KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) berbentuk makalah dengan
tepat waktu.
Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang karakteristik
biogeografi dan sosioantropologi wilayah.
Dalam penyajian makalah ini disadari banyak kelemahan dan
kekurangan baik keterbatasan kemampuan maupun pengetahuan. Untuk itu segala
saran dan kritik guna perbaikan dan penyempurnaannya penulis terima dengan
segala senang hati. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Parigi, 05
Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. 1
DAFTAR ISI
............................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
....................................................................... 3
A. Latar
Belakang
......................................................................... 3
B. Rumusan
Masalah..................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 4
A. Biogeografi jawa barat............................................................. 4
B.
Sosioantropologi jawa barat...................................................... 5
C. Sejarah
Singkat Jawa Barat....................................................... 6
BAB III KESIMPULAN
......................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran
organism dimuka bumi.sedangkan ilmu sosioantropologi adalah perpaduan antara
dua ilmu yaitu ilmu sosiologi dengan ilmu antropologi.dengan gabungan pengertiannya yaitu ilmu yang meneliti
bagaimana terjadinya suatu bangsa dengan kebudayaan yang dibentuknya.
Pada awalnya, konsep biogeografi banyak mendapat kritik
karena ekosistem dan faktor manusia dengan aktivitasnya terhadap terjadinya
pola distribusi tumbuhan dan hewan tersebut.karena itu, dalam perkembangan
biogeografi mulai menyentuh faktor-faktor ekosistem dan kegiatan kegiatan
manusia untuk memahami pola distribusi organisme makhluk hidup (tumbuhan dan
hewan) dalam suatu lingkungan biografi pada masa lalu dan pada saat ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka pemakalah dapat mengambil
rumusan masalah yang akan dibatasi dan dibahas menurut pembagian dibawah ini :
1. Apa yang dimaksud dengan Biogeografi dan Sosioantropologi?
2. Bagaimana kondisi geografis di Provinsi Jawa Barat?
3. Bagaimana keadaan Biogeografi dan Sosioantropologi di Jawa Barat?
4. Bagaimana Sejarah Jawa Barat ?
BAB II
PEMBAHASAN
Biogeografi adalah Penyebaran tumbuh-tumbuhan dan binatang secara geografis di muka
bumi. Sosioantropologi adalah suatu ilmu yang mengkaji sifat-sifat dan
hubungan antar masyarakat serta kebudayaannya.
A. Biogeografi
jawa barat
Pada awalnya
konsep biogeografi banyak mendapatkan kritik karena jarang sekali menyentuh
faktor-faktor lingkungan alam lainnya dalam satu ekosistem dan faktor manusia
dengan aktivitasnya terhadap terjadinya pola distribusi tumbuhan dan hewan
tersebut. Hal ini kemudian dipandang sebagai satu kelemahan mendasar dari
konsep biogeografi. Karena itu, dalam perkembangan selanjutnya biogeografi
mulai menyentuh faktor-faktor ekosistem dan kegiatan-kegiatan manusia untuk
memahami pola distribusi organisme mahluk hidup (tumbuhan dan hewan) dalam
suatu lingkungan geografi pada masa lalu dan pada saat ini. Bersamaan dengan
perkembangan tersebut kemudian muncul istilah baru yang dikenal sebagai konsep
Bioregion.
Kondisi
Geografis
Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5°50' - 7°50' LS dan
104°48' - 104°48 BT. Luas wilayah Provinsi Jawa Barat Barat pada tahun 2008
adalah 34.816,96 Km2, terdiri atas 16 wilayah kabupaten dan 9 wilayah kota.
Secara administrasi batas- batas Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :
Ă¾ Utara : Laut
Jawa
Ă¾ Timur : Jawa Tengah
Ă¾ Selatan : Samudra Hindia
Ă¾ Barat : DKI Jakarta dan Provinsi Banten
Sebagian besar
wilayah kabupaten / kota di Jawa Barat berbatasan dengan laut,sehingga Wilayah Jawa
Barat memiliki garis pantai cukup panjang, yaitu 755,83 Km. Jawa Barat memiliki
ikl im tropis, selama ini suhu terendah tercatat 9o Celcius yaitu di Puncak
Gunung Pangrango dan suhu tertinggi tercatat 34o Celcius di daerah pantai
utara. Tetapi pada bulan Oktober 2008 yang baru saja berlalu, suhu di Jawa
Barat sempat mencapai 35o Celcius selama 3 - 4 pekan lamanya yang hampir
merata dialami oleh seluruh daerah di Jawa Barat. Curah hujan rata-rata tahunan
di Jawa Barat mencapai 2.000 mm/tahun, namun di beberapa daerah pegunungan bisa
mencapai 3.000 - 5.000 mm/tahun.
B. Sosioantropologi jawa barat
Sumber daya alam cukup melimpah, pada tahun 2006
memiliki lahan sawah beririgasi Teknis seluas 380.996ha,sawah beririgasi ½ tekhnis 116.443ha,dan sawah
beririgasi non teknis seluas 428.461ha. total saluran irigasi di jawa barat
sepanjang 9.488.623 km ,sawah-sawah inilah yang pada tahhun 2006 menghasilkan
9.418.882 ton padi,terdiri atas 9.103.800 ton padi di sawah dan 315082 ton padi
ladang.
Diantara
tanaman palawija,pada 2006 ketela menempati urutan pertama,produksi palawija
mencapai 2.044.674 ton ,dengan produktifitas 1729,28 kwintal/ha sedangkan luas
tanaman terluas adalah untuk komuditas jagung yang mencapai 148.505 ha ,jawa
barat juga menghasilkan hortikultura trdiri dari 2.938.624 ton sayur mayur,
3.193.744 ton buah-buahan dan 159.871 ton tanaman obat.
Hutan di jawa barat mencapai 764.387 ha/ 20,62% dari total luas propinsi, terdiri
dari hutan produksi, hutan lindung dan hutan konserpasi. Disektor perikanan
komoditas unggulan adalah ikan mas,lele,nnila,bandeng,udang windu,kerang hijau
,gurame patin dan rumput laut.di bidang peternakan,sapi perah,domba,ayam guras
dan itik adalah kemoditas unggulan di jawa barat dalam memaksimalkan sekttor
peternakan nya jawa barat membagikawasan pengembangan andalan peternakan ke
dalam 3 wilayah yaitu :
a. Jawa barat bagian utara untuk peternakan itik.
b. Jawa barat bagian tengah untuk sapi perah,ayam
ras dan domba serta
c. Jawa barat bagian selatan untuk domba dan nasi
potong.
Propinsi ini memiliki obyek
unggulan di bidang perkebunan antara lain ;
cengkeh,karet,kelapa,karet,kakao,tembakau dan kopi merupakan komoditas unggulan
jawa barat. Juga menghasikan produksi tambahan unggulan antara lain
zeolit,bentonit,pasir besi,semen ponjolan,felspar dan barn permata atau gemes
toon.
Di jawa barat terdapat 3882 spesies tumbuhan berbunga dan tumbuhan paku
asli.jawa barat dan 258 jeniis yang dimasukan dari luar jawa barat,juga
terdapat banyak jenis pohon antara lain ; jati,rasa
mala,kepuh,jamuju,bayur,puspa,kosambi dan lain-lain.
Tipe-tipe vegetasi yang ada di jawa barat menurut van steenis adalah :
- Vegetasi litoral
- Hutan bakau
- Formasi pantai
- Hutan rawa dataran rendah
- Hutan hujan dataran rendah dan perbukitan
- Hutan hujan pegunungan
- Danau dan rawa pegunungan
- Vegetasi sub alpin, di atas 2400 m dpl
C.
Sejarah Singkat Jawa Barat
Jawa Barat
adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kotanya berada di Kota Bandung.
Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi
yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi
Jawa Barat dibentuk berdasarkan UU No.11 Tahun 1950, tentang Pembentukan
Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk
terbanyak di Indonesia. Bagian barat laut provinsi Jawa Barat berbatasan
langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, ibu kota negara Indonesia. Pada
tahun 2000, Provinsi Jawa Barat dimekarkan dengan berdirinya Provinsi Banten,
yang berada di bagian barat. Saat ini terdapat wacana untuk mengubah nama
Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Pasundan, dengan memperhatikan aspek
historis wilayah ini. Namun hal ini mendapatkan penentangan dari wilayah Jawa
Barat lainnya seperti Cirebon dimana tokoh masyarakat asal Cirebon menyatakan
bahwa jika nama Jawa Barat diganti dengan nama Pasundan seperti yang berusaha
digulirkan oleh Bapak Soeria Kartalegawa tahun 1947 di Bandung maka Cirebon akan
segera memisahkan diri dari Jawa Barat, karena nama "Pasundan"
berarti (Tanah Sunda) dinilai tidak merepresentasikan keberagaman Jawa Barat
yang sejak dahulu telah dihuni juga oleh Suku Betawi dan Suku Cirebon serta
telah dikuatkan dengan keberadaan Peraturan Daerah (Perda) Jawa Barat No. 5
Tahun 2003 yang mengakui adanya tiga suku asli di Jawa Barat yaitu Suku Betawi
yang berbahasaMelayu dialek Betawi, Suku Sunda yang berbahasa Sunda dan Suku
Cirebon yang berbahasa Bahasa Cirebon (dengan keberagaman dialeknya).
Sejarah
Temuan
arkeologi di Anyer menunjukkan adanya budaya logam perunggu dan besi sejak
sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat prasejarah zaman Buni (Bekasi
kuno) dapat ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon.Jawa Barat pada abad
ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Prasasti peninggalan Kerajaan
Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Ada tujuh prasasti yang ditulis
dalam aksara Wengi (yang digunkan dalam masa Palawa India) dan bahasa
Sansakerta yang sebagian besar menceritakan para raja Tarumanagara.
Setelah
runtuhnya kerajaan Tarumanagara, kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari
Ujung Kulon sampai Kali Serayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda. Salah satu
prasasti dari zaman Kerajaan Sunda adalah prasasti Kebon Kopi II yang berasal
dari tahun 932. Kerajaan sunda beribukota di Pakuan Pajajaran (sekarang kota
Bogor).
Pada abad
ke-16, Kesultanan Demak tumbuh menjadi saingan ekonomi dan politik Kerajaan
Sunda. Pelabuhan Cerbon (kelak menjadi Kota Cirebon) lepas dari Kerajaan Sunda
karena pengaruh Kesultanan Demak. Pelabuhan ini kemudian tumbuh menjadi
Kesultanan Cirebon yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Pelabuhan Banten
juga lepas ke tangan Kesultanan Cirebon dan kemudian tumbuh menjadi Kesultanan
Banten.
Untuk menghadapi
ancaman ini, Sri Baduga Maharaja, raja Sunda saat itu, meminta putranya,
Surawisesa untuk membuat perjanjian pertahanan keamanan dengan orang Portugis
di Malaka untuk mencegah jatuhnya pelabuhan utama, yaitu Sunda Kalapa, kepada
Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak. Pada saat Surawisesa menjadi raja
Sunda, dengan gelar Prabu Surawisesa Jayaperkosa, dibuatlah perjanjian
pertahanan keamanan Sunda-Portugis, yang ditandai dengan Prasasti Perjanjian
Sunda-Portugal, ditandatangani dalam tahun 1512. Sebagai imbalannya, Portugis
diberi akses untuk membangun benteng dan gudang di Sunda Kalapa serta akses
untuk perdagangan di sana. Untuk merealisasikan perjanjian pertahanan keamanan
tersebut, pada tahun 1522 didirikan suatu monumen batu yang disebut padrĂ£o di
tepi Ci Liwung.
Meskipun
perjanjian pertahanan keamanan dengan Portugis telah dibuat, pelaksanaannya
tidak dapat terwujud karena pada tahun 1527 pasukan aliansi Cirebon - Demak,
dibawah pimpinan Fatahilah atau Paletehan, menyerang dan menaklukkan pelabuhan
Sunda Kalapa. Perang antara Kerajaan Sunda dan aliansi Cirebon - Demak
berlangsung lima tahun sampai akhirnya pada tahun 1531 dibuat suatu perjanjian
damai antara Prabu Surawisesa dengan Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon.
Dari tahun
1567 sampai 1579, dibawah pimpinan Raja Mulya, alias Prabu Surya Kencana,
Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar dibawah tekanan Kesultanan Banten.
Setelah tahun 1576, kerajaan Sunda tidak dapat mempertahankan Pakuan Pajajaran,
ibu kota Kerajaan Sunda, dan akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Zaman
pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah Priangan (Jawa Barat bagian tenggara)
jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.
Jawa Barat
sebagai pengertian administratif mulai digunakan pada tahun 1925 ketika
Pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi Jawa Barat. Pembentukan provinsi
itu sebagai pelaksanaanBestuurshervormingwet tahun 1922, yang membagi Hindia
Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925, digunakan
istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan, sebagai istilah geografi
untuk menyebut bagian Pulau Jawa di sebelah barat Sungai Cilosari dan Citanduy
yang sebagian besar dihuni oleh penduduk yang menggunakan bahasa Sunda sebagai
bahasa ibu.
Pada 17
Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia. Pada
tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan
salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil
kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia,
Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini
disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai
perwakilan PBB. Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada
tahun 1950.
BAB III
KESIMPULAN
Biogeografi adalah Penyebaran tumbuh-tumbuhan dan binatang secara geografis di muka
bumi. Sosioantropologi adalah suatu ilmu yang mengkaji sifat-sifat dan
hubungan antar masyarakat serta kebudayaannya.
Hal ini
kemudian dipandang sebagai satu kelemahan mendasar dari konsep biogeografi.
Karena itu, dalam perkembangan selanjutnya biogeografi mulai menyentuh
faktor-faktor ekosistem dan kegiatan-kegiatan manusia untuk memahami pola
distribusi organisme mahluk hidup (tumbuhan dan hewan) dalam suatu lingkungan
geografi pada masa lalu dan pada saat ini. Bersamaan dengan perkembangan
tersebut kemudian muncul istilah baru yang dikenal sebagai konsep Bioregion.
DAFTAR PUSTAKA
http://pengetahuansmanic.blogspot.co.id/2011/11/biogeografi-dan-sosioantropologi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar