Kamis, 06 Agustus 2020

makalah unsur periode 3 kimia

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur-unsur kimia, yaitu sifat logam,elektron valensi, dan jumlah kulit elektron. Brdasarkan sifat logamnya, unsur kimia dikelompokan menjadi logam, semilogam, nonlogam, dan gas mulia. Berdasarkan elektron valensinya unsur kimia dikelompokan menjadi golongan utama dan transisi. Golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA. IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Adapun golongan tarnsisi dapat dibagi lagi menjadi golongan transisi dalam, lantanida dan aktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur kimia dapat dikelompokan menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. sifat logam unsur-unsur seperiode dari kiri kekanan semakin bersifat nonlogam.

Dalam hal ini, Unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang bervariasi. Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na), Magnesium (Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari kiri (Natrium) sampai kanan (Argon), jari-jari unsur menyusut, sedangkan energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan meningkat. Selain itu, terjadi perubahan sifat unsur dari logam (Na, Mg, Al) menjadi semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Unsur logam umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur semilogam/metaloid membentuk struktur molekul raksasa (makromolekul). Sementara, unsur nonlogam cenderung membentuk struktur molekul sederhana. Sebaliknya, unsur gas mulia cenderung dalam keadaan gas monoatomik. Variasi inilah yang menyebabkan unsur periode ketiga dapat membentuk berbagai senyawa dengan sifat yang berbedaUnsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.

 

 

 

 

BAB II

ISI

2.1 Definisi

Ø  Natrium atau sodium  (Na)

adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam. Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air. Natrium  memiliki nomor atom 11 dan berat atom 22,99.

Ø  Magnesium (Mg)

adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Magnesium memiliki nomor atom 12 dan berat atom 24,31.

Ø  Aluminium (Al)

adalah elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling Sulfur atau belerang (S) berlimpah ketiga.Alumunium memiliki nomor atom 13 dan berat atom 26,98.

Ø  Silikon (Si)

adalah elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi massanya. Lebih dari 90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur kedua paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen. Silikon memiliki nomor atom 14 dan berat massa 28,09.

Ø  Fosfor (P)

berupa jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Fosfor memiliki nomor atom 15 dan berat massa 30,97.

adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat. Belerang memiliki nomor atom 16 dan berat massa 32,06

Ø  Klor (Cl)

adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk manusia. Unsur ini termasuk kelompok halogen berbentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Klor memiliki nomor atom 17 dan berat massa 35,45.

Ø  Argon (Ar)

adalah elemen yang hampir tidak mengalami reaksi kimia. Argon merupakan kelompok golongan Gas mulia. Argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.  Argon memiliki nomor atom 18 dan berat massa 39,95.

                     

2.2 Proses Pembuatan Unsur periode Ketiga

a.    Unsur Natrium diperoleh dengan cara elektrolisis NaCl yang dicairkan dengan katode besi dan anode karbon. Sel yang digunakan adalah sel Downs. Natrium cair terbentuk pada katode, selanjutnya dialirkan dan ditampung dalam wadah berisi minyak tanah. Dalam proses ini bejana elektrolisis dipanaskan dari luar dan dijaga agar natrium yang terbentuk tidak bersinggungan dengan udara, karena akan terbakar. Hasil samping elektrolisis ini adalah klorin

b.    Unsur Magnesium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan magnesium klorida. Sekarang ini, Mg juga dapat diperoleh dari air. Selain itu Mg diperoleh juga dari reduksi MgO dengan karbon.

c.    Unsur Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair. Proses ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki baja yang dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa batang-batang karbon yang dicelupkan dalam campuran.

d.   Unsur silikon dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk aluminium pada suhu tinggi.

e.    Unsur Fosfor diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu bara dan pasir dalam pembakaran listrik. Fosfor didistilasi dan terkondensasi di bawah air sebagai P4.

f.     Unsur Belerang, cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch. Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik yang lebih kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan dimasukkan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh, selanjutnya dimasukkan udara bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa belerang yang keluar mencapai 99,5%.

g.    Unsur Klor diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih sering dengan proses elektrolisis

h.    Unsur Argon dihasilkan dari penyulingan bertingkat udara cair karena atmosfer mengandung 0.94% Argon.

 

2.3 Sifat Fisis dan Sifat Kimia Unsur Periode Ketiga

2.3.1        Sifat Fisis Unsur Periode Ketiga

 

Tabel Titik leleh dan titik didih

Senyawa

Na

Mg

Al

Si

P

S

Cl

Ar

Titik leleh

97,81

648,8

660,37

1,410

44,1

119,0

-101

-184,2

Titik didih

903,8

1,105

2467

2,355

280

44,67

-35

-185,7

Berdasarkan tebel tersebut, diketahui bahwa unsur Na, Mg, Al, Si, P, dan S berwujud padat pada suhu ruangan karegafna unsur-unsur tersebut memilliki harga titik leleh dan titik didih di atas suhu ruangan (250C). Unsur Cl dan Ar berwujud gas karena memiliki harga titik leleh dan titik didih di bawah suhu ruangan.

2.3.2        Sifat Kimia Unsur Periode Ketiga

2.3.2.1 Sifat Pereduksi dan Sifat Pengoksidasi

“Dari kiri ke kanan, Sifat reduktor berkurang dan sifat oksidator bertambah”

Sifat pereduksi semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsure-unsur periode ke tiga ini dapat anda lihat dari harga potensial reduksinya.

Tabel potensial reduksi standart unsur-unsur periode ketiga.

Sifat Senyawa

Na

Mg

Al

Si

P

S

Cl

Ar

Potensial reduksi

-2,711

-2,375

-1,706

-

-

-0,508

+1,358

-

Natrium merupakan pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi magnesium lebih lemah dibandingkan natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat bereaksi dengan air panas. Contoh :

Mg (5) + H2O (l)  (tidak bereaksi)

Mg (5) + 2H2O (l) (panas)       Mg (OH)2 + H2 (g)  

Sedangkan silikon memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium sehingga silicon yang bereaksi dengan oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin.

Contoh :

Si (5) + O2 (g)           Si O2(5)

Si (5) + 2Cl2 (g)           Si Cl4 (l)

2.3.2.2  Asam dan Basa

 

            Unsur – unsur dalam satu periode makin ke kanan makin kuat menarik elektron. Jadi unsur periode ketiga, “Semakin ke kanan, sifat basa makin berkurang, dan sifat asam makin bertambah”. Sifat asam adalah sifat yang berkaitan dengan sifat nonlogam, sedangkan sifat basa adalah sifat yang berkaitan dengan sifat logam.

M = semua unsur periode ketiga kecuali Argon

Senyawa yang dapat bertindak sebagai basa  dengan memutuskan MOH sehingga terbentuk ion hidroksida ( OH- ).

M-OH              M+ ( aq ) + OH- ( aq)

 

Senyawa dengan struktur diatas  dapat pula bertindak sebagai asam dengan memutuskan  ikatan MO-H sehingga berbentuk ion hidrogen ( H+ ).

 

M-OH             M- ( aq ) + OH+ ( aq)

2.3.2.3 Sifat Logam dan Non Logam

Unsur-unsur periode ketiga, seperti Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam , sedangkan unsur-unsur P, S, dan Cl merupakan unsur nonlogam. Adapun Si merupakan unsur yang memilih sifat peralihan antara logam nonlogam sehingga disya ebut unsur meteloid (semi logam). Ar termasuk golongan gas mulia yanng bersifat inert ( sulit bereaksi) sehingga tidak dibahas lebih lanjut dalam unit ini.

Logam memiliki sifat dapat menghantarkan listrik, padatannya dapat ditempa, dan permukaannya memiliki kilap khas logam. Adapun nonlogam umumnya tidak memiliki sifat-sifat tersebut. Unsur logam cenderung membentuk ion positif, sedangkan unsur nonlogam cenderung membentuk ion negatif. Sifat logam unsur-unsur periode ketiga, dan kiri ke kanan semakin lemah. Hal ini berhubungan dengan harga keeletronegatifannya yang semakin bertambah.

Na             Mg           Al            Si               P             S                Cl

 

Keeloktronegatifan dan sifat nonlogam semakin bertambah

 

2.4            Reaksi - reaksi pada periode ke-3

2.4.1        Reaksi dengan Air

1.      Natrium

Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan hidrogen dan larutan NaOH yang tak berwarna.

2.        Magnesium

Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar dalam uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng magnesium ke permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada lempengan magnesium dan ini cenderung akan menghentikan reaksi.

Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium oksida dan hidrogen.

3.      Aluminium

Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.

4.      Silikon

Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti logam hampir tidak reaktif.

Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.

Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.

5.      Fosfor dan sulfur

Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.

6.      Klor

            Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan berwarna hijau. Terjadi reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida dan asam hipoklorit.

           

7.      Argon

Argon tidak bereaksi dengan air

 

2.5      Reaksi dengan Klor

1.      Natrium

Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan terbentuk.

2.      Magnesium

Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium klorida.

3.      Aluminium

Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.

4.      Silikon

Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.

5.      Fosfor

Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor (III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida).

Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.

Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).

6.      Sulfur

Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.

7.      Klor dan Argon

Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor bereaksi dengan klor lagi dan argon tidak bereaksi dengan klor.

 

a.       Reaksi dengan Oksida

Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk oksida melalui reaksi pembakaran dengan gas oksigen. Reaksi yang terjadi pada masing-masing unsur adalah sebagai berikut :

1.      Natrium Oksida

Natrium mengalami reaksi hebat dengan oksigen. Logam Natrium yang terpapar di udara dapat bereaksi spontan dengan gas oksigen membentuk oksida berwarna putih yang disertai nyala berwarna kuning.

            4 Na(s) +  O2(g) ——> 2 Na2O(s)
2.      Magnesium Oksida


Magnesium juga bereaksi hebat dengan udara (terutama gas oksigen) menghasilkan nyala berwarna putih terang yang disertai dengan pembentukan oksida berwarna putih.

            2 Mg(s) +  O2(g) ——> 2 MgO(s)

3.      Aluminium Oksida

Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung menghambat reaksi. Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium oksida yang berwana putih akan terbentuk. Oksida ini berwarna putih.

        ·         Al(s) +  3 O2(g) ——> 2 Al2O3(s)

4.      Silikon Oksida (Silika)
 Si(s) +  O2(g) ——> SiO2(s)

5.      Fosfor (V) Oksida

Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala putih dan menghasilkan asap putih campuran fosfor (III) oksida dan fosfor (V) oksida.

Untuk fosfor (III) oksida:

Untuk fosfor (V) oksida:

s

6.      Sulfur / Belerang Dioksida dan Belerang Trioksida

Padatan Belerang mudah terbakar di udara saat dipanaskan dan akan menghasilkan gas Belerang Dioksida (SO2). Oksida ini dapat direaksikan lebih lanjut dengan gas oksigen berlebih yang dikatalisis oleh Vanadium Pentaoksida (V2O5) untuk menghasilkan gas Belerang Trioksida (SO3).

Sulfur terbakar di udara atau oksigen dengan pemanasan perlahan dengan nyala biru pucat. Ini menghasilkan gas sulfur dioksida yang tak berwarna.

S(s) +  O2(g) ——>SO2(g)

2SO2(g) +  O2(g) ——> 2SO3(g)

 

7.      Klor (VII) Oksida dan Argon

Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan oksigen.

Cl2(g) +  7 O2(g) ——> 2 Cl2O7(g)

 

8.      Argon

Argon tidak bereaksi dengan oksigen.

 

2.5 Kegunaan dan Bahaya Unsur-Unsur periode ketiga

      2.5.1  Natrium

Kegunaan :

      Dipakai dalam pembuatan ester

      NaCl digunakan oleh hampir semua makhluk

      Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan

      Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan

      Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor

      NaOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas

      NaHCOdipakai sebagai pengembang kue

      Memurnikan logam K, Rb, Cs

      NaCO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah

Bahaya :  jika natrium bercampur dengan air, akan bereaksi sangat cepat dan meledak! Jika terjadi kontak dengan natrium hidroksida dalam keadaan kulit telanjang, akan membentuk dan mulai larut melalui kulit.

 

2.5.2 Magnesium

Kegunaan:

      Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen.

      Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum.

      Pemisah sulfur dari besi dan baja.

      Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan.

      Untuk membuat lampu kilat.

      Sebagai katalis reaksi organik.

Bahaya : Magnesium sangat mudah terbakar. Pada waktu terbakar, ia melepaskan kalor yang sangat besar mencapai ribuan derajat. Cahaya yang dipancarkan sangat menyilaukan dan dapat membutakan mata.

 

2.5.3 Alumunium

Kegunaan :

        Banyak dipakai dalam industri pesawat

        Untuk membuat konstruksi bangunan

        Dipakai pada berbagai macam aloi

        Untuk membuat magnet yang kuat

        Tawas sebagai penjernih air

        Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa

        Membuat berbagai alat masak

        Menghasilkan permata bewarna-warni : Sapphire, Topaz, dll.

                 Bahaya : Aluminium dapat merusak kulit, dalam bentuk bubuk dapat meledak di udara jika dipanaskan , dan dalam bentuk Al2O3 jika di reaksikan dengan karbon akan menyebabkan pemanasan global.

 

2.5.4 Silikon

Kegunaan :

      Dipakai dalam pembuatan kaca

      Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor

      Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga

      Untuk membuat enamel

      Untuk membuat IC

                 Bahaya : Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan bentuk wajah dan melumpuhkan beberapa otot wajah.

 

            2.5.5 Fosfor

Kegunaan :     

      Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen

      Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum

      Pemisah sulfur dari besi dan baja

      Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan

      Untuk membuat lampu kilat

      Sebagai katalis reaksi organic

                 Bahaya : Jika biji fosfor diolah menjadi fosfat dan larutan dalam air akan menyebabkan terjadinya limbah radioaktif.

 

2.5.6 Belerang

Kegunaan :

      Dipakai sebagai bahan dasar pembuatan asam sulfat

      Digunakan dalam baterai

      Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk

      Digunakan pada korek dan kembang api

      Digunakan sebagai pelarut dalam berbagai proses

               Bahaya : Belerang dalam bentuk H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian, sedangkan dalam bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi.

 

     2.5.7 Klor

Kegunaan :

      Dipakai pada proses pemurnian air

      Cl2 dipakai pada disinfectan

      KCl digunakan sebagai pupuk

      ZnCl2 digunakan sebagai solder

      NH4Cl digunakan sebagai  pengisi batere

      Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas

      Dipakai untuk membunuh bakteri pada air minum

      Dipakai pada berbagai macam industry

Bahaya : Klor mengiritasi sistem pernafasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan lendir dan bentuk cairnya bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi sekecil 3.5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam.

 

 

      2.5.8 Argon

Kegunaan :

      Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu

      Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya

      Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses

      Untuk mendeteksi sumber air tanah

      Dipakai dalam roda mobil mewah

Bahaya : Bila argon menggantikan oksigen diudara dapat menyebabkan sesak napas karena udara yang mengandung oksigen kurang dari 16% sangat berbahaya.

 

 

2.6 Keberadaan Alam Unsur Periode 3

Di alam aluminium banyak dijumpai dalam bentuk silikat, yaitu aluminium silikat (KalSi3O6) dengan mineral karolit (Na3AlF6). Aluminium silikat dalam keadaan murni dikenal dengan tanah liat proselin atau kaolin. Sementara itu, aluminium silikat kurang disebut tanah liat.

 

Selain dalam bentuk silikat dan mineral, aluminium dapat juga ditemukan dalam bentuk oksidasinya yaitu Al2O3. Oksida aluminium ini mempunyai berbagai bentuk, diantaranya sebagai batu permata yang mengandung air dan batu yang sangat kasar. Batu kasar ini dikenal dengan baukasit.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

 

PENUTUP

 

 

3.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas kami dapat menyimpulakan bahwa unsur-unsur periode ketiga dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam satu golongan, yaitu golongan A (golongan utama). Selain itu, unsur-unsur periode ketiga dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur periode ketiga banyak membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, unsur-unsur periode ketiga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.

 

 

3.2 Saran

Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang senang dengan bahan-bahan kimia, lebih baik anda lebih waspada dengan unsur-unsur yang belum anda kuasai. Ketelitian itu penting dalam hal ini karna kesalahan kecil yang anda lakukan dapat membuat kerusakan besar pada anda ataupun lingkungan anda. Jangan hanya membaca dari satu sumber saja, karna ilmu pengetahuan terus berkembang setiap waktunya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH FORMAT REKOD BISNIS

  MAKALAH FORMAT REKOD BISNIS           Disusun Oleh : DADANG MAULANA YUSUF D4 KEARSIPAN         UNIVERSITAS...