Selasa, 21 April 2015

Laporan Praktikum Kimia




KATA PENGANTAR


Puji serta syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan RizkiNya sehingga kami disini dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini dengan waktu yang diharapkan.
Dalam pembahasan pada laporan ini yaitu kami membahas tentang korosi. Adapun dalam penyusunan maupun penulisan, kami menyadari masih terdapat kekurangan dan kesalahan, namun kami berharap semoga dengan sedikit ulasan yang kami berikan dapat memberikan manfaat untuk kita semua, khususnya bagi penulis yang masih dalam tahap pembelajaran.
Demikian dari kami / penulis, adapun kritik maupun saran yang bersifat membangun sangat kami nantikan untuk kesempurnaan penyusunan/penulisan dimasa mendatang.


Pangandaran,  8 Desember 2013


Penulis














DAFTAR ISI


Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….         i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………         ii
BAB    I           PENDAHULUAN ……………………………………………        1
1.1.Latar Belakang …………………………………………………….        1
1.2.Tujuan Praktikum ………………………………………………….        1
BAB    II         KAJIAN TEORI ………………………………………………       2
BAB    III        PEMBAHASAN ………………………………………………       4
BAB    IV        KESIMPULAN ……………………………………………….        8
FOTO KEGIATAN ……………………………………………………………      9


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam dunia industri banyak menggunakan bahan yang terbuat dari besi atau baja yang merupakan bahan logam seperti paku, dll. Dengan penggunaan bahan tersebut maka dalam menggunakan bahan tersebut diharapkan untuk menjaga ketahanan suatu bahan dari perkaratan yang disebut dengan korosi.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk tetap mempertahankan ketahanan suatu bahan dari perkaratan, tergantung seperti apa bahan tersebut. Dengan menggunakan banyak cara untuk mencegah bahan tersebut maka diinginkan dengan berkembangnya modern dapat lebih mudah mencegah korosi.


1.2  Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini, praktikan diharapkan dapat :
·        Mengetahui pengaruh perlakuan panas dan mikrostruktur bahan terhadap laju korosi.
·        Mengetahui massa rata-rata sebelum dan sesudah di rendam dalam larutan HCL
·        Menjelaskan proses penguji sebelum laju korosi.








BAB II
KAJIAN TEORI
Pengertian Korosi
      Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan lingkungannya. Definisi lainnya adalah korosi merupakan rusaknya logam karena adanya zat penyebab korosi, korosi adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang logam.
Korosi Aluminium
Aluminium, zink, dan juga kromium, merupakan logam yang lebih aktif daripada besi. Jika demikian, mengapa logam-logam ini lebih awet? Sebenarnya, aluminium berkarat dengan cepat membentuk oksida aluminium (Al2O3). Akan tetapi, perkaratan segera terhenti setelah lapisan tipis oksida terbentuk. Lapisan itu melekat kuat pada permukaan logam, sehingga melindungi logam di bawahnya terhadap perkaratan berlanjut.
Lapisan oksida pada permukaan aluminium dapat dibuat lebih tebal melalui elektrolisis, proses yang disebut anodizing. Aluminium yang telah mengalami anodizing digunakan untuk membuat panci dan berbagai perkakas dapur, bingkai, kerangka bangunan (panel dinding), serta kusen pintu dan jendela. Lapisan oksida aluminium lebih mudah dicat dan member warna yang lebih terang.
ALAT DAN BAHAN
  • 4  buah paku
  • 4 buah gelas plastik
  • Air
  • Larutan garam
  • Larutan cuka
CARA KERJA
  1. Sediakan 4 buah gelas plastik.
  2. Lalu beri label A, B, C dan D.
  3. Gelas A diisi paku.
  4. Gelas B diisi paku dengan air.
  5. Gelas C diisi paku dengan larutan garam.
  6. Gelas D diisi paku dengan larutan cuka.
  7. Letakan gelas-gelas tersebut di tempat yang aman
  8. Amati perubahan-perubahan yang terjadi.
HASIL PENGAMATAN
Larutan
Bahan
Kesimpulan
-
Paku
Tidak berkarat
Air
Paku
Sedikit Berkarat
Air & Garam
Paku
Berkarat dan airnya berwarna kekuningan
Air & Cuka
Paku
Semuanya berkarat dan airnya berwarna kemerahan


BAB III
PEMBAHASAN

1.       Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Korosi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu logam dapat terkorosi dan kecepatan laju korosi suatu logam. Suatu logam yang sama belum tentu mengalami kasus korosi yang sama pula pada lingkungan yang berbeda. Begitu juga dua logam pada kondisi lingkungan yang sama tetapi jenis materialnya berbeda, belum tentu mengalami korosi yanga sama. Dari hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi korosi suatu logam, yaitu faktor metalurgi dan faktor lingkungan.
1.        Faktor Metalurgi
Faktor metalurgi adalah pada material itu sendiri. Apakah suatu logam dapat tahan terhadap korosi, berapa kecepatan korosi yang dapat terjadi pada suatu kondisi, jenis korosi apa yang paling mudah terjadi, dan lingkungan apa yang dapat menyebabkan terkorosi, ditentukan dari faktor metalurgi tersebut.
Yang termasuk dalam faktor metalurgi antara lain :
a.       Jenis logam dan paduannya
Pada lingkungan tertentu, suatu logam dapat tahan tehadap korosi. Sebagai contoh, aluminium dapat membentuk lapisan pasif pada lingkungan tanah dan air biasa, sedangkan Fe, Zn, dan beberapa logam lainnya dapat dengan mudah terkorosi.
 b.       Morfologi dan homogenitas
Bila suatu paduan memiliki elemen paduan yang tidak homogen, maka paduan tersebut akan memiliki karakteristik ketahanan korosi yang berbeda-beda pada tiap daerahnya.


c.        Perlakuan panas
Logam yang di-heat treatment akan mengalami perubahan struktur kristal atau perubahan fasa. Sebagai contoh perlakuan panas pada temperatur 500-800 0C terhadap baja tahan karat akan menyebabkan terbentuknya endapan krom karbida pada batas butir. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya korosi intergranular pada baja tersebut. Selain itu, beberapa proses heat treatment menghasilkan tegangan sisa. Bila tegangan sisa tesebut tidak dihilangkan, maka dapat memicu terjadinya korosi retak tegang.
d.      Sifat mampu fabrikasi dan pemesinan
Merupakan suatu kemampuan material untuk menghasilkan sifat yang baik setelah proses fabrikasi dan pemesinan. Bila suatu logam setelah fabrikasi memiliki tegangan sisa atau endapan inklusi maka memudahkan terjadinya retak.
2.       Faktor Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi korosi antara lain:
a.       Komposisi kimia
Ion-ion tertentu yang terlarut di dalam lingkungan dapat mengakibakan jenis korosi yang berbeda-beda. Misalkan antara air laut dan air tanah memiliki sifat korosif yang berbeda dimana air laut mengandung ion klor yang sangat reaktif mengakibatkan korosi. Gambar berikut menunjukkan pengaruh komposisi elemen paduan terhadap ketahan korosi terhadap paduan tembaga.
b.      Konsentrasi
Konsentrasi dari elektrolit atau kandungan oksigen akan mempengaruhi kecepatan korosi yang terjadi. Pengaruh konsentrasi elektrolit terlihat pada laju korosi yang berbeda dari besi yang tercelup dalam H2SO4 encer atau pekat, dimana pada larutan encer, Fe akan mudah larut dibandingkan dalam H2SO4 pekat. Pengaruh konsentrasi terhadap laju korosi dapat dilihat pada gambar berikut.
Suatu logam yang berada pada lingkungan dengan kandungan O2 yang berbeda akan terbagi menjadi dua bagian yaitu katodik dan anodik. Daerah anodik terbentuk pada media dengan konsentrasi O2 yang rendah dan katodik terbentuk pada media dengan konsentrasi O2 yang tinggi.
c.       Temperatur
Pada lingkungan temperatur tinggi, laju korosi yang terjadi lebih tinggi dibandingkan dengan temperatur rendah, karena pada temperatur tinggi kinetika reaksi kimia akan meningkat.
Gambar berikut menunjukkan pengaruh temperatur terhadap laju korosi pada Fe. Semakin tinggi temperatur, maka laju korosi akan semakin meningkat, namun menurunkan kelarutan oksigen. Sehingga pada suatu sistem terbuka, diatas suhu 800C, laju korosi akan mengalami penurunan karena oksigen akan keluar sedangkan pada suatu sistem tertutup, laju korosi akan terus menigkat karena adanya oksigen yang terlarut.

d.    Gas, cair atau padat
Kandungan kimia di medium cair, gas atau padat berbeda-beda. Misalkan pada gas, bila lingkungan mengandung gas asam, maka korosi akan mudah terjadi (contohnya pada pabrik pupuk). Kecepatan dan penanganan korosi ketiga medium tersebut juga dapat berbeda-beda. Untuk korosi di udara, proteksi katodik tidak dapat dilakukan, sedangkan pada medium cair dan padat memungkinkan untuk dilakukan proteksi katodik.
e.       Kondisi biologis
Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dapat menyebabkan terjadinya korosi mikrobial terutama sekali pada material yang terletak di tanah. Keberadaan mikroorganisme sangat mempengaruhi konsentrasi oksigen yang mempengaruhi kecepatan korosi pada suatu material.
Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik? Penjelasan tentang permasalahan di atas pertama kali dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859 – 1927) dari Swedia saat presentasi disertasi PhD-nya di Universitas Uppsala tahun 1884.
Menurut Arrhenius, zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang dinamakan ion. Ion yang bermuatan positif disebut kation, dan ion yang bermuatan negatif dinamakan anion.
Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi. Ion-ion zat elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-ion inilah yang sebenarnya menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Sedangkan zat nonelektrolit ketika dilarutkan dalam air tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik.
Hal inilah yang menyebabkan larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:
1. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit dalam larutannya terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas.
2. Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat nonelektrolit dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik. Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya dapat menghantarkan arus listrik karena telah terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik. Zat nonelektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul.





BAB IV
KESIMPULAN

       Dari hasil percobaan atau hasil pengamatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang cepat terkena faktor korosi ialah paku yang diberi air dan larutan cuka.
Karena, jenis logam dan paduannya, perlakuan panas, morfologi dan homogenitas, sifat mampu fabrikasi dan pemesinan, komposisi kimia, konsentrasi, temperature, kondisi biologis, gas, cair atau padat. Serta keasaman atau kebasaan merupakan suatu faktor penyebab korosi. Namun pada percobaan justru asam memperlambat korosi walaupun pada akhirnya paku mengalami korosi.






























 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...