KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit.Terimakasih kepada ibu diah telah mengajarkan kami ilmu yang bermanfaat.
Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari ibu agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah
ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya, makalah yang telah
disusun dapat bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan untuk kami dan orang
pembacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dimasa depan.
Parigi,22
Mei 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 2
A. Larutan
Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit....................................................... 2
1. Larutan
Elektrolit.................................................................................................. 2
a. Larutan
Elektrolit Kuat......................................................................................... 2
b. Larutan
Elektrolit Lemah...................................................................................... 3
2. Larutan
Non-Elektrolit.......................................................................................... 3
B. Derajat Ionisasi..................................................................................................... 3
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 5
1. Simpulan................................................................................................................ 5
2. Saran...................................................................................................................... 5
BAB
I PENDAHULUAN
Larutan adalah campuran homogen atau serba sama. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit di dalam laeutan di sebut zat terlarut (solute), sedangkan zat yang jumlahnya
lebh banyak disebut pelarut (solven). Komposisi
zat terlarut dan zat pelarut dalam larutan dinyatakan sebagai konsentrasi
larutan . Sedangkan proses encampuran zat terlarut dan pelarut membentuk
larutan disebut pelarut atau solvasi. Laeutan merupakan fase yang setiap hari
ada di sekitar kita. Sesuatu sistem homogen yag mengandung dua atau lebih zat
yang masing-masing komponenya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut
larutan, sedangkan suatu sistem yang heterogen disebut campuran. Biasanya
istilah larutan dianggap sebagai cairan yang mengandung zat terlarut, misalnya
padat atau gas dengan kata lain larutan tidak hanya terbatas pada caian saja
Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut
atau terlarut, yang dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan
komponen yang utama yang terdapat dalam jumah yang banyak, sedangkan komponen
minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau
lebih zat murni molekulnya berintraksi langsung dalam keadaan tercampur.
Pada larutan atauun sistem dispersi, zat terlarut dapat
berupa padatan, cairan atau gas. Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak
ada kesulitan dalam membedakan peran pelarut dan zat terlarut bila kuantitas
zat terlarut lebih kecil dari zat pelarut, sukar untuk memutuskan manakah
pelarut atau zat pelarut.
Suatu zat dikatakan larutan jika campuran antara zat
terlarut dan pelarutnya bersifat homogen. Artinya tidak terdapat batas antara
komponennya, sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara zat pelarut (air) dan
terlarutnya. Beda halnya dengan kopi,masih terdapat perbedaan antara keduanya,
wlaupun secara kasat mata airnya sudah
berubah warna menjadi hitam. Hal ini juga berlaku untuk campuran antara pasir
dan air.
BAB
II PEMBAHASAN
A.LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
1.LARUTAN ELEKTROLIT
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan memberikan gejala berupa nyala lampu pada alat uji atau timbulnya
gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel partikel
bermuatan (kation dan anion). Larutan ini dapat bersumber dari senyawa ion
(senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang
mempunyai ikatan kovalen polar). Larutan elektrolit terbagi menjadi 2 yaitu :
a.Larutan
Elektrolit Kuat
larutan elektrolit kuat adalah yang
dapat menghantarkan arus listrik dengan baik.Hal ini disebabkan karena zat
terlarut dalam larutan akan terurai sempurna ( derajat ionisasi = 1 ) menjadi
ion-ion.Oleh karena itu banyak ion yag dapat menghantarkan arus listrik, maka
daya hantarnya kuat. Contoh larutan elektrolit kuat adalah larutan garam ( HCL
) dan air aki ( H2SO4).
Ciri-ciri
Elektrolit Kuat:
·
Terionisasi
sempurna
·
Menghantarkan
arus listrik
·
Lampu
menyala terang
·
Terdapat
gelembung gas
b.Larutan
Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adlah
larutan yang dapat menghantarkan aruslistrik dengan lemah. Hal ini disebabkan
karena zat terlarut terurai sebagian (derajat ionisasi = 0 < a < 1) menjadi ion ion sehingga dalam
larutan hanya terdapat sedikit ion . Ionisasi sebagian menyebabkan di dalam
larutan hanya terdapat sedikit ion. Ion-ion yang jumlahnya sedikit menyebabkan
hantaran listrik menjadi tidak sekuat pada larutan elektrolit kuat. Contoh
larutan elektrolit lemah adalah larutan amonia (NH3) dan larutan asam cuka
(CH3COOH).
Ciri-ciri Elektrolit
Lemah:
·
Terionisasi
sebagian
·
Menghantarkan
arus listrik
·
Lampu
menyala redup
·
Terdapat
gelembung gas
2.Larutan
Non-Elektrolit
Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung udara dalam larutan
atau lampu tidak menyala pada alat uji.Pda larutan non-elektrolit
molekul-molekulnya tidak mengalami ionisasi sehingga tidak ada ion bermuatan
yang dapat menghantarkan arus listrik ( derajat ionisasi = 0 ). Larutan non-elektrolit
misalnya larutan urea dan glikosa.
Ciri-ciri
Nn-elektrolit :
·
Tidak
terionisasi
·
Tidak
menghantarkan arus listrik
·
Lampu
tidak menyala
B. Derajat Ionisasi
Kekuatan larutan elektrolit
dinyatakan dengan derajat ionisasi. Derajat ionisasi adalah perbandingan antara
jumlah ion yang di hasilkan dengan jumlah zat mula-mula.Derajat ionisasi dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a
= jumlah yang terionisasi / mol zat mula-mula
C.Sumber Ion Dalam
Larutan Elektrolit
Ion-ion yang timbul
dalam larutan elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu senyawa ionik dan
senyawa kovalen polar.
a.
Senyawa ionik
Senyawa ionik tersusun
atas ion-ion sekalipun dalam dalam bentuk padat atau kering.Misalnya NaCl dan
NaOH. NaCl tersusun dari ion Na+ dan ion Cl¯ sedangkan NaOH tersusun dari ion
Na+ dan ion OH–.
Senyawa-senyawa ionik
dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion yang
terikata dengan kuat, sehingga tidak ion-ion tersebut tidak mengalami
mobilisasi ketika diberi beda potensial. Namun apabila senyawa ionik dilarutkan
dalam pelarut polar misalnya air, maka senyawa ionik adalah suatu elektrolit.
Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya terikat kuat pada kisi terlepas
kemudian segera masuk dan menyebar dengan air sebagai medium untuk bergerak.
Perlu diketahui bahwa
semua senyawa ionik yang yang dapat larut dalam pelarut polar seperti air dan
lelehan senyawa ionik merupakan suatu elektrolit.Tetapi lelehan senyawa ionik
memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding larutannya.Hal ini
disebabkan susunan ion-ion dalam lelehan senyawa ionik lebih rapat dibanding
dalam bentuk larutan, sehingga ion-ion yang ada lebih mudah atau lebih cepat
bergerak menuju anoda dan katoda ketika diberi beda potensial.
Ion dalam air dapat dibentuk dengan tiga cara, yaitu
:
1. Zat
terlarut adalah senyawa ion, seperti NaCl dan K2SO4
2. Zat
terlarut senyawa kovalen, tetapi dalam air terurai menjadi ion, seperti HCl dan
H2SO4
3. Zat
terlarut senyawa kovalen, tetapi bereaksi dengan air sehingga membentuk ion
positif dan negatif, seperti NH3 dan CO2.
b.
Senyawa Kovalen Polar
Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun
nonpolar dalam keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.Tetapi
senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam
pelarut yang sesuai.Hal ini disebabkan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang
sesuai mampu membentuk ion-ion.
Misalnya senyawa kovalen polar mampu membentuk
ion di dalam air sehingga dapat menghantar arus listrik.Tetapi senyawa kovalen
polar tidak mampu membentuk ion di dalam benzena sehingga tidak dapat
menghantarkan arus listrik.HCl, NH3 dan CH3COOH merupakan beberapa contoh
senyawa kovalen polar.
BAB III PENUTUP
1. SIMPULAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
-
Larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit, sedangkan
larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non elektrolit.
-
Berdasarkan
daya hantarnya larutan elektroit dibedakan menjadi larutan elektrolit kuat dan
larutan eletrolit lemah. Terlihat gejala yaitu lampu menyala terang dan banyak
gelembung gas, sedangkan larutan elektrolit lemah akan memperlihatkan gejala
lampu yang redup dan terdapat gelembung gas atau hanya terdapat gelembung gas tanpa
nyala lampu.
-
Larutan
non elektrolit tidak mempunyai gelembung gas dan tidak membuat lampu menyala.
-
Kekuatan
elektrolit dapat diukur dengan menggunakan derajat ionisasi (a).
-
Larutan
elektrolit dapat dapat menghantarkan arus listrik karena adanya ion ion yang
bergerak bebas.
-
Zat
elektrolit kuat dalam air mengion secara sempurna, sedangkan zat elektrolit
lemah hanya mengion sebagian.
-
Zat
elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar yang mengalami
pengionan.
2. SARAN
-
Untuk
guru diharapkan bisa lebih rinci lagi tentang kovalen dan non kovalen polar
karena saya masih belum mengerti.
-
Untuk
siswa diharapkan lebih giat lagi belajar tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar