yang harus dipelajari. Banyak hal yang masih bisa kita pelajari bersama tentang perilaku mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Dan setelah kita pelajari bersama, ada baiknya jika kita terapkan dalam kehidupan kita sendiri, serta kita sosialisasikan kepada teman-teman kita yang mungkin sudah menjadi korban arus globalisasi.

B.           Saran
-          Lebih banyak bahasan tentang cara berperilaku
-          Orangtua mendidik anak-anaknya untuk berperilaku lebih baik dari sekarang
-          Guru-guru di sekolah membiasakan murid-muridnya untuk berperilaku toleran antar suku, budaya, bahasa, dan agama.
-          Lebih sering menggunakan barang-barang buatan dalam negeri
-          Lebih banyak info tentang barang-barang dalam negeri
-          Pengawasan ketat terhadap ormas-ormas yang bergerak di bidang keagamaan


DAFTAR PUSTAKA


MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...