Senin, 14 Agustus 2017

JURNAL KEMANDIRIAN INDUSTRI PERTAHANAN SEBAGAI PENDUKUNG UTAMA KONSEP DAN STRATEGI KETAHANAN NASIONAL



KEMANDIRIAN INDUSTRI PERTAHANAN SEBAGAI
PENDUKUNG UTAMA KONSEP DAN STRATEGI KETAHANAN NASIONAL

Abstrak

            Kondisi industri pertahanan Indonesia dalam keadaan kurang menggembirakan terutama industri kedirgantaraan dan industri maritim.   Sedangkan pada industri senjata di PT Pindad kondisinya sedikit lebih baik. Ditinjau dari delapan gatra pada aspek Alamiah (tri gatra) dan aspek kemasyarakatan (panca gatra), kemandirian industri pertahanan dapat berperan dalam memberikan kontribusi untuk mendukung terwujudnya kondisi ketahanan nasional.
            Perlunya pengembangan industri pertahanan menuju kemandirian baik dari bahan baku sampai dengan teknologi dan pembeayaan sehingga pada gilirannya mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan kondisi ketahanan nasional.

Kata kunci :  Industri pertahanan, Ketahanan Nasional

A. PENDAHULUAN
Ketahanan Nasional sebagai kondisi. Perspektif ini melihat ketahanan Nasional sebagai suatu penggambaran atas keadaan yang seharusnya dipenuhi. Keadaan atau kondisi ideal demikian memungkinkan suatu negara memiliki kemampuan mengemabangkan kekuatan nasional sehingga mampu menghadapi segala macam ancaman dan gangguan bagi kelangsungan hidup bangsa  yang bersangkutan
Ketahanan Nasional sebagai pendekatan/metode/cara menjalankan suatu kegiatan khususnya pembangunan negara. Sebagai suatu pendekatan, ketahanan nasional menggambarkan pendekatan yang integaral. Integral dalam arti pendekatan yang mencerminkan antara segala aspek/ isi, baik pada saat membangun maupu pemecahan masalah kehidupan. Dalam hl pemikiran , pendekatn ini menggunakan pemikiran kesisteman.
Ketahanan Nasional sebagai doktrin. Ketahanan nasional merupakan salah satu konsepsi khas Indonesia yang berupa ajaran konseptual tentang pengaturan dan penyelenggaraan bernegara. Sebagai doktrin dasar nasional, konsep ketahanan nasional dimasukkan dalam GBHN agar setiap orang, masyarakat, dan penyelenggara negara menerima dan menjalankannya.
Pada pembahasan ini nanti lebih menitik beratkan pada ketahanan nasional sebagai kondisi dan secara tidak langsung sebagai sebuah doktrin  dasar nasional Indonesia serta pendekatan dalam pelaksanaan pembangunan. Jadi dapat dimaknai bahwa Ketahanan Nasional adalah kondisi  dinamis yang merupakan  integrasi dari setiap aspek kehidupan  bangsa dan Negara . pada hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan  dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin  kelangsungan hidup  menuju kejayaan bnagsa  dan Negara. Berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan  ketahanan nasional. Selanjutnya ketahanan nasional  yang tangguh akan mendorong pembangunan.

B.  PEMBAHASAN
Ketahanan Nasional
Pengertian/definisi Ketahanan Nasional (Tannas) merupakan kondisi dinamis suatu Bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar Tujuan Perjuangan Nasionalnya. Ketahanan Nasional dapat dipandang dari dalam sudut pandang  Geopolstra Bangsa Indonesia, yang menyatakan bahwa untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, bangsa Indonesia mengandalkan kepada suatu kemampuan yang tumbuh dari semua aspek kehidupan bangsa (Wawasan Nusantara, Geopolitik dan Geostrategi).   
Dalam perjuangan mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.

Konsepsi dan Metoda Dasar dan Penyelenggaraan Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional merupakan suatu konsepsi di dalam pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan mencakup segenap aspek kehidupan   bangsa secara serasi dan terpadu dalam usaha menumbuhkan kemampuan Bangsa dan Negara menangkal ancaman dalam segala bentuknya yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, sebagai alternatif lain dari konsepsi Kekuatan Nasional dalam arti power politics dengan peranan untuk menjadi acuan atau pengarah dalam penyusunan Politik dan Strategi Nasional.
Ketahanan Nasional merupakan suatu konsepsi tentang masalah pengaturan dan pembinaan aspek-aspek kehidupan nasional.   Metoda Astagatra membagi aspek kehidupan nasional dalam 8 (delapan) unsur atau gatra, terdiri dari :
a.  Gatra/Aspek alamiah yang disebut Trigatra yaitu :
1)      Gatra Geografi
2)      Gatra Demografi
3)      Gatra Kekayaan Alam
b.  Gatra/Aspek sosial/kemasyarakatan yang disebut Pancagatra yaitu :
1)         Gatra Ideologi
2)         Gatra Politik
3)         Gatra Ekonomi
4)         Gatra Sosial Budaya
5)         Gatra Pertahanan dan Keamanan (Hankam)
Antara Trigatra dan Pancagatra serta antar gatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat yang dinamakan keterhubungan (korelasi) dan ketergantungan (interdependensi).   Selanjutnya dalam pembahasan perikehidupan nasional akan selalu digunakan pengelompokan aspek kehidupan nasional sesuai metoda Astagatra. Ketahanan Nasional diselenggarakan secara realistis dan pragmatis, sesuai kemampuan dan keterbatasan yang ada serta pengembangan dan pertumbuhan gatra diusahakan seimbang dan serasi (ballanced growth). Dengan demikian melahirkan sifat-sifat Ketahanan Nasional Indonesia yaitu manunggal, dinamis, mandiri, kewibawaan serta mengutamakan musyawarah dan kerjasama.   Dengan demikian Ketahanan Nasional Indonesia betul-betul terpadu dalam segala aspek Ketahanan. Ketahanan nasional yang dikembangkan bangsa Indonesia bertumpu pada budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sehingga berbagai cirri ketahanan nasional yang dikembangkan tidak dapat dilepaskan dari tata kehidupan bangsa Indonesia (Suhady dan Sinaga, 2006).
a) Ciri Ketahanan Nasional
1)      Ketahanan nasional merupakan prasyarat utama bagi bangsa yang sedang membangun menuju bangsa yang maju dan mandiri dengan semangat tidak mengenal menyerah yang akan memberikan dorongan dan rangsangan untuk berbuat dalam mengatasi tantangan, hambatan dan gangguan yang timbul.
2)      Menuju mempertahankan kelangsungan hidup. Bangsa Indonesia yang baru membangun dirinya tidak lepas dari pencapaian tujuan yang dicitacitakan.
3)      Ketahanan nasional diwujudkan sebagai kondisi dinamis bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan bangsa untuk mengembangkan kekuatan dengan menjadikan ciri mengembangkan ketahanan nasional berdasarkan rasa cinta tanah air, setia kepada perjuangan, ulet dalam usaha yang didasarkan pada ketaqwaan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, keuletan dan ketangguhan sesuai dengan perubahan yang dihadapi sebagai akibat dinamika perjuangan, baik dalam pergaulan antar bangsa maupun dalam rangka pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.
b) Asas Ketahanan Nasional
Pengembangan ketahanan nasional bangsa Indonesia didasari pada asasasas sebagai berikut:
(1). Kesejahteraan dan keamanan;
(2). Utuh menyeluruh terpadu;
(3). Kekeluargaan;
(4). Mawas diri;

Kemandirian Industri Pertahanan
Memproduksi senjata menjadi tuntutan sejumlah negara di dunia.  Kemandirian ini bukan sekadar menghemat biaya, juga untuk menghindari tekanan negara produsen besar senjata yang sering ikut campur lebih jauh urusan pertahanan. Tuntutan ini disadari pula oleh Indonesia. Sejak sepuluh tahun terakhir Indonesia berupaya memenuhi kebutuhan senjata militer secara lebih mandiri, terutama senjata ringan untuk pasukan infanteri dan kepolisian. Beruntung sejak lama RI memiliki industri senjata ringan sendiri, yaitu PT Pindad (Persero). Industri senjata yang sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda tersebut (usianya sekira 96 tahun), kini semakin terasa perannya untuk memenuhi kebutuhan senjata ringan militer Indonesia (TNI/Tentara Nasional Indonesia).
Pada sisi lain, dari sejumlah pengalaman terlalu bergantungnya militer kepada produk asing, memberikan pengaruh lain yang kurang baik. Di antaranya, tak jarang terjadi ketidaksesuaian produk senjata yang digunakan dengan karakteristik  pasukan  dan kondisi alam suatu negara.  Dengan diproduksinya senjata secara mandiri oleh PT Pindad, maka kesesuaian dengan kebutuhan militer Indonesia diharapkan semakin terpenuhi.
Untuk industri pertahanan yang lain seperti industri dirgantara yang merupakan bagian utama dari industri pertahanan udara memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga wilayah udara Indonesia dari ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan negara lain.    Berbagai kontribusi positif telah dijelaskan di depan, sehingga tidak ada keraguan bahwa industri dirgantara yang keberadaannya saat ini sangat memprihatinkan harus diupayakan untuk dipertahankan.  
Industri pertahanan di laut yang diwakili oleh PT PAL juga memiliki peran yang tidak kalah strategis dalam penyediaan kebutuhan kapal perang untuk kepentingan menjaga wilayah lautan Indonesia yang sangat kaya akan aneka ragam hayati kelautan. Kondisi dari ketiga ranah industri tersebut, yaitu industri peralatan militer, dirgantara dan kelautan.memerlukan dukungan semua pihak baik dari pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, kalangan dunia usaha, lembaga penelitian dan seluruh lapisan masyarakat.   Peran pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat terutama pada regulasi dan kebijakan terkait dengan pemberian kredit dengan bunga lunak, pemasaran dalam negeri maupun hubungan antar negara untuk menggunakan produk peralatan militer buatan Indonesia (Goverment to Goverment).
Disamping itu juga terkait dengan dukungan terhadap pendanaan dan kebijakan terhadap lembaga penelitian seperti BPPT, LIPI dan lembaga penelitian yang dimiliki perguruan tingggi.  Sebab dari kerjasama dan hasil penelitian yang dilakukan lembaga-lembaga penelitian tersebut, akan menghasilkan penguasaan teknologi produksi peralatan militer yang lebih baik dan yang tidak kalah penting adalah penguasaan teknologi pengolahan bahan baku industri pertahanan.

Daya Saing Industri Pertahanan
Membangun eksistensi industri senjata tak mudah. Pasalnya, perdagangan senjata tak dapat disamakan dengan bisnis produk lain yang secara leluasa diperdagangkan secara bebas.  Bisnis senjata sering terbentur banyak faktor, terutama politik.  Belum pula, kebanyakan pembelian senjata dari pemerintah di berbagai negara berdasarkan sistem anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan. Pada sisi lain, industri senjata, khususnya senjata ringan, kini bertumbuhan di berbagai negara sehingga persaingan semakin ketat.  Akibatnya banyak industri senjata di dunia yang mengalami nasib kurang baik. Penyebabnya, selama ini mereka terlalu menggantungkan kelangsungan perusahaan dari bisnis inti, yaitu produksi senjata.   
Dibandingkan industri senjata negara lain, khususnya dari sesama negara Asia Tenggara, industri pertahanan Indonesia sebenarnya memiliki prospek yang bagus.  Setidaknya, untuk mengejar Singapura dan Malaysia yang sudah melakukan "lompatan" ke depan dalam produksi peralatan militer, baik senjata maupun kendaran angkut pasukan masih bisa dilakukan asalkan dengan kerja keras dan dukungan pendanaan yang cukup.serta dukungan penelitian dan pengembangan produk yang semakin memadai.
Sebagai gambaran, Singapura sudah mampu membuat meriam artileri kaliber 155 mm, beberapa pucuk diantaranya sudah dibeli TNI dan ditempatkan di Cimahi. Belum pula industri senjata ringan, misalnya senapan otomatis regu Ultimax-100 (kaliber 5,56 mm x 45) yang sudah diekspor ke sejumlah negara, bahkan digunakan sebagai salah satu standar senjata pasukan AS dan juga TNI.   Sedangkan Malaysia sudah lebih dahulu membuat kendaraan angkut personel, bahkan ukurannya lebih besar dibandingkan produksi PT Pindad. Industri senjata di sana dipercayakan kepada swasta, dengan sokongan pemerintah dan kerjasama dengan berbagai pabrik senjata di Inggris.
Sedangkan Korea Selatan mempunyai perusahan Daewoo, yang bukan hanya sebagai produsen mobil dan barang-barang elektronik. Daewoo juga adalah produsen senjata ringan bagi militer negaranya, yaitu senapan K1 dan K2, bahkan kapal selam. Begitu pula di Jepang, Mitsubishi bukan hanya dikenal sebagai produsen mobil, alat-alat generator, dan lain-lain, dia juga membuat pesawat tempur Mitsubishi F-1 yang digunakan untuk pasukan bela diri Jepang, tank, dan lain sebagainya.
Melihat peta seperti itu, industri pertahanan Indonesia sebenarnya lebih beruntung karena memiliki peluang dan bisa menjadi perusahaan yang lebih besar dan eksis.  Industri pertahanan Indonesia perlu melakukan diversifikasi usaha, dimana mereka pun mengembangkan bisnisnya yang diarahkan berimbang dengan produk komersial sehingga pada gilirannya mampu bersaing dan tumbuh menjadi industri pertahanan yang disegani di kalangan Asia.

C.  PENUTUP
Kesimpulan
Kita semua menyadari bahwa setiap bangsa mempunyai cita-cita luhur dan indah yang ingin dicapainya. Orang mengatakan bahwa cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu bangsa mempunyai fungsi sebagai penentu dari tujuan nasionalnya. Lazimnya dalam usaha mencapai tujuan tersebut, bangsa bersangkutan menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang senantiasa perlu dihadapi ataupun ditanggulangi. Oleh karena itu, suatu bangsa harus mempunyai kemampuan, kekuatan, ketangguhan dan keuletan. Umumnya inilah yang dinamakan ketahanan nasional, yang dapat juga disebut sebagai ketahanan bangsa (Suhady dan Sinaga, 2006).
Ketahanan nasional diperlukan dalam rangka menjamin eksistensi bangsa dan negara dari segala gangguan baik yang datangnya dari dalam maupun dari dalam negeri. Untuk itu bangsa Indonesia harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang perlu dibina secara konsisten dan berkelanjutan.
Kondisi industri pertahanan Indonesia dalam keadaan kurang menggembirakan terutama industri kedirgantaraan dan industri maritim.  Ditinjau dari delapan gatra pada aspek Alamiah (tri gatra) dan aspek kemasyarakatan (panca gatra), kemandirian industri pertahanan dapat berperan dalam memberikan kontribusi untuk mendukung terwujudnya kondisi ketahanan nasional.

Saran
Dari kesimpulan di atas, dapat disarankan sebagai berikut :
a.         Perlunya pengembangan industri pertahanan menuju kemandirian baik dari bahan baku sampai dengan teknologi dan pembeayaan sehingga pada gilirannya mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan kondisi ketahanan nasional.
b.        Perlu dilakukan upaya untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan melalui :
1)         Penyediaan bahan baku yang cukup tanpa menggantungkan bahan baku dari luar.
2)         Penguasaan teknologi yang cukup tinggi tanpa tergantung dari luar sehingga ada kemandirian dalam penggunaan teknologi untuk produksi keperluan pertahanan.
Kedua upaya di atas hendaknya dilakukan dengan menjalin kerjasama yang terpadu antara lembaga riset and development di perusahaan maupun di lembaga riset di perguruan tinggi.
3)        Dukungan pembeayaan yang memadai untuk keperluan operasional perusahaan dan keperluan riset and development.
4)        Adanya kebijakan (political will) pemerintah untuk melindungi industri pertahanan dengan memanfaatkan sebesar-besarnya hasil industri pertahanan untuk mencukupi kebutuhan pertahanan negara.
5)        Adanya upaya dari pemerintah dari pemerintah untuk membuka komunikasi politik dengan negara lain sehingga memiliki hasrat untuk menggunakan produk pertahanan dari Indonesia dalam rangka memenuhi  kebutuhan militer Negaranya.  Sehingga pada gilirannya industri pertahanan Indonesia dapat semakin bersaing dengan negara lain dan lebih ekonomis. Dengan demikian kelangsungan hidup industri pertahanan Indonesia menjadi lebih terjamin tanpa tergantung dari subsidi yang dikeluarkan Negara.




DAFTAR PUSTAKA

http://www.pengertianilmu.com/2015/07/normal-0-false-false-false-en-us-x-none28_32.html
Anonim, Berita Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, www.iptek.net.id/ind/berita/ berita_lama_idx.php?id=128 - 17k - 22 Aug 2004
Anonim, P.T. Pindad Online, www.pindad.com/index2.html - 2k

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH FORMAT REKOD BISNIS

  MAKALAH FORMAT REKOD BISNIS           Disusun Oleh : DADANG MAULANA YUSUF D4 KEARSIPAN         UNIVERSITAS...