Selasa, 21 April 2015

Alat Permainan Edukatif (APE)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain, anak akan memperoleh pelajaran yang mengandung aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik.. Bermain merupakan sarana untuk menggali pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak. Bermain juga dapat menjadi sarana untuk mengembangkan kreativitas dan daya cipta, karena bermain adalah sumber pengalaman dan uji coba.
Bermain, dari segi pendidikan adalah kegiatan permainan menggunakan alat permainan yang mendidik serta alat yang bisa merangsang perkembangan aspek kognitif, sosial, emosi, dan fisik yang dimiliki anak. Oleh karena itu, dari sudut pandang pendidikan bermain sangat membutuhkan alat permainan yang mendidik. Dan alat permainan yang mendidik inilah yang kita sebut dengan alat permainan edukatif (APE).
Dunia pendidikan tingkat kanak-kanak adalah sebuah dunia yang tidak terlepas dari bermain dan juga berbagai alat permainan anak-anak. Salah satu lembaga pendidikan yang berperan penting dalam proses pembelajaran dan peningkatan mutu dunia pendidikan kanak-kanak adalah Taman Kanak-Kanak yang disingkat menjadi TK. Sebagai sebuah taman tentu saja TK merupakan sebuah tempat belajar dan juga bermain kanak-kanak yang memiliki berbagai sarana dan pra sarana untuk mendukung terlaksanannya proses pembelajaran dengan baik dan berkualitas.
Secara umum banyak para penyelenggara pendidikan TK dan guru TK yang berpendapat bahwa memperoleh Alat Pendidikan Edukatif dengan cara membeli  adalah lebih mudah dan ekonomis. Namun jika para guru mau berkreasi dan berinovasi untuk menciptakan Alat Pendidikan Edukatif dari barang-barang bekas maka tentu saja akan lebih ekonomis lagi.
Banyak mainan sekarang ini yang semakin kreatif, mahal dan beraneka macam. Tentunya hal ini akan banyak membuat orang tua bingung. Banyak mainan yang dibuat oleh pabrik yang sebetulnya kurang berfaedah bagi anak-anak karena sebenarnya alat bermain hanyalah alat bantu saja bagi seorang anak dan bukan merupakan indikator mutlak untuk anak berkembang lebih baik. Jadi mahal dan murahnya alat mainan bukanlah merupakan indikator. Anak akan dapat bermain dengan manfaat yang besar apabila orang tua dapat mengetahui sisi kegunaannya mainan tersebut.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang ada bahwa Alat Pendidikan Edukatif, Kreatif dan Inovatif tidak mesti alat permainan yang mahal maka penulis berupaya mencoba mengembangkan dan membuat sebuah APE. Sebelum membuatnya tentu saja penulis harus mengetahui tentang pengertian, fungsi dan prosedur pembuatan APE untuk menjadi salah satu sumber belajar di TK. Penulis akan coba mengembangkan permainan Maze (Mencari Jejak) ke bentuk permainan baru. Permainan ini diberi nama Tracker dan yang akan dibahas dalam tulisan ini secara khusus dirancang untuk memberikan pengalaman belajar kognitif dan afektif kepada para pemainnya sehingga dapat dikategorikan sebagai permainan edukatif.
Alat bermain adalah segala macam sarana yang bisa merangsang aktifitas yang membuat anak senang. Sedangkan alat permainan edukatif yaitu alat bermain yang dapat meningkatkan fungsi menghibur dan fungsi mendidik. Artinya, alat permainan edukatif adalah sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern maupun teknologi sederhana bahkan bersifat tradisional.
Kemudian dalam makalah ini, kami akan membahas tentang konsep dasar alat permainan edukatif(APE), ciri-ciri peralatan yang baik untuk si balita, prinsip-prinsip pokok APE dan arti penting APE.

1.2       Rumusan Masalah
A.       `Apa Saja Konsep Dasar dalam Alat Permainan Edukatif ?
B.    Bagaimana Fungsi Alat Permainan Edukatif ?
C.    Apa Saja Jenis-Jenis Alat Permainan Edukatif ?


1.3       Tujuan Penulisan Makalah
*     Menjelaskan cara melatih kemampuan motorik
*     Menjelaskan cara melatih konsentrasi
*     Mengenalkan konsep sebab akibat
*     Mengenalkan warna dan bentuk












BAB II
PEMBAHASAN


2.1.            Pengertian Alat Pendidikan Edukatif, Kreatif dan Inovatif di TK
Menurut Mayke Sugianto. T dalam Badru Zaman, dkk (2007: 63) alat permainan edukatif (APE) adalah permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Sementara Badru Zaman (2007: 63) menyatakan bahwa APE untuk anak TK adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak TK.
Sedangkan Adams (1975) berpendapat bahwa permainan edukatif adalah semua bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan pengalaman pendidikan atau pengalaman belajar kepada para pemainnya, termasuk permainan tradisional dan moderen yang diberi muatan pendidikan dan pengajaran Atas dasar pengertian itu, permainan yang dirancang untuk memberi informasi atau menanamkan sikap tertentu, misalnya untuk memupuk semangat kebersamaan dan kegotongroyongan, termasuk dalam kategori permainan edukatif karena permainan itu memberikan pengalaman belajar kognitif dan afektif (Adams, 1975). Dengan demikian, tidak menjadi soal apakah permainan itu merupakan permainan asli yang khusus dirancang untuk pendidikan ataukah permainan lama yang diberi nuansa atau dimanfaatkan untuk pendidikan.
Menurut Badru Zaman, dkk (2007: 63) alat permainan dapat dikategorikan sebagai alat permainan edukatif untuk anak TK jika memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
1.             Ditujukan untuk anak usia TK.
2.             Berfungsi mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak TK.
3.             Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk dan untuk bermacam tujuan aspek pengembangan atau bermanfaat multiguna.
4.             Aman bagi anak.
5.             Dirancang untuk mendorong aktivitas dan kreativitas.
6.             Bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan.

Sedangkan secara prinsipnya APE meliputi :
1.             Mengaktifkan alat indra secara kombinasi sehingga dapat meningkatkan daya serap dan daya ingat anak didik.
2.             Mengandung kesesuaian dengan kenutuhan aspek perkembangan kemampuan dan usia anak didik sehingga tercapai indikator kemampuan yang harus dimiliki anak.
3.             Memiliki kemudahan dalam penggunaannya bagi anak sehingga lebih mudah terjadi interaksi dan memperkuat tingkat pemahamannya dan daya ingat anak.
4.             Membangkitkan minat sehingga mendorong anak untuk memainkannya.
5.             Memiliki nilai guna sehingga besar manfaatnya bagi anak.
6.             Bersifat efisien dan efektif sehingga mudah dan murah dalam pengadaan dan penggunaannya.

2.2       Konsep Alat Permainan Edukatif (APE)
            Alat Permainan Edukatif (APE) adalah sarana untuk merangsang anak dalam mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi moderen, konvensional maupun tradisional. Latar belakang dibuatnya APE adalah sebagai upaya merangsang kemampuan fisik motorik anak (aspek psikomotor), kemampuan sosial emosional (aspek afektif) serta kemampuan kecerdasan (kognisi).
 Prinsip-prinsip APE merupakan prinsip produktifitas, kreatifitas, aktifitas, efektif dan efisien, serta menarik dan menyenangkan. Dari sudut pandang materinya, APE harus mampu mengembangkan daya pikir (kognisi), daya cepat, aspek bahasa, motorik dan ketrampilan. Melalui alat yang digunakan sebagai sarana bermain,sehingga anak diharapkan mampu mengembangkan fungsi intelegensinya, emosi dan spiritual sehingga muncul kecerdasan yang melejit.
 Alat permainan yang baik diharapkan mampu menjadi sarana yang dapat mendorong anak bermain bersama, mengembangkan daya fantasi, multi fungsi, menarik, berukuran besar dan awet, tidak membahayakan, disesuaikan dengan kebutuhan, desain mudah dan sedrhana, serta bahan-bahan yang digunakan murah dan mudah diperoleh.
 Pembuatan APE yang baik mampu mengembangkan totalitas kepribadian anak, bukan karena kebagusannya, tetapi karena aspek kreatifitasnya, sehingga mampu menjadi sarana bermain yang aktif, menarik, menyenangkan dan bermanfaat.
 Beberapa fungsi APE antara lain :
1. Mengajar menjadi lebih mudah dan cepat diterima anak
2. Melatih konsentrasi anak
3. Mampu mengatasi keterbatasan waktu dan tempat
4. Membangkitkan emosi
5. Menambah daya ingat
6. Menjamin atmosfir pembelajaran yang kondusif

2.2.      Fungsi Peralatan Untuk Kegiatan Kreatif Anak
Memilih mainan untuk anak memang tidak selalu mudah. Karena kalau tidak teliti dan salah memilih, kita bisa terjebak. Bukannya mendidik, tetapi justru memanjakan.
Ada beberapa hal yang sebaiknya menjadi perhatian kita sebelum memilih mainan. Misalnya, apa yang bisa dilakukan anak dengan mainan itu. Apakah mainan itu mampu melatih ketrampilan fisik serta merangsang aktivitas mentalnya? Begitu juga soal keamanannya.
Dalam memilih alat dan perlengkapan bermain dan belajar anak untuk kreatif anak, guru dan orang tua sebaiknya memperhatikan ciri-ciri peralatan yang baik. Ciri-ciri peralatan yang baik di antaranya:
1.        Desain Mudah dan Sederhana
Pemilihan alat untuk kegiatan kreativitas anak sebaiknya memilih yang sederhana dari segi desainnya. Karena jika peralatan terlalu banyak detail (rumit) akan menghambat kebebasan anak untuk berkreasi. Yang terpenting adalah alat tersebut tepat dan mengena pada sasaran edukatif, sehingga anak tidak merasa terbebani oleh kerumitannya.
2.        Multifungsi (Serba Guna)
Peralatan yang diberikan kepada anak sebaiknya serba guna, sesuai untuk anak laki-laki maupun anak perempuan. Selain itu, alat kreativitas juga dapat dibentuk sesuai dengan daya kreativitas dan keinginan anak.
3.        Menarik
Sebaiknya pilihlah peralatan yang memungkinkan dan dapat memotivasi anak untuk melakukan berbagai kegiatan serta tidak memerlukan pengawasan terus-menerus, atau penjelasan panjang lebar mengenai penggunaannya. Dengan demikian anak akan bebas dengan penuh kesukaan dan kegembiraan dalam mengekspresikan kegiatan kreatifnya.
4.             Berukuran Besar
Alat kreativitas yang berukuran besar akan memudahkan anak untuk memegangnya. Anak-anak dalam fase anal  biasanya semua yang dapat dijangkau dan dipegang lalu dimasukkan ke mulutnya. Untuk menghindari kemungkina yang membahayakan, maka sebaiknya memilih peralatan yang berukuran besar.
5.             Awet
Biasanya, peralatan yang tahan lama harganya lumayan mahal. Namun demikian, tidak semua peralatan yang tahan lama harganya lebih mahal. Ciri dari bahan yang tahan lama adalah tidak pegas, lentur, keras dan kuat.
6.             Sesuai Kebutuhan
Sedikit banyaknya peralatan yang digunakan tergantung seberapa banyak kebutuhan anak akan peralatan tersebut.
7.             Tidak Membahayakan
Tingkat keamanan suatu peralatan kreativitas anak sangat membantu orang tua atau pendidik dalam mengawasi anak. Karena banyak alat yang dapat menimbulkan kekhawatiran jika anak menggunakannya, seperti; pisau, cutter, jarum, peralatan kecil, dan lain sebagainya.
8.             Mendorong Anak untuk Bermain Bersama
Untuk mendorong anak dapat bermain bersama, maka diperlukan alat yang dapat merangsang kegiatan yang melibatkan orang lain. Oleh karenya, orang tua sebaiknya memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya untuk bermain dengan segenap kreativitas positifnya. Contoh alat yang cukup membantu  anak bersosialisasi adalah rumah-rumahan atau tenda yang sedikitnya dapat menampung minimal dua anak, pistol-pistolan dan bola. 
9.             Mengembangkan Daya Fantasi
Alat permainan yang sifatnya mudah dibentuk dan diubah-ubah sangat sesuai untuk mengembangkan daya fantasi anak, karena memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba dan melatih daya fantasinya.

10.         Bukan Karena Kelucuan dan Kebagusannya
Alat-alat yang dipilih sebagai alat pengembangan kreativitas anak bukan sekedar alat yang bagus atau lucu. Akan tetapi alat permainan yang mampu mengembangkan intelektualitas, afeksi, dan motorik anak.
11.         Bahan Murah dan Mudah Diperoleh
Kebanyakan orang tua lebih menyukai peralatan kreativitas yang harganya cukup mahal. Karena ada image bahwa peralatan yang mahal adalah peralatan yang berkualitas dan bagus. Peralatan yang mahal tersebut dianggap benar-benar dapat meningkatkan perkembangan kreativitas anak.
Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian. Dengan membeli peralatan yang sudah jadi, sesungguhnya itu telah mengurangi prosentase nilai kreativitas. Jika orang tua atau guru yang menciptakannya, anak justru lebih suka dan lebih tertarik untuk dapat berkarya, membuat sesuatu seperti yang dilakukan orang tua atau gurunya. Sehingga kreativitas anak memiliki nilai plus dibanding dengan membeli yang sudah siap pakai.

2.4       Jenis-Jenis Program Alat Permainan Edukatif (APE)
Jenis latihan yang disesuaikan dengan perkembangan anak dikembangkan oleh Maria Montessori (1870-1952). Tujuan dari pendidikan Montessori adalah perkembangan individu. Program-program Montessori lebih mengkonsentrasikan pada pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual umum dari pada konsep-konsep mata pelajaran tertentu. Sekolah-sekolah Montessori sering menggunakan perabot sekolah yang disesuaikan dengan ukuran peserta didik dan materi belajar yang dirancang khusus. Penekanannya adalah pada jenis latihan yang disesuaikan dengan perkembangan anak dikembangkan oleh Maria Montessori (1870-1952).
Tujuan dari pendidikan Montessori adalah perkembangan individu. Program-program Montessori lebih mengkonsentrasikan pada pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual umum dari pada konsep-konsep mata pelajaran tertentu. Sekolah-sekolah Montessori sering menggunakan perabot sekolah yang disesuaikan dengan ukuran peserta didik dan materi belajar yang dirancang khusus. Penekanannya adalah pada bagian dari program Head Start menyeluruh. Head Start merupakan bagian dari program Presiden Lyndon Johnson dalam memerangi kemiskinan, suatu upaya untuk membuat terobosan memutus lingkaran kemiskinan.
Idenya adalah memberikan kesempatan kepada anak yang kurang beruntung untuk memulai sekolah formal dengan keterampilan-keterampilan praakademik dan sosial yang sama dengan anak kelas menengah. Ciri khasnya, Head Start memasukkan program pendidikan anak awal yang dirancang untuk meningkatkan Program-Program PenitipanDiadakannya program-program penitipan anak (day-care programs) terutama untuk menyediakan layanan penitipan untuk orang tua yang bekerja. Program-program itu bervariasi mulai dari suatu bentuk penitipan bayi di mana satu orang, dewasa mengasuh beberapa bayi sampai program-program prasekolah terorganisasikan yang sedikit berbeda dari play group (General Accounting Office, 1995 Zigler amp Finn-Stevenson, 1989).Play GroupPerbedaan utama antara program penitipan anak dan play group atau kelompok bermain (nursery schools) adalah play group sepertinya lebih menyediakan suatu program terencana yang dirancang untuk membantu perkembangan sosial dan kognitif anak awal. Kebanyakan program play group di Amerika adalah program setengah-hari, dengan dua atau tiga guru mensupervisi satu kelas yang terdiri dari 15 sampai 20 peserta didik. Play group pada umumnya melayani keluarga dengan status sosial menengah (General Accounting Office, 1995 West et al., 1993 White amp Buka, 1987).
Konsep kunci dalam pendidikan play group adalah pelatihan kesiapan (readiness training). Anak belajar keterampilan yang diharapkan mempersiapkan mereka untuk pendidikan formal nantinya, seperti bagaimana mengikuti petunjuk, tetap berada dalam tugas, bekerja sama dengan orang lain dan menampilkan kelakuan yang baik. Aanak Peserta didik-peserta didik juga didorong untuk tumbuh secara emosional dan mengembangkan konsep-diri positip dan meningkatkan keterampilan-keterampilan otot besar dan kecil. 








BAB III
LANGKAH – LANGKAH PEMBUATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

3.1       Contoh Alat Permainan Edukatif (APE)
1.      Tabung Suara
-          Menyiapkan bahan :
Bahan :
1)      Kaleng bekas larutan
2)      Percak kain
3)      Mata itik / siap pakai
4)      Renda induk hiasan
5)      Pita untuk hiasan
6)      Lem Fox
7)      Kelereng (5 buah)
8)      Satu buah kancing
9)      Solatif
2.      Teknik Pelaksanaan
-        Kaleng diisi dengan 5 buah kelereng, lalu lubangnya tutup dengan solatif.
-        Kaleng diberi lem sedikit demi sedikit lalu percak kain dililitkan pada kaleng
-        Induk bagian atas (kepala) diikat dengan karet sampai kencang lalu diberi pita, diatasnya diberi hiasan renda sebagai rambut / mahkota
-        Terakhir tempelkan mata itik dan kancing untuk hidung, percak kain warna merah untuk mulut
3.      Manfaat / kegunaan
-        Bisa dijadikan sebagai pengganti kecrek.
Tabung dikocok-kocok nanti akan mengeluarkan suara, saat itu pula anak akan berlarian mendekati sumber suara (berkumpul). Dalam hal ini akan mengembangkan motorik kasar anak.
-        Bisa dijadikan sebagai permainan petak umpet (permainan ‘25’ an)
Anak terlebih dahulu mengadakan swit (suten) apabila ada anak yang mengalami kesalahan maka dialah yang mendapat hukuman (dijadikan ucing).
Anak tersebut ditutup matanya diam disatu tempat misalnya pohon, tabung suara simpan dekat anak yang ditutup matanya, sedangkan anak yang lainnya ngumpet.
Anak yang ditutup matanya tadi bertugas untuk mencari temannya yang ngumpet, apabila anak yang ditutup matanya tidak berhasil menemukan anak yang ngumpet dan keduluan sampai di pohon maka anak tersebut langsung mengoclakkan tabung suara tersebut sambil rame-rame dengan teman yang lainnya terhitung dari bilangan 1-25.
Dalam permainan ini dapat mengembangkan Bidang Pengembangan motorik kasar dan cognitif (konsep bilangan).
-        Sebagai alat permainan (dalam lingkaran) pengganti korek ap. Sambil nyanyi alat permainan itu diestafetkan nanti terakhir lagu dimana posisi tabung suara tersebut berada, nah anak yang memegang terakhir itulah yang mendapat hukuman untuk nyanyi kedepan / joged anak yang lainnya mengiringi dengan tepuk tangan. Dalam hal ini melatih keberanian anak yang berani tampil di depan umum dan melatih anak supaya mandiri.
























BAB IV
PENUTUP


4.1       Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Alat Permainan Edukatif (APE) merupakan seperangkat instrumen, baik merupakan metode atau cara maupun perkakas yang digunakan seseorang dalam rangka mendidik anak dengan menekankan konsep bermain sambil belajar. Dari sudut pandang orang tua atau pendidik APE memilik arti yang sangat penting. Karena dapat membantu dan memudahkan mereka dalam mendampingi proses pembelajaran pada anak usia dini. Sedangkan dari sudut pandang anak-anak APE memiliki arti penting sebagai berikut: dapat mengembangkan konsentrasi anak, dapat mengatasi keterbatasan bahasa anak, dapat mendorong anak bersosialisasi, dapat menambah daya  ingat dan pemahaman anak mengenai sesuatu.
Kemudian dalam memilih alat permainan untuk anak, orang tua atau pendidik sebaiknya memperhatikan beberapa prinsip APE (yang mencakup: prinsip produktivitas, prinsip aktivitas, prinsip kreativitas, prinsip efektifitas dan efisiensi serta prinsip mendidik yang menyenangkan) dan ciri-ciri alat permainan yang baik untuk anak (yang meliputi: Desain Mudah dan Sederhana, Multifungsi, menarik, awet, berukuran besar, tidak membahayakan, sesuai kebutuhan, barang murah dan mudah didapat, bukan karena kelucuan atau kebagusannya, mendorong anak untuk bermain bersama, serta dapat mengembangkan daya fantasi anak)











DAFTAR PUSTAKA



2.      www.wikipedia.com






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...