Minggu, 26 Mei 2019

KARYA ILMIAH TENTANG LINGKUNGAN HIDUP



KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini tepat waktu yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang “LINGKUNGAN HIDUP”.
Penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah ini. Karena Karya Ilmiah ini masih jauh dari sempurna maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca demi perbaikan Karya Ilmiah ini dikemudian hari.
Semoga Karya Ilmiah ini dapat menambah pengetahuan kita semua dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.



Parigi,   Mei 2019



Penulis










ABSTRAK

Lingkungan hidup merupakan akumulasi dari interaksi berbagai faktor yang terkandung dalam lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan biotik merupakan kesatuan makhluk hidup, seperti mikroorganisme, manusia, tumbuhan, dan hewan. Adapun lingkungan abiotik merupakan kondisi yang terdapat di lingkungan sekitar berupa benda mati, seperti mineral, batuan, tanah, air dan udara.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i
ABSTRAK……………………………………………………………………         ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I.  PENDAHULUAN …………………………………………………..        1
A.    Latar Belakang............................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah....................................................................... 1
C.     Tujuan Penulis............................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A.    Definisi Lingkungan Hidup ....................................................... 3
B.     Unsur-unsur Lingkungan Hidup ................................................ 3
C.     Urgensi Lingkungan Hidup Bagi Kehidupan............................. 4
D.    Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya         5
E.     Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup..................................... 9
BAB III.  PENUTUP ...................................................................................... 10
A.    Kesimpulan.................................................................................. 10
B.     Saran .......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11












BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Lazimnya manusia bergantung pada bagaimana keadaan lingkungan di sekitarnya yaitu sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam tersebut yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen tubuh manusia yang terbesar. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik. Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani disebabkan adanya sejumlah faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu mengenai keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai daerah. Komponen lingkungan hidup secara garis besar terbagi tiga kelompok, yaitu kelompok biotik (flora dan fauna darat dan air), kelompok abiotik (sawah, air dan udara) dan kelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya dan kesehatan masyarakat).

B.   Rumusan Masalah
1.             Apa definisi lingkungan hidup?
2.             Apa saja unsur-unsur lingkungan hidup?
3.             Mengapa lingkungan hidup sangat urgen bagi kehidupan manusia?
4.             Apa bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan penyebabnya?
5.             Bagaimana upaya melestarikan lingkungan hidup?




C.   Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah :
1.             Mengetahui definisi lingkungan hidup.
2.             Mengetahui unsur-unsur lingkungan hidup.
3.             Memahami urgensi lingkungan bagi kehidupan manusia.
4.             Mengetahui bentuk-bentuk kerusakan lingkungan dan penyebabnya.
5.             Mengetahui upaya pelestarian Lingkungan Hidup.
























BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Lingkungan Hidup
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIqCyr6cVAVMkwfMC13kWs8rRA0Z5_mxOItJr1gFNnObYYccCokQr0q9Lgo3wTPJTNL8XDZOYcQZfsYiHK5Fk_N5jvBJEQBpQFzdJpQp8Q48llRI_XCNBfF3LSwzvUjHEzV6vfnkGa2_c/s320/Hari-Lingkungan-Hidup-Indonesia.jpg

Lingkungan hidup menjadi bagian mutlak dalam kehidupan manusia. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Istilah lingkungan hidup yang dalam bahasa Inggris disebut environment, dalam bahasa Belanda disebut Millieu, sedangkan dalam bahasa Perancis disebut dengan I'environment.
B. Unsur-unsur Lingkungan Hidup
Istilah lingkungan hidup sering digunakan untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup terbagi tiga, yaitu:
1.      Unsur Hayati (Biotik); yakni unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, sehingga lingkungan hayatinya didominasi tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2.      Unsur Sosial Budaya; yakni lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3.      Unsur Fisik (Abiotik); yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dll.

C. Urgensi Lingkungan Hidup Bagi Kehidupan
1.      Urgensi Lingkungan sebagai tempat tinggal
Tiap-tiap makhluk hidup akan bertempat tinggal di dalam lingkungan tempat mereka berada. Makhluk hidup akan selalu berkelompok dengan jenisnya masing-masing. Dalam hal ini makhluk hidup dalam lingkungan ada yang hidup sebagai individu, populasi, komunitas atau ekosistem tertentu.
2.      Urgensi Lingkungan sebagai tempat mencari makan.
Keseimbangan lingkungan atau ekosistem akan terjadi jika rantai makanan, jaring makanan, dan piramida makanan tepat. Hakekatnya tiap komponen dalam lingkunga hidup dapat dikatakan sebagai “ satu untuk yang lain’. Contoh rumput dimakan rusa dan rusa dimakan harimau dan seterusnya.
3.      Urgensi Lingkungan sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas
Kehidupan manusia diwarnai oleh berbagai aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan bagi hidupnya. Sehubungan dengan itulah terjalin interaksi sosial yang menunjukkan ketergantungan antar sesama manusia. Melalui proses interaksi sosial manusia mampu mencapai kesejahteraan bagi hidupnya.
4.      Urgensi Lingkungan sebagai Wahana/Tempat bagi Kelanjutan
Kejadian tumpahnya minyak mentah di laut lepas akibat kebocoran kapal tanker, merupakan salah satu berita buruk bagi pola kehidupan di laut. Demikian pula kasus kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra yang membawa dampak tercemarnya udara dan ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kelangsungan hidup seluruh organisme di bumi ini sangat tergantung pada kondisi lingkungannya.

D. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya
Lingkungan hidup mempunyai keterbatasan, baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya. Dengan kata lain, lingkungan hidup dapat mengalami penurunan kualitas dan penurunan kuantitas. Penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan ini menyebabkan kondisi lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi lagi untuk mendukung kehidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Kerusakan lingkungan hidup dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berdasarkan penyebabnya, kerusakan lingkungan dapat dikarenakan proses alam dan karena aktivitas manusia.
1.        Kerusakan Lingkungan Akibat Proses Alam
         Letusan Gunung Api; menyemburkan lava, lahar, material-material padat berbagai bentuk dan ukuran, uap panas, serta debu-debu vulkanis disertai dengan adanya gempa bumi lokal yang disebut dengan gempa vulkanik. Aliran lava dan uap panas dapat mematikan semua bentuk kehidupan yang dilaluinya, sedangkan aliran lahar dingin dapat menghanyutkan lapisan permukaan tanah dan menimbulkan longsor lahan.
         Gempa Bumi; makin besar kekuatan gempa kerusakan yang ditimbulkannya semakin parah di muka bumi. Gempa bumi menyebabkan bangunan-bangunan retak atau hancur, struktur batuan rusak, aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah tanah rusak, dan lain-lain. Jika kekuatan gempa bumi melanda lautan, maka akan menimbulkan tsunami, yaitu arus gelombang pasang air laut yang menghempas daratan dengan kecepatan yang sangat tinggi.
         Banjir; merupakan gejala alam murni jika kondisi alam memang mempengaruhinya, misalnya hujan terus menerus terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di lembah-lembah sungai.
         Tanah Longsor; dapat terjadi akibat proses alam ataupun karena dampak kecerobohan manusia. Bencana alam ini dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana penduduk serta berbagai bangunan lainnya. Peristiwa tanah longsor pada umumnya melanda beberapa wilayah Indonesia yang memiliki topografi agak miring atau berlereng curam.
         Kemarau Panjang; penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari biasanya. Bencana ini menimbulkan banyak kerugian, seperti mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan penduduk.
         Badai atau Angin Topan ; Bencana alam ini pada umumnya merusakkan berbagai tumbuhan, memorakporandakan berbagai bangunan, sarana infrastruktur dan dapat membahayakan penerbangan. Badai atau angin topan sering melanda beberapa daerah tropis di dunia termasuk Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia pernah dilanda gejala alam ini. Salah satu contoh adalah angin topan yang melanda beberapa daerah di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
2.    Kerusakan Lingkungan Hidup karena Aktivitas Manusia
a.       Pencemaran Lingkungan
Pencemaran disebut juga dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar (polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut pada umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
1.        Pencemaran Udara; ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain, disebabkan oleh asap sisa hasil pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara lain, berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan bila bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak dan mencemari air, tanah, atau tumbuhan. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara, antara lain: Terganggunya kesehatan manusia, misalnya batuk, bronkhitis, emfisema, dan penyakit pernapasan lainnya, rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna cat, terganggunya pertumbuhan tanaman, misalnya menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi gas SO2 yang tinggi di udara, adanya peristiwa efek rumah kaca yang dapat menaikkan suhu udara secara global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub dan terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.
2.        Pencemaran Tanah; disebabkan karena sampah plastik ataupun sampah anorganik lain yang tidak dapat diuraikan di dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh penggunaan pupuk atau obat-obatan kimia yang digunakan secara berlebihan dalam pertanian, sehingga tanah kelebihan zat-zat tertentu yang justru dapat menjadi racun bagi tanaman. Dampak rusaknya ekosistem tanah adalah semakin berkurangnya tingkat kesuburan tanah sehingga lambat laun tanah tersebut akan menjadi tanah kritis yang tidak dapat diolah atau dimanfaatkan.
3.        Pencemaran Air; terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam air, seperti deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya, selain itu, tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi atau pencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau waduk, tercemarnya air tanah, air permukaan, dan air laut. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain : Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen, Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi), Pendangkalan dasar perairan, Punahnya biota air, misal ikan, yuyu, udang, dan serangga air, Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah, dan menjalarnya wabah muntaber.
4.        Pencemaran Suara; menimbulkan efek psikologis dan kesehatan bagi manusia, antara lain, meningkatkan detak jantung, penurunan pendengaran karena kebisingan (noise induced hearing damaged), susah tidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat menimbulkan stres. Pencemaran suara adalah tingkat kebisingan yang memiliki kekuatan > 80 desibel. Pencemaran suara dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, mesin kereta api, mesin jet pesawat, dan instrumen musik.
b.      Degradasi Lahan
Degradasi lahan merupakan bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang tidak peduli dengan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi lahan seperti:
1.      Lahan kritis. Terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi penambangan yang besar-besaran.
2.      Kerusakan ekosistem laut. Terjadi karena eksploitasi hasil-hasil laut secara besar-besaran, misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat, penggunaan bom, atau menggunakan racun untuk menangkap ikan atau terumbu karang. Rusaknya terumbu karang berarti rusaknya habitat ikan, sehingga kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu daerah dapat berkurang bahkan punah.
3.      Kerusakan hutan. Terjadi umumnya karena ulah manusia seperti penebangan liar, kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah. Kerugian yang ditimbulkannya misalnya punahnya habitat hewan dan tumbuhan, keringnya mata air, serta dapat menimbulkan bahaya tanah longsor dan banjir.

E. Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup
Upaya melestarikan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, namun menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup.
Sementara itu, sebagai seorang pelajar atau mahasiswa, ada beberapa hal yang dapat kalian lakukan sebagai bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup, antara lain sebagai berikut:
a.       Menghemat penggunaan listrik, air, dan BBM
b.      Menghemat penggunaan kertas dan pensil
c.       Membuang sampah pada tempatnya
d.      Memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang,
e.       Menanam dan merawat pohon di sekitar lingkungan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lingkungan hidup sebagai bagian yang mutlak dari kehidupan manusia memiliki tiga unsur penting yaitu Unsur hayati (biotik), Unsur Sosial budaya, dan Unsur Fisik (abiotik). Urgensi lingkungan hidup bagi kehidupan manusia dapat sebagai tempat tinggal, tempat mencari makan, tempat beraktivitas dan sebagai tempat hiburan. Tetapi semuanya itu tidak dapat di lakukan jika lingkungan itu rusak, baik faktor dari alam maupun faktor dari manusia sendiri. Untuk itu kita harus melakukan berbagai upaya agar lingkungan kita bersih dan layak di tempati.


B. Saran
Diharapkan peran serta berbagai pihak untuk melestarikan lingkungan sekitar, agar kita dapat memiliki lingkungan yang bersih dan layak untuk di tempati.













DAFTAR PUSTAKA









MODUL BAHASA INDONESIA :: PENGERTIAN PROPOSAL DAN KARYA ILMIAH ::



MODUL BAHASA INDONESIA

1.      KARYA ILMIAH
A. Apa itu Karya Ilmiah?
Yang dimaksud karya ilmiah adalah suatu laporan yang tertulis mengenai hasil suatu kegiatan penelitian. Atau karya ilmiah dapat diartikan juga sebagai suatu tulisan yang ditulis sesuai dengan keilmuan dan didasari hasil pengamatan, peninjauan, dan penelitian pada bidang tertentu lalu di susun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan tertentu serta isinya dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya.
Jadi karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya menjelaskan suatu pembahasan secara ilmiah hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis. Salah satu tujuannya untuk memberitahukan sesuatu secara logis dan juga sistematis kepada pembaca. Biasanya karya ilmiah digunakan untuk mencari solusi atau jawaban mengenai suatu permasalahan. Maka karya ilmiah selalu mengangkat tema pembahasan mengenai permasalahan atau hal-hal yang baru dan belum pernah di bahas oleh orang lain. Tapi jika ada penelitian yang dilakukan dan di tulis tapi memiliki tema yang sama, maka biasanya bertujuan sebagai pengembangan dari karya ilmiah yang sebelumnya atau sering di sebut juga dengan penelitian lanjutan.
B. Apa Tujuan Karya Ilmiah?
Adapun beberapa tujuan di tulisnya suatu karya ilmiah, diantaranya sebagai berikut ini:
a)      Untuk melatih mengungkapkan pemikiran mengenai hasil penelitian dalam bentuk tulisan yang di susun secara sistematis.
b)      Untuk menghasilkan pelajar yang mampu menjadi penghasil pemikiran dan penghasil karya tulis pada suatu bidang ilmu pengetahuan.
c)      Karya ilmiah diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi orang-orang yang membacanya.
d)     Karya ilmiah dapat menjadi suatu bukti bahwa pelajar memiliki wawasan dan potensi ilmiah dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai macam permasalahan.
e)      Dapat melatih kemampuan atau keterampilan dasar untuk melakukan suatu penelitian ilmiah yang hasilnya dapat di pertanggungjawabkan.
C. Apa Saja Manfaat Karya Ilmiah?
Adapun manfaat yang bisa di dapatkan dari karya ilmiah, diantaranya sebagai berikut ini:
  • Penulis melatih mengembangkan kemampuan membaca secara lebih efektif, sebab untuk meulis karya ilmiah harus mencari dulu teori-teori.
  • Penulis dapat melatih menggabungkan hasil bacaan mengenai teori-teori tentang penelitian dari berbagai macam sumber.
  • Mengenalkan Penulis dengan kegiatan kepustakaan.
  • Dapat melatih penulis untuk meningkatkan kemampuan dalam penorganisasian dan juga menyajikan fakta secara jelas serta secara sistematis.
  • Hasil karya ilmiah dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya jika ada yang ingin melanjutkan.
  • embentuk budaya akademik pada pendidikan secara lebih baik bagi penulis.
  • Memperluas wawasan ilmu pengetahuan.
  • Penulis memperoleh kepuasan dari segi intelektual.
D. Beberapa Hal Yang Perlu Ada Dalam Karya Ilmiah
Adapun beberapa hal yang perlu ada dan harus di perhatikan dalam menulis suatu karya ilmiah, diantaranya sebagai berikut ini:
  • Harus memuat gagasan ilmiah.
  • Keindahan suatu karya ilmiah terdapat pada pikiran penulis dengan unsur-unsur yang menyangga pikiran tersebut.
  • Pikiran tertuangkan dalam suatu sistematika dan notasi.
  • Karya ilmiah harus dapat mengekspresikan asas yang terdapat dalam hakikat ilmu dengan memperindah kaidah bahasa.
  • Karya ilmiah terdapat unsur-unsur seperti kata-kata, angka, gambar dan juga tabel yang tersusun mendukung alur pikiran.
E. Syarat-Syarat Karya Ilmiah Secara Umum
Karya ilmiah umumnya terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, inti, dan akhir. Penjelasannya adalah sebagai berikut ini:
1. Bagian awal
Pada bagian ini secara umum memuat halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, arti mengenai lambang maupun singkatan, dan intisari dari karya ilmiah tersebut.
2. Bagian inti
Pada bagian ini memuat bab-bab, pendahuluan, kajian teori, pembahasan, kesimpulan dan saran hasil dari penelitian. Dalam bagian bab tersebut terdapat beberapa sub bab penelitian mengenai tema yang di bahas, misalnya seperti latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, waktu dan tempat penelitian, sistematika penulisan dan sebagainya. Hal ini tergantung tema apa yang di teliti.
3. Bagian akhir
Dan pada bagian ini umumnya terdiri dari Daftar Pustaka tentang teori atau materi yang digunakan dari mana saja di dapatnya, dan lampiran-lampiran dokumen (jika di butuhkan).
F. Jenis-jenis Karya Ilmiah
Adapun beberapa jenis karya ilmiah yang sering kita temukan saat ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Makalah
Makalah merupakan salah satu jenis karya ilmiah yang dimana pembahasannya berdasarkan data-data dari lapangan yang sifatnya empiris objektif. Makalah juga bisa berupa hasil penelitian yang disusun untuk dibahas dalam suatu pertemuan ilmiah misalnya seperti seminar, makalah memiliki halaman kurang-lebih 15 sampai 25 halaman saja. Bagian-bagian makalah diantaranya bagian awal yang terdiri dari sampul, daftar isi, daftar tabel dan daftar gambar. Lalu bagian inti yang terdiri dari materi-materi yang dibahas seperti latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, pembahasan, kesimpulan dan saran. Dan bagian akhir akhir yang terdiri dari rujukan dan juga lampiran (jika di butuhkan).
2. Skripsi
Skripsi merupakan suatu jenis karya ilmiah untuk memenuhi syarat kelulusan sarjana atau S1. Umumnya berisi penelitian lapangan ataupun penelitian berbentuk kualitatif atau kuantitatf yang sistematika penulisannya ditata secara ketat.
3. Disertasi
Disertasi merupakan karya tulis ilmiah yang dibuat atau di susun untuk mendapatkan gelar akademis doktor (Dr.) atau S3. Disertasi berupaya untuk menciptakan suatu teori yang baru dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis yang disusun berdasarkan teori-teori yang ada.
4. Proposal Penelitian
Proposal dapat diartikan sebagai suatu karya tulis yang memuat suatu rencana untuk permohonan pengajuan suatu kegiatan kepada orang yang bersangkutan dengan rencana tersebut. Adapun Proposal penelitian yang dibuat mahasiswa umumnya tidak terpisahkan dari skripsi (S1) ataupun tesis (S2), karena mahasiswa yang hendak menyusun skripsi ataupun tesis umumnya diharuskan untuk mengusulkan proposal penelitian. 
G. Salah Satu Contoh Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
1. JUDUL KARYA ILMIAH
Merupakan judul atau tema yang diambil oleh penulis karya ilmiah. Judul harus ada kaitannya dengan permasalahan yang akan di bahas.
2. ABSTRAK
Merupakan ringkasan yang jelas mengenai keseluruhan karya ilmiah, salah satu tujuannya supaya pembaca dapat mengetahui maksud dan tujuan dari penulisan karya ilmiah tersebut.
3. LEMBAR PERSETUJUAN
Biasanya memuat tandatangan persetujuan dari pihak-pihak yang ada kaitannya dengan karya ilmiah yang di susun.
4. KATA PENGANTAR
Pada bagian Kata Pengantar umumnya selalu memuat kalimat puji-pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kata pengantar dapat berupa sedikit gambaran tentang karya ilmiah, dan berisikan ucapan terimakasih penulis kepada berbagai macam pihak, serta selalu diakhiri harapan penulis terhadap karya ilmiahnya yang disusunnya.
5. DAFTAR ISI
Berisikan daftar halaman atau letak bab-bab maupun sub bab pada karya ilmiah.
6. DAFTAR LAMPIRAN
Berisikan daftar letak lampiran atau dokumen tambahan yang berkaitan dengan karya ilmiah, misalnya dokumen apa saja yang dilampirkan di bagian akhir karya ilmiah.
7. DAFTAR TABEL
Berisikan daftar halaman tabel atau letak tabel yang ada pada karya ilmiah.
8. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada bagian ini berisikan fakta-fakta yang ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi, sehingga masalah dapat di rumuskan dan juga mengungkapkan alasan penentuan suatu masalah yang harus di carikan solusinya. Penulis dapat mengungkapkan pendapat atau mengutip teori-teori dari artikel, berita, menurut ahli, ataupun yang lainnya, dimana teori-teori tersebut dapat mendukung terhadap fakta permasalahan yang di bahas.
B. Rumusan Masalah
Pada bagian ini penulis mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan apa saja yang muncul dari permasalahan tersebut sehingga dapat di carikan jawabannya. Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang rinci mengenai permasalahan yang dibahas.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Pada bagian tujuan, penulis harus mengungkapkan secara jelas dan rinci mengenai yang ingin di capai dalam melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah tersebut.
Lalu pada bagian manfaat, penulis harus mengungkapkan manfaat atau kontribusi dari hasil penelitian dan penulisan karya ilmiah tersebut.
9. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN
A. Kajian Teoritis
Berisikan teori-teori ilmiah dan temuan lain yang dianggap penting serta ada hubungannya dengan permasalahan yang di bahas. Setiap teori yang di kutip harus di sertai dengan penjelasan dan komentar penulis mengenai hubungan teori dengan permasalahan yang di bahas. Biasanya bada bagian akhir teori yang dikutip untuk permasalahan, penulis harus mengungkapkan suatu kesimpulan yang berhubungan dengan permasalahan yang di bahas.
B. Kerangka Berpikir
Penjelasan penulis didasari teori-teori ilmiah yang telah di kemukakan atau penjelasan sementara penulis terhadap permasalahan yang didasari teori-teori yang sudah di dapatkan. Penulis harus menjelaskan suatu alur kerja yang ada hubungannya permasalahan. Umumnya kerangka berfikir ini disusun berdasarkan tinjauan pustaka. Dapat di katakan juga kerangka berfikir merupakan suatu argumentasi penulis dalam merumuskan suatu hipotesis.
C. Metodologi Penulisan
Metodologi penelitian dapat dikatakan proses atau cara mendapatkan data-data untuk penelitian. Pada bagian ini umumnya menyebutkan nama metode yang digunakan, teknik pengumpulan data (misalnya dengan cara wawancara, observasi, atau menggunakan kuisioner), dan juga biasanya di lengkapi juga dengan teknik analisis data (misalnya rumusan keuangan, rumusan statistik, atau model analisis lainnya yang berhubungan dengan permasalahan).
10. BAB III PEMBAHASAN (JUDUL HARUS SESUAI DENGAN TEMA PENELITIAN/PEMBAHASAN)
A. Deskripsi Kasus
Mengidentifikasi kasus-kasus yang ada pada ruang lingkup permasalahan kasus ini sesuai dengan bidang ilmu penulis. Kasus yang di identifikasi harus dimulai dengan yang sederhana sampai yang rumit (kompleks), sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Kasus yang diambil merupakan kasus yang di temukan pada ruang lingkup permasalahan (misal permasalahan ada pada suatu perusahaan), sehingga penulis-pun harus melakukan konfirmasi dengan pihak yang bersangkutan dengan permasalahan. Sedangkan kasus atau data yang sifatnya rahasia biasanya tidak boleh untuk dibahas kecuali atas ijin pihak yang bersangkutan. Kasus yang di ambil dan akan di bahas dapat berupa uraian kata-kata, tabel, diagram, angka dan lain-lain.
B. Analisis Kasus
Pada bagian ini penulis melakukan pengkajian pada setiap kasus yang dipilih sesuai dengan permasalahan dan berusaha menghubungkannya dengan teori-teori yang di butuhkan untuk menyusun karya ilmiah. Untuk mendapatkan solusi terhadap permasalahan kasus yang coba di pecahkan, biasanya penulis menggunakan model-model analisis.
11. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti atau penulis harus menyimpulkan hasil temuannya dari hasil analisis kasus dalam bentuk uraian atau poin-point secara jelas dan mudah di mengerti pembaca. Penulis juga harus dapat memberikan saran-saran yang bermanfaat yang ada hubungannya dengan permasalahan atau kasus yang di analisis.
12. DAFTAR PUSTAKA
Berisikan sumber-sumber materi ataupun teori-teori yang di gunakan untuk mendukung penulisan karya ilmiah dan di tulis dengan format tertentu. Bisa bersumber dari buku, internet/website, jurnal, majalah dan lain-lain.
13. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Berisikan lampiran atau keterangan tambahan yang ada kaitannya dengan karya ilmiah, misalnya seperi dokumen, kuisioner dan lain-lain.
H. Ciri-Ciri Karya Ilmiah
Jadi dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah memiliki beberapa ciri, yang diantaranya sebagai berikut ini:
  • Penulisan karya ilmiah yaitu objektif, di sampaikan dengan gaya bahasa yang sifatnya tidak pribadi, dengan menggunakan bentuk pasif dan tidak menggunakan kata ganti orang pertama ataupun orang kedua.
  • Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa yang baku, resmi dapat terlihat dari struktur kata-katanya dan juga kalimat-kalimat yang efektif serta struktur yang baku.
·         Komponen pada karya ilmiah sangat bervariasi sesuai dengan jenisnya, tapi umumnya setiap karya ilmiah memuat bagian pendahuluan, bagian inti, bagian penutup, daftar pustaka dan lampiran (jika di butuhkan). Dan biasanya terdapat abstrak pada jenis tertentu.
·         Strukturnya sangat ketat terdiri dari bagian awal, isi dan penutup.






2.        PROPOSAL
Pengertian Proposal adalah suatu rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kegiatan dalam bentuk tulisan dan dijelaskan secara sistematis dan terperinci. Proposal umumnya dijadikan pedoman kerja atau acuan dalam pelaksanaan kegiatan yang direncanakan.

Secara etimologis kata proposal berasal dari bahasa Inggris, yaitu Propose yang artinya pengajuan/ mengajukan atau permohonan. Suatu pihak memberikan proposal untuk menawarkan ide, gagasan, atau rencana kepada pihak lain agar mendapatkan dukungan. Dukungan tersebut dapat berupa ijin, persetujuan, dana, dan lain-lain.
Tujuan Proposal
Secara umum tujuan dibuatnya proposal adalah untuk mendapatkan ijin atau persetujuan dari suatu pihak mengenai rencana atau rancangan yang akan dilakukan. Selain itu, proposal juga sering dibuat untuk permohonan dana/ sponsorship melalui kerjasama dengan pihak lain.
Selain penjelasan mengenai rincian kegiatan yang akan dilaksanakan, umumnya di dalam proposal juga tertera mengenai dana yang akan dibutuhkan dalam pelaksanaannya. Jadi, secara keseluruhan isi dari proposal tersebut harus dapat dimengerti oleh pihak lain yang ingin dimintai ijin/ persetujuan atau dana.
Fungsi Proposal
Proposal dibuat tentunya ada fungsi dan tujuannya, baik bagi pihak pembuat proposal maupun bagi pihak yang menerima proposal. Berikut ini adalah beberapa fungsi proposal:
  1. Di bidang penelitian umum, proposal berfungsi sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan sosial, budaya, agama, ekonomi, dan bidang lainnya.
  2. Di bidang usaha atau bisnis, proposal berfungsi sebagai gambaran dan proyeksi dalam mendirikan suatu usaha.
  3. Proposal berfungsi untuk memberikan informasi mendetail tentang suatu kegiatan ketika mengajukan dana untuk pelaksanaan kegiatan, misalnya perayaan, seminar, pelatihan, dan lain-lain.
  4. Dalam suatu proyek, proposal berfungsi sebagai dasar melakukan tender, baik dari lembaga pemerintah maupun swasta.

Jenis-Jenis Proposal

Secara umum, proposal dapat dibedakan dalam empat jenis. Mengacu pada pengertian proposal di atas, berikut ini adalah beberapa jenis proposal tersebut:

1. Proposal Kegiatan

Ini merupakan proposal untuk melakukan suatu kegiatan. Isi proposal kegiatan adalah pengajuan rencana kegiatan, baik yang sifatnya individu maupun kelompok, misalnya pentas seni dan budaya.
Seringkali proposal kegiatan ini sekaligus untuk pengajuan permohonan dana dari pihak tertentu. Dan sebagai kompensasi, penyelenggaran kegiatan akan menawarkan sesuatu yang bermanfaat bagi donatur, misalnya space iklan.

2. Proposal Bisnis

Ini adalah proposal yang berhubungan dengan dunia bisnis, baik perseorangan maupun kelompok. Contohnya adalah proposal pendirian suatu usaha, proposal kerjasama antar perusahaan, dan lain-lain.

3. Proposal Penelitian

Jenis proposal ini umumnya digunakan pada bidang akademisi. Contohnya proposal penelitian untuk membuat skripsi, tesis, dan lainnya. Proposal ini dibuat sebagai pengajuan kegiatan penelitian.

4. Proposal Proyek

Jenis proposal ini umumnya dipakai pada dunia bisnis dimana isi proposal tersebut tentang rangkaian rencana kegiatan. Contohnya adalah proposal suatu proyek pembangunan.

Bentuk-Bentuk Proposal

Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Proposal Formal

Proposal formal biasanya dilengkapi dengan tiga bagian utama:
  • Pendahuluan (sampul, halaman judul, kata pengantar, ikhtisar, daftar isi, lembar pengesahan)
  • Isi proposal (latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, susunan panitia, waktu, biaya)
  • Data pelengkap proposal (lampiran, tabel, daftar pusaka, dan lain-lain)

2. Proposal Semi Formal

Proposal semi formal umumnya tidak selengkap proposal formal namun masih berbentuk baku. Di dalam proposal semi formal biasanya terdapat informasi mengenai masalah, saran, pemecahan, dan permohonan.

3. Proposal Non Formal

Proposal non formal biasanya hampir sama dengan proposal semi formal dan disampaikan dalam bentuk surat atau memorandum. Di dalam proposal non formal juga terdapat beberapa hal seperti masalah, saran, pemecahan, dan permohonan.

Unsur-Unsur Proposal

Di dalam setiap proposal biasanya terdapat beberapa unsur penting dimana isinya tergantung jenis proposal yang dibuat. Unsur di dalam proposal bisnis tentunya tidak akan sama dengan unsur di dalam proposal penelitian.
Sebagai contoh, berikut ini adalah beberapa unsur di dalam proposal penelitian:
  1. Latar belakang masalah
  2. Rumusan masalah
  3. Tujuan penelitian
  4. Hipotesis
  5. Asumsi penelitian
  6. Manfaat penelitian
  7. Ruang lingkup penelitian
  8. Kajian pustaka
  9. Definisi operasional

Contoh Proposal Kegiatan

Sebagai gambaran cara membuat proposal yang baik, berikut ini adalah contoh proposal kegiatan yang menjelaskan secara ringkas bagian-bagian di dalam proposal.

1. Surat Pengantar Proposal

Surat pengantar proposal ini biasanya diberikan saat akan mengirim proposal ke pihak lain. Isi dari surat pengantar ini adalah penjelasan singkat mengenai perihal proposal yang diberikan.

2. Kata Pengantar/ Muqoddimah

Kata pengantar atau muqoddimah adalah kata pembuka pada sebuah proposal pengajuan kegiatan. Biasanya kata pengantar ini berada pada bagian depan sebuah proposal.

3. Sub Judul Proposal

Sub judul proposal adalah keterangan tentang isi dari proposal yang dibuat. Ini akan memudahkan pembaca untuk mengetahui apa saja isi dari sebuah proposal.

4. Penutup

Penutup adalah bagian dari proposal yang di dalamnya terdapat kata penutup proposal dan ucapan terimakasih. Pada halaman ini juga terdapat nama panitia pelaksana dan kolom tanda tangan.

5. Lampiran

Halaman lampiran adalah bagian dari proposal yang berisi informasi pendukung di dalam proposal. Lampiran ini bisa berisi tentang susunan panitia kegiatan, gambar pendukung, serta informasi lainnya untuk melengkapi proposal tersebut.


MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...