Senin, 14 Agustus 2017

makalah FULL DAY SCHOOL




BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Lembaga pendidikan dipandang sebagai industri yang dapat mencetak jasa yaitu jasa pendidikan. Lewat pendidikan orang mengharap supaya semua bakat, kemampuan dan kemungkinan yang dimiliki bisa dikembangkan secara maksimal, agar orang bisa mandiri dalam proses membangun pribadinya.
Kesuksesan pendidikan terletak pada kurikulum. Kurikulum yang diterapkan harus relevan dengan kebutuhan anak didik dan tuntutan orangtua. Selain sekolah harus menampilkan ciri khas yang dapat dilirik masyarakat, juga yang paling utama sekolah mampu memastikan bahwa sekolah tersebut benar-benar mempunyai kelebihan dalam berbagai hal.
Keunggulan sebuah sekolah ditentukan oleh manajemen sekolah tersebut. Salah satu indikasi bahwa pendidikan si suatu sekolah sukses adalah apa yang diberikan kepada murid sesuai dengan kebutuhan siswa dan para orangtua murid, selain itu juga didesain mampu memberikan harapan pasti terhadap masyarakat juga menciptakan manusia yang berkualitas sebagaimana termuat dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
Untuk mewujudkan tujuan itu, banyak sekali usaha yang dilakukan lembaga pemerintah maupun swasta dengan menerapkan sistem atau kurikulum yang dirasa pas untuk mewujudkan tujuan tersebut, salah satunya adalah dengan membentuk sistem fullday school.
Oleh karena itu, pemakalah akan membahas sistem full day school yang merupakan sekolah yang dirancang sedemikian rupa layaknya sekolah formal.

B.  Rumusan Masalah
1)      Apa itu full day school ?
2)      Bagaimana tujuan full day school ?
3)      Apa latar belakang munculnya full day school?
4)      Apa Faktor Penunjang Full day school ?
5)      Apa Faktor Penghambat Full day school
6)      Apa Keunggulan  dan Kelemahan Sistem Full day school ?

C. Tujuan
1)      Untuk mengetahui pengertian full day school ?
2)      Untuk mengetahui tujuan full day school ?
3)      Untuk mengetahui latar belakang munculnya full day school?
4)      Faktor Penunjang Full day school ?
5)      Apa Faktor Penghambat Full day school
6)      Apa Keunggulan  dan Kelemahan Sistem Full day school ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Full day school
Menurut etimologi, kata full day school berasal dari Bahasa Inggris. Terdiri dari kata full mengandung arti penuh, dan day  artinya hari. Maka full day mengandung arti sehari penuh. Full day juga berarti hari sibuk. Sedangkan school artinya sekolah. Jadi, arti dari full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-15.00. Dengan demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi.
Jika dilihat dari makna dan pelaksanaannya, full day school sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreativitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini, Salim berrpendapat berdasarkan hasil penelitian bahwa belajar efektif bagi anak itu hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari (dalam suasana informal).
Metode pembelajaran full day school tidak melulu dilakukan di dalam kelas, namun siswa diberi kebebasan untuk memilih tempat belajar. Artinya siswa bisa belajar dimana saja seperti halaman, perpustakaan, laboratorium dan lain-lain.

B.     Tujuan Pembelajaran Full day school
Sebagaimana yang kita ketahui di berbagai media massa yang seringkali memuat pemberitaan  tentang berbagai penyimpangan yang banyak dilakukan remaja sekarang. Hal ini lah yang memotivasi para orangtua untuk mencari sekolah formal sekaligus mampu memberikan kegiatan-kegiatan positif (informal) pada anak mereka.
Dengan mengikuti full day school, orangtua dapat mencegah dan menetralisir kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak yang menjurus pada kegiatan yang negatif. Banyak alasan mengapa full day school menjadi pilihan, antara lain:
a.       Meningkatnya jumlah orangtua tunggal dan banyaknya aktifitas orangtua yang kurang memberikan perhatian pada anaknya, terutama yang berhubungan dengan aktifitas anak setelah pulang sekolah.
b.      Perubahan sosial budaya yang tarjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas berpengaruh pada pola pikir dan cara pandang masyarakat.
c.       Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika tiddak dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban teknologi komunikasi.
Dari kondisi seperti itu, akhirnya para praktisi pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu paradigma baru dalam dunia pendidikan. Untuk memaksimalkan waktu luang anak-anak agar lebih berguna, maka diterapkan sistem full day school dengan tujuan: membentuk akhlak dan akidah dalam menanamkan nilai-nilai positif serta memberikan dasar yang kuat dalam belajar di segala aspek.
Apa dan bagaimana sesungguhnya nilai keunggulan full day school? Berikut ini adalah beberapa nilai plus sekolah yang berbasis formal dan informal ini. Pertama, anak mendapat pendidikan umum antisipasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Kedua, anak memperoleh pendidikan keislaman secara layak dan proporsional. Ketiga, anak mendapatkan pendidikan kepribadian yang bersifat antisipatif terhadap perkembangan sosial budaya yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan globalisasi yang membutuhkan nilai saring. Keempat, potensi anak tersalurkan melalui kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler dan kelima perkambangan bakat, minat dan kecerdasan anak terantisipasi sejak dini melalui pantauan program bimbingan dan konseling.
Selain beberapa keunggulan diatas, full day school juga memiliki kelebihan yang membuat para orangtua tidak khawatir terhadap keberadaan putra-putrinya, antara lain: pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi seminimal mungkin karena waktu pendidikan anak di sekolah lebih lama, terencana dan terarah, suami-istri yang keduanya harus bekerja tidak akan khawatir tentang kualitas pendidikan dan kepribadian putra-putrinya karena anak-anaknya dididik oleh tenaga pendidik yang terlatih dan profesional, adanya perpustakaan di sekolah yang representatif dengan suasana nyaman dan enjoy sangat membantu peningkatan prestasi belajar anak, siswa mendapatkan pelajaran dan bimbingan ibadah praktis.

C.    Latar Belakang Munculnya Full day school
Munculnya system pendidikan full day school di Indonesia diawali dengan menjamurnya istilah sekolah unggulan sekitar tahun 1990-an, yang banyak dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah yang berlabel Islam. Dalam pengertian yang ideal, sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran, bukan pada kualitas input siswanya. Kualitas proses pembelajaran bergantung pada system pembelajarannya. Namun faktanya sekolah unggulan biasanya ditandai dengan biaya yang mahal, fasilitas yang lengkap dan serba mewah, elit, lain daripada yang lain, serta tenaga-tenaga pengajar yang “professional” walaupun keadaan ini sebenarnya tidak menjamin kualitas pendidikan yang dihasilkan.
Term unggulan ini yang kemudian dikembangkan oleh para pengelola di sekolah-sekolah menjadi bentuk yang lebih beragam dan menjadi trade mark,  diantaranya adalah fullday school.
Program fullday school yang biasanya diterapkan mulai pukul 06.45-15.00 WIB membuat anak banyak menghabiskan waktunya dilingkungan sekolah bersama teman-temannya. Selain waktu yang lebih banyak, biasanya sekolah dengan sistem ini tidak terlepas dari biaya yang dikeluarkan perbulannya bagi setiap orang tua yang memasukkan anaknya di sekolah fullday, karena biasanya sekolah yang menerapkan fullday school biayanya jauh lebih mahaldari sekolah yang masuk biasa. Hal tersebut disebabkan karena kualitas dan kuantitas yang dimiliki sekolah dengan sistem fullday schooljauh lebih lengkap dan lebih baik.
Meskipun memiliki rentang waktu yang lebih panjang yaitu dari pagi sampai sore, sistem ini masih bisa diterapkan di Indonesia dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi bahwa setiap jenjang pendidikan telah ditentukan alokasi jam pelajarannya. Dalam fullday school ini waktu yang ada tidaklah melulu dipakai untuk menerima materi pelajaran namun sebagaian waktunya dipakai untuk pengayaan. 

D.    Faktor Penunjang Full day school
Setiap sistem pembelajaran tentu memiliki kelebihan (faktor penunjang) dan kelemahan (faktor penghambat) dalam penerapannya, tak terkecuali sistem full day school. Adapun faktor penunjang dari pelaksanaan sistem ini adalah setiap sekolah memiliki tujuan yang ingin dicapai, tentunya pada tingkat kelembagaan. Untuk menuju kearah tersebut, diperlukan berbagai kelengkapan  dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Salah satunya adalah sistem yang akan digunakan di dalam sebuah lembaga tersebut.
Diantara faktor-faktor pendukung itu diantaranya adalah kurikulum. Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kesuksesan suatu pendidikan dapat dilihat dari kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Faktor pendukung berikutnya adalah manajemen pendidikan. Manajemen sangat penting dalam suatu organisasi. Tanpa manajemen yang baik, maka sesuatu yang akan kita gapai tidak akan pernah tercapau dengan baik karena kelembagaan akan berjalan dengan baik, jika dikelola dengan baik.
Faktor pendukung yang ketiga adalah sarana dan prasarana. Sarana pembelajaran merupakan sesuatu yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar setiap hari tetapi mempengaruhi kondisi belajar. Prasarana sangat berkaitan dengan materi yang dibahas dan alat yang digunakan. Sekolah yang menerapkan full day school, diharapkan mampu memenuhi sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa.
  Faktor pendukung yang terakhir dan yang paling penting dalam pendidikan dalam SDM. Dalm penerapan full day school, guru dituntut untuk selalu memperkaya pengetahuan dan keterampilan serta harus memperkaya diri dengan metode-metode pembelajaran yang sekiranya tidak membuat siswa bosan karena full day school adalah sekolah yang menuntut siswanya seharian penuh berada di sekolah.
Faktor lain yang signifikan untuk diperhatikan adalah masalah pendanaan. Dana memainkan peran dalam pendidikan. Keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di sekolah karena dana secara tidak langsung mempengaruhi kualitas sekolah terutama yang berkaitan dengan sarana dan prasarana serta sumber belajar yang lain.

E.     Faktor Penghambat Full day school
Faktor penghambat merupakan hal yang niscaya dalam proses pendidikan, tidak terkecuali pada penerapan full day school. Faktor yang menghambat penerapan sistem full day school diantaranya :
Pertama, keterbatasan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan bagian dari pendidikan yang vital untuk menunjang keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan sarana dan prasarana yang baik untuk dapat dapat mewujudkan keberhasilan pendidikan. Banyak hambatan yang dihadapi sekolah dalam meningkatkan mutunya karena keterbatasan sarana dan prasarananya. Keterbatasan sarana dan prasarana dapat menghambat kemajuan sekolah.
Kedua, guru yang tidak profesional. Guru merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar. Keberlangsungan kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh profesionalitas guru. Akan tetapi pada kenyataannya guru mengahadapi dua yang dapat menurunkan profesionalitas guru. Pertama, berkaitan dengan faktor dari dalam diri guru, meliputi pengetahuan, keterampilan, disiplin, upaya pribadi, dan kerukunan kerja. Kedua berkaitan dengan faktor dari luar yaitu berkaitan denagan pekerjaan, meliputi manajemen dan cara kerja yang baik, penghematan biaya dan ketepatan waktu. Kedua faktor tersebut dapat menjadi hambatan bagi pengembangan sekolah.

F.     Keunggulan  dan Kelemahan Sistem Full day school
Setiap sistem tidak mungkin ada yang sempurna, tentu memiliki keunggulan dan kekurangan termasuk sistem full day school. Diantara keunggulan sistem ini adalah:
·         Anak anak akan mendapatkan metode pembelajaran yang bervariasi dan lain daripada sekolah dengan program reguler.
·         Orang tua tidak akan takut anak akan terkena pengaruh negatif karena untuk masuk ke sekolah tersebut biasanya dilakukan tes (segala macam tes) untuk menyaring anak-anak dengan kriteria khusus (IQ yang memadai, kepribadian yang baik dan motivasi belajar yang tinggi)
·         Sistem Full day school memiliki kuantitas waktu yang lebih panjang daripada sekolah biasa.
·          Guru dituntut lebih aktif dalam mengolah suasana belajar agar siswa tidak cepat bosan.
·          meningkatkan gengsi orang tua yang memiliki orientasi terhadap hal-hal yang sifatnya prestisius.
·          Orang tua akan mempercayakan penuh anaknya ada sekolah saat ia berangkat ke kantor hingga ia pulang dari kantor
·          Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah:
·          Siswa akan cepat bosan dengan lingkungan sekolah
·          Lebih cepat stress
·          Mengurangi bersosialisasi dengan tetangga dan keluarga
·          Kurangnya waktu bermain
·          Anak-anak akan banyak kehilangan waktu dirumah dan belajar tentang hidup bersama keluarganya.

Muhadjir Effendy selaku Mendikbud baru menggagas sistem belajar full day school untuk tingkat SD dan SMP. Ide ini diterapkan dengan tujuan agar siswa mendapat pendidikan karakter dan pengetahuan umum di sekolah. Sesuai dengan pesan dari Presiden Jokowi bahwa kondisi ideal pendidikan di Indonesia adalah ketika dua aspek pendidikan bagi siswa terpenuhi. Untuk jenjang SD, 80 persen pendidikan karakter dan 20 persen untuk pengetahuan umum. Sedangkan SMP, bobot pendidikan karakter adalah 60 persen dan 40 persen untuk pengetahuan umum. So far, gagasan ini direspon baik oleh Jokowi maupun Jusuf Kalla.
Semakin berkembangnya dunia, pendidikan saat ini mulai beramai-ramai meningkatkan kualitas sumber daya siswa dengan berbagai cara. Hal ini berangkat dari banyaknya “tuntutan” untuk menjadi manusia yang kaya ilmu serta diseimbangkan dengan skill yang mumpuni. Salah satu strateginya adalah full day school.
Namun, konsep full day school ini juga mengundang pro dan kontra dari berbagai pihak.
#1. Menurut mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini, maksud dari full day school adalah pemberian jam tambahan. Namun, pada jam tambahan ini siswa tidak akan dihadapkan dengan mata pelajaran yang membosankan. Kegiatan yang dilakukan seusai jam belajar-mengajar di kelas selesai adalah ekstrakurikuler (ekskul). Dari kegiatan ekskul ini, diharapkan dapat melatih 18 karakter, beberapa di antaranya jujur, toleransi, displin, hingga cinta tanah air.  “Usai belajar setengah hari, hendaknya para peserta didik (siswa) tidak langsung pulang ke rumah, tetapi dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan dan membentuk karakter, kepribadian, serta mengembangkan potensi mereka,” kata Muhadjir. Dengan demikian, kemungkinan siswa ikut arus pergaulan negatif akan sangat kecil karena berada di bawah pengawasan sekolah. Misalnya, penyalahgunaan narkoba, tawuran, pergaulan bebas, dan sebagainya.
#2. Pertimbangan lainnya adalah faktor hubungan antara orangtua dan anak. Biasanya siswa sudah bisa pulang pukul 1. Tidak dipungkiri, di daerah perkotaan, umumnya para orangtua bekerja hingga pukul 5 sore.  “Antara jam 1 sampai jam 5 kita nggak tahu siapa yang bertanggung jawab pada anak, karena sekolah juga sudah melepas, sementara keluarga belum ada,” pungkas beliau menambahkan.  Kalau siswa tetap berada di sekolah, mereka bisa sambil menyelesaikan tugas sekolah sampai orangtuanya menjemput sepulang kerja. Setelahnya, siswa bisa pulang bersama orangtua, dan selanjutnya aman di bawah pengawasan orangtua.
#3. Program ini dianggap dapat membantu guru untuk mendapatkan durasi jam mengajar sebanyak 24 jam/minggu. Ini merupakan salah satu syarat untuk lolos proses sertifikasi guru. “Guru yang mencari tambahan jam belajar di sekolah nanti akan mendapatkan tambahan jam itu dari program ini,” tambahnya.Kalau pada akhirnya diterapkan, dalam sepekan sekolah akan libur dua hari, yakni Sabtu dan Minggu. Sehingga, ini akan memberikan kesempatan bagi siswa bisa berkumpul lebih lama dengan keluarga. “Peran orangtua juga tetap penting. Di hari Sabtu dapat menjadi waktu keluarga. Dengan begitu, komunikasi antara orangtua dan anak tetap terjaga dan ikatan emosional juga tetap terjaga,” ujar Muhadjir.
Agar program ini dapat berjalan lancar harus didukung dengan suasa lingkungan sekolah yang menyenangkan. Jadi, penerapannya adalah belajar formal sampai setengah hari, selebihnya diisi kegiatan ekstrakurikuler. Namun, rencana ini juga menuai berbagai respon, baik pro maupun kontra. Sebagian pihak yang kurang setuju berargumen bahwa tingkat konsentrasi setiap anak berbeda-beda. Bisa dikatakan, jenjang SD masih tergolong anak-anak yang mudah bosan. Selain itu, jika dilihat dari segi fisik juga kurang baik untuk kesehatan. Siswa masih butuh istirahat yang cukup di rumah agar konsentrasi juga lebih maksimal. Lalu, dari segi sosial dan geografis, daerah pelosok nampaknya belum cocok menjalankan full day school. Kebanyakan orangtua siswa bermata pencaharian sebagai petani, nelayan, buruh, dan sebagainya. Nah, orangtua pun membutuhkan anaknya untuk membantu mereka menyelesaikan pekerjaan sepulang sekolah. Misalnya bercocok tanam, menjahit, dan sebagainya. Membantu ini juga merupakan bagian dari pembentukan karakter dan meningkatkan kemampuan anak di rumah. Berbeda dengan orangtua di perkotaan yang sebagian besar adalah pekerja kantoran. Kemungkinan jarang bertemu dan berinteraksi dengan anak secara langsung akibat kesibukan sangat besar. Salah satu contohnya adalah Purwakarta. Bupati setempat memiliki peraturan pendidikan berkarakter yang telah diintegrasikan dengan peraturan Desa Berbudaya. Oleh karena itu, pelajaran siswa di sekolah harus diaplikasikan oleh siswa di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Jika ada orangtua yang tidak mendorong anak mereka untuk mengikuti peraturan ini, maka diberikan sanksi lho! Pemerintah daerah akan mencabut subsidi kesehatan dan pendidikan mereka.
Kak Seto sebagai Ketua Dewan Pembina Komnas Anak turut mengemukakan pendapatnya. “Saya mendukung rencana tersebut selama tidak memasung hak anak, seperti hak bermain, hak beristirahat, dan hak berekreasi. Sebab, pada prinsipnya, sekolah harus ramah anak demi yang terbaik buat mereka,” ujar pria yang khas dengan tatanan rambut dan kacamatanya itu. Full day school ini tidak bisa disamaratakan, lanjut Kak Seto. Di beberapa sekolah yang telah menerapkan hal tersebut, banyak anak didik yang stres karena cara pengemasannya tidak ramah.
Selain itu, banyak juga yang meresahkan kesejahteraan guru swasta di Indonesia. Gaji masih jauh di bawah upah minimum. Bahkan karena hal tersebut, banyak yang bekerja sambilan demi memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu, juga mengejar jam pelajaran ke sekolah-sekolah lain. Kalau full day school, otomatis guru juga ada di sekolah secara penuh. Berarti, harus ada perhatian khusus juga nih terkait penggajian untuk guru swasta.
Konsep ini juga bergantung pada sarana dan prasarana pendukung ya, smart buddies. Seperti fasilitas sekolah dan regulasi lain yang bisa jadi pengokoh. Coba bayangkan kamu harus berlama-lama di sekolah yang fasilitasnya kurang memadai. Bukan karakter yang akan berkembang, namun jenuh bahkan stres yang didapat. Kebijakan ini harus bertahap, serta melibatkan seluruh pihak.
Sebelumnya, sudah ada beberapa negara yang menerapkan full day school. Justru konsep ini diusung oleh negara-negara maju lho, smart buddies! Ada Singapura, Korea Selatan, Cina, Jepang, Taiwan, Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Spanyol, dan Jerman.
Melihat respon masyarakat, Muhadjir menanggapi dengan positif. Justru hal ini membuktikan bahwa masyarakat bersikap kritis. Hingga kini, ide full day school ini masih dalam proses pengkajian. Juga, disosialisasikan di berbagai sekolah, mulai pusat hingga ke daerah-daerah sambil melihat respon masyarakat. Sekali lagi, ini baru gagasan yang dilemparkan ke masyarakat. Masukan dari masyarakat juga akan menyempurnakan program pendidikan yang akan beliau canangkan. Jika nanti ditemukan lebih banyak kelemahan, maka program ini tidak akan dijalankan. Mungkin jika dikemas dengan tepat dan ramah anak, konsep ini dapat berjalan dengan baik. Sarana menunjang, tenaga pendidik yang berkualitas dan sejahtera, serta tidak menyamaratakan seluruh jenjang dan geografis. Kemudian, kemajuan teknologi pendidikan pun dapat memaksimalkan fungsi untuk memajukan sekolah ke depannya. Kombinasi antara fasilitas dan sistem pendidikan dapat menjalankan peran dan fungsinya secara efektif. Dengan demikian, label full day tidak sebatas pada namanya saja. Namun dibuktikan dengan proses pendidikan yang dikelola sesuai tujuan dan amanah undang-undang.




























BAB III
KESIMPULAN


Full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-15.00. sehingga sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. Dari makna dan pelaksanaannya, full day school sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan membutuhkan kreativitas dan inovasi dari guru.
Sistem pembelajaran full day school bukanlah hal yang baru. Sistem ini telah lama diterapkan dalam tradisi pesantren melalui sistem asrama atau pondok, meskipun dalam bentuknya yang sangat sederhana.  Bahkan jika ditarik ke belakang, sistem asrama telah dipraktikkan sejak masa pengaruh Hindu-Budha pra-Islam.
Dengan sistem ini diharapkan anak didik memiliki produktifitas yang tinggi sehingga mampu meminimalisir hal-hal negatif yang dimungkinkan dilakukan oleh anak sebagai dampak dari pergaulannya dengan lingkungannya.


























DAFTAR PUSTAKA


blog.ruangguru.com/pro-dan-kontra-konsep-full-day-school-di-indonesia/
http://bangmakalah.blogspot.co.id/2016/10/kebijakan-full-day-school-dalam.html

2 komentar:

MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...