Kamis, 24 Agustus 2023

makalah KAMPUNG NAGA STUDI TENTANG EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALUWU KABUPATEN TASIKMALAYA

 

KAMPUNG NAGA

STUDI  TENTANG EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALUWU KABUPATEN TASIKMALAYA

Tahun 2022

Makalah Study Lapangan

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

 

 

Disusun Oleh XI IPS 5 :

 

1.      Melly Sylfya Salsabyla

2.      Muhamad Afrizal

3.      Danda Saputra

 

 

DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA BARAT

SMA NEGRI 1 PARIGI

Jl Babakan Ardiyasa No.62 Parig I46393 Telp.(0265) 2641022

Website : www.smanegri1parigi.sch.id-Email : smanegri1parigi@gmail.com

KABUPATEN PANGANDARAN

 

LEMBARAN PENGESAHAN

 

Makalah Study Lapangan

KAMPUNG NAGA

STUDI  TENTANG EKONOMI, SOSIAL,BUDAYA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALUWU KABUPATEN TASIKMALAYA Tahun 2022

 

 

 

 

DISETUJUI OLEH:

 

     GURU PEMBIMBING,                                                          WALI KELAS,

 

 

 

NUNUNG PRIATIN.S.Pd                                                 POPPY WULANDARI.S.Pd

NIP:197009022014062002.                                               NIP: -

 

 

Mengetahui ,

SMA NEGRI 1 PARIGI

 

 

 

 

Drs NANA RIATNA.SPD

NIP:19630101199303102

 

                                                                

 

 

 

 

Text Box: ii
 


KATA PENGANTAR

 

            Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat rahmat dan karunianya sehingga kita dapat menyelesaikan proposal ini, namun hal ini tidak lepas dari bimbingan guru mata pelajaran bahasa indonesia saya mengungkapkan terimakasih.  

           Adapun tujuan penelitian makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bahasa indonesia. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca dan penulis. Ucapan terimakasih penulis kepada :

1.             Nunung Priatin S.pd, selaku guru mata pelajaran bahasa indonesia yang telah mendidik dan memberikan bimbingan selama masa pembuatan makalah ini.

2.             Ibu Popy Wulandari S.pd, selaku guru wali kelas XI IPS 5 yang mengingatkan anak didiknya agar bisa bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

3.             Bapak Drs. Nana Priatna M.pd, selaku kepala sekolah SMAN 1 PARIGI yang telah memberikan izin dalam pembuatan makalah ini.                                                                                                                                                                                      

             Penulis menyadari bahwa proposal yang ditulis ini banyak kekurangan - kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakan proposal di tahun yang akan datang.                                                                                                                       

             Pada kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga proposal ini dapat selesai. Akhir kata, semoga proposal ini  bermanfaat bagi penulis dan pembaca.      

 

 

 

Parigi, Februari 2022

 

 

Penulis

                                                                         

 

 

 

 

Text Box: iii

DAFTAR ISI

 


HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….i

LEMBARAN PENGESAHAN.. ii

KATA PENGANTAR.. iii

DAFTAR ISI. iii

BAB I      PENDAHULUAN.. 1

             1.1 Latar Belakang. 1

             1.2  Rumusan Masalah. 3

             1.3 Tujuan Penelitian. 3

             1.4 Manfaat / Kontribusi Penelitia. 3

             1.5 Definisi Operasional 4

             1.6  Pendekatan, Metode dan Teknik Penelitian. 4

             1.7 Sistematis Penulisan. 5

BAB II    KAJIAN PUSTAKA.. 7

BAB III   PEMBAHASAN.. 9

             3.1 Sistem Perekonomian Kampung Naga. 9

             3.2 Sistem Kemasyarakatan Kampung Naga. 9

             3.3 Kebudayaan Kampung Naga. 10

BAB IV   PENUTUP. 12

             4.1 Kesimpulan. 12

             4.2 Saran. 12

             4.2 Lampiran. 13

             4.3 Lembar Observasi 16

             4.4 Daftar Pustaka. 17

 

 

 

 

                                                                            

Text Box: iv                                               


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang  

Sejarah berdirinya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonomi tidak terlepas dari sejarah berdirinya kabupaten Tasikmalaya sebagai daerah kabupaten induknya. Maka rangkaian sejarah ini merupakan bagian dari rangakaian perjalanan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sampai terbentuknya Pemerintah Kota Tasikmalaya.

