BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkup ilmu kimia dan kedudukan ilmu kimia sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam. Alam, termasuk di dalamnya kerak bumi, udara, benda – benda angkasa dan sebagainya tersusun atas berbagai unsur dan senyawanya.
Golongan VIA atau yang biasa disebut dengan golongan kalkogen terdiri dari oksigen, sulfur, selenium, telerium dan polonium. Unsur-unsur tersebut memiliki beberapa perbedaan baik itu berdasarkan sifat fisika, sifat kimia, maupun ikatannya. Perbedaan tersebut juga dapat mempengaruhi sifat kereaktifannya untuk membentuk persenyawaan dengan atom lain, sehingga dengan demikian terdapat juga perbedaan ikatannya dan kegunaannya.
Pemanfaatan unsur dan senyawa tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kelangsungan hidup manusia dan alam sekitarnya. Untuk itu, kita harus mengenali bagaimana sifat – sifat masing – masing unsur d an senyawanya tersebut, sehingga dalam memanfaatkannya kita dapat menghindari dampak negatif dari bahan tersebut.
Disini, akan dijelaskan tentang unsur – unsur yang terdapat pada golongan VI A. Akan dibahas pula bagaimana kelimpahannya di alam, cara memperolehnya, sifat – sifatnya, kegunaannya dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri umum unsur golongan VI A?
2. Bagaimana sifat-sifat kimia unsur golongan VI A?
3. Bagaimana keberadaan unsur golongan VI A di alam?
4. Bagaimana pembuatan unsur golongan VI A?
5. Apa sajakah kegunaan unsur golongan VI A?
6. Bagaimana persenyawaan unsur golongan VI A?
7. Bagaimana kestabilan unsur golongan VI A?
8. Bagaimana sintesis logam unsur golongan VI A?
C. Tujuan
1. Mengetahui ciri-ciri umum unsur golongan VI A?
2. Mengetahui sifat-sifat kimia unsur golongan VI A?
3. Mengetahui keberadaan unsur golongan VI A di alam?
4. Mengetahui pembuatan unsur golongan VI A?
5. Mengetahui kegunaan unsur golongan VI A?
6. Mengetahui persenyawaan unsur golongan VI A?
7. Mengetahui kestabilan unsur golongan VI A?
8. Mengetahui sintesis logam unsur golongan VI A?
BAB II
UNSUR KIMIA GOLONGAN VI A
Kalkogen adalah unsur kimia golongan VIA dari tabel periodik. Golongan ini juga dikenal sebagai golongan oksigen. Golongan ini terdiri dari unsur oksigen (O), belerang (S), selenium (Se), telurium (Te), dan polonium (Po). Berdasarkan sifatnya, Oksigen, Sulfur dan Selenium bersifat non logam. Telurium bersifat semi logam, sedangkan Polonium menunjukkan sifat logam dan juga bersifat radioaktif. Perubahan sifat ini yang menyebabkan titik leleh cenderung meningkat dari atas ke bawah meskipun tidak teratur.
A. Ciri-Ciri Umum Unsur Golongan VI A:
1. Dapat membentuk anion X2- dengan kecenderungan semakin ke bawah semakin sulit.
2. Kecuali O, dapat membentuk ikatan tetravalen atau heksavalen.
3. Dapat berikatan dengan F dengan membentuk XF6 dengan kecenderungan semakin ke bawah semakin sulit.
4. Dapat membentuk asam lemah dengan berikatan dengan hidrogen dengan kecenderungan semakin ke bawah semakin kuat.
5. Kecuali H2O, senyawa H2X bersifat racun dan berbau tak sedap.
6. Kecuali Te2O, senyawa H2X larut dalam air.
2. Sifat-Sifat Fisika dan Kimia
a. Sifat fisika golongan VIA
Sifat fisika dalam golongan VIA di tunjukan sebagai berikut :
Sifat keperiodikan |
O |
S |
Se |
Te |
Po |
Uuh |
Nomor atom |
8 |
16 |
34 |
52 |
84 |
116 |
Konfigurasi elektron |
[He] 2s2 |
[Ne] 3s2 |
[Ar] 3d10 |
[Kr] 4d10 |
[Xe] 4f14 |
[Rn] 5f14 |
Valensi |
2p4 |
3p4 |
4s2 4p4 |
5s2 5p4 |
5d10 6s2 6p4 |
6d10 7s2 7p4 |
Jenis |
Nonlogam |
Nonlogam |
Nonlogam |
Metaloid |
Metaloid |
Dugaan Logam |
Wujud (25oC) |
Gas |
Padatan |
Padatan |
Padatan |
Padatan |
Dugaan padat di 298 K |
Densitas (g/cm3) pada 20oC |
0,001429 |
2,07 |
4,79 |
6,24 |
9,4 |
Belum diketahui |
Titik leleh (oC) |
-218,4 |
115,21 |
217 |
449,5 |
254 |
Belum diketahui |
Titik didih (oC) |
-182,7 |
444,6 |
684 |
989,9 |
962 |
Belum diketahui |
Jari-jari atom (pm) |
65 |
109 |
122 |
142 |
153 |
Belum diketahui |
Energi ionisasi pertama (kJ/mol) |
1.314 |
999 |
941 |
889 |
812 |
Belum diketahui |
Energi ionisasi kedua (kJ/mol) |
3.387 |
2.250 |
2.044 |
1.798 |
8.42 |
Belum diketahui |
elektronegativitas |
3,44 |
2,58 |
2,55 |
2,1 |
2,0 |
Belum diketahui |
b. Sifat-sifat Kimia Unsur Golongan VI A
1. Reaksi Oksigen
a) Lithium
Lithium akan terbakar dengan nyala merah terang jika dipanaskan di udara. Logam
ini bereaksi ini dengan oksigen dalam udara menghasilkan lthium oksida yang
berwarna putih. Jika bereaksi dengan oksigen murni, nyala biasanya lebih
terang.
b) Natrium
Potongan-potongan kecil natrium terbakar di udara dan sering menimbulkan nyala
yang sedikit lebih terang dari warna orange. Jika jumlah natrium yang lebih
besar digunakan atau jika dibakar di dalam oksigen maka akan menghasilkan nyala
orange yang cemerlang. Terbentuk campuran padatan antara oksida dan natrium
peroksida.
c) Kalium
Potongan-potongan kecil kalium yang dipanaskan di udara cenderung hanya melebur dan dengan cepat kembali menjadi campuran kalium peroksida dan kalium superoksida tanpa ada nyala yang terlihat. Jika potongan-potongan kalium yang lebih besar dipanaskan, maka akan terbentuk nyala berwarna pink kebiru-biruan.
d) Rubidium and cesium
Kedua logam ini
terbakar di udara dan menghasilkan superoksida yaitu RbO2 and CsO2. Persamaan
reaksinya sama seperti persamaan reaksi untuk kalium.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa kedua superoksida ini berwarna orange atau
kuning. Nyala yang terbentuk saat reaksi terjadi belum dicermati lebih lanjut.
Anda tidak bisa memastikan bahwa nyala yang timbul dari pembakaran logam akan
sama dengan warna nyala dari senyawa-senyawanya.
C. Keberadaan Unsur Golongan VI A di Alam
1. Oksigen
Oksigen dapat dihasilkan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Dapat ditemukan berlimpah di sekitar matahari.Merupakan unsur gas yang menyusun 21% volume atmosfer dan dapat diperoleh dengan cara pencairan dan penyulingan bertingkat.Terdapat dalam kandungan 49,2% berat pada lapisan kerak bumi. Di dalam laboratorium, oksigen dapat dibuat dengan elektrolisis air atau dengan memanaskan KClO3 dengan MnO2 sebagai katalis.
2. Sulfur atau belerang
Belerang dapat terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis.Belerang yang berbentuk Sulfir dapat tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum, garam epsom, selestit, barit dan lain-lain.Belerang dapat dihasilkan secara bebas dari sumber mata air hingga endapan garam yang melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat yaitu dengan menggunakan proses Frasch, ketika air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air untuk mencairkan belerang, lalu kemudian belerang tersebut terbawa ke permukaan.Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah.
3. Selenium
Selenium ditemukan dalam beberapa mineral yang cukup langka seperti kruksit dan klausthalit.Selenium dapat dihasilkan dari debu cerobong asap yang tersisa dari proses bijih tembaga sulfida.Serta dapat dihasilkan dari pemurnian kembali logam anoda dari proses elektrolisis tembaga. Selenium juga dapat diperoleh dari memanggang endapan hasil elektrolisis dengan soda atau asam sulfat, atau dengan meleburkan endapan tersebut dengan soda dan niter (mineral yang mengandung kalium nitrat).
4. Telurium
Telurium dapat ditemukan di alam bebas yaitu dengan bentuk sebagai senyawa tellurida dari emas (kalaverit) dan bergabung dengan logam lainnya.Telurium didapatkan secara bebas dari lumpur anoda yang dihasilkan selama proses pemurnian elektrolisis tembaga panas.
5. Polonium
Polonium adalah unsur alam yang sangat jarang. Dalam bijih uranium hanya mengandung sekitar 100 mikrogram unsur polonium per tonnya.Ketersediaan polonium hanya sekitar 0.2% dari radium.Para ahli menemukan bahwa ketika menembak bismut alam (209bi) dengan neutron, diperoleh 210bi yang merupakan induk polonium.Sejumlah milligram polonium dapat dihasilkan dengan menggunakan tembakan neutron berintensitas tinggi dalam reaktor nuklir.
D. Pembuatan Unsur Golongan VI A
1. Belerang
Pembuatan belerang pertama kali dikembangkan pada tahun 1904 oleh Frasch yang mengembangkan cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch. Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik yang lebih kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan dimasukkan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh, selanjutnya dimasukkan udara bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa belerang yang keluar mencapai 99,5%.
2. Senyawa Asam Sulfat
Asam sulfat (H2SO4) dibuat dengan proses kontak. Belerang dibakar dalam udara kering di ruang pembakar pada suhu 100 °C. Gas yang dihasilkan mengandung kurang lebih 10% volume sulfur dioksida. Setelah didinginkan sampai 400 °C, kemudian dimurnikan dengan cara pengendapan elektrostastik. Sulfur dioksida yang terbentuk kemudian dikonversi menjadi SO3 dengan menggunakan vanadium (V) oksida. Reaksi yang terjadi adalah eksoterm. Reaksi dilakukan pada suhu 450 °C – 474 °C
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g) ΔH = -98 kJmol-1
Sulfur trioksida yang dihasilkan didinginkan kemudian dilarutkan dalam H2SO4 98%, sehingga menghasilkan asam 98,5% yang kemudian diencerkan dengan air melalui reaksi berikut ini.
SO3(g) + H2SO4(l) → H2S2O7(l)
H2S2O7(l) + H2O(l) → 2H2SO4(l)
Reaksi keseluruhan dapat ditulis seperti berikut.
H2O(l) + SO3(g) → H2SO4(l)
3. Unsur Oksigen
Oksigen dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain seperti berikut ini.
a) Penguraian katalik hidrogen peroksida (pembuatan di laboratorium).
2H2O2(g) → 2H2O(l) + O2(g)
b) Penguraian termal senyawa yang mengandung banyak oksigen.
2KMnO4(s) → K2MnO4(s) + MnO2(s) + O2(g)
2KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)
2KNO3(s) → 2KNO2(s) + O2(g)
c) Reaksi antara peroksida dan air
2NaO2(s) + 2H2O(l) → 4NaOH(aq) + O2(g)
d) Oksigen dapat dibuat secara komersial dengan cara seperti berikut ini.
1) Distilasi bertingkat udara cair.
2) Elektrolisis air.
E. Kegunaan Unsur Golongan VI A
Berikut kegunaan unsur golongan VI A adalah;
O |
sebagai udara pernafasan, Digunakan dalam tungku pada proses
pembuatan baja, plastik, dan tekstil, .
Sebagai pendukung kehidupan pada pesawat terbang, kapal selam, penerbangan
luar angkasa, dan penyelaman, |
S |
Paling banyak digunakan untuk pembuatan asam sulfat, komponen serbuk senjata, untuk vulkanisasi karet alam, dan fungusida. |
Se |
Untuk pembuatan fotosel, rectifier (mengubah arus ac menjadi dc), semikonduktor tipe p, fotokopi, industri gelas berwarna dan enamel, dan aditif pada stainless |
Te |
Semikonduktor, paduan dengan baja tuang, tembaga dan baja stainless, bahan tambahan untuk mencegah korosi, keramik, dan pewarnaan gelas. |
Po |
Campuran dengan berilium sebagai sumber netron, dipakai untuk menghilangkan statis pada mill tekstil, dipakai pada sikat untuk menghilangkan debu dari film fotografi. |
F. Persenyawaan Unsur Golongan VI A
1. Oksigen
a. Reaksi Oksida
- Oksida-oksida sederhana, X2O
H2(g) + O2(g) → 2 H2O(g)
- Peroksida, X2O2
2 Na(s) + O2(g) → Na2O2(g)
- Superoksida, XO2
K2O2(g) + O2(g) → 2KO2(g)
2. Belerang
a. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan I A
2 K (l) + S (l) → K2S (l)
b. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan II A
Mg (l) + S (l) → MgS (l)
c. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan III A
2 Ag (l) + 3 S (l) → Ag2S3 (l)
d. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan I B s/d VIII B
2 Cu (l) + S (l) → Cu2S (l)
3. Selenium
a. Senyawa dengan khalkogen.
Selenium bereaksi dengan unsur oksigen menghasilkan selenium dioksida(SeO2):
Se(s) + O2(g) → SeO2 (s)
b. Senyawa dengan Halogen
Selenium bereaksi dengan fluorin untuk membentuk selenium heksafluorida:
Se(s) + 3 F2 (g) → SeF6(s)
c. Senyawa dengan logam (Selenida)
Senyawa selenium dimana selenium mempunyai bilangan oksidasi −2. Sebagai contoh, reaksi dengan aluminum membentuk aluminum selenida. Berikut ini adalah reaksinya:
3Se(s) + 2 Al (s) → Al2Se3(s)
d. Reaksi Selenium dengan Logam Besi
Se(s) + Fe(s) → SeFe(s)
e.
Selenium
tidak bereaksi secara langsung dengan hidrogen, untuk mendapatkan hidrogen
selenida. Maka selenium direaksikan dengan logam untuk menghasilkan suatu
selenida, dan kemudian direaksikan dengan air untuk menghasilkan H2Se.
contohnya:
3 Se(s) + 2 Al(s) → Al2Se3(s)
Al2Se3(s) + 6 H2O ⇌ 2 Al(OH)3(s) + 3 H2Se (aq)
f. Senyawa lainnya
Selenium bereaksi dengan sianida untuk menghasilkan selenosianat. Sebagai contoh:
KCN(aq) + Se(s) → KseCN(aq)
4. Telerium
Telurium memiliki kesamaan kimia dengan golongan unsur oksigen, sulfur, selenium, dan polonium yaitu sama-sama golongan kalkogen. Bentuk senyawanya mirip dengan sulfur dan selenium. Telurium memiliki bilangan oksidasi, +2, +4 dan +6, bilangan oksidasi yang umum +4. Contoh telurium yang memiliki bilangan oksidasi -2 adalah seng telurida (ZnTe) yang dibentuk melalui pemanasan Telurium dengan Seng .
Zn (s) + Te (s) → ZnTe (s) |
Reaksi Telurium :
a. Reaksi dengan Air (H2O)
TeO2 (s) + H2O (l) → H2TeO3 (aq) |
Telurium dioksida bereaksi
dengan air membentuk asam tellurous (H2TeO3).
Tellurium tidak bereaksi dengan air dalam keadaan di bawah normal
b. Reaksi dengan Udara (O2)
Te(s) + O2(g) TeO2(s) |
Tellurium yang terbakar di udara membentuk tellurium dioksida (TeO2).
c. Reaksi dengan Halogen
Telurium juga bereaksi dengan unsur-unsur halogen Fluorin, Klorin, Bromin, dan Iodin (F, Cl, Br, dan I ) membentuk tetrahalida pada keadaan yang terkontrol. Reaksinya adalah:
1) Pada suhu optimum dan pada tabung yang tertutup, telurium bereaksi dengan Fluorin, Khlorin, Bromin, dan Iodin membentuk Telurium halida.
Te(s) + F2(g) ↔ TeF2(l)
Te(s) + Cl2(g) ↔ TeCl2(l)
Te(s) + Br2(g) ↔ TeBr2(l)
Te(s) + I2(g) ↔ TeI2(l)
2) Telurium bereaksi dengan gas fluorin pada T 150 ° C membentuk Telurium heksaflorida.
Te(s) + 3 F2(g) ↔ TeF6(l)
3) Telurium bereaksi dengan unsur halogen membentuk telluriumtetrahalida.
Te(s) + 2F2(q) ↔ TeF4(s)
Te(s) + 2Cl2(q) ↔ TeCl4(s)
Te(s) + 2Br2(q) ↔ TeBr4(s)
Te(s) + 2I2(q) ↔ TeI4(s)
G. Kestabilan (Jari-Jari Atom, Energi Ionisasi dan Afinitas Elektron) Unsur Golongan VI A
1. Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah ukuran dari suatu atom yang mana merupakan jarak antara dua inti dalam atom logam yang saling berdekatan atau dalam molekul diatomic. (Chang,2010). Jari-jari atom juga dapat dikatakan jarak dari inti sampai kulit electron terluar. Jari-jari atom lebih besar dari jari-jari ion positifnya. Pada ion positif terjadi pelepasan electron berarti pengurangan jumlah kulit (umumnya terjadi pada atom logam). Jari-jari atom dipengaruhi oleh jumlah kulit atom, jadi semakin bertambah kulit atom maka jari-jari atom semakin bertambah. Kemudian jika jumlah proton bertambah maka gaya tarik inti semakin kuat dan jari-jari atom semakin kecil.
Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan
jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.
Dari kanan ke kiri jari-jari atom semakin besar begitupun dari atas kebawah. Jadi, Jari-jari atom dan ion dari unsur Golongan VI A meningkat dari atas ke bawah dalam satu golongan. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah kulit elektron (Anonymous, 2010).
2. Afinitas Elektron
Afinitas electron adalah energi yang dilepaskan atau dibutuhkan oleh atom netral dalam keadaan gas apabila menerima atau melepas satu elektron atau lebih untuk membentuk ion negatif. Jika satu electron ditambahkan ke atom yang stabil dan sejumlah energi diserap maka afinitas elektronnya berharga positif dan jika dilepaskan energi maka afinitas elektronnya berharga negative. Jadi semakin positif afinitas elektronnya maka ion negatifnya semakin stabil. (Chang,2010)
Unsur-unsur golongan ini memiliki afinitas elektron tinggi. Nilai menurunkan dari belerang ke polonium. Oksigen mempunyai afinitas elektron rendah. Hal ini disebabkan ukuran kecil dari atom oksigen sehingga awan elektron didistribusikan ke daerah kecil ruang dan karena itu menolak elektron masuk. Dengan demikian, afinitas elektron oksigen nilainya lebih kecil daripada yang lain (Anonymous, 2010).
Jadi, afinitas electron pada unsur golongan VI A dari atas ke bawah semakin bertambah atau semakin besar.
3. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron yang terikat paling lemah dari atom yang berbentuk gas untuk melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1. Energi ionisasi erat hubungannya dengan jari-jari dan kestabilan. Semakin besar jari-jari atom makin kecil energi ionisasinya dan semakin stabil suatu atom makin besar energi ionisasinya.
Kecenderungan energi ionisasi dalam system periodic, yaitu dalam satu golongan dari atas kebawah cenderung berkurang serta dalam satu periode dari kiri kekanan cenderung bertambah.
Energi ionisasi kelompok oksigen lebih kecil dibandingkan dengan kelompok nitrogen. Dari atas ke bawah energi ionisasi menurun atu berkurang, dikarenakan jari-jari atomnya makin panjang sehingga gaya tarik inti elektron terluarnya makin kecil Energi ionisasi oksigen seharusnya lebih besar daripada N karena penurunan ukuran. Hal ini disebabkan nitrogen telah terisi lengkap setengah orbital dan konfigurasinya stabil karena konfigurasi setengah diisi dan terisi penuh. Sedangkan O kurang stabil sehingga energi ionisasinya kecil (Anonymous, 2010).
Hal tersebut disebabkan ukuran dari unsur oksigen yang kecil,yang menyebabkan atom oksigen lebih mudah menarik electron dari luar dibandingkan melepaskan electron terluarnya. Karena mudahnya menarik elekron dari luar menyebabkan afinitas elektron oksigen akan paling kecil jika dibandingkan dengan unsur yang lain dalam satu golongan. Apabila menerima 2 elektron dari luar maka atom oksigen akan semakin termampatkan.
Energi Ionisasi Pertama Unsur-unsur Golongan Utama
(kJ/Mol), di bawah simbol atomnya )
H 1312 |
He 2371 |
||||||
Li 520 |
B 900 |
Be 800 |
C 1086 |
N 1402 |
O 1314 |
F 1681 |
Ne 2080 |
Na 495,8 |
Mg 737,6 |
Al 5774 |
Si 786,2 |
P 1012 |
S 999,6 |
Cl 1255 |
Ar 1520 |
K 418,8 |
Ca 589,5 |
Ga 579,6 |
Ge 785,4 |
As 1015 |
Se 945 |
Br 1147 |
Kr 1352 |
Rb 493,2 |
Sr 55o,2 |
In 559 |
Sn 709,8 |
Sb 835,8 |
Te 873,6 |
I 1012 |
Xe 1172 |
Tabel.2.5. energi ionisasi unsur periodik
4. Elektronegatifitas
Oksigen unsur kedua yang paling elektronegatif setelah fluor. Elektronegatifitas menurun dari atas ke bawah dalam satu golongan karena peningkatan ukuran atom (Anonymous, 2010)..
5. Karakter metalik dan non metalik
Oksigen, sulfur, selenium dan tellurium adalah non logam. Karakter non logam lebih kuat dalam O dan S, sedangkan dalam Se dan Te lemah. Disisi lain lain Po berupa logam. Namun radioakif dan hanya berlangsung singkat (Anonymous, 2010).
H. Sintesis Unsur Golongan VI A
Unsur-unsur golongan VI A tidak mampu berdiri sendiri di alam, maka banyak ditemukannya dalam bentuk sudah berikatan dengan unsur-unsur lain dengan membentuk senyawa agar bisa stabil di alam. Berikut beberapa contoh sintesis unsur Golongan VI A (senyawa yang terbentuk dari unsur-unsur golonganVI A).
1) Hidrida
Semua unsur membentuk kovalen hidrida. Air H2O, hydrogen sulfida H2S, hydrogen selenida H2Se, hydrogen telurida H2Te, dan hidrogen polonida H2Po. Air merupakan cairan pada temperatur, tetapi yang lain tidak berwarna dan mengeluarkan gas yang beracun. Semua dapat dibuat dari unsur tetapi H2Te tidak. Pembuatan mudah H2S, H2Te, dan H2Se dengan mereaksikan asam mineral pada logam sulfide, selenida, dan telurida, atau hidrolisis (Lee,1991):
FeS + H2SO4 → H2S + FeSO4
FeSe + 2HCl → H2Se + FeCl2
Al2Se3 + 6H2O → 3H2Se + 2Al(OH)3
Al2Te3 + 6H2O → 3H2Te + 2Al(OH)3
2) Oksohalida
Senyawa tionil
- Hanya S dan Se berbentuk oksohalida. Ada yang disebut tionil dan selenil halida, dan diketahui (Lee,1991):
SOF2 SOCl2 SOBr2
SeOF2 SeOCl2 SeOBr2
- Tionil klorida SOCl2 merupakan uap cair yang tidak berwarna, titik didih 78oC, dan biasanya disiapkan dengan cara(Lee,1991).:
PCl5 + SO2 → SOCl2 + POCl3
- Sebagian besar senyawa tionil mudah terhidrolisis dengan air, meskipun SOF2 bereaksi lambat (Lee,1991).
SOCl2 + H2O → SO2 + 2HCl
- SOCl2 digunakan oleh ahli kimia organik, dimana asam karboksilat diubah menjadi asam klorida, dan digunakan untuk membuat logam klorida anhirat (Lee,1991).
SOCl2 + R-COOH → R-COCl + SO2
- Struktur oksohalida berupa tetrahedral dengan posisi menempati lone pair (Lee,1991).
Senyawa Sulfuril
- Sulfuril halide yang diketahui (Lee,1991):
SO2F2 SO2Cl2 SO2FBr SO2FCl SeO2F2
- Sulfuril klorida SO2Cl2 berupa uap cair yang tidak berwarna, titik didih 69oC , dan dibuat dengan reaksi langsung pada SO2 dan Cl2 dengan adanya katalis. Dengan menggunakan agen klorinasi. Sulfuril klorida berupa gas dan hidrolisis dengan air. Sulfuril fluorida berupa gas dan tidak terhidrolisis air, tetapi uap klorida dalam kelembaban udara dan hidrolisis dengan air. Sulfuril halida memiliki struktur tetrahedral terdistorsi. Sulfuril dianggap sebagai turunan H2SO4, kedua gugus OH digantikan dengan halogen. Jika satu gugus diganti, terkandung asam halosulfurik (Lee,1991).
FSO3H ClSO3H BrSO3H
- Asam fluorosulfurik membentuk banyak garam, tetapi asam klorosulfurik tidak terbentuk dan digunakan agen kloronasi pada kimia organik (Lee,1991).
3) Oksida
Oksigen memiliki kelektronegatifan nomor dua setelah fluorin. Hasilnya, oksigen memiliki bilangan oksidasi negatif dalam semua senyawanya kecuali dengan fluorin, OF2 dan O2F2 . Bilangan oksidasi -2 merupakan yang paling umum. Senyawa dengan bilangan oksidasi -2 disebut oksida.
Non logam membentuk oksida kovalen. Kebanyakan oksida terebut adalah molekul sederhana dengan titik leleh dan titik didih rendah. SiO2 dan B2O3 memiliki struktur polimer. Oksida non logam berkombinasi dengan air membentuk asam oksi. Contoh, belerang dioksida dilarutkan dalam air menghasilkan asam sulfit.
SO2 (g) + H2O (l) → H2SO3 (aq)
Reaksi yang mirip terjadi pada SO 3 membentuk H2SO4 , CO2 membentuk asam karbonat, H2CO3 . Oksida yang bereaksi dengan air membentuk asam disebut anhidrida asam atau oksida asam. Beberapa oksida non logam terutama oksida dengan non logam dalam keadaan oksidasi rendah, seperti N2O, NO dan CO tidak bereaksi dengan air sehingga bukanlah anhidrida asam.
Oksida logam bersifat ionik. Oksida ionik yang dilarutkan dalam air dan membentuk hidroksida disebut anhidrida basa atau oksida basa. Barium oksida (BaO) bereaksi dengan air membentuk barium hidroksida [Ba(OH) 2 ]. Jenis reaksi seperti ini terjadi dikarenakan sifat
ion O2- yang sangat basa dan mengalami hidrolisis virtual sempurna dalam air.
O2- (aq) + H2O (l) → 2OH – (aq)
Oksida ionik yang tidak larut dalam air mudah larut dalam asam kuat. Contohnya Besi (III) oksida mudah larut dalam asam:
Fe2O3 (s) + 6H + (aq) → 2 Fe3+ (aq) + 3H2O (l)
Reaksi ini digunakan untuk menghilangkan karat (Fe2O 3 .nH 2 O) pada besi atau baja sebelum dilindungi dengan pelapisan seng atau timah. Oksida yang memiliki sifat asam maupun basa disebut amfoter. Jika suatu logam membentuk lebih dari satu oksida, karakter basa dari oksida berkurang apabila bilangan oksidasi logam naik, seperti yang diilustrasikan dalam Tabel 4.
4) Peroksida dan Superoksida
Senyawa yang memiliki ikatan O-O dan oksigen berada dalam
keadaan oksidasi -1 disebut peroksida. Oksigen yang memiliki bilangan oksidasi
-1/2 dalam O2- disebut ion superoksida.
Logam-logam paling aktif (K, Rb, dan Cs) bereaksi dengan O2
menghasilkan superoksida (KO2 , RbO2 dan CsO2
), sementara dengan logam aktif didekatnya (Na, Ca, Sr dan Ba) bereaksi
membentuk peroksida (Na2O2 , CaO2 , SrO2
dan BaO2 ). Logam yang kurang aktif menghasilkan oksida biasa.
Apabila superoksida dilarutkan dalam air, dihasilkan O2 .
KO2 (s) + 2 H2O (l) → 4 K + (aq) + 4 OH – (aq) + 3 O2 (g)
Hidrogen peroksida merupakan peroksida yang paling umum dan penting secara komersial. Struktur H2O2 diperlihatkan pada Gambar 7.9. Hidrogen peroksida pekat merupakan senyawa yang berbahaya karena sangat reaktif, terdekomposisi secara eksotermik menghasilkan air dan gas oksigen. Hidrogen peroksida dijual sebagai pereaksi kimia dalam lautan akua hingga 30% massa. Larutan yang mengandung 3% massa H2O2 dijual ditoko obat dan digunakan sebagai antiseptik. Ion peroksida juga merupakan by-produk metabolisme yang dihasilkan dari reduksi O2 . Tubuh menghasilk spesi reaktif ini dengan bantuan enzim seperti peroksidase dan katalase.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ciri-ciri umum unsur golongan VI A
- Dapat membentuk anion X2- dengan kecenderungan semakin ke bawah semakin sulit.
- Kecuali O, dapat membentuk ikatan tetravalen atau heksavalen.
- Dapat berikatan dengan F dengan membentuk XF6 dengan kecenderungan semakin ke bawah semakin sulit.
- Dapat membentuk asam lemah dengan berikatan dengan hidrogen dengan kecenderungan semakin ke bawah semakin kuat.
- Kecuali H2O, senyawa H2X bersifat racun dan berbau tak sedap.
- Kecuali Te2O, senyawa H2X larut dalam air.
2. Sifat-sifat kimia unsur golongan VI A
- Reaksi dengan unsur logam alkali
- Reaksi dengan air
- Reaksi oksida, peroksida, superoksida
- Reaksi dengan asam-asam encer
3. Keberadaan unsur golongan VI A
Unsur golongan VI A yang banyak ditemukan di alam adalah O, sedangkan yang sulit ditemui adalah Uuh.
4. Pembuatan unsur golongan VI A
Unsur golongan VI A dapat dibuat dari beberapa cara, diantaranya yaitu; Proses Frasch, elektrolisis, distilasi, dll.
5. Kegunaan unsur golongan VI A
Kegunaan unsur golongan VI A sangat beragam, mulai dari bahan respirasi/pernafasan, pembuatan fotosel, penggunaan bahan komponen serbuk senjata, bahan tambahan untuk mencegah korosi, pewarnaan gelas, dll.
6. Persenyawaan logam alkali
Unsur golongan VI A biasanya bereaksi dengan air, logam, halogen, asam.
7. Kestabilan (jari-jari atom, energi ionisasi dan afinitas elektron) logam alkali.
Unsur golongan VI A cenderung tidak stabil dialam karena sifatnya yang reaktif (mudah bereaksi). Hal tersebut terjadi karena ukuran jari-jari atom yang besar sehingga nilai energi ionisasi dan afinitas elektronnya kecil.
8. Sintesis logam
Karena sifatnya yang reaktif dan tidak stabil, maka banyak ditemukannya dalam bentuk sudah berikatan dengan unsur-unsur lain dengan membentuk senyawa agar bisa stabil di alam. Contohnya, yaitu: SOF2, SO2Cl2 , SOCl2,
B. Saran
Unsur-unsur yang ada di alam semesta belum semuanya teridentifiaksi baik sifat maupun kegunaannya untuk itu bagi pembaca teruslah gali pengetahuan setingg-tingginya. Selain itu unsur yang sudah diketahui manfaatnya gunakanlah sebijak mungkin sesuai dengan peruntukkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014. [Online] terdapat pada http://ondeshare.blogspot.co.id [ diakses pada tanggal 20 Nopember 2018]]
Anonim. Unsur-unsur Golongan VI A.[Online] terdapat pada : https://www.academia.edu/10608939/UNSUR-UNSUR_GOLONGAN_VI_A?auto=download[diakses pada tanggal 20 Nopember 2018]]
Icul, uswa. 2013. http://bloguswaelubaisy.blogspot.co.id/2013/04/kimia-unsur-golongan-vi-te-po-dan-uuh.html. [Diakses pada tanggal 20 Nopember 2018]]
Setianingsih, tutik. 2010. Artikel “Golongan VI A”. https://kyoshiro67.files.wordpress.com/2010/04/via.pdf. [Diakses pada tanggal 20 Nopember 2018]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar