KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan
sebuah makalah dengan judul "Vektor", yang menurut penulis dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang
penulis buat kurang tepat.
Dengan ini saya mempersembahkan
makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat.
Parigi, 16 Januari 2018
Penyusun
VEKTOR
1. PENGERTIAN VEKTOR
Vektor adalah besaran yang mempunyai besar
dan arah. Dalam matematika vektor digambarkan dalam bentuk garis lurus yang
mempunyai panjang dan arah. Nilai besar vektor dinyatakan dengan panjang garis
dan arahnya dinyatakan dengan tanda panah. Notasi vektor biasanya dengan
menggunakan tanda anak panah diatasnya atau bisa juga dengan menggunakan hurup
kecil yang tebal. Suatu vektor biasanya juga bisa dinyatakan dengan pasangat
terurut bilangan real atau bisa juga dengan menggunakan matriks kolom,
Misalnya
: ã = (2, 3) = 2
3
Contoh : Pada balok di bawah ini, tentukan
vektor lain yang sama dengan vektor!
2. VEKTOR PADA
BIDANG DIMENSI DUA
VEKTOR POSISI
Vektor posisi yaitu vektor
yang posisi (letaknya) tertentu. Misalnya merupakan vektor posisi dimana
pangkalnya di titik A dan ujungnya di titik B. Atau misalnya yaitu vektor
posisi yang awalnya di titik pusat dan ujungnya di titik A. Vektor posisi dan
seterusnya biasanya diwakili oleh vektor dengan huruf kecil misalnya
dan
sebagainya. Jadi ,
Contoh 2 : Jika titik A(1,2) dan B(5,9) maka
tentukan AB!
Penyelesaian :
AB = (9 – 2 , 5 – 1) = ( 7, 4 )
VEKTOR NEGATIF (VEKTOR INVERS)
Vektor negatif (invers)
dari vector
sering
ditulis
yaitu
vektor yang panjangnya sama tetapi arahnya berlawanan.
PERKALIAN VEKTOR DENGAN SKALAR
Jika k suatu bilangan real
maka
adalah
suatu vektor yang panjangnya k kali lipat panjang
.
Jika k positif maka searah dengan
dan
jika k negatif maka berlawanan arah dengan
.
PENJUMLAHAN VEKTOR
Penjumlahan 2 vektor dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu aturan segitiga dan dengan aturan jajargenjang.
Penjumlahan 2 vektor dengan aturan segitiga yaitu dengan mempertemukan ujung
vektor yang satu
dengan
awal vektor yang lain
,
sehingga resultan (hasil penjumlahan vektor) kedua vektor adalah awal vektor
yang satu
ke
ujung vektor yang lain
.
Sedangkan penjumlahan dengan aturan jajargenjang yaitu dengan mempertemukan
kedua awal vektor, kemudian membuat vektor kembarannya pada masing-masing ujung
kedua vektor sehingga membentuk suatu bangun jajargenjang. Resultan kedua
vektor adalah awal pertemuan kedua vektor tersebut ke ujung pertemuan kedua
vektor tersebut.
Contoh 3 : Tentukan
dari
vektor-vektor di bawah ini !
Penyelesaian : Cara I (aturan segitiga)
:
Cara II (aturan jajargenjang) :
Penjumlahan untuk 3 vektor
atau lebih digunakan aturan poligon yang merupakan pengembangan dari aturan
segitiga.
Contoh 4 : Tentukan
dari
vektor-vektor di bawah ini :
SELISIH DUA VEKTOR
Selisih dua vector
dan
ditulis
dapat
dipandang sebagai penjumlahan
dengan
(vektor
invers b. Jadi
.
Contoh 5 : Tentukan a – b jika
diketahui :
3. VEKTOR-VEKTOR DALAM RUANG BERDIMENSI-3
Sistem koordinat segi empat dalam ruang
berdimensi-3 memiliki tiga sumbu koordinat yang saling tegak lurus, diberi nama
sumbu x, y dan z. Setiap pasangan koordinat menentukan suatu bidang yang
disebut bidang koordinat, yaitu bidang-xy, bidang-xz dan bidang-yz. Untuk
setiap titik P dalam ruang berdimensi-3 diberikan tiga pasangan terurut (x, y,
z) yang disebut koordinat titik P. Berikut contoh penyusunan titik-titik yang
koordinatnya adalah (4, 5, 6) dan (-3,
2, -4)
Sistem koordinat dalam ruang berdimensi-3 mempunyai dua
kategori, yaitu sistem tangan-kiri dan tangan-kanan. Berikut ilustrasinya.
Dalam
pembahasan disini hanya akan digunakan sistem tangan-kanan.
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, mengenai komponen
suatu vektor dalam ruang berdimensi-2, maka didapat pula pernyataan untuk
komponen untuk vektor-vektor dalam ruang berdimensi-3 sebagai berikut
v =
dan w
=
Dua vektor v dan w ekuivalen jika dan hanya jika
,
dan
v+w =
kv =
dan
v-w =
Contoh: Jika v
= (1, -3, 2) dan w = (4, 2, 1),
maka
v+w = (5, -1,
3) 2v
= (2, -6, 4) -w = (-4, -2, -1) dan v-w
= (-3, -5, 1)
Kadang suatu vektor titik pangkalnya tidak berada dititik
asal. Jika vektor
mempunyai titik
pangkal
dan titik ujung
, maka
Hal ini
dapat dilihat pada gambar berikut.
Vektor
adalah selisih
vektor
dan vektor
, sehingga
Jadi
komponen
diperoleh
dengan pengurangan koordinat titik pangkal dari koordinat titik ujung.
Pergeseran Sumbu
Penyelesaian atas banyak permaslahan bisa disederhanakan
dengan menggeser sumbu koordinat untuk memperoleh sumbu baru yang sejajar
dengan sumbu aslinya. Berikut adalah ilustrasinya.
Pada gambar diatas, sumbu suatu sistem
koordinat-xy telah digeser sehingga diperoleh suatu sistem koordinat-x’y’ yang
titik asalnya adalah O’ yang berada pada titik (k, l) dalam koordinat-xy. Suatu titik P pada ruang berdimensi-2
sekarang mempunyai koordinat (x, y)
dan (x’, y’). Untuk melihat kaitan
antar kedua koordinat tersebut, tinjau vektor O’P . Pada sistem koordinat-xy
titik pangkalnya adalah (k, l) dan
titik ujungnya adalah (x, y),
sehingga O’P = (x-k, y-l). Sedangkan pada sistem
koordinat-x’y’ titik pangkalnya adalah (0,0)
dan titik ujungnya adalah (x’, y’),
sehingga O’P = (x’, y’). Oleh karena
itu diperoleh x’ = x-k dan y’ = y-l
Rumus tersebut dinamakan persamaan pergeseran.
Contoh: Anggap suatu sistem koordinat-xy digeser sehingga
diperoleh suatu sistem koordinat-x’y’ yang titik asalnya mempunyai koordinat-xy
(k, l) = (4, 1)
a) Carilah koordinat-x’y’ dari titik dengan koordinat –xy
P(2, 0)
b) Carilah koordinat-xy dari titik dengan koordinat-x’y’
Q(-1, 5)
Penyelesaian:
a) Persamaan pergeserannya adalah x’ = x-4 dan y’ = y-1.
Sehingga koordinat-x’y’ dari titik P adalah x’ = 2-4 = -2 dan y’ = 0-1 = -1.
Jadi dalam koordinat-x’y’ P(-2, -1)
b)
Persamaan pergeseran dapat ditulis pula
menjadi x = x’+4 dan y = y’+1. Sehingga koordinat-xy dari titik Q adalah x
=-1+4 = 3 dan y = 5+1 =6. Jadi dalam koordinat-xy Q(3, 6).
4. PERBANDINGAN RUAS
GARIS BERARAH
Misalkan titik P pada garis AB dengan perbandingan AP :
PB = m : n. Perhatikan gambar di bawah ini !
A m
P
n
B
O
Jadi :
Jadi jika
titik
maka koordinat :
Titik P bisa membagi AB dengan
perbandingan di dalam seperti di atas atau bisa juga dengan perbandingan di
luar, maksudnya titik P di luar ruas garis AB. Jika arah perbandingannya
berlawanan harus dengan menggunakan tanda negatif.
5. PANJANG VEKTOR
Panjang
sebuah vektor adalah jarak dari titik pangkal ke titik
ujung vektornya. Karena secara aljabar, titik pangkal vektor dan titik ujung
vektor dalam bentuk koordinat baik dimensi dua maupun dimensi tiga, maka panjang
vektor dapat ditentukan dengan menggunakan rumus jarak dua titik. Misalkan
ada titik A(x1,y1) dan B(x2,y2), maka jarak titik A ke titik B dapat dihitung dengan rumus
jarak yaitu sama dengan √(x2−x1)2+(y2−y1)2, Karena panjang vektor bisa dihitung dengan
rumus jarak, maka panjang vektor AB→ akan sama
dengan panjang vektor BA→. Panjang vektor AB→ dilambangkan dengan |AB→|.
6. PERKALIAN SKALAR DUA VEKTOR
Untuk memahami tentang perkalian titik, perhatikan gambar
di bawah ini
Perkalian titik dua buah vektor antara A dan B atau dituliskan A . B didefinisikan sebagai perkalian antara vektor A dengan komponen vektor B yang searah vektor A.pada gambar di atas, komponen vektor B yang searah vektor A adalah B cos α. Dari definisi tersebut, secara matematis perkalian titik antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan rumus atau persamaan sebagai berikut:
A
. B = AB cos α =
|A||B| cos α
|
Keterangan:
|
|
α
|
=
sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan
0o ≤ α ≤ 180o
|
A
|
=
|A| besar vektor A
|
B
|
=
|B| besar vektor B
|
Dari
definisi perkalian titik tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Hasil
perkalian titik dua buah vektor adalah skalar.
|
Simbol dari
perkalian titik adalah (.) yang sering disebut perkalian titik (dot product).
Karena hasil perkalian adalah skalar maka perkalian titik disebut juga dengan scalar product.
Dalam
perkalian titik, ada 3 poin penting yang perlu diingat, yaitu:
1.
|
Jika
kedua vektor A dan B saling
tegak lurus (α = 90o) maka
|
A . B = 0 → cos 90o = 0
|
|
2.
|
Jika
kedua vektor A dan B searah (α =
0o) maka
|
A . B = AB → cos 0o = 1
|
|
3.
|
Jika
kedua vektor A dan B berlawanan searah (α =
180o) maka
|
A . B = - AB → cos 180o = -1
|
Perkalian Titik Pada Vektor Satuan
Perhatikan gambar di SAMPING, vektor satuan i, j, dan k merupakan vektor yang saling tegak
lurus satu sama lain dengan kata lain besar α = 90o dan nilai ketiga vektor tersebut
adalah 1. Maka hasil perkalian
titik pada vektor satuan tersebut adalah sebagai berikut:
i . i = j
. j = k . k = 1.1 cos 0o =
1 (berhimpit)
|
i . j = i
. k = j . k = 1.1 cos 90o =
0 (tegak lurus)
|
Dengan
menggunakan hasil perkalian titik pada vektor satuan di atas, kita dapat
mencari hasil perkalian titik suatu vektor yang dinyatakan dalam vektor satuan.
misalkan terdapat dua vektor berikut ini:
A = Axi + Ayj + Azk
B = Bxi + Byj + Bzk
Hasil perkalian
titik antara vektor A dan B adalah sebagai berikut:
A . B
|
=
|
(Axi +
Ayj + Azk) . (Bxi + Byj + Bzk)
|
A . B
|
=
|
Axi . Bxi
+ Axi .Byj + Axi . Bzk + Ayj . Bxi + Ayj .Byj + Ayj . Bzk + Azk . Bxi + Azk .Byj + Azk . Bzk
|
→ karena i
. j = i . k = j . k = 1.1 cos 90o =
0 maka
|
||
A . B
|
=
|
Axi . Bxi
+ 0 + 0 + 0 + Ayj
.Byj + 0 + 0 + 0 + Azk
. Bzk
|
A . B
|
=
|
Axi . Bxi
+ Ayj . Byj + Azk . Bzk
|
→ karena i
. i = j . j = k . k = 1.1 cos 0o =
1 maka
|
||
A . B
|
=
|
AxBx + AyBy + AzBz
|
Sifat Perkalian
Titik
Perkalian
titik memiliki sifat distributif, yaitu: A.(B + C) = A.B + A.C
Dan
juga memiliki sifat komutatif, yaitu: A.B = B.A
Contoh Soal Perkalian Titik dan Pembahasannya
Sebuah
vektor gaya dan perpindahan mempunya persamaan F =
(2i + 3j + 5k) N dans = (4i + 2j – k)
m. tentukan usaha yang dilakukan
oleh gaya!
Jawab:
Diketahui:
F = (2i +
3j + 5k)
s = (4i +
2j – k)
ditanya:
usaha (W)
Usaha
merupakan hasil perkalian titik antara gaya dengan perpindahan, jadi
W
= F . s
W
= (2i + 3j +
5k) . (4i +
2j – k)
W
= (2)(4) + (3)(2) + (5)(-1)
W
= 8 + 6 – 5
W
= 9
Jadi usaha
yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah 9 joule.
7. BESAR
SUDUT ANTARA DUA VEKTOR
Sudut antara dua vektor dapat
diketahui dari dua sisi, yaitu :
1. Komponen Vektor
2. Titik Koordinat
Untuk
menghitung sudut antara vektor a dan vektor b digunakan dot product kedua
vektor. Sehingga kosinus sudut antara dua vektor adalah:
8. PROYEKSI
SKALAR ORTHOGONAL
Proyeksi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang cara pandang objek dalam ruang dimensi tiga dalam gambar di ruang
dimensi dua. Cara ini mempermudah kita untuk melihat objek yang terletak di
ruang dimensi tiga. Pada proyeksi vektor, objek yang diproyeksikan berupa
vektor, baik itu panjangnya atau vektor itu sendiri. Proyeksi dibedakan menjadi
beberapa jenis, di antaranya adalah proyeksi ortogonal, aksonometri, proyeksi
miring (oblique), dan perspektif.
Proyeksi
ortogonal adalah cara pandang mata pada sebuah objek yang ditarik garis tegak
lurus pada sebuah bidang datar. Terdapat dua proyeksi ortogonal yang akan di
bahas pada pembahasan kali ini, yaitu proyeksi skalar dan vektor ortogonal.
Perhatikan gambar dua proyeksi vektor dengan arah yang berbeda pada gambar di
bawahProyeksi Skalar Ortogonal
Proyeksi skalar ortogonal biasa disebut juga dengan proyeksi panjang vektor ortogonal. Dalam kata lainnya, objek proyeksi adalah panjang vektor. Rumus untuk menghitung panjang proyeksi skalar vektor ortogonal adalah sebagai berikut.
Proyeksi
skalar ortogonal
pada arah vektor
.
Proyeksi
skalar ortogonal
pada arah vektor
.
Proyeksi Vektor Ortogonal
Objek pada proyeksi skalar vektor ortogonal adalah panjang proyeksi vektor. Sedangkan pada proyeksi vektor ortogonal yang menjadi objek utamanya adalah vektornya. Vektor hasil proyeksi dapat ditentukan melalui rumus berikut.Proyeksi vektor ortogonal pada .
Proyeksi
vektor ortogonal
pada
.
Contoh
Soal dan Pembahasan
Panjang
proyeksi ortogonal vektor
pada
adalah 4. Nilai p adalah
Pembahasan:
Mencari panjang vektor b:
Mencari panjang vektor b:
Beradasrkan
rumus proyeksi skalar (proyeksi panjang) ortogonal vektor dapat diperoleh
persamaan berikut.
Jawaban: E