Rabu, 25 Oktober 2017

MAKALAH ANALISIS DONGENG PUTRI SALJU





  BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dongeng telah menjadi bagian dalam proses pendidikan yang diperkenalkan sejak masih usia dini. Dongeng digunakan sebagai media komunikasi dari orang tua kepada anak-anaknya untuk mendidik dan menghibur. Dongeng-dongeng yang diceritakan atau dibacakan itu memberikan pesan-pesan moral bagi perkembangan perilaku anak. Berbicara tentang dongeng, maka tidak dapat melepaskannya dari folklor. Yadnya (dalam Endraswara, 2009: 27) menjelaskan bahwa folkor merupakan bagian kebudayaan yang bersifat tradisional, tidak resmi (unofficial), dan nasional. Folklor mencakup semua pengetahuan, tingkah laku, dan kebiasaan.
Dongeng Putri Salju sendiri adalah cerita rakyat (folklore) yang telah ada dalam masyarakat Eropa dengan berbagai versi yang berbeda. Namun versi terbaik dan paling terkenal berasal dari olahan Grimm Bersaudara di tahun 1812 (wikipedia). Pada tahun 1937, Disney mengadaptasi dongeng tersebut ke dalam film animasi. Snow White and Seven Dwarfs merupakan film animasi pertama terpanjang yang dibuat oleh Disney. Film animasi tersebut meledak di pasaran dan seterusnya anak-anak di seluruh dunia pun mengenal dongeng Putri Salju versi Disney dibanding versi Grimm Bersaudara.
Dongeng Putri Salju bercerita mengenai seorang putri bernama Putri Salju yang ditindas oleh ibu tirinya, seorang Ratu yang kejam yang selalu ingin menjadi yang tercantik di dunia. Sayangnya, kecantikan  Putri Salju mengalahkan kecantikan sang Ratu sehingga membuatnya iri dan berniat untuk membunuh Putri Salju. Untuk melaksanakan niat jahatnya itu, sang Ratu menyuruh seorang pemburu untuk membunuh Putri Salju namun karena kasihan sang Pemburu tak membunuh Putri Salju melainkan menyuruhnya untuk kabur.
Dalam pelariannya itu, Putri Salju bertemu dengan tujuh kurcaci yang akhirnya menolong sang putri. Sang ratu yang mengira Putri Salju telah mati mengetahui yang sebenarnya. Ia pun mengambil tindakan untuk membunuh Putri Salju dengan menyamar sebagai seorang nenek yang memberinya apel beracun. Putri Salju yang tak tahu bahwa apel itu beracun tersedak saat memakannya dan akhirnya mati. Hanya dengan ciuman dari cinta yang tulus yang dapat membangkitkan sang Putri.
Suatu hari lewatlah Pangeran dan berhenti untuk menolong Putri Salju. Setelah diciuminya, secara ajaib Putri Salju pun bangun. Pangeran berhasil meloloskan Putri Salju dari kutukannya. Pangeran dan Putri Salju hidup bahagia dan sang Ratu pun meninggal.
Walaupun banyak dongeng anak-anak populer lainnya seperti Cinderella, Putri Tidur (Sleeping Beauty), Rapunzel, Si Cantik dan Si Buruk Rupa (Beauty and The Beast), Putri Salju memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan yang lain. Putri Salju dekat dengan kehidupan nyata manusia. Hal ini dapat dibuktikan bahwa Putri Salju berjuang tanpa ada bantuan sihir seperti ibu peri bagi Cinderella.
Kisah tentang Putri Salju telah banyak diangkat ke dalam bentuk film, serial TV, pentas drama, bahkan penampilan musik. Kisah yang terkenal ini banyak pula disadur kedalam bentuk cerita lain yang diproduksi di berbagai negara. Beberapa film tentang Putri Salju yang terkenal dibuat dalam jangka waktu tahun 2000-2012, antara lain Snow Whiite: The Fairest of Them All (2001), Mirror Mirror (2012), dan Snow White and The Huntsman (2012). Dua film tentang Putri Salju yang diproduksi di tahun yang sama Mirror Mirror dan Snow White and The Huntsman memiliki perubahan cerita yang drastis. Putri Salju tidak lagi tampil dalam posisi pasrah dan lemah tetapi hadir dalam sosok gagah berani yang bahkan menyelamatkan sendiri Pangerannya. Penulis melihat telah adanya pergeseran isi dongeng yang mencolok dalam dongeng Putri Salju yaitu sebelum adanya gerakan feminisme, dalam masa perjuangan kaum feminis, dan setelah perjuangan tersebut yang kemudian melahirkan perubahan-perubahan yang signifikan. Hal ini membuat penulis menggunakan perspektif feminisme untuk  mendeskripsikan penggambaran tokoh perempuan khususnya dalam teks dongeng Putri Salju.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Dongeng Putri Salju
“Mirror mirror on the wall, who’s the fairest of them all.”
Dongeng Putri Salju atau dalam terjemahan bahasa Inggris disebut  Snow White and the Seven Dwarfs adalah sebuah cerita rakyat dari Jerman (Bavaria) yang tersebar sampai ke penjuru Eropa. Pada tahun 1812, Jacob dan Wilhem Grimm atau dikenal dengan nama Grimm Bersaudara mengumpulkan cerita-cerita rakyat dari Eropa dan menerbitkannya untuk pertama kali dalam  sebuah buku, termasuk di dalamnnya terdapat dongeng Putri Salju yang dalam bahasa Jerman berjudul Schneewittchen und die sieben Zwerge (Snow White and the Seven Dwarfs). Dalam buku kumpulan dongeng Grimm Bersaudara terdapat pula cerita lain berjudul Snow White and Rose Red (Putri Salju dan Mawar Merah). Meskipun memiliki nama yang sama, namun kedua tokoh maupun isi cerita dari kedua dongeng tersebut sama sekali berbeda dan tidak saling berkaitan.
Dongeng Putri Salju yang telah populer dari generasi ke generasi ini sering dimainkan ke dalam pertunjukkan teater dan musik. Pada tahun 1912, pementasan Broadway di Amerika ikut pula mementaskan cerita Putri Salju ini dan memberikan pula nama bagi ketujuh kurcaci yang ada dalam cerita. Popularitas dongeng Putri Salju kemudian menginspirasi Walt Disney pemilik The Walt Disney Company yang pada saat itu sedang mengembangkan perusahaannya. Pada tahun 1937, Disney pun mengadaptasi dongeng Putri Salju dan 7 Kurcaci ke dalam bentuk film animasi. Pada tanggal 28 Juni 1987, film Snow White and Seven dwarfs buatan Disney mendapatkan penghargaan Hollywood Walk of Fame sebagai film animasi pertama dan terpanjang yang dibuat oleh Disney.
Lewat kesuksesan film animasi Snow White and Seven Dwarfs, maka seluruh dunia pun mulai mengenal cerita dan tokoh dari dongeng Putri Salju ini. Setelah masa perang dunia berakhir hingga saat ini, dongeng Putri Salju tetap populer di kalangan anak-anak di dunia. Beberapa film yang mengadaptasi dongeng Putri Salju pun terus diproduksi sampai pada tahun 2012.

B.     Sinopsis Dongeng Putri Salju
Dongeng Putri Salju (Snow White and Seven Dwarfs)  bercerita tentang seorang putri bernama Putri Salju. Awalnya kehidupan Putri Salju sangat bahagia namun ketika ibunya meninggal dunia karena sakit, ayahnya pun menikah lagi. Sang Ratu baru yang dinikahi ayahnya memiliki wajah yang sangat cantik. Sayangnya tidak diikuti dengan sifatnya. Putri Salju pun ditindas oleh ibu tirinya yang kejam dan selalu ingin menjadi yang tercantik di dunia. Setiap saat ia selalu bertanya kepada cermin ajaibnya yang selalu mengatakan kejujuran tentang siapa yang tercantik di dunia. Dan cermin ajaib itu selalu menjawab bahwa sang Ratu-lah yang tercantik.
Waktu pun berlalu, kecantikan Putri Salju ternyata mengalahkan kecantikan sang Ratu. Hal ini membuatnya iri dan berniat untuk menyingkirkan Putri Salju. Untuk melaksanakan niat jahatnya itu, sang Ratu menyuruh seorang pemburu untuk membunuh Putri Salju namun karena kasihan sang Pemburu tak membunuh Putri Salju melainkan menyuruhnya untuk kabur ke dalam hutan. Pemburu pun membunuh seekor babi hutan, mengambil paru-paru dan hatinya dan menyerahkan kepada Ratu dan mengatakan bahwa itu adalah paru-paru dan hati Putri Salju. Ratu pun menjadi senang bahwa ia akan menjadi yang tercantik kembali.
Dalam pelariannya itu, Putri Salju bertemu dengan tujuh kurcaci yang akhirnya menolong sang putri. Sang ratu yang mengira Putri Salju telah mati mengetahui yang sebenarnya. Ia murka dan mengambil tindakan untuk membunuh Putri Salju dengan tangannya sendiri. Pada bagian ini terdapat versi yang berbeda antara versi Grimm bersaudara dan versi Disney. Dalam versi Grimm bersaudara, sang Ratu beberapa kali menyamar sebagai seorang nenek yang berusaha membunuhnya dengan sisir beracun dan pita yang membelitnya. Namun usaha sang Ratu berkali-kali digagalkan oleh tujuh kurcaci. Pada usahanya yang ketiga, ia pun kembali menyamar dan memberinya apel beracun. Di bagian itulah terdapat kesamaan dengan versi Disney.  Putri Salju yang tak tahu bahwa apel itu beracun tersedak saat memakannya dan akhirnya mati. Versi Disney menceritakan bahwa dengan ciuman dari cinta yang tulus yang dapat membangkitkan sang Putri.
Suatu hari lewatlah Pangeran dan berhenti untuk menolong Putri Salju. Setelah diciuminya, secara ajaib Putri Salju pun bangun. Pangeran berhasil meloloskan Putri Salju dari kutukannya. Namun, dalam versi Grimm bersaudara, Pangeran tidak mencium sang Putri, ia hanya memerintahkan para pengawalnya untuk mengangkat peti mati Putri Salju. Karena salah satu pengawal Pangeran tersandung, maka secara tidak sengaja, potongan apel yang tersangkut di tenggorokan Putti Salju pun keluar. Pangeran yang telah jatuh cinta dengan Putri Salju pun mengajaknya ke istana untuk menikah. Akhir cerita, Pangeran dan Putri Salju hidup bahagia dan sang Ratu pun menerima ganjaran atas perbuatannya, kematian.
C.    Tokoh-Tokoh dalam Dongeng Putri Salju
1.      Putri Salju (Snow White) : Putri Salju memiliki ciri-ciri fisik berkulit seputih salju, memiliki rambut sehitam kayu ebony, dan bibir semerah darah. Ia juga memiliki karakter yang baik, lembut hati, dan selalu ceria.
2.      Ratu (The Queen) : Sang Ratu dikisahkan memiliki wajah yang sangat cantik bahkan paling cantik di dunia. Ia diceritakan memiliki sifat iri hati, sifat yang membuatnya membenci Putri Salju dan ingin menyingkirkannya. Dalam cerita, sang Ratu memiliki kekuatan sihir yang membantunya menghalalkan apa yang ia inginkan.
3.      Pemburu (Huntsman) : Pemburu dalam dongeng Putri Salju dikisahkan tidak tega membunuh Putri Salju yang tidak bersalah. Ia-lah yang pertama kali menyelamatkan Putri Salju.
4.      Ketujuh Kurcaci : Dalam dongeng versi Grimm Bersaudara tidak ada nama khusus yang diberikan kepada 7 kurcaci ini. Namun, dalam versi Disney, terdapat 7 nama yang diberikan kepada 7 kurcaci ini. Nama-nama itu antara lain:
a.      Doc: Doc adalah yang paling bijaksana diantara ketujuh kurcaci, ia juga dianggap sebagai pemimpin oleh para kurcaci. Ciri-ciri yang paling mudah dikenali dari Doc adalah kacamata dan janggut tebal dan panjang yang dimilikinya. Ia berpakaian tunik oranye-cokelat dan kacamata.
b.      Happy : seperti namanya Happy memiliki karakteristik yang selalu gembira.
c.       Sneezy: Sneezy adalah kurcaci yang suka bersin pada situasi tertentu. Mungkin itulah sebabnya ia dipanggil Sneezy. Pakaiannya kuning-cokelat tunik.
d.      Grumpy: Grumpy seperti namanya, Grumpy memiliki karakter suka marah dan menggerutu. Ia-lah yang pada awalnya menolak kehadiran Putri Salju untuk tinggal bersama ketujuh kurcaci. Namun meskipun begitu, hati Grumpy sebenarnya baik, pada akhirnya ia jatuh sayang pada Putri Salju dan memimpin para kurcaci untuk menolongnya dari serangan Ratu. Ciri-cirinya ia memakai pakaian tunik merah, rambut putih, dan janggut.
e.       Bashful: Bashful adalah si kurcaci pemalu. Namun meskipun pemalu ia adalah seorang yang pemberani. Bashful-lah yang paling berani ketika teman-temannya ketakutan melihat Putri Salju. Pakaiannya mirip Sneezy dan Sleepy namun memiliki perbedaan pada warna dan topi magenta.
f.       Sleepy : Sleepy digambarkan sebagai kurcaci yang suka sekali tidur. Namun meskipun begitu ia tetap rajin bekerja.
g.      Dopey : Meskipun dipanggil Dopey oleh para kurcaci bukan berarti ia bodoh. Dopey memiliki karakter yang lugu dan kekanakan. Ia digambarkan tidak pernah berbicara. Dopey adalah kurcaci termuda dari 7 kurcaci. Ciri-cirinya botak dan tidak berjanggut. Ia mengenakan tunik hijau-limau yang kebesaran untuk tubuhnya yang kecil serta topi ungu.
h.      Pangeran (The Prince) : Pangeran adalah sosok yang menyelamatkan Putri Salju dari kutukan ibu tirinya, sang Ratu. Ia juga dikisahkan telah jatuh cinta pada Putri Salju saat pertama kali melihatnya. Lewat kehadiran Pangeran, Putri Salju memperoleh kebahagiannya.











BAB III
KESIMPULAN

Demikianlah pembahasan mengenai Putri Salju, dengan adanya pembahasan diatas semoga dapat memperkaya wawasan serta pengetahuan kita. Hadirnya dongeng di tangan pembacanya saat ini merupakan hasil olahan dari media massa. Surat kabar, buku-buku, radio, televisi, film, internet, majalah, tabloid, dan lain sebagainya disebut sebagai media massa (Nurudin,2007:5). Selanjutnya Joshua Meyrowitz (dalam Littlejohn 2009; 407) menggambarkan tiga metafora yang mewakili berbagai sudut pandang tentang media. Metafora yang pertama adalah “media sebagai vessel” yaitu gagasan bahwa media adalah pembawa pesan (content) yang netral. Metafora yang kedua adalah “media sebagai bahasa” yaitu masing-masing media memiliki unsur-unsur struktural atau tata kalimat, seperti sebuah bahasa. Metafora yang ketiga adalah “media sebagai lingkungan”. Metafora ini ada oleh gagasan bahwa kita hidup dalam lingkungan yang penuh dengan berbagai informasi yang disebarkan oleh keberadaan media.
Dongeng-dongeng tersebut dikemas kedalam bentuk buku cerita bergambar, film-film animasi, dan dalam bentuk pernah-pernik. Lewat tokoh-tokoh dongeng itu hadirlah peran-peran yang menjadi sosok panutan bagi anak-anak. Dongeng yang disebarluaskan lewat media massa telah memberikan pengaruh pada tataran kognitif, afektif, bahkan behavioral. Dongeng-dongeng yang dibacakan tersebut rupanya telah tinggal dan menetap dalam  pikiran anak-anak yang dapat dibawanya hingga dewasa.  Penulis dapat melihat antusiasme anak-anak dengan beberapa tokoh dongeng populer dunia seperti Putri Salju (Snow White), Putri Tidur (Sleeping Beauty), Cinderella, Si Cantik dan Si Buruk Rupa (Beauty and The Beast), serta Rapunzell yang dapat dijumpai dalam bentuk kaset dvd, peralatan alat tulis, pernah-pernik, bahkan lukisan-lukisan para tokoh tersebut di dinding taman kanak-kanak.
Dongeng sebenarnya menanamkan banyak hal, mulai dari benar-salah, pantas-tidak pantas, baik-buruk dan sebagainya. Nilai yang ditanamkan melalui dongeng saat kita masih kanak-kanak sangat mungkin terbawa hingga dewasa. Nilai ini kemudian menjadi dasar bagi peran kita dalam masyarakat. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa dongeng adalah salah satu alat untuk mempengaruhi pembaca lewat proses ketidaksadaran yang kemudian dianggap sebagai kewajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...