Kampung Naga adalah kampung adat yang berada di Jawa Barat. Kampung Naga termasuk kedalam wilayah Neglasari, Kecamatan Saluwu,Kabupaten Tasikmalaya.Kampung Naga berada pada wilayah daerah terpencil,Kampung ini terletak di perlintasan jalur selatan yang menghubungkan Garut dan Tasikmalaya. Lokasinya berada di suatu lembah yang berjarak kurang lebih 200 meter dari jalan raya.Kampung Naga merupakan daerah perbukitan dengan latar belakang pegunungan.Semua penduduk di daerah ini adalah orang sunda,sehingga bahasa yang di gunakan kesehariannya adalah bahasa sunda,dan menganut agama Islam.

Kampung Naga telah menjadi salah satu wisata budaya yang diperhitungkan di Jawa Barat,terutama di daerah Kabupaten Tasikmalaya.Hal ini terlihat jelas dari adanya peningkatan kunjungan wisatawan ke Kampung Naga.Hal tersebut menunjukkan bahwa Kampung Naga memiliki daya tarik yang cukup besar bagi wisatawan,terutama aspek kebudayaan yang memang menjadi salah satu unggulan dalam objek wisata.Kampung Naga merupakan salah satu daya tarik pada objek wisata,dimana wisatawan tidak perlu susah payah menempuh jarak yang jauh dengan berjalan kaki ke pedalaman karena letak Kampung Naga terbilang dekat dengan jalan raya penghubung antara kota Tasikmalaya dan kota Garut.

Setiadi & Kolip (2011, hlm.191) bahwa, Kebudayaan Kampung Naga Tasikmalaya tak ubahnya seperti suku Baduy yang mendiami sebagian wilayah Banten masih sangat alami dan tak tersentuh kemajuan teknologi. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara khusus menjadi tempattinggal masyarakat Kampung Naga kampung kecil tersebut merupakan kampung indah nan asri serta sejuk dan damai yang menarik dari Kampung Naga adalah menyimpan khazanah dan kearifan lokal. Meski pesawahan di sekitar kampung adat banyak dimiliki masyarakat Naga bukan berarti mereka tidak bisa memiliki lahan di lokasi lain yang lebih jauh. Namun masyarakat Kampung Naga melakukan respons negatif terhadap pembangunan tersebut. Peternakan Selanjutnya peternakan merupakan salah satu kegiatan yang ada di Kampung Naga. Keturunan Kampung Naga yang tinggal di luar disesuaikan dengan kondisi luar artinya boleh memakai rumah permanen dan listrik namun tetap mengikuti upacara adat. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Namun hal itu tidak berdampak besar bagi kehidupan warga di dalamnya. Bentuk rumah panggung di daerah lembap-basah juga membuat rumah tetap dapat ditinggali secara sehat.

Text Box: 1Perekonomi masyarakat Kampung Naga dalam sistem perekonomian fokuskan kepada mata pencaharian dimana mata pencaharian warga Kampung Naga bermacam-macam yaitu Bertani menanam padi umur 6 bulan 1 tahun 2 kali panen untuk awal penanaman dimualai pada bulan janli januari dan juli. Warga Kampung Naga akan terus bertahan menjaga adat tradisi karuhun leluhur yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.Meski mayoritas penduduk Kampung Naga adalah petani dan peternak, tetapi mereka juga tetap berpendidikan (sekolah). Ada penduduk Kampung Naga yang sekolah di luar daerah, bahkan melanjutkan sekolahnya sampai ke luar negeri. Sepulang dari luar negeri, biasanya mereka kembali ke Kampung Naga untuk mengabdi di sana sebagai penerjemah bagi turis yang datang. Saat ini ada empat belas orang penerjemah (data pada tahun 2009) yang bertugas memandu wisatawan asing yang ingin mengenal seluk-beluk dari Kampung Naga.

Masyarakat Kampung Naga dalam menjalankan kehidupannya berpedoman pada tradisi yang diturunkan nenek moyang mereka. Mereka berpegang kepada nilai-nilai, norma-norma, pengetahuan dan aturan yang dijalani sebagai suatu keyakinan bahwa apabila melanggar tradisi tersebut maka dipercaya akan menemui bencana. Pantangan atau pamali merupakan ketentuan hukum yang tidak tertulis yang mereka junjung tinggi dan dipatuhi oleh setiap orang, misalnya tata cara membangun dan bentuk rumah, letak, arah rumah, pakaian upacara, kesenian dan sebagainya.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  

Kebudayaan masyarakat Kampung Naga yang masih kuat seperti, Kepercayaan masyarakat Kampung Naga kepada mahluk halus masih dipegang kuat. Percaya adanya jurig cai, yaitu mahluk halus yang menempati air atau sungai terutama bagian sungai yang dalam. Kemudian “ririwa” yaitu mahluk halus yang senang mengganggu atau menakut-nakuti manusia pada malam hari. Ada pula yang disebut “kunti anak” yaitu mahluk halus yang berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia dan suka mengganggu wanita yang sedang atau akan melahirkan.

Kesenian yang digelar warga adat Kampung Naga memiliki pesan moral yang disampaikan kepada masyarakat, khususnya warga adat untuk saling menjaga, menghormati dan selalu hidup bersama alam. Tujuannya adalah ketika manusia bisa hidup berdampingan dengan kesederhanaan manusia akan sadar bahwa dengan hidup secara beriringan bisa menghindarkan manusia dari berbuat kerusakan yang bisa merugikan. Makna kesederhanaan tersebut seakan sudah melekat dengan masyarakat kampung adat naga sebagai pedoman hidup.Mang Ijad, Wawancara, Desember 2017).

Dari uraian di atas menurut penulis penelitian ini penting untuk dilakukan Agar mengetahui tentang perekonomian, sosial ,budaya Kampung Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya tahun 2022. Untuk itu Kepada bapak kepada sekolah dapat menyetujui penelitian yang akan dilakukan penulis. Demikian penulis ucapkan terimakasih.                                                                                                                                            

 

 

 

 1.2  Rumusan Masalah

 

Menurut Sugiyono ( 2015: 228)  memandang rumusan masalah adalah sebuah pertanyaan yang mencari sebuah jawaban lewat pengumpulan data dan penelitian. Di mana penelitian dapat dilakukan berdasarkan tingkat eksplanasi. Secara garis besar, rumusan masalah memiliki peran yang cukup besar.

Rumusan masalah bersisi pertanyaan sebagai berikut:

1.             Bagaimana sistem perekonomian masyarakat Kampung Naga ?

2.             Bagaimana sistem sosial masyarakat Kampung Naga?

3.             Mengapa Kampung Naga masih memegang kuat kebudayaan nya?

4.             Mengapa masyarakat Kampung Naga merespon negatif terhadap pembangunan?

 

  1.3 Tujuan Penelitian

Menurut Sugiyono sebuah penelitian pasti mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian yaitu agar data dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan.  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.

1.             Untuk mengetahui sistem sosial masyarakat Kampung Naga

2.             Untuk mengetahui sistem perekonomian masyarakat Kampung Naga

3.             Untuk mengetahui mengapa Kampung Naga masih memegang kuat kebudayaan nya

4.             Untuk mengetahui kenapa masyarakat Kampung Naga merespon negatif terhadap pembangunan

 

1.4 Manfaat / Kontribusi Penelitia

     

Menurut Nazir,manfaat penelitian adalah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan konsekuensi terhadap suatu keadaan khusus. Penelitian tersebut dilakukan untuk meningkatkan pemahaman kita. Penelitian memberikan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan.

1. Manfaat Teoritis

-          Penelitian ini  dapat  memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang ekonomi, sosial dan kebudayaan di Kampung Naga.

-          Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan ilmu pengetahuan secara teoritis bagi penelitian selanjutnya sehingga mampu menunjang pengembangan Ilmu Komunikasi secara umum mengenai perekonomian, sosial, dan kebudayaan Masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya.

2. Manfaat Praktis

     Adapun hasil penelitian ini secara praktis diharapkan bisa memberikan suatu masukan atau referensi. Kegunaan secara praktis pada penelitian ini sebagai berikut:

 -  Kegunaan Bagi Penulis          

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat serta memberikan konstribusi selama studi yang pernah ditempuh yang mengenai Perekonomian, Sosial, dan Kebudayaan. Agar dari hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai Perilaku Komunikasi Masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya.                                                                                                 

- Kegunaan Bagi Masyarakat      

Kegunaan untuk masyarakat yaitu untuk memberikan informasi bagi masyarakat luas mengenai perekonomian, sosial dan kebudayaan yang ada di masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya.

 

1.5 Definisi Operasional

     Menurut Sugiyono (2015), Pengertian definisi operasional dalam variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

  Variabel bebas Kampung Naga

  Variabel   : 3 Variabel                 

  Objek : Kampung Naga, Tasikmalaya

  Pokus Penelitian : Tentang Ekonomi, Sosisal dan Budaya Kampung Naga

  Sampel : 5 Orang

-   Warga masyarakat Kampung Naga

                 

1.6  Pendekatan, Metode dan Teknik Penelitian

    a. Pendekatan penelitian

       Menurut Hamid Darmadi, pendekatan penelitian merupakan metode atau cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu.

   b.Metode Penelitian

   Penelitian kualitatif menurut Creswell (2002:19) adalah proses penelitian untuk memahami yang didasarkan pada tradisi penelitian dengan metode yang khas meneliti masalah manusia atau masyarakat. Peneliti membangun gambaran yang kompleks dan holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci dan melakukan penelitian dalam seting alamiah.

    c.Teknik Penelitian

    Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan bagian yang sangat urgen dari penelitian itu sendiri. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah  observasi, wawancara, dokumentasi.

    2. Teknik Observasi adalah tekhnik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan penyelidikan, pengamatan langsung terhadap gejala-gejala subjek diteliti (Surakhmad, 1998:162). Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung ke lokasi penelitian guna mendapatkan data-data lapangan. Karena observasi merupakan alat yang sangat tepat dibutuhkan dalam mengadakan penelitian. Adapun keuntungan yang dapat diperoleh melalui observasi adalah adanya pengalaman yang mendalam, dimana peneliti berhubungan secara langsung dengan subjek peneliti. Tekhnik ini digunakan untuk memperoleh data awal mengenai masalah yang akan diteliti, diantaranya upaya yang dilakukan, program-program yang dilaksanakan dan metode yang digunakan serta kondisi objektif Kampung Naga .

3. Teknik Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan responden. Dalam pengambilan data disini biasanya juga diikuti dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi informasi - informasi dari narasumber. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang disusun secara terperinci atau jelasnya mengunakan draf pertanyaan dengan pihak yang dapat memberikan penjelasan yang berkaitan dengan peneliti yang akan di teliti. Dengan maksud wawancara yang dilakukan peneliti akan tetap dalam lingkup peneliti, dan tidak meluas pada masalah-masalah lain.                                                                                                                                                                                                                               

       Dari uraian di atas bahwa penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang meneliti masalah manuasia atau masyarakat, penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

 1.7 Sistematis Penulisan

         HALAMAN JUDUL

         LEMBAR PENGESAHAN

         DAFTAR ISI

  BAB I PENDAHULUAN

            a. Latar Belakang

            b. Rumusan Masalah

            c. Tujuan Penelitian

            d. Manfaat Penelitian

            e. Definisi Operasional

            f. Pendekatan Metode dan Teknik Penelitian

            g. Sistematis Penelitian

            h. Jadwal Penelitian

  BAB II KAJIAN PUSTAKA

  BAB III PEMBAHASAN

  BAB IV PENUTUP

                                

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

        

 

BAB   II  KAJIAN PUSTAKA

 

Pada Bab kedua ini akan membahas mengenai tentang teori yang digunakan untuk menjelaskan secara singkat mengenai landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas oleh penulis. Dengan mengambil data-data dari referensi buku dan juga internet yang berguna untuk memecahkan masalah.

   Kajian pustaka adalah salah satu bagian penting dari keseluruhan langkah-langkah metode penelitian. Menurut Cooper dalam Creswell (2010) mengemukakan bahwa kajian pustaka memiliki beberapa tujuan yakni; menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan mengisi celah-celah dalam penelitian -penelitian sebelumnya (Creswell, 2010).

Sejarah asal usul adanya masyarakat Kampung Naga tidak dapat dijelaskan secara jelas dari mana asalnya, sebab buku yang menceritakan tentang sejarah Kampung Naga yang ditulis dalam bahasa Sansekerta pada tahun 1956 buku tersebut ikut terbakar sewaktu adanya penyerangan oleh gerombolan DI/TII pimpinan Karta Suwiryo. Namun menurut anggapan dan keyakinan masyarakat Kampung Naga, leluhur mereka dikenal dengan sebutan "Sembah Dalem Singaparna” yang menjadi panutan seluruh tatanan kehidupan tradisi adat serta hukum adat. Sebagai penghormatan masyarakat Kampung Naga terhadap beliau maka la dimakamkan disebelah barat Kampung Naga, yang di sebut dengan hutan keramat. Pada tahun 1957 Kampung Naga di bangun kembali. Kampung Naga dapat ditempuh dengan cara berjalan kaki 2 Km dari jalan raya, jalannya berupa tangga yang banyaknya kurang lebih 500 anak tangga. Terdapat 2 hutan larangan yang tidak boleh di tebang maupun di masuki oleh masyarakat dalam maupun luar kampung Naga itu sendiri. (Mang Ijad, Wawancara, Desember 2017).

Text Box: 7Menurut Dumairy (1996), Sistem Ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Selanjutnya, dikatakan pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat dimana ia berpijak. Sistem Ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsur saja dalam suatu supra sistem kehidupan masyarakat. Sehingga sistem ekonomi merupakan bagian dari kesatuan ideologi masyarakat di suatu negara.

    Pengertian Sosial adalah Kata sosial berasal dari bahasa latin yaitu ’socius’ yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama (Salim, 2002). Sudarno (dalam Salim, 2002) menekankan pengertian sosial pada strukturnya, yaitu suatu tatanan dari hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat yang menempatkan pihak-pihak tertentu (individu, keluarga, kelompok, kelas) didalam posisi-posisi sosial tertentu berdasarkan suatu sistem nilai dan norma yang berlaku pada suatu masyarakat pada waktu tertentu. Winandi (dalam Ibrahim, 2003) mendefenisikan struktur sosial sebagai seperangkat unsur yang mempunyai ciri tertentu dan seperangkat hubungan diantara unsur-unsur tertentu. Dapat disimpulkan bahwa sosial adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat yang lahir, tumbuh, dan berkembangan dalam kehidupan bersama.

Pengertian budaya atau kebudayaan menurut beberapa ahli sebagaimana disebutkan oleh Elly. M. Setiadi, sebagai berikut:

a.              E.B Tylor (1832-1917), budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, adat istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

b.             R. Linton (1893-1953), kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakatlainnya.

c.              Herkovits (1985-1963), kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.31

d.             Koentjaraningrat (1985-1963), kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                     

 

 

                             

 

                                                        

BAB III PEMBAHASAN

 

3.1 Sistem Perekonomian Kampung Naga

          Dalam sistem perekonomian kami fokuskan kepada mata pencaharian dimana mata pencaharian warga Kampung Naga bermacam-macam mulai dari pokok yaitu bertani, menanam padi sedangkan mata pencaharian sampingannya adalah membuat kerajinan, beternak dan berdagang.

3.2 Sistem Kemasyarakatan Kampung Naga

Kemasyarakatan di Kampung Naga masih sangat lekat dengan budaya gotong royong, hormat menghormati, dan mengutamakan kepentingan golongan diatas kepentingan pribadi. Lebih jauh menilik pola hidup dan kepemimpinan Kampung Naga, kita akan mendapatkan dua pemimpin dengan tugasnya masing –masing yaitu pemerintahan desa dan pemimpin adat atau yang oleh masyarakat Kampung Naga disebut Kuncen. Peran keduanya saling bersinergi satu sama lain untuk tujuan keharmonisan warga Sanaga. Sang Kuncen yang meski begitu berkuasa dalam hal adapt istiadat jika berhubungan dengan system pemerintahan desa maka harus taat dan patuh pada RT atau RW, begitupun sebaliknya RT atau RW haruslah taat pada sang Kuncen apabila berurusan dengan adapt istiadat dan kehidupan rohani penduduk Kampung Naga.

• Lembaga Pemerintahan

         Sistem kemasyarakatan disini lebih terfokus kepada sistem atau lembaga-lembaga pemerintahan yang ada di Kampung Naga. Ada dua lembaga yaitu :

* Lembaga Pemerintahan

RT/RW

Kudus ( Kepala Dusun)

* Lembaga Adat

1. Kuncen dijabat oleh Bapak Ade Suherlin yang bertugas sebagai pemangku adat dan memimpin upacara adat dalam berziarah.

2. Punduh dijabat oleh Bapak Ma’mun yang bertugas menaungi masyarakat

3. Lebe dijabat oleh Bapak Ateng yang bertugas mengurusi jenazah dari awal sampai akhir sesuai dengan syariat Islam.

~  Sistem Pendidikan ( Ilmu Pengetahuan )

Text Box: 9Tingkat Pendidikan masyarakat Kampung Naga mayoritas hanya mencapai jenjang pendidikan sekolah dasar, tapi adapula yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi itupun hanya minoritas. Kebanyakan pola pikirnya masih pendek sehingga mereka pikir bahwa buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya pulang kampung juga. Dari anggapan tersebut orang tua menganggap lebih baik belajar dari pengalaman dan dari alam atau kumpulan-kumpulan yang biasa dilakukan di mesjid atau aula.               

 

3.3 Kebudayaan Kampung Naga

   ~Sistem Kepercayaan ( Religi )

   Penduduk Kampung Naga Mengaku mayoritas adalah pemeluk agama islam, akan tetapi sebagaimana masyarakat adat lainnya mereka juga sangat taat memegang adat-istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya. Menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga, dengan menjalankan adat-istiadat warisan nenek moyang berarti menghormati para leluhur atau karuhun. Segala sesuatu yang datangnya bukan dari ajaran karuhun Kampung Naga, dan sesuatu yang tidak dilakukan karuhunnya dianggap sesuatu yang tabu. Apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga berarti melanggar adat, tidak menghormati karuhun, hal ini pasti akan menimbulkan malapetaka

Masyarakat Sanaga pun masih mempercayai akan takhayul mengenai adannya makhluk gaib yang mengisi tempat – tempat tertentu yang dianggap angker.

Kepercayaan masyarakat Kampung Naga kepada mahluk halus masih dipegang kuat. Percaya adanya jurig cai, yaitu mahluk halus yang menempati air atau sungai terutama bagian sungai yang dalam (“leuwi”). Kemudian “ririwa” yaitu mahluk halus yang senang mengganggu atau menakut-nakuti manusia pada malam hari, ada pula yang disebut “kunti anak” yaitu mahluk halus yang berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia, ia suka mengganggu wanita yang sedang atau akan melahirkan. Sedangkan tempat-tempat yang dijadikan tempat tinggal mahluk halus tersebut oleh masyarakat Kampung Naga disebut sebagai tempat yang angker atau sanget. Demikian juga tempat-tempat seperti makam Sembah Eyang Singaparna, Bumi ageung dan masjid merupakan tempat yang dipandang suci bagi masyarakat Kampung Naga. Adapun upacara – upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Sanaga yang bertepatan dengan hari besar Islam yaitu :

  • Bulan Muharam untuk menyambut datangnya Tahun Baru Hijriah

  • Bulan Maulud untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW

  • Bulan Jumadil Akhir untuk memperingati pertengahan bulan Hijriah

  • Bulan Nisfu Sya’ban untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan

  • Bulan Syawal untuk menyambut datangnya Idul Fitri

  • Bulan Zulhijah untuk menyambut datangnya Idul Adha

   ~  Kesenian

    Di bidang kesenian masyarakat Kampung Naga mempunyai pantangan atau tabu mengadakan pertunjukan jenis kesenian dari luar Kampung Naga seperti wayang golek, dangdut, pencak silat, dan kesenian yang lain yang mempergunakan waditra goong. Sedangkan kesenian yang merupakan warisan leluhur masyarakat Kampung Naga adalah terbangan, angklung, beluk, dan rengkong. Kesenian beluk kini sudah jarang dilakukan, sedangkan kesenian rengkong sudah tidak dikenal lagi terutama oleh kalangan generasi muda. Namun bagi masyarakat Kampung Naga yang hendak menonton kesenian wayang, pencak silat, dan sebagainya diperbolehkan kesenian tersebut dipertunjukan di luar wilayah

Kampung Naga. Terdapat tiga pasangan kesenian di Kampung Naga diantaranya :

1. Terebang Gembrung yang dimainkan oleh dua orang sampai tidak terbatas biasanya ini dilaksanakan pada waktu Takbiran Idul Fitri dan Idul Adha serta kemerdekaan RI. Alat ini terbuat dari kayu.

2. Terebang Sejat, dimainkan oleh 6 orang dan dilaksanakan pada waktu upacara pernikahan atau khitanan massal.

3. Angklung, dimainkan oleh 15 orang dan dilaksanakan pada waktu khitanan massal                         

   ~  Sistem Bahasa

          Dalam berkomunikasi warga Kampung Naga mayoritas menggunakan bahasa Sunda Asli, hanya sebagian orang dalam arti yang duduk di pemerintahan. Adapula yang bisa berbahasa Indonesia itupun hanya digunakan apabila bercakap – cakap dengan wisatawan dari luar jawa barat.

 

 

                              

                                                           

 

 

 

                        

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV PENUTUP

 

4.1 Kesimpulan

    Kampung Naga merupakan perkampungan tradisional dengan luas areal kurang lebih 1,5 ha. Kampung Naga. secara administratif berada di wilayah Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat. Kampung ini berada di lembah yang subur dengan batas wilayah di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga. Di sebelah selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk dan disebelah utara dan timur dibatasi oleh sungai Ciwulan.

   Di luar itu semua Kampung Naga pasti akan menyuguhkan nuansa lain dari Wisata Budaya manapun. keberadaan kampung Naga ibarat oase pada jaman yang semakin memiskinkan nilai-nilai. Kampung Naga sampai saat ini merupakan benteng bagi nilai-nilai tradisi dan kearifan budaya masyarakatnya.

   Arus modernisasi tidak bisa dihindari cepat atau lambat pasti mempunyai pengaruh dan menimbulkan berbagai perubahan kehidupan sosial tidak terkecuali di pelosok desa terpencil sekalipun dan kampung naga juga yang dulunya tidak pernah tersentuh arus modernisasi sekarang sudah terlihat adanya arus modernisasi mulai tumbuhdi berbagai bidang di kehidupan masyarakat kampung naga yaitu bidang mata pencaharian bidang pendidikan, bidang teknologi, bidang kesenian, bidang bahasa dan bidang perilaku pakaian dan alat keseharian. Bahkan yang paling menonjol adalah Saat ini kehidupan masyarakat Kampung Naga sudah sangat dekat dengan kehidupan moderen. Buktinya ketika memasuki kawasan Kampung Naga kita bisa melihat beberapa antene TV menjulang tinggi. Beberapa rumah sudah memiliki TV dan radio serta telepon genggam.

 

4.2 Saran

      Demikianlah penulisan makalah kami, apabila masih terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pembahasan makalah kami ini, terutamanya kami mohon maaf yang sebesar – besarnya dan kami juga harapkan teguran yang sehat sekiranya dapat membangun dalam perbaikan pembuatan makalah kami ini.

 

 

 

 

 

 

Text Box: 12
 


4.2 Lampiran                                                         

            

 

 

4.3 Lembar Observasi  

 

                        Pertanyaan

                   Ya                                   Tidak

1. Apakah Kampung Naga masih memegang erat kebudayaannya?

               

2. Apakah kebudayaan itu ada dari sejak dulu?

               

3. Apakah ada kegiatan yang membedakan dengan kampung yang lain?

               

4. Apakah ada perubahan penghasilan sebelum dan sesudah pandemi?

                

5. Apakah Kampung Naga memegang kuat kepercayaan dengan makhluk halus?

                                                        

6. Apakah ada masyarakat yang melanggar kepercayaan yang ada di Kampung ini?

                                                        

7. Apakah ada kepercayaan selain mempercayai makhluk halus?

                                                        

8. Apakah di Kampung Naga ini mempunyai aturan yang membedakan dengan Kampung yang lain?

                                                        

9. Apakah di Kampung Naga bisa terjadi perubahan sosial?

               

10. Apakah Kebudayaan yang ada di Kampung Naga ini harus dilakukan?

                

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4.4 Daftar Pustaka

 

  Menurut Gorys Keraf (1997:213)

Pengertian daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dan karangan yang tengah digarap.

http://myislamicmathschool.blogspot.com/2016/01/sosial-budaya-masyarakat-kampung-naga.html?m=1

https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1065

https://m.merdeka.com/jabar/7-alasan-kampung-naga-harus-jadi-kampung-adat-sunda-resmi-nasional.html?page=5

https://m.merdeka.com/jabar/7-alasan-kampung-naga-harus-jadi-kampung-adat-sunda-resmi-nasional.html?page=3

http://repository.radenintan.ac.id/1935/4/BAB_III.pdf

https://penerbitdeepublish.com/pengertian-metode-penelitian/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                       

 

MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...