Minggu, 26 Mei 2019

INTEGRASI NASIONAL MAKALAH



INTEGRASI NASIONAL
A. Pengertian Integrasi Nasional

   I
ntegrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar,yakni integrasi dan nasional.Integrasi berasal dari kata Latin yakni integrate yang berarti memberi tempat dalam suatu keseluruhan.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,integrasi berarti pembauran hingga menjadi kesatuan yang bulat dan utuh.
Kata Nasional berasal dari kata nation (Inggris) yang berarti bangsa.

 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Integrasi nasional mempunyai arti sebagai berikut : 
  1. Secara politis,integrasi nasional berarti proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
  2. Secara antropologis,integrasi nasional berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.
   Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara, sehingga tercipta keserasian dan Keselarasan secara nasional.

B. Membangun Integrasi Nasional dalam Bhinneka Tunggal Ika

      Adapun identitas nasional secara teminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Antara integrasi nasional dan identitas nasional negara Indonesia sangatlah terkait. Mengapa? karena Indonesia terdiri atas berbagai macam suku yang disatukan melalui persatuan dibawah bendera merah putih dan Bhinneka Tunggal Ika. Melalui proses ini terjadi proses Integrasi nasional dimana perbedaan yang ada dipersatukan sehingga terciptan keselarasan. Persatuan dari kemajemukan suku inilah yang menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain.

   Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional. Untuk mewujudkannya diperlukan keadilan, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bangsa, dan sebagianya. Dengan demikian, uapaya integrasi nasional dengan strategI yang mantap perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakikatnya integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman, dan tentram. Jika melihat konflik yang terjadi di Ambon, Aceh, Kalimantan Barat, dan Papua merupakan cermin dan belum mantapnya integrasi nasional yang diharapkan. Adapun kaitannya dengan identitas nasional adalah bahwa adanya integrasi nasional dapat menguatkan akar dari identitas nasional yang sedang dibangun.

      Pemahaman nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika harus dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntunan bagi setiap individu dalam bertindak dan membangun serta memelihara tuntutan bangsa yang terintegrasi secara nasional demi keutuhan NKRI yang dikenal dengan masyarakat multikultural. Oleh karena itu, implementasi atau penerapan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan NKRI daripada kepentingan pribadi atau kelompok.   

C. Contoh Wujud Integrasi Nasional 
  1.  Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta oleh pemerintah Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua provinsi di Indonesia. Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, dan sebagiannya. Sehingga Taman Mini Indonesia Indah merupakan miniaturdari berbagai kebudayaan yang terdapat di Indonesia. Kita tidak perlu keliling Indonesia cukup di TMII sudah terwakili dari seluruh kebudayaan Indonesia.
  2. Sikap toleransi antarumat beragama. Meskipun Indonesia memiliki agama yang berbeda-beda tetapi tetap saling menghormati.
  3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayaan daerah lain, bahkan mau mempelajari budaya daerah lain. Misalnya, masyarakat Jawa atau Sumatera, belajar menari legong yang merupakan salah satu tarian Bali.

D. Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Nasional
  1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
  2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober  1928.
  3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
  4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
  5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa persatuan bahasa Indonesia.
  6. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
  7. Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia secara turun-menurun.

E. Faktor-faktor Penghambat Integrasi Nasional  
  1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam kesuku bangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya.
  2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
  3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
  4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan antara kota dan daerah dan hasil-hasil pembangunan tersebut dapat menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (suku,agama,ras,antar golongan), gerakan saparatisme dan kedaerahan, demonstrasi.
  5. Adanya faham etnosentrisme diantara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan kelebihan kebudayaannnya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
F. Implementasi Bhinneka Tunggal Ika dan cita-cita lurus bangsa 

      Berikut ini implementasi prinsip-prinsip bhinneka tunggal ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain : 
  1. Perilaku inklusif. dalam kehidupan bersama yang menerapkan semboyan bhineka tunggal ika memandang bahwa dirimnya, baik itu sebagai indivudu atau kelompok masyrakat merasa dirinya hanya merupakan sebagian dari kesatuan masyarakat yang lebih luas.
  2. Mengakomodasi sifat pluraslittik. bangsa indonesia sangat pluralistik ditinjau dari keagamaan agama yang dipeluk oleh masyarakat, aneka adat budaya yang berkembang di daerah suku bangsa dengan bahasanya masing-masing.
  3. Tidak mencari menangnya sendiri. menghormati pendapat pihak lain dengan tidak beranggapan bahwa pendapatnya sediri yang paling benar, dirinya atau kelompoknya yang paling hebat perlu diatur dalam menerepakan bhineka tunggal ika.
  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat dalam rangka membentuk kesatuan dalam keanekaragaman diterapkan pendekatan untuk mencapai mufakat. bukan pendapat sendiri yang harus dijadikan kesepakatan bersama tetapi yakni inti kesamaan yang dipilh sebagai kesepaktan bersama.
  5. Dilandasi rasa kasih sayang dan rela berkorban dalam menerapkan bhineka tunggal ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perlu dilandasi oleh kasih sayang. 
  6. Toleransi dalam perbedaan setiap penduduk indonesia harus memandan bahwa perbedaan tradisi, bahasa, dan adat istiadat, antara satu etnis dengan etnis, lain antara satu agama dengan agama lain, sebagai aset bangsa yang harus dilestarikan.
   Pemahaman nilai-nilai bhinneka tunggal ika dalam masyarakat indonesia dapat terwujud secara integral dengan kerja sama dengan seluruh komponen bangsa, baik oleh pemerintah selaku penyelenggara negara maupun setiap insan pribadi warga negara. peningkatan sosialisai akutualisasi pemahamanan nilai-nilai kebhineka tunggal ika harus dilakukan dengan tindakan nyata dalam kehidupan keseharian seluruh komponen warga dalam rangka memperkuat integrasi nasional karena indonesia dengan keanekaragaman budaya, suku/etnis bahasa, agama, kondisi geografis, dan strata sisoal yang berbeda-beda. 

G. Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

    Untuk mengantisipasi adanya nacaman bagi integrasi nasional, maka dierlukan ketahanan nasional yang kokoh. ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi ketangguhan serta keuletan dan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala macam dan bentuk ancaman. 

Berdasarkan asalnya ancaman terdiri atas:
  1. Ancaman dari dalam negeri, contoh adalah pemberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat indonesia. 
  2. Ancaman dari luar negeri, contohnya infiltrasi, subversi, dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara, dnan laut oleh musuh dari luar negeri.
Menurut bentuknya, ancaman berupa :
  1. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan senjata yang terorganisasi yang mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militen mencakup :
    a. Agresi militer
    b. Pelanggaran wilayah
    c. Spionase
    d. Sabotase
    e. Aksi teror
  2. Ancaman non militer adalah ancaman tanpa kekuatan senjata. Dalam menghadapi ancaman non militer, sistem pertahanan negara menempatkan lembaga negara di luar pertahanan sebagai unsur utama sesuai dengan bentuk ancaman yang dihadapi di dukung oleh unsur-unsur lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...