Senin, 14 Agustus 2017

makalah sosiologi : hajat laut bojongsalawe



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial, dimanapun berada tidak pernah lepas dari berhubungan dengan sesama manusia lainnya, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Agar hubungan itu berjalan dengan baik, maka dalam berprilaku manusia senantiasa berpedoman pada nilai-nilai dan norma. Nilai-nilai dan norma yang dimiliki setiap masyarakat memiliki persamaan dan perbedaan. Dengan menyadari persamaan dan perbedaannya, serta keikutsertaan kita dalam hubungan sosial, maka diciptakanlah ilmu sosiologi sebagai pedoman kita untuk berinteraksi sosial.
Budaya tidak dapat dipisahkan dari konsep Dwi Tunggal, yaitu tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat. Budaya adalah suatu cara hidup yang hidup dan berkembang dan diturunkan pada generasi- generasinya. Kebudayaan erat hubungan erat dengan masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat itu diatur oleh kebudayaan itu sendiri. Hampir seluruh kebudayaan yang kita miliki adalah warisan dari nenek moyang kita. Amat sedikit tindakan manusia yang dilakukan tanpa proses belajar karena dia menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaaan yang terus berlangsung akan menghasilkan suatu kebudayaan.


B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui penerapan konsep sosiologi
2.      Untuk mengetahui arti kebudayaan dalam konsep sosiologi







BAB II
PEMBAHASAN

Aspek individu dapat dikatakan sebagai manusia, sehingga definisi manusia adalah Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok atau seorang individu. Definisi manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dan dianugerahiNya akal, hati, fisik. Yang membedakan antara manusia dengan hewan adalah akal. Maka ada yang berpendapat bahwa manusia itu hewan yang berakal. Karena dari segi fisik memang tidak ada beda dengan hewan tetapi yang membedakannya adalah akal.Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.
            Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat adalah kebudayaan, yang antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam komunitas. Kebudayaan di sini dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati yang wujud kebudayaannya adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari serangkaian tindakan yang berpola yang bertujuan untuk memenuhi keperluan hidup. Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu melalui proses belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.Karena di dalam masyarakat orang-orang yang hidup bersama menghasilkan kebudayaan, sehingga masyarakat sebagai pendukung, pemelihara, dan pelestaridari budaya yang telah mereka miliki yang kemudian di wariskan kepada anak cucunya.
            Keterkaitan anatara individu, masyarakat dan kebudayaan sangatlah erat dalam kehidupan individu itu sendiri maupun orang banyak. Individu harus bersosialisai dalam masyarakat sehingga melestarikan kebudayaan dan menimbulkan kebudayaan baru yang mencirikan budaya Bangsa Indonesia sendiri. Dimana yang kita ketahui bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki budaya yang sangat banyak karena, antara masyarakat yang di pisahkan oleh suatu batas wilayah ataupun batas antar pulau juga memoiliki budaya yang khas, antara satu dengan yang lain. Sehngga ciri kebudayaan ada karena terdapat pada pendukung kebudayaan tersebut, yakni individu ataupun sekelompok orang bahkan masyarakat dimana diantara mereka membawa kebudayaannya masing-masing sehingga membedakan dengan kebudayaan masyarakat yang lainnya.

B. Hajat Laut di Bojongsalawe
Merupakan Pesta Laut yang diselenggarakan setiap awal bulan Syura oleh warga Bojongsalawe. Hajat Laut atau Pesta Laut dimaksudkan sebagai ucapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah serta keselamatan terhadap nelayan.
Ada juga yang mempercayai sebagai acara untuk meminta permohonan keselamatan dari nelayan untuk Dewi Roro Kidul, yang dipercaya sebagai penunggu Pantai Selatan. Acara ini ditandai dengan dibawanya sesaji yang ditaruh di tiga jampana dibawa ke tengah laut dan ditenggelamkan di tengah lautan.Ratusan perahu dengan berbagai warna dan ornamen ditambah dengan berbagai umbul-umbul ikut mengiringi perahu pengangkut joli atau dongdang yang berisi bermacam sesaji dalam kegiatan syukuran atau hajat laut ini.
Pesta Laut (syukuran Nelayan) adalah acara yang dihelat setiap bulan Muharam pada Kamis Wage menjelang Jumat Kliwon,  Pesta Laut dimaksudkan sebagai ucapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rejeki serta keselamatan terhadap para nelayan.
Pertama-tama para nelayan menyiapkan beberapa jampan (sesaji) terlebih dahulu. Isi dari sesaji ini berupa kepala kerbau dan kepala kambing. Biasanya kerbau dan kambing di beli para nelayang dengan penggalangan dana dari masyarakat Pangandaran. Setelah sesaji siap, para tokoh ulama dan masyarakat Pangandaran mengadakan doa bersaman terlebih dahulu dengan membacakan Yasin dan Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an. Kemudian setelah doa selesai dibacakan inti dari Ritual Hajat Laut pun tiba, beberapa nelayan membawa jampan ke pinggir laut. Satu demi satu jampan dinaikan ke atas perahu. Setelah itu bebrapa nelayan membawa jampan tersebut ke tengah laut kira-kira lima mil dari pesisir pantai Bojongsalawe. Seluruh nelayan ikut dalam iring-iringan, mengawal perahu utama yang membawa jampan. Perahu paran nelayan dihias sedemikian rupa dan warna serta menambahkan ornament-ornamen tertentu yang dapat menarik perhatian.  Perahu hias ini menjadi daya tarik para wisata yang melihat Ritual Hajat Laut. Setelah sampai di tengah laut, satu persatu jampan pun di tenggelamkan. Para nelayan terjun ke laut sambil membawa ember untuk berebut air laut disekitar jampan yang ditenggelamkan. Air ini apabila di guyurkan atau di mandikan kepada perahu mereka dipercaya mendapatkan berkah selama satu tahun kedepan dengan hasil tangkapan yang banyak dan berlimpah. Setelah prosesi penurunan jampan selesai para nelayan kembali ke pesisir pantai. Acara Hajat Laut biasanya di meriahkan dengan beberapa perlombaan seperti panjat pinang, tangkap bebek di laut dan balapan penyu. Untuk hiburannya biasanya dimeriahkan oleh kesenian tradisional Jawa Barat dan tarian-tarian tradisional.

Description: Gambar terkait

Description: Gambar terkait


C.    Hasil Wawancara
Pertanyaan :
1.      Pak, apakah dalam memperingati syukuran nelayan ada ritual khusus sebelum hari H ?
2.      Tradisi ini sudah ada sejak kapan?
3.      Untuk apa tradisi ini dilakukan ?
4.      Apa pengaruh didalam tradisi ini untuk nelayan?
5.      Apakah acara ini dapat dinikmati oleh wisatawan ?

Jawaban :
1.      Ada ritual.
Ritual kegiatan nelayan, membuat karnaval, babarit : makan bersama. Malamnya diadakan pengajian. Di hari H dibuang sesaji ke laut dan sunatan masal, beri santunan kepada yatim piatu.
2.      Sudah ada sejak jaman nenek moyang, tradisi ini juga sampai ke Banten.
3.      Syukuran kepada Allah SWT
4.      Meminta rejeki kepada Tuhan
5.      Bisa jadis etiap ada syukuran nelayan pasti ada wisatawan yang datang.

D.    Biodata Narasumber
Nama                    : Ahya Sutarya
Tempat Tgl Lahir : Ciamis, 14 Juli 1950
Umur                    : 67 Tahun
Pekerjaan              : Nelayan
Alamat                 : Dusun Bojongsalawe Desa Karangjaladri









BAB III
KESIMