KAMPUNG NAGA
STUDI TENTANG
EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALUWU KABUPATEN TASIKMALAYA
Tahun 2022
Makalah Study Lapangan
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia
Disusun Oleh XI IPS 5 :
1. Melly Sylfya Salsabyla
2. Muhamad Afrizal
3. Danda Saputra
DINAS
PENDIDIKAN PROPINSI JAWA BARAT
SMA NEGRI 1 PARIGI
Jl Babakan Ardiyasa
No.62 Parig I46393 Telp.(0265) 2641022
Website : www.smanegri1parigi.sch.id-Email
: smanegri1parigi@gmail.com
KABUPATEN PANGANDARAN
LEMBARAN PENGESAHAN
Makalah Study Lapangan
KAMPUNG NAGA
STUDI TENTANG
EKONOMI, SOSIAL,BUDAYA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALUWU KABUPATEN TASIKMALAYA
Tahun 2022
DISETUJUI
OLEH:
GURU PEMBIMBING, WALI KELAS,
NUNUNG
PRIATIN.S.Pd POPPY
WULANDARI.S.Pd
NIP:197009022014062002. NIP:
-
Mengetahui ,
SMA NEGRI 1 PARIGI
Drs NANA RIATNA.SPD
NIP:19630101199303102
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat rahmat dan karunianya
sehingga kita dapat menyelesaikan proposal ini, namun hal ini tidak lepas dari
bimbingan guru mata pelajaran bahasa indonesia saya mengungkapkan
terimakasih.
Adapun tujuan penelitian makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas bahasa indonesia. Selain itu makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan pembaca dan penulis. Ucapan terimakasih penulis kepada :
1.
Nunung Priatin
S.pd, selaku guru mata pelajaran bahasa indonesia yang telah mendidik dan
memberikan bimbingan selama masa pembuatan makalah ini.
2.
Ibu Popy
Wulandari S.pd, selaku guru wali kelas XI IPS 5 yang mengingatkan anak didiknya
agar bisa bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
3.
Bapak Drs. Nana
Priatna M.pd, selaku kepala sekolah SMAN 1 PARIGI yang telah memberikan izin
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa proposal
yang ditulis ini banyak kekurangan - kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakan proposal
di tahun yang akan datang.
Pada kesempatan ini penulis hendak
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
sehingga proposal ini dapat selesai. Akhir kata, semoga proposal ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Parigi, Februari 2022
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………………….i
1.4
Manfaat / Kontribusi Penelitia
1.6 Pendekatan, Metode dan Teknik Penelitian
3.1
Sistem Perekonomian Kampung Naga
3.2
Sistem Kemasyarakatan Kampung Naga
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah berdirinya Kota Tasikmalaya sebagai daerah
otonomi tidak terlepas dari sejarah berdirinya kabupaten Tasikmalaya sebagai
daerah kabupaten induknya. Maka rangkaian sejarah ini merupakan bagian dari
rangakaian perjalanan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sampai terbentuknya Pemerintah
Kota Tasikmalaya.
Kampung Naga adalah kampung adat yang berada di Jawa
Barat. Kampung Naga termasuk kedalam wilayah Neglasari, Kecamatan
Saluwu,Kabupaten Tasikmalaya.Kampung Naga berada pada wilayah daerah
terpencil,Kampung ini terletak di perlintasan jalur selatan yang menghubungkan
Garut dan Tasikmalaya. Lokasinya berada di suatu lembah yang berjarak kurang
lebih 200 meter dari jalan raya.Kampung Naga merupakan daerah perbukitan dengan
latar belakang pegunungan.Semua penduduk di daerah ini adalah orang
sunda,sehingga bahasa yang di gunakan kesehariannya adalah bahasa sunda,dan
menganut agama Islam.
Kampung Naga telah menjadi salah satu wisata budaya
yang diperhitungkan di Jawa Barat,terutama di daerah Kabupaten Tasikmalaya.Hal
ini terlihat jelas dari adanya peningkatan kunjungan wisatawan ke Kampung
Naga.Hal tersebut menunjukkan bahwa Kampung Naga memiliki daya tarik yang cukup
besar bagi wisatawan,terutama aspek kebudayaan yang memang menjadi salah satu
unggulan dalam objek wisata.Kampung Naga merupakan salah satu daya tarik pada
objek wisata,dimana wisatawan tidak perlu susah payah menempuh jarak yang jauh
dengan berjalan kaki ke pedalaman karena letak Kampung Naga terbilang dekat
dengan jalan raya penghubung antara kota Tasikmalaya dan kota Garut.
Setiadi & Kolip (2011, hlm.191) bahwa, Kebudayaan
Kampung Naga Tasikmalaya tak ubahnya seperti suku Baduy yang mendiami sebagian
wilayah Banten masih sangat alami dan tak tersentuh kemajuan teknologi. Kampung
ini merupakan kampung adat yang secara khusus menjadi tempattinggal masyarakat
Kampung Naga kampung kecil tersebut merupakan kampung indah nan asri serta
sejuk dan damai yang menarik dari Kampung Naga adalah menyimpan khazanah dan
kearifan lokal. Meski pesawahan di sekitar kampung adat banyak dimiliki
masyarakat Naga bukan berarti mereka tidak bisa memiliki lahan di lokasi lain
yang lebih jauh. Namun masyarakat Kampung Naga melakukan respons negatif
terhadap pembangunan tersebut. Peternakan Selanjutnya peternakan merupakan
salah satu kegiatan yang ada di Kampung Naga. Keturunan Kampung Naga yang
tinggal di luar disesuaikan dengan kondisi luar artinya boleh memakai rumah
permanen dan listrik namun tetap mengikuti upacara adat. Kampung Naga merupakan
salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga
kelestariannya. Namun hal itu tidak berdampak besar bagi kehidupan warga di
dalamnya. Bentuk rumah panggung di daerah lembap-basah juga membuat rumah tetap
dapat ditinggali secara sehat.
Perekonomi masyarakat Kampung Naga dalam sistem
perekonomian fokuskan kepada mata pencaharian dimana mata pencaharian warga
Kampung Naga bermacam-macam yaitu Bertani menanam padi umur 6 bulan 1 tahun 2
kali panen untuk awal penanaman dimualai pada bulan janli januari dan juli.
Warga Kampung Naga akan terus bertahan menjaga adat tradisi karuhun leluhur
yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.Meski mayoritas penduduk Kampung
Naga adalah petani dan peternak, tetapi mereka juga tetap berpendidikan
(sekolah). Ada penduduk Kampung Naga yang sekolah di luar daerah, bahkan
melanjutkan sekolahnya sampai ke luar negeri. Sepulang dari luar negeri,
biasanya mereka kembali ke Kampung Naga untuk mengabdi di sana sebagai
penerjemah bagi turis yang datang. Saat ini ada empat belas orang penerjemah
(data pada tahun 2009) yang bertugas memandu wisatawan asing yang ingin
mengenal seluk-beluk dari Kampung Naga.
Masyarakat Kampung Naga dalam menjalankan kehidupannya
berpedoman pada tradisi yang diturunkan nenek moyang mereka. Mereka berpegang
kepada nilai-nilai, norma-norma, pengetahuan dan aturan yang dijalani sebagai
suatu keyakinan bahwa apabila melanggar tradisi tersebut maka dipercaya akan
menemui bencana. Pantangan atau pamali merupakan ketentuan hukum yang tidak
tertulis yang mereka junjung tinggi dan dipatuhi oleh setiap orang, misalnya
tata cara membangun dan bentuk rumah, letak, arah rumah, pakaian upacara,
kesenian dan sebagainya.
Kebudayaan masyarakat Kampung Naga yang masih kuat
seperti, Kepercayaan masyarakat Kampung Naga kepada mahluk halus masih dipegang
kuat. Percaya adanya jurig cai, yaitu mahluk halus yang menempati air atau
sungai terutama bagian sungai yang dalam. Kemudian “ririwa” yaitu mahluk halus
yang senang mengganggu atau menakut-nakuti manusia pada malam hari. Ada pula
yang disebut “kunti anak” yaitu mahluk halus yang berasal dari perempuan hamil
yang meninggal dunia dan suka mengganggu wanita yang sedang atau akan
melahirkan.
Kesenian yang digelar warga adat Kampung Naga memiliki
pesan moral yang disampaikan kepada masyarakat, khususnya warga adat untuk
saling menjaga, menghormati dan selalu hidup bersama alam. Tujuannya adalah
ketika manusia bisa hidup berdampingan dengan kesederhanaan manusia akan sadar
bahwa dengan hidup secara beriringan bisa menghindarkan manusia dari berbuat
kerusakan yang bisa merugikan. Makna kesederhanaan tersebut seakan sudah
melekat dengan masyarakat kampung adat naga sebagai pedoman hidup.Mang Ijad,
Wawancara, Desember 2017).
Dari uraian di atas menurut penulis penelitian ini
penting untuk dilakukan Agar mengetahui tentang perekonomian, sosial ,budaya
Kampung Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya tahun 2022.
Untuk itu Kepada bapak kepada sekolah dapat menyetujui penelitian yang akan
dilakukan penulis. Demikian penulis ucapkan terimakasih.
1.2 Rumusan Masalah
Menurut Sugiyono ( 2015: 228) memandang rumusan masalah adalah sebuah
pertanyaan yang mencari sebuah jawaban lewat pengumpulan data dan penelitian.
Di mana penelitian dapat dilakukan berdasarkan tingkat eksplanasi. Secara garis
besar, rumusan masalah memiliki peran yang cukup besar.
Rumusan masalah bersisi pertanyaan sebagai berikut:
1.
Bagaimana sistem
perekonomian masyarakat Kampung Naga ?
2.
Bagaimana sistem
sosial masyarakat Kampung Naga?
3.
Mengapa Kampung
Naga masih memegang kuat kebudayaan nya?
4.
Mengapa
masyarakat Kampung Naga merespon negatif terhadap pembangunan?
1.3 Tujuan Penelitian
Menurut Sugiyono sebuah penelitian pasti mempunyai
tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian yaitu agar data
dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif.
1.
Untuk mengetahui
sistem sosial masyarakat Kampung Naga
2.
Untuk mengetahui
sistem perekonomian masyarakat Kampung Naga
3.
Untuk mengetahui
mengapa Kampung Naga masih memegang kuat kebudayaan nya
4.
Untuk mengetahui
kenapa masyarakat Kampung Naga merespon negatif terhadap pembangunan
1.4 Manfaat / Kontribusi Penelitia
Menurut Nazir,manfaat penelitian adalah untuk
menyelidiki keadaan dari, alasan untuk, dan konsekuensi terhadap suatu keadaan
khusus. Penelitian tersebut dilakukan untuk meningkatkan pemahaman kita.
Penelitian memberikan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
1. Manfaat Teoritis
-
Penelitian
ini dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang ekonomi, sosial dan kebudayaan di Kampung Naga.
-
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi dan ilmu pengetahuan secara teoritis
bagi penelitian selanjutnya sehingga mampu menunjang pengembangan Ilmu
Komunikasi secara umum mengenai perekonomian, sosial, dan kebudayaan Masyarakat
Kampung Naga di Tasikmalaya.
2. Manfaat Praktis
Adapun
hasil penelitian ini secara praktis diharapkan bisa memberikan suatu masukan
atau referensi. Kegunaan secara praktis pada penelitian ini sebagai berikut:
- Kegunaan Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat
serta memberikan konstribusi selama studi yang pernah ditempuh yang mengenai
Perekonomian, Sosial, dan Kebudayaan. Agar dari hasil penelitian ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas mengenai Perilaku Komunikasi Masyarakat
Kampung Naga di Tasikmalaya.
- Kegunaan Bagi Masyarakat
Kegunaan untuk masyarakat yaitu untuk memberikan informasi
bagi masyarakat luas mengenai perekonomian, sosial dan kebudayaan yang ada di
masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya.
1.5 Definisi Operasional
Menurut
Sugiyono (2015), Pengertian definisi operasional dalam variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel bebas
Kampung Naga
Variabel : 3 Variabel
Objek :
Kampung Naga, Tasikmalaya
Pokus
Penelitian : Tentang Ekonomi, Sosisal dan Budaya Kampung Naga
Sampel : 5
Orang
- Warga
masyarakat Kampung Naga
1.6 Pendekatan,
Metode dan Teknik Penelitian
a. Pendekatan
penelitian
Menurut
Hamid Darmadi, pendekatan penelitian merupakan metode atau cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu.
b.Metode
Penelitian
Penelitian
kualitatif menurut Creswell (2002:19) adalah proses penelitian untuk memahami
yang didasarkan pada tradisi penelitian dengan metode yang khas meneliti
masalah manusia atau masyarakat. Peneliti membangun gambaran yang kompleks dan
holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan informan secara
terperinci dan melakukan penelitian dalam seting alamiah.
c.Teknik
Penelitian
Teknik
Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan bagian yang sangat urgen
dari penelitian itu sendiri. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dokumentasi.
2. Teknik
Observasi adalah tekhnik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan
penyelidikan, pengamatan langsung terhadap gejala-gejala subjek diteliti
(Surakhmad, 1998:162). Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung ke
lokasi penelitian guna mendapatkan data-data lapangan. Karena observasi
merupakan alat yang sangat tepat dibutuhkan dalam mengadakan penelitian. Adapun
keuntungan yang dapat diperoleh melalui observasi adalah adanya pengalaman yang
mendalam, dimana peneliti berhubungan secara langsung dengan subjek peneliti.
Tekhnik ini digunakan untuk memperoleh data awal mengenai masalah yang akan
diteliti, diantaranya upaya yang dilakukan, program-program yang dilaksanakan
dan metode yang digunakan serta kondisi objektif Kampung Naga .
3.
Teknik Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan
responden. Dalam pengambilan data disini biasanya juga diikuti dengan
menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara. Wawancara bertujuan
untuk mendapatkan informasi informasi - informasi dari narasumber. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang
disusun secara terperinci atau jelasnya mengunakan draf pertanyaan dengan pihak
yang dapat memberikan penjelasan yang berkaitan dengan peneliti yang akan di
teliti. Dengan maksud wawancara yang dilakukan peneliti akan tetap dalam
lingkup peneliti, dan tidak meluas pada masalah-masalah lain.
Dari
uraian di atas bahwa penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
yang meneliti masalah manuasia atau masyarakat, penelitian ini juga menggunakan
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi.
1.7 Sistematis
Penulisan
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
e. Definisi Operasional
f. Pendekatan Metode dan Teknik
Penelitian
g. Sistematis Penelitian
h. Jadwal Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada Bab kedua ini akan membahas mengenai tentang
teori yang digunakan untuk menjelaskan secara singkat mengenai landasan teori
yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas oleh penulis. Dengan mengambil
data-data dari referensi buku dan juga internet yang berguna untuk memecahkan masalah.
Kajian
pustaka adalah salah satu bagian penting dari keseluruhan langkah-langkah
metode penelitian. Menurut Cooper dalam Creswell (2010) mengemukakan bahwa
kajian pustaka memiliki beberapa tujuan yakni; menginformasikan kepada pembaca
hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang
dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang
ada, dan mengisi celah-celah dalam penelitian -penelitian sebelumnya (Creswell,
2010).
Sejarah asal usul adanya masyarakat Kampung Naga tidak
dapat dijelaskan secara jelas dari mana asalnya, sebab buku yang menceritakan
tentang sejarah Kampung Naga yang ditulis dalam bahasa Sansekerta pada tahun
1956 buku tersebut ikut terbakar sewaktu adanya penyerangan oleh gerombolan DI/TII
pimpinan Karta Suwiryo. Namun menurut anggapan dan keyakinan masyarakat Kampung
Naga, leluhur mereka dikenal dengan sebutan "Sembah Dalem Singaparna” yang
menjadi panutan seluruh tatanan kehidupan tradisi adat serta hukum adat.
Sebagai penghormatan masyarakat Kampung Naga terhadap beliau maka la dimakamkan
disebelah barat Kampung Naga, yang di sebut dengan hutan keramat. Pada tahun
1957 Kampung Naga di bangun kembali. Kampung Naga dapat ditempuh dengan cara
berjalan kaki 2 Km dari jalan raya, jalannya berupa tangga yang banyaknya
kurang lebih 500 anak tangga. Terdapat 2 hutan larangan yang tidak boleh di
tebang maupun di masuki oleh masyarakat dalam maupun luar kampung Naga itu
sendiri. (Mang Ijad, Wawancara, Desember 2017).
Menurut Dumairy (1996), Sistem Ekonomi adalah suatu
sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan
seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Selanjutnya, dikatakan
pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan
dengan falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat dimana ia berpijak. Sistem
Ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsur saja dalam suatu supra sistem
kehidupan masyarakat. Sehingga sistem ekonomi merupakan bagian dari kesatuan
ideologi masyarakat di suatu negara.
Pengertian
Sosial adalah Kata sosial berasal dari bahasa latin yaitu ’socius’ yang berarti
segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama
(Salim, 2002). Sudarno (dalam Salim, 2002) menekankan pengertian sosial pada
strukturnya, yaitu suatu tatanan dari hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat
yang menempatkan pihak-pihak tertentu (individu, keluarga, kelompok, kelas)
didalam posisi-posisi sosial tertentu berdasarkan suatu sistem nilai dan norma
yang berlaku pada suatu masyarakat pada waktu tertentu. Winandi (dalam Ibrahim,
2003) mendefenisikan struktur sosial sebagai seperangkat unsur yang mempunyai
ciri tertentu dan seperangkat hubungan diantara unsur-unsur tertentu. Dapat
disimpulkan bahwa sosial adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat
yang lahir, tumbuh, dan berkembangan dalam kehidupan bersama.
Pengertian budaya atau kebudayaan menurut beberapa
ahli sebagaimana disebutkan oleh Elly. M. Setiadi, sebagai berikut:
a.
E.B Tylor
(1832-1917), budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, adat istiadat, dan
kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
b.
R. Linton
(1893-1953), kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari, di mana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota
masyarakatlainnya.
c.
Herkovits
(1985-1963), kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan
oleh manusia.31
d.
Koentjaraningrat
(1985-1963), kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil
karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sistem Perekonomian Kampung Naga
Dalam
sistem perekonomian kami fokuskan kepada mata pencaharian dimana mata
pencaharian warga Kampung Naga bermacam-macam mulai dari pokok yaitu bertani,
menanam padi sedangkan mata pencaharian sampingannya adalah membuat kerajinan,
beternak dan berdagang.
3.2 Sistem Kemasyarakatan Kampung Naga
Kemasyarakatan di Kampung Naga masih sangat lekat
dengan budaya gotong royong, hormat menghormati, dan mengutamakan kepentingan
golongan diatas kepentingan pribadi. Lebih jauh menilik pola hidup dan kepemimpinan
Kampung Naga, kita akan mendapatkan dua pemimpin dengan tugasnya masing –masing
yaitu pemerintahan desa dan pemimpin adat atau yang oleh masyarakat Kampung
Naga disebut Kuncen. Peran keduanya saling bersinergi satu sama lain untuk
tujuan keharmonisan warga Sanaga. Sang Kuncen yang meski begitu berkuasa dalam
hal adapt istiadat jika berhubungan dengan system pemerintahan desa maka harus
taat dan patuh pada RT atau RW, begitupun sebaliknya RT atau RW haruslah taat
pada sang Kuncen apabila berurusan dengan adapt istiadat dan kehidupan rohani
penduduk Kampung Naga.
• Lembaga Pemerintahan
Sistem
kemasyarakatan disini lebih terfokus kepada sistem atau lembaga-lembaga
pemerintahan yang ada di Kampung Naga. Ada dua lembaga yaitu :
* Lembaga Pemerintahan
RT/RW
Kudus ( Kepala Dusun)
* Lembaga Adat
1. Kuncen dijabat oleh Bapak Ade Suherlin yang
bertugas sebagai pemangku adat dan memimpin upacara adat dalam berziarah.
2. Punduh dijabat oleh Bapak Ma’mun yang bertugas
menaungi masyarakat
3. Lebe dijabat oleh Bapak Ateng yang bertugas
mengurusi jenazah dari awal sampai akhir sesuai dengan syariat Islam.
~ Sistem
Pendidikan ( Ilmu Pengetahuan )
Tingkat Pendidikan masyarakat Kampung Naga mayoritas
hanya mencapai jenjang pendidikan sekolah dasar, tapi adapula yang melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi itupun hanya minoritas. Kebanyakan pola
pikirnya masih pendek sehingga mereka pikir bahwa buat apa sekolah
tinggi-tinggi kalau akhirnya pulang kampung juga. Dari anggapan tersebut orang
tua menganggap lebih baik belajar dari pengalaman dan dari alam atau
kumpulan-kumpulan yang biasa dilakukan di mesjid atau aula.
3.3 Kebudayaan Kampung Naga
~Sistem
Kepercayaan ( Religi )
Penduduk
Kampung Naga Mengaku mayoritas adalah pemeluk agama islam, akan tetapi
sebagaimana masyarakat adat lainnya mereka juga sangat taat memegang
adat-istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya. Menurut kepercayaan masyarakat
Kampung Naga, dengan menjalankan adat-istiadat warisan nenek moyang berarti
menghormati para leluhur atau karuhun. Segala sesuatu yang datangnya bukan dari
ajaran karuhun Kampung Naga, dan sesuatu yang tidak dilakukan karuhunnya
dianggap sesuatu yang tabu. Apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh masyarakat
Kampung Naga berarti melanggar adat, tidak menghormati karuhun, hal ini pasti
akan menimbulkan malapetaka
Masyarakat Sanaga pun masih mempercayai akan takhayul
mengenai adannya makhluk gaib yang mengisi tempat – tempat tertentu yang
dianggap angker.
Kepercayaan masyarakat Kampung Naga kepada mahluk
halus masih dipegang kuat. Percaya adanya jurig cai, yaitu mahluk halus yang
menempati air atau sungai terutama bagian sungai yang dalam (“leuwi”). Kemudian
“ririwa” yaitu mahluk halus yang senang mengganggu atau menakut-nakuti manusia
pada malam hari, ada pula yang disebut “kunti anak” yaitu mahluk halus yang
berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia, ia suka mengganggu wanita
yang sedang atau akan melahirkan. Sedangkan tempat-tempat yang dijadikan tempat
tinggal mahluk halus tersebut oleh masyarakat Kampung Naga disebut sebagai
tempat yang angker atau sanget. Demikian juga tempat-tempat seperti makam
Sembah Eyang Singaparna, Bumi ageung dan masjid merupakan tempat yang dipandang
suci bagi masyarakat Kampung Naga. Adapun upacara – upacara adat yang dilakukan
oleh masyarakat Sanaga yang bertepatan dengan hari besar Islam yaitu :
• Bulan
Muharam untuk menyambut datangnya Tahun Baru Hijriah
• Bulan Maulud
untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW
• Bulan
Jumadil Akhir untuk memperingati pertengahan bulan Hijriah
• Bulan Nisfu
Sya’ban untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan
• Bulan Syawal
untuk menyambut datangnya Idul Fitri
• Bulan
Zulhijah untuk menyambut datangnya Idul Adha
~ Kesenian
Di bidang
kesenian masyarakat Kampung Naga mempunyai pantangan atau tabu mengadakan
pertunjukan jenis kesenian dari luar Kampung Naga seperti wayang golek,
dangdut, pencak silat, dan kesenian yang lain yang mempergunakan waditra goong.
Sedangkan kesenian yang merupakan warisan leluhur masyarakat Kampung Naga
adalah terbangan, angklung, beluk, dan rengkong. Kesenian beluk kini sudah
jarang dilakukan, sedangkan kesenian rengkong sudah tidak dikenal lagi terutama
oleh kalangan generasi muda. Namun bagi masyarakat Kampung Naga yang hendak
menonton kesenian wayang, pencak silat, dan sebagainya diperbolehkan kesenian
tersebut dipertunjukan di luar wilayah
Kampung Naga. Terdapat tiga pasangan kesenian di
Kampung Naga diantaranya :
1. Terebang Gembrung yang dimainkan oleh dua orang
sampai tidak terbatas biasanya ini dilaksanakan pada waktu Takbiran Idul Fitri
dan Idul Adha serta kemerdekaan RI. Alat ini terbuat dari kayu.
2. Terebang Sejat, dimainkan oleh 6 orang dan
dilaksanakan pada waktu upacara pernikahan atau khitanan massal.
3. Angklung, dimainkan oleh 15 orang dan dilaksanakan
pada waktu khitanan massal
~ Sistem Bahasa
Dalam
berkomunikasi warga Kampung Naga mayoritas menggunakan bahasa Sunda Asli, hanya
sebagian orang dalam arti yang duduk di pemerintahan. Adapula yang bisa
berbahasa Indonesia itupun hanya digunakan apabila bercakap – cakap dengan
wisatawan dari luar jawa barat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kampung Naga
merupakan perkampungan tradisional dengan luas areal kurang lebih 1,5 ha.
Kampung Naga. secara administratif berada di wilayah Desa Neglasari Kecamatan
Salawu Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat. Kampung ini berada di lembah
yang subur dengan batas wilayah di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh
hutan keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat
Kampung Naga. Di sebelah selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk dan
disebelah utara dan timur dibatasi oleh sungai Ciwulan.
Di luar itu
semua Kampung Naga pasti akan menyuguhkan nuansa lain dari Wisata Budaya
manapun. keberadaan kampung Naga ibarat oase pada jaman yang semakin
memiskinkan nilai-nilai. Kampung Naga sampai saat ini merupakan benteng bagi
nilai-nilai tradisi dan kearifan budaya masyarakatnya.
Arus
modernisasi tidak bisa dihindari cepat atau lambat pasti mempunyai pengaruh dan
menimbulkan berbagai perubahan kehidupan sosial tidak terkecuali di pelosok
desa terpencil sekalipun dan kampung naga juga yang dulunya tidak pernah
tersentuh arus modernisasi sekarang sudah terlihat adanya arus modernisasi
mulai tumbuhdi berbagai bidang di kehidupan masyarakat kampung naga yaitu
bidang mata pencaharian bidang pendidikan, bidang teknologi, bidang kesenian,
bidang bahasa dan bidang perilaku pakaian dan alat keseharian. Bahkan yang
paling menonjol adalah Saat ini kehidupan masyarakat Kampung Naga sudah sangat
dekat dengan kehidupan moderen. Buktinya ketika memasuki kawasan Kampung Naga
kita bisa melihat beberapa antene TV menjulang tinggi. Beberapa rumah sudah
memiliki TV dan radio serta telepon genggam.
4.2 Saran
Demikianlah penulisan makalah kami, apabila masih terdapat kesalahan
atau kekurangan dalam pembahasan makalah kami ini, terutamanya kami mohon maaf
yang sebesar – besarnya dan kami juga harapkan teguran yang sehat sekiranya
dapat membangun dalam perbaikan pembuatan makalah kami ini.
4.2 Lampiran
4.3 Lembar Observasi
Pertanyaan |
Ya Tidak |
1. Apakah Kampung Naga
masih memegang erat kebudayaannya? |
√ |
2. Apakah kebudayaan itu
ada dari sejak dulu? |
√ |
3. Apakah ada kegiatan
yang membedakan dengan kampung yang lain? |
√ |
4. Apakah ada perubahan
penghasilan sebelum dan sesudah pandemi? |
√ |
5. Apakah Kampung Naga
memegang kuat kepercayaan dengan makhluk halus? |
√ |
6. Apakah ada masyarakat
yang melanggar kepercayaan yang ada di Kampung ini? |
√ |
7. Apakah ada kepercayaan
selain mempercayai makhluk halus? |
√ |
8. Apakah di Kampung Naga
ini mempunyai aturan yang membedakan dengan Kampung yang lain? |
√ |
9. Apakah di Kampung Naga
bisa terjadi perubahan sosial? |
√ |
10. Apakah Kebudayaan yang
ada di Kampung Naga ini harus dilakukan? |
√ |
4.4 Daftar Pustaka
Menurut Gorys Keraf (1997:213)
Pengertian daftar pustaka
atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku,
artikel-artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan
sebuah karangan atau sebagian dan karangan yang tengah digarap.
http://myislamicmathschool.blogspot.com/2016/01/sosial-budaya-masyarakat-kampung-naga.html?m=1
https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1065
https://m.merdeka.com/jabar/7-alasan-kampung-naga-harus-jadi-kampung-adat-sunda-resmi-nasional.html?page=5
https://m.merdeka.com/jabar/7-alasan-kampung-naga-harus-jadi-kampung-adat-sunda-resmi-nasional.html?page=3
http://repository.radenintan.ac.id/1935/4/BAB_III.pdf
https://penerbitdeepublish.com/pengertian-metode-penelitian/