Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
STRATEGI
PEMBELAJARAN DALAM PROSES MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN
Abstrak.
Tujuan
yang ingin dicapai dalam pembahasan ini adalah untuk mengetahui : 1) langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
membaca dan menulis permulaan, 2) metode pelaksanaan pembelajaran membaca dan
menulis permulaan, 3) pemakaian media bergambar dalam pelaksanaan pembelajaran
membaca dan menulis permulaan, 4) pelaksanaan evaluasi pembelajaran membaca dan
menulis permulaan, dan 5) hambatan-hambatan yang dirasakan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran membaca dan menulis permulaan. Metode yang digunakan
dalam pembahasan ini adalah metode konstruktivisme dan metode kualitatif ,
metode multisensori dengan pengumpulan data pengamatan. Membaca merupakan
sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (life long learning). Menurut Doman
waktu terbaik untuk belajar membaca kira-kira bersamaan waktunya dengan anak
belajar bicara, dan masa peka belajar anak terjadi pada rentang usia 3 hingga 5
tahun. Metode multisensori berhasil digunakan untuk mengatasi kelemahan membaca
pada penderita disleksia, namun belum diketahui pengaruhnya jika diterapkan
pada anak-anak di sekolah formal yang kurang menunjukkan peningkatan kemampuan
membaca,dan meningkatnya minat juga motivasi siswa untuk membaca dan menulis
permulaan.
Kata kunci :
Pembelajaran, membaca, menulis, konstruktif, kualitatif
Pendahuluan
Pendidikan memegang peranan penting
dalam pembangunan. Dengan pendidikan dipersiapkan tenaga-tenaga dalam
pembangunan bangsa dan Negara. Pendidikan yang terpadu dan terus-menerus dapat
mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri seseorang.
Peningkatan mutu pendidikan,
khususnya pada tingkat sekolah dasar telah menjadi kebijaksanaan pemerintah
yang harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya. Usaha ini dilaksanakan dalam
rangka peningkatan kualitas sumber daya untuk mencapai tujuan pembangunan.
Dalam usaha peningkatan mutu faktor
guru memegang peran penting , karena itu profesionalisme tenaga guru kelas
digalang secara sistematis, melalui wadah-wadah pembinaan professional guru.
Maju mundurnya masyarakat dalam
suatu Negara bergantung pada maju mundurnya pendidikan di Negara tersebut. Mutu
pendidikan itu dapat dicapai dengan baik apabila proses belajar-mengajar
diselenggarakan dalam kelas atau sekolah benar-benar efektif dan fungsional
sesuai dengan sasarang yang diinginkan.
Membaca dan
menulis permulaan pada tahap keberwacanaan dan bersifat teknis. Tahap-tahap
keberwacanaan ini merupakan tujuan pembelajaran di SD kelas-kelas awal, yaitu
kelas 1 dan 2 (Comb, 1996: 15).
Namun, menurut Wrigth, dkk
(1993:15), mengajar anak untuk dapat membaca dan menulis merupakan kegiatan
yang sulit dilakukan. Apalagi untuk mengajar membaca dan menulis permulaan pada
anak-anak usia kelas awal yang masih berada dalam usia bermain dan belum
memungkinkan untuk menghadapkan mereka pada situasi pembelajaran yang formal
dan suasana serius.
Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005, h. 5).
Maka tepatlah bila dikatakan bahwa usia dini adalah usia emas (golden age),
di mana anak sangat berpotensi mempelajari banyak hal dengan cepat.
Membaca dan
menulis permulaan merupakan tingkat keterampilan yang tidak dapat dipisahkan
pembinaannya membaca dan menulis permulaan untuk memudahkan murid mengenal
huruf-huruf abjad dan menulis permulaan ini sangat penting karena merupakan
dasar dari pengajaran membaca dan menulis pada tingkat yang lebih tinggi di
sekolah.
Anak harus menggunakan pendekatan visual, suara, dan
linguistik untuk bisa belajar membaca dengan fasih. Kemampuan membaca anak
tergantung pada kemampuan dalam memahami hubungan antara wicara, bunyi, dan
simbol yang diminta (Grainger, 2003, h. 174). Kemampuan memetakan bunyi ke
dalam symbol juga akan menentukan kemampuan anak dalam menulis dan mengeja.
Dengan memperhatikan kemampuan yang dibutuhkan anak dalam belajar membaca,
selanjutnya diperlukan kerjasama komponen – komponen lain dalam proses membaca.
Guru atau orangtua dapat membimbing anak lebih baik, dan mempersiapkan materi
serta metode yang tepat untuk memberi pengajaran membaca pada anak.
Metode
Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Dalam penelitian tindakan kelas ini
digunakan model Spiral Kemmis dan Mc Taggart (1988) dengan prosedur penelitian
yang terdiri atas perencanaan-tindakan observasi/evaluasi-refleksi yang
bersifat daur ulang atau siklus. Metode ini juga sesuai dengan karakteristik
penelitian yang mengarah pada penelitian kualitatif sebagaimana yang disebutkan
oleh Bodgam dn Biklen dalan Amirruddin (1990) bahwa penelitan kualitatif
memiliki karakteristik 1) natural setting 2) bersifat deskriptif, 3) lebih
mengutamakan proses dari pada hasil 4) analisis data dilakukan secara induktif,
dan 5) makna merupakan perhatian utama. Selain itu, pengolahan data pene;itian
ini dilakukan dalam bentuk pendeskripsian tanpa menggunakan rumus-rumus
statistik.
Penelitian ini juga bertujuanuntuk mengetahui sejauh mana
pengaruh metode multisensori dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan
pada anak-anak Apakah terjadi peningkatan kemampuan membaca permulaan pada
kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa metode multisensori jika dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama tiga siklus.
Pada tiap pentahapan siklus diupayakan dapat menghasilkan kegiatan pembelajaran
yang efektif dan efisien. Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa
pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
permulaan di kelas 1. Adapun pembelajaran kontruktivisme yang dilakukan dalam
penelitian ini tampak melalui langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.
Pada siklus 1, pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah: 1) Guru melakukan
pembelajaran di kelas sesuai dengan perencanaan tindakan yang telah disusun
bersama dalam tim peneliti.
Dalam hal ini, guru mengawali dengan memberikan apersepsi
untuk menjajagi kemampuan siswa dalam hal membaca dan menulis permulaan; 2)
Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata bergambar
(MKKB) yang sudah didesain untuk mengenalkan huruf yang terdiri atas 1 set
huruf dari a sampai dengan z, dan ditetapkan pada saat kegiatan perencanaan, 3)
Dalam melakukan tindakan ini, guru menggunakan strategi menemukan sendiri
dengan menjalin interaksi dengan siswa untuk merangsang aktivitas siswa dengan
cara: a) Guru menunjukkan MKKB sisi depan yang terdapat gambar serta konteks
kata untuk mengenalkan huruf tertentu. Misalnya, untuk mengenalkan huruf b guru
dapat menggunakan MKKB yang bergambar buku dengan tulisan buku yang
berada di bawah gambar.
Guru membacakan tulisan yang berada di bawah gambar, yakni buku.
Setelah itu siswa diminta untuk menirukan ucapan guru sambil guru menunjuk
tulisan yang ada di bawah gambar, bukan menunjuk gambarnya, b) guru mengenalkan
bagian awal dari kata buku, yakni huruf b. Guru kemudian menunjukkan
sisi belakang MKKB yang bertuliskan huruf b tulis,, siswa diminta
menirukan di buku masing-masing, d) Pembelajaran MMP dengan MKKB ini dapat
dilanjutkan dengan kegiatan menarik yang lain, yakni guru meminta siswa untuk
menggambar atau menceritakan gambar yang terkait dengan gambar dan tulisan yang
terdapat dalam MKKB. Pada akhir pembelajaran dapat diberikan tes berupa tugas
permainan dengan menggunakan MKKB dalam bentuk mencocokkan kata dengan gambar
yang sesuai.
Dalam hal ini, siswa
dapat diminta untuk berlomba adu cepat dalam mencari kata-kata yang berawal
huruf b, kemudian menuliskan huruf tersebut di papan tulis. Pembelajaran
pada siklus 2 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru
mengawali dengan memberikan apersepsi awal untuk menjajagi kemampuan siswa
dalam hal mengenali huruf dalam konteks kata bergambar, 2) Kemudian guru
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan kalimat-kalimat yang terdiri atas
kata-kata dengan suku kata berulang, misalnya untuk mengenalkan sistem
perangkaian huruf d dengan vokal digunakan kalimat Ada dua dadu; Ini
dadu didi dan dedo; Didi dan dedo duduk; dan seterusnya, 3) Guru membacakan
cerita bergambar dengan kalimat-kalimat sederhana yang seperti dicontohkan pada
bagian 2, 4) Guru melakukan pembacaan secara berulang-ulang, siswa menirukan,
5) Setelah siswa dapat menirukan dan membaca pengulangan-pengulangan suku kata
dalam kalimat-kalimat sederhana, guru meminta siswa untuk menuliskan di papan
tulis atau di buku masing-masing, 6) Dalam melakukan tindakan ini, guru dapat
menggunakan strategi menemukan sendiri dan melakukan kegiatan interaktif untuk
menjalin interaksi dengan siswa dengan merangsang aktivitas dan daya pikir
siswa, 7) Pada akhir pembelajaran dapat diberikan tes akhir berupa tugas
membaca kalimat dalam buku cerita bergambar dengan suku kata berulang dan
mencontoh tulisan guru atau tulisan yang ada di buku tersebut di papan tulis
atau berupa tes dikte di buku siswa masing-masing.
