BAB I
DESA ADAT
A.
PENGERTIAN DESA ADAT
Desa
adat yaitu suatu desa yang memiliki perbedaan status, kedudukan dan fungsi
dengan desa dinas (desa administratif pemerintahan). Baik yang ditinjau dari
segi pemerintahan maupun dari sudut pandangan masyarakat. Desa adat ialah desa
dari fungsinya dibidang adat (desa yang hidup secara tradisionalsebagai
perwujudan darilembaga adat)”. Sedang ”Desa dinas” dilihat dari fungsinya di
bidang pemerintahan merupakan lembaga pemerintah yang paling terbawah dalam
rangka pelaksanaan otonomi daerah.
B. CIRI-CIRI DESA ADAT
1.
Mempunyai batas
- batas tertentu yang jelas. Umumnya berupa batas alam seperti sungai, hutan,
jurang, bukit atau pantai.
2.
Mempunyai
anggota (krama yang jelas),dengan persyaratan tertentu
3.
Mempunyai
kahyangan tiga atau kahyangan desa, atau pura lain yang mempunyai fungsi dan
pernanan sama dengan kahyangan tiga.
4.
Mempunyai
otonomi, baik ke luar maupun ke dalam.
5.
Mempunyai suatu
pemerintahan adat, dengan kepengurusan (prajuru adat) sendiri.
C. PROFIL DESA
ADAT
1. DESA ADAT
KAMPUNG TARUNG, SUMBA BARAT
Desa adat tempat tinggal suku Loli ini terletak diatas bukit dikelilingi batu-batu
besar tak jauh dari pusat ekonomi Waikabubak. Bagi suku Loli desa Tarung tidak
hanya merupakan tempat tinggal, tetapi juga berfungsi sebagai institusi sosial
dan keagamaan.
Tata letak desa ini terdiri dari
rumah-rumah (uma) yang memanjang dibagian tengah perumahan terdapat kuburan
megalitik atau makam dari batu yang disebut Waruga. Tat letak tersebut menjadi
symbol kosmologi lokal.
Arsitektur vernakular yang menjadi
pencakar langit di Desa Tarung adalah Uma atau rumah adat Sumba dengan struktur
segi empat, di atas panggung yang ditopang tonggak-tonggak kayu. Umumnya rumah
adat dibangun dengan kerangka utama tiang turus (kambaniru ludungu) sebanyak 4
batang, dan 36 batang tiang (kambaniru) berupa struktur portal dengan sambungan
pen umunya memakai kayu mosa, kayu delomera, dan kayu masela. Sedang sambungan
atap memakai ikatan baik dengan usuk maupun penutup atap dari ilalang (Imperata
cylindrica).
Sistem struktur yang sederhana ini berkaitan dengan
tidak dikenalnya alat pertukangan selain parang dan kampak karena orang Sumba
baru mengenal logam ketika Portugis mampir kesana.
a)
Potensi Desa
Kekayaan berupa alam yang indah dan
subur sebenarnya dapat meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat yang dapat
berpengaruh pada pola health seeking behavior masyarakat. Namun sampai
saat ini hal tersebut belum terwujud. Potensi wisata tersebut harus disadari
agar dapat ditangkap manfaatnya oleh masyarakat. Sejumlah warga berusaha
menawarkan kain dan dunga alat musik tradisional Kodi kepada mereka.
Tentunya harus diupayakan agar
wisatawan bisa lebih betah tinggal di kampung adat dan bukan hanya datang
sebentar, berfoto dan buru-buru pergi. Masalah keamanan, kebersihan, dan
kemampuan komunikasi masyarakat harus ditingkatkan. Masyarakat harus disadarkan
tentang kekayaan mereka yang tidak ternilai. Keramahtamahan harus dibangun dan
menjadi budaya. Kebersihan lingkungan dan higyene perorangan juga harus
diperbaiki. Selanjutnya kemampuan berkomunikasi. Tentunya harus bertahap dari
kemampuan berbahasa Indonesia kemudian berlanjut ke bahasa asing.
b)
Produk Unggulan
Keunikan yang langsung terlihat
ketika mengunjungi Kampung Tarung adalah arsitektur dan tata ruang kampungnya.
Setiap aspek penataan dalam kampung tersebut selalu ada filosofi yang
mendasarinya. Rancang rumah asli tidak menggunakan pasak maupun paku dari besi,
dibangun secara sederhana, selalu dibagi tiga bagian vertikal yaitu, bagian
atas untuk para roh leluhur dan penyimpanan pangan, bagian tengah untuk manusia
yang masih hidup, dan bagian bawah untuk hewan ternak.
2. DESA ADAT
TERUNYAN, BALI
Terunyan adalah sebuah desa yang berada
di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Masyarakat di desa
ini mempunyai tradisi pemakaman dimana jenazah yang di makamkan di atas batu
besar yang memiliki cekungan 7 buah.
Adat Desa Terunyan mengatur tata cara menguburkan mayat bagi warganya.
Di desa ini ada tiga kuburan (sema) yang diperuntukan bagi tiga jenis kematian
yang berbeda. Apabila salah seorang warga Terunyan meninggal secara wajar,
mayatnya ditutupi kain putih, diupacarai, kemudian diletakkan tanpa dikubur di
bawah pohon besar bernama Taru Menyan, di sebuah lokasi bernama Sema Wayah.
Namun, apabila penyebab kematiannya tidak wajar, seperti karena kecelakaan,
bunuh diri, atau dibunuh orang, mayatnya akan diletakan di lokasi yang bernama
Sema Bantas. Sedangkan untuk mengubur bayi dan anak kecil, atau warga yang
sudah dewasa tetapi belum menikah, akan diletakan di Sema Muda (Rumah Miarta
Yasa).
Penjelasan mengapa mayat yang diletakan
dengan rapi di sema itu tidak menimbulkan bau padahal secara alamiah, tetap
terjadi penguraian atas mayat-mayat tersebut ini disebabkan pohon Taru Menyan
tersebut, yang bisa mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk
mayat. Taru berarti pohon, sedang Menyan berarti harum. Pohon Taru Menyan ini,
hanya tumbuh di daerah ini. Jadilah Tarumenyan yang kemudian lebih dikenal
sebagai Terunyan yang diyakini sebagai asal usul nama desa tersebut.
a). Potensi Desa
1.
Gotong royong
masyarakat yang masih sangat terjaga
2.
Potensi
pemandangan alam yang indah dan masih sangat alami
3.
Memiliki potensi
alam seperti danau, sawah, pertanian yang dapat dijadikan sebagai agrowisata
b). Produk Unggulan Desa
Masih menjaga adat dan tradisi hingga
kini. Desa yang disebut-sebut sebagai desa tertua di bali ini melaksanakan
pemakaman hanya dengan meletakkan mayatnya pada sebuah tempat khusus yang
disebut ‘seme wayah’. Walaupun ditempat itu banyak mayat yang diletakkan begitu
saja, namun tidak ada bau busuk yang disebabkan oeh satu mayat pun disana.
BAB II
DESA AGROBISNIS
A. Pengertian
Desa Agrobisnis
Desa Agrobisnis adalah desa yang
berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor
hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu
pada pandangan pokok bahwa agrobisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food
supply chain). Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi
bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari
strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan
bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.
B. Ciri-ciri
Desa Agrobisnis
Ü
Memiliki sudut
pandang yang luas
Ü
Pemgambilan
keputusan yang tepat
Ü
Mudah di
kembangkan
Ü
Berorientasi
pasar
C. Profil Desa
1. DESA
AGROBISNIS CIWIDEY
Ciwidey adalah sebuah kecamatan di
Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan ini terletak di
sebelah selatan Kota Bandung berjarak 50 km. Kec Ciwidey sebelum dimekarkan
dengan kacamatan Rancabali memiliki wilayah sangat luas sampai ke Desa
Baledgede Kec. Naringgul Kab. Cianjur. Dan memiliki banyak Objek Wisata, tetepi
setelah di mekarkan Kec. Ciwidey hanya sebagai daerah penunjang dan penghubung.
Saat ini Kec Ciwidey Berusaha ingin mengembalikan lagi sebagai daerah tujuan
wisata alam, wisata religi, wisata edukasi, dan wisata UKM. dan ingin
menjadikan ujung tombak Bagi Kab. Bandung Selatan dalam berbagai bidang,
seperti Dimasa kolonial Ciwidey pernah dijadikan Daerah Kewadaanaan.
Ciwidey sendiri sekarang lebih dikenal
dengan wilayah agrobisnisnya dimana salahsatunya dengan mengembangkan tanaman
stroberi. Para petani akan berada di Desa Ciwidey, Kecamatan Rancabali,
Kabupaten Bandung selama dua hari. Selama berada di kawasan agrowisata stroberi
terbesar di Indonesia itu, Kelompok Tani Muntea juga akan menjalin kerja sama
dengan Asosiasi Agribisnis Stroberi dan Wisata (Asgita) untuk menjamin
ketersediaan bibit berkualitas serta teknologi budidaya dan pascapanennya.
a). Potensi Desa
Banyak
potensi yang dimiliki oleh daerah Agrobisnis Ciwidey, yaitu :
Potensi
Pertanian
- Strawberry
- Padi
- Sayuran
- Asparagus
- Jeruk Dekopon
Potensi
Pertenakan
- Sapi Perah
- Sapi Daging
- Ayam Pedaging
- Ikan
- Kelinci
Potensi
UKM
- Susu Sapi
- Olahan Stawberry
- Madu
- kerajinan Bambu
- Kerajinan Golok
b). Produk Unggulan Desa
Pada saat ini strawberry merupakan
produk unggulan yang menjadi fokus agrobisnis, hal ini bisa dikatakan karena
perkebunan strawberry Ciwidey merupakan perkebunan strawberry terbesar di
Indonesia.
2. DESA
AGROBISNIS NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL
Nglanggeran adalah desa di kecamatan
Patuk, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Warga Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, kini
memiliki rumah produksi pengolahan cokelat. Budidaya kakao dan agrobisnis di
Desa Nglanggeran dapat dijadikan contoh pengembangan agrobisnis yang berpotensi
mendongkrak perekonomian masyarakat.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X sendiri
yang meresmikan Griya Cokelat di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, yang
lokasinya berdekatan dengan obyek wisata Gunung Api Purba dan Embung Nglanggeran.
Griya Cokelat itu menampung produk hasil pengolahan tanaman kakao di
Nglanggeran yang dilakukan oleh warga setempat. Produk olahan kakao itu antara
lain berupa minuman cokelat, bubuk cokelat dan cokelat padat. Selain showroom,
lokasi tersebut juga dijadikan rumah produksi. Wisatawan yang berkunjung ke
Nglanggeran dapat singgah membeli oleh-oleh cokelat asli Gunungkidul.
Rumah cokelat tersebut dibangun berkat
bantuan dari berbagai pihak, antara lain Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta Pemkab Gunungkidul. Kepala
Kantor Perwaklan Bank Indonesia DIY Arif Budi Santoso mengatakan, lembaganya
melakukan pembinaan terhadap kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di
Nglanggeran dalam usaha produksi cokelat.
a). Potensi Desa
Potensi desa Nglanggeran selain sebagai
desa agrobisnis cokelat juga memiliki potensi wisata yang mempesona yaitu
terdapat gunung api purba ditambah dengan pemandangan alamnya yang indah,
sehingga banyak wisatawan yang berkunjung kesana dan menjadikan olahan cokelat
sebagai buah tangan dari desa tersebut.
b). Produk Unggulan Desa
Pada saat ini produk unggulan desa Nglanggeran
selain dari pemandangan yang indah dan objek wisata disekitarnya, yaitu adalah
hasil olahan cokelatnya yang sekarang sedang berkembang.
BAB III
DESA
AGROINDUSTRI
A. Pengertian
Desa Agroindustri
Desa Agroindustri adalah Desa dimana
yang melakukan kegiatan industri berupa pengolahan hasil pertanian yang
melibatkan faktor penyediaan alat dan jasa dalam proses kegiatan tersebut untuk
menghasilkan produk pertanian yang mempunyai nilai tambah dan berdaya saing
tinggi. Proses yang dimaksud mencakup perlakuan fisik maupun kimiawi terhadap
bahan nabati maupun hewani, pengemasan, penyimpanan serta pendistribusian.
Produk hasil agroindustri tidak harus berupa produk jadi dan siap pakai,
termasuk juga produk setengah jadi yang dimanfaatkan oleh sektor industri lain
sebagai bahan baku.
B. Ciri-ciri
Desa Agroindustri
1.
Bentuk usaha
integratif eksklusif: ukuran usaha yang besar dan terpadu secara vertikal
2.
Pemilikan usaha
oleh orang luar desa.
3.
Padat Modal
sedikit tenaga kerja.
4.
Produk yang
dihasilkan untuk ekspor atau konsumsi orang kota.
5.
Faktor produksi
produksi sendiri atau produksi di luar desa.
C. Profil Desa
1. ASTOMULYO, PUNGGUR, LAMPUNG TENGAH
Pemerintah
Kabupaten Lampung Tengah, fokus pada pengembangan Agroindustri kerayatan.
Punggur, dikembangkan sebagai Agroindustri Buah Nanas hasil olahannya seperti
keripik nanas, dodol nanas, dan selai nanas. Selama ini, buah nanas sebagai
buah segar sudah dipasarkan ke Sumatera Selatan, DKI Jakarta, dan Jawa Barat,
juga dibuat olahan buah nanas. Tanaman nanas nanas sudah menjadi komoditas
unggulan di Kampung Astomulyo, Kecamatan Punggur, yang dikembangkan di lahan
kering atau tegalan yang tidak dapat dikembangkan tanaman padi, dan juga
memanfaatkan pekarangan rumah.
Tanaman
nanas, mulai dikembangkan oleh warga sekitar tahun 1983, saat itu peminat
tanaman ini belum banyak seperti sekarang. Tanaman nanas mulai di gemari
petani sekitar tahun 1990-an dengan varitas Queen. Luasan tanaman nanas yang
dikembangkan petani Dusun 10 Kampung Astomulyo saja, mencapai lebih dari 350
ha. Setelah diketahui budidaya tanaman nanas cukup bagus dan mempunyai prospek
ekonomis yang menjanjikan, akhirnya bukan hanya petani Astomulyo saja yang
mengembangkannya, tapi sudah diminati oleh beberapa petani Kampung Mojopahit
dan Ngestirahayu Kacamatan Punggur. Kini, beberapa panganan olahan industri
rumahan dari buah nanas, seperti dodol nanas, kripik nanas, cake nanas sudah
dikembangkan oleh KWT setempat.
a) Potensi Desa
Desa
Astomulyo Kecamatan Punggur memiliki banyak potensi di sektor sumber daya alam,
terutama di bidang perkebunan dengan komoditas utama buah nanas. Desa ini
merupakan penghasil nanas terbesar di Lampung Tengah. Selain potensi perkebunan
juga di sektor pertanian, dan juga peternakan.
b) Produk Unggulan
Tentu saja
produk unggulan di desa ini adalah buah nanas. Terbukti dengan pemasok nanas
terbesar di Lampung Tengah, yang juga di olah dengan berbagai varian olahan.
BAB IV
DESA PARIWISATA
A. Pengertian
Desa Pariwisata
Desa wisata merupakan suatu bentuk
integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan
dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan
tradisi yang berlaku. Desa wisata biasanya memiliki kecenderungan kawasan
pedesaan yang memiliki kekhasan dan daya tarik sebagai tujuan wisata.
B. Ciri-ciri
Desa
1.
Aksesbilitasnya
baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawan dengan menggunakan berbagai jenis
alat transportasi.
2.
Memiliki
obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan local, dan
sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek wisata.
3.
Masyarakat dan
aparat desanya menerima dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap desa
wisata serta para wisatawan yang datang ke desanya.
4.
Keamanan di desa
tersebut terjamin.
5.
Tersedia
akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai.
6.
Beriklim sejuk
atau dingin.
7.
Berhubungan
dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.
C. Profil Desa
1. DESA WISATA PENTINGSARI
Dusun Pentingsari berbentuk seperti
semenanjung dimana sebelah barat terdapat lembah yang sangat curam yaitu kali
Kuning dan sebelah selatan terdapat lebah yang berupak Goa Ledok / Ponteng dan
Gondoran sebelah timur terdapat lembah yang curam yaitu Kali Pawon dan sebelah
utara merupakan dataran yang dapat berhubungan langsung dengan tanah di
sekeliling kelurahan Umbulharjo sampai ke pelataran gunung Merapi. Dusun
Pentingsari terdiri dari dua dusun yaitu Bonorejo dan Pentingsari. Desa ini
ditetapkan sebagai desa wisata pada tanggal 15 Mei 2008.
a) Potensi Desa
Potensi yang tersimpan di Desa Wisata
Pentingsari atau juga dikenal dengan "Dewi Peri", antara lain,
benda peninggalan sejarah Keraton Yogyakarta, Pancuran Sendang Sari,
Kompleks Luweng, Watu Dakon, Watu Payung, Watu Gandul, dan peninggalan
zaman perang merebut kemerdekaan Indonesia. Kompleks Luweng atau tempat
memasak merupakan sebuah tempat yang menurut sejarah merupakan dapur umum
pada masa Perang Diponegoro, sedangkan Pancuran Sendang Sari adalah lokasi
mandi para putri Kraton Yogyakarta, untuk mewujudkan Desa Pentingsari
menjadi Desa Wisata, masyarakat telah menyiapkan segala sesuatunya
seoptimal mungkin, baik itu potensi wisata dan perilaku masyarakat agar
ramah serta terbuka kepada wisatawan. Hal ini penting, karena keramahan
menjadi nilai jual yang tinggi. Tekad kuat masyarakat desa itu ternyata
berbuah manis, karena Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman pada 15 April 2008
mencanangkan Desa Pentingsari sebagai Desa Wisata.
b) Produk
Unggulan
Terdapat beberapa objek wisata,
yaitu :
a) Pancuran Suci Sendangsari
Pancuran ini dipercaya oleh
masyarakat dusun Pentingsari dan sekitarnya sebagai tempat bertemunya Dewi
Nawang Wulan dan Joko Tarup bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan membuat
awet muda dengan minum atau cuci muka dengan air ini, lokasi obyek ini sangat
dekat dengan nuansa mistis dan nuansa keindahan lembah sungai
kuning.
b) Luweng
Luweng merupakan salah satu bukti betapa
luasnya perjuangan Pangeran Diponegoro dalam mengusir penjajah Belanda di
Yogyakarta , luweng pada saat itu digunakan sebagai alat masak warga
dusun Pentingsari dalam menyediakan konsumsi bagi tentara Pangeran Diponegoro,
disamping sebagai tempat persembunyian bila dalam posisi terdesak.
c) Rumah Joglo
Rumah ini merupakan rumah adat di
DIY dan Jawa Tengah. Rumah
Joglo berada di poros Desa Wisata Pentingsari, disamping
menampilkan karakteristik keindahan dan budaya di rumah Joglo ini dapat digunakan
sebagai tempat pertemuan, diklat, pentas seni dan budaya.
d) Wisata Alam
Kondisi lingkungan di Dewi Peri
masih sangat alami hembusan udara yang sejuk, rindangnya berbagai jenis
tanaman, riuhnya suara ocehan burung di alam bebas, ramahnya penduduk
desabisa dijumpai di sepanjang jalan dusun Pentingsari, sementara
di sisi yang lain hamparan sawah, berbagai jenis tamanan sayur-sayuran yang
sudah dikelola dengan sistem yang baik oleh penduduk memberi warna keindahan
tersendiri Desa Wisata Pentingsari.
e) Batu Dakon
Batu dakon yang ada di Dewi berbeda
dengan batu dakon pada umunya yang biasa digunanakan untuk bermain anak-anak
,disamping memiliki nilai mistis batu dakon ini konon masih ada kaitanya
dengan obyek Luweng, batu ini dipercaya sebagai tempat mengatur setrategi
perang dan meramal nasip pada waktu perjuangan mengusir penjajah
Belanda.
f) Batu Persembahan
Batu Persembahan dipercaya digunakan
sebagai tempat persembahan kepada ular besar yang singgah di Ponteng yang dipercaya
sebagai anak dari Baru Klinting yang singgah di Gunung Merapi, bentuk
persembahan dipercaya seekor kera yang datang dari Gunung Merapi tiap bulan
Suro (bulan jawa).
g) Ponteng
Tempat pertemuan sungai Kuning dan
Sungai Pawon (tempuran) di Ujung Selatan Dusun Pentingsari di percaya ada
sebuah goa sebagai tempat singgahnya ular besar anak dari baru klinting.
h) Jalur Traking
Kondisi alam di Desa Wisata
Pentingsari yang diapait oleh Dua Sungai (Sungai Pawon dan Sungai Kuning)
sangat cocok untuk traking remaja, anak-anak, dewasa dan
orang tua dengan melewati jalur susur sungai, melewati hamparan sawah,
naik turun tebing dengan terowongan yang sangat unik dan indah, melewati
ditengah rindangnya berbagai jenis tanaman kehutanan.
DAFTAR PUSTAKA