Pembelajaran pada siklus 3 dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: 1) Guru mengawali dengan memberikan apersepsi untuk menjajagi
kemampuan siswa dalam hal mengenali sistem pembacaan dan penulisan kata dan
kalimat yang dibantu dengan konteks gambar, 2) Kemudian guru melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan media buku cerita bergambar yang sudah didesain dan
ditetapkan pada saat kegiatan perencanaan, misalnya kalimat-kalimat sebagai
berikut: ini kancil, kancil hidup di hutan, kancil suka makan timun, ini
kebun pak tani, pak tani menanam timun, kancil lewat di kebun, timun pak
tani ranum-ranum, kancil mencuri timun pak tani, dan seterusnya, 3)
Dalam melakukan tindakan ini, guru dapat menggunakan strategi menemukan
sendiri dan melakukan kegiatan interaktif untuk menjalin interaksi dengan
siswa dengan merangsang aktivitas dan daya pikir siswa dengan cara: a) Guru
membagikan buku cerita yang memiliki karakteristik tertentu sesuai dengan
kebutuhan membaca awal siswa kepada semua siswa dengan judul cerita yang sama,
b) Guru memberikan contoh cara membaca cerita bergambar tersebut, siswa diminta
menirukan, c) Dalam pembelajaran ini diupayakan terjadi diskusi menarik antara
guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa lainnya tentang topik yang
diceritakan dalam cerita bergambar tersebut, d) Guru meminta salah satu atau
beberapa orang siswa membacakan secara nyaring buku cerita tersebut, e) Selain
membacakan, siswa juga diminta untuk menuliskan di papan tulis atau di buku
masing-masing kalimat-kalimat yang ada dalam buku cerita tersebut yang dipilih
oleh guru, f) Pada akhir pembelajaran dapat diberikan tes akhir berupa membaca
kalimat dalam buku cerita bergambar dan menulis kalimat sederhana (dikte).
Penelitian ini telah
membuktikan bahwa pembelajaran konstruktivisme dapat memberikan pengaruh kondusif
terhadap kemampuan dan sistem belajar anak dalam membaca dan menulis permulaan.
Pengaruh kondusif dalam jangka pendek yang dimaksudkan adalah 1) meningkatnya
kemampuan membaca siswa yang dapat dibuktikan dari kemampuan membaca siswa yang
dilakukan dengan menghindari sistem mengeja, (2) meningkatnya pemahaman siswa
terhadap bahan bacaan yang berupa kalimat-kalimat sederhana, dan 3)
meningkatnya minat dan motivasi siswa untuk membaca dan menulis permulaan.
Adapun pengaruh kondusif dalam jangka panjang belum bisa disampaikan dalam
laporan penelitian ini karena harus dilihat dampaknya pada pembelajaran membaca
dan menulis lanjut siswa ketika mereka berada pada kelas tinggi (kelas 3 sampai
dengan 6). Namun dapat dipredikisikan (berdasarkan asumsi teori sintesis dan
global) bahwa kemampuan membaca dan menulis lanjut anak menjadi meningkat
sebagai dampak diterapkannya pembelajaran konstruktivisme, kualitatif dan
multisensori di kelas 1 SD.
A. Langkah pelaksanaan membaca permulaan
Langkah mengajar permulaan di bedakan menjadi dua macam
yaitu membaca tanpa buku dan membaca dengan buku.
1) Membaca permulaan
tanpa buku
Langkkah-langkahnya :
a.
Guru menunjukkan gambar yang berisi
cerita
b.
Guru menceritakan isi gambar
c.
Murid disuruh menceritakan kembali
isi gambar
d.
Menuliskan kata yang terdapat cerita
dalam rangka mengenalkan huruf dan cara membaca
e.
Gambar sudah tidak digunakan,
sebagai gantinya guru membuka cerita sedrhana dan menuliskannya di papan tulis.
Cara yang ditempuh adalah : 1.mengenal kata dalam kalimat, 2. Mengenal suku
kata dalam kata, 3. Mengenal huruf dalam suku kata, 4. Merangkai huruf dalam
suku kata, 5. Merangkai suku kata menjadi kata .
2) Membaca dengan buku
Langkah-langkahnya :
a.
Membagikan buku atau menyuruh anak
mengeluarkan buku yang dibawanya
b.
Memperkenalkan buku, warna, jilid
dan tulisan
c.
Memberi petunjuk cara membuat buku
d.
Menjelaskan angka dalam nomor
halaman
e.
Memusatkan perhattian anak pada
halaman yang dipelajari
f.
Menceritakan gambar yang terdapat
pada halaman tersebut
g.
Mengajak murid membaca kalimat
dengan intonasi yang tepat
B. Langkah pelaksanaan pembelajaran menulis permulaan
Dalam buku petunjuk pengajaran membaca dan menulis di SD
(depdikbud,1996) di kemukakan langkah-langkah pengajaran menulis di kelas I dan
II SD , secara garis besar :
1.
Pengenalan huruf
2.
Latihan
3.
Menyalin tulisan
4.
Menulis halus/indah
5.
Dekte
6.
Melengkapi
Tujuan pengajaran bahasa Indonesia dan dirumuskan dalam
berbagai kurikulum adalah agar murid memiliki pengetahuan tentang bahasa
Indonesia dan menggunakannya sebagai alat komunikasi , murid terampil
menggunakan bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan, dan dapat menghargai
terhadap kebudayaan dan tradisi nasional termasuk bahasa Indonesia.
Tujuan
tersebut merupakan tujuan umum yang digariskan departemen pendidikan dan
kebudayaan dalam rencana pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah.
Tujuan
bahasa Indonesia tersebut di rumuskan dalam kurikulum bahasa Indonesia SD ,
yaitu dalam garis-garis besar program pengajaran (GBPP) 1994 bahasa Indonesia
dalam bentuk tujuan kurikuler dan tujuan instruksional. Tujuan kurikuler adalah
tujuan pencapaian nya di bebankan kepada program pengajaran suatu bidang studi.
Tujuan instruksional dibebankan kepada suatu pengajaran dalam suatu bidang
pengajaran atau pokok bahasan.
Media
pengajaran membaca dan menulis permulaan
Media sebagai salah satu komponen pengajaran harus digunakan
dalam proses belajar mengajar dan tidak boleh dilupakan jika hasil pengajaran
yang dilaksanakan itu diharapkan dapat memberi hasil yang sangat memuaskan. Hal
ini karena penggunaan media dalam pengajaran dapat menyalurkan pesan yang tepat
dari suatu sumber (guru) kepada penerima (murid).
Fungsi dan
peranan media dalam pengajaran sangat besar karena media pengajaran tidak hanya
sekedar membantu penyaluran pesan, tetapi dapat pula membantu hasil yang sangat
memuaskan. Hal ini kerana penggunaan media dalam pengajaran dapat menyalurkan
pesan tetapi juga membantu penyederhanaan proses pengajaran yang ruwet ke
proses komunikasi belajar yang cukup lancer.
Sehubungan
hal tersebut, hafni (1984) mengatakan : salah satu tujuan penggunaan media
adalah menyederhanakan pengajaran, salah satu media yang di gunakan menjadi
pengajaran yang lebih ruwet. Supaya kekeliruan yang tidak perlu dihindarkan ,
karakteristik media yang efektif perlu dikenali, relevan sesuai dengan tujuan,
dan pengalaman belajar, sederhana esencial dan menarik serta menghemat tenaga
dan waktu adalah beberapa cirri efektif.
Pendapat
diatas mempertegas pentingnya media dalam pengajaran. Penggunaan media dengan
baik . media tidak hanya berfungsi mempercepat penerimaan pesan , tetapi
berfungsi membantu kesalahpahaman murid dalam menerima pelajaran. Media juga
dapat membantu ingatan kerana murid diharapkan kepada atraksi langsung terhadap
wujud sebenarnya.
Penutup
a.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang saya ambil dari jurnal acuan saya
dilakukan pada kelas 1 SD di Aceh Besar proses pelaksanaan membaca dan menulis
permulaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan pengajaran, media pengajaran dan
evaluasi pengajaran. Dengan demikan hasil yang di peroleh sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
Usaha guru
dalam meningkatkan kegiatan membaca dan menulis permulaan di kelas 1 SD di Aceh
besar sudah baik, terutama didalam kegiatan membimbing murid membaca dan
menulis huruf, suku kata, kata, dan kalimat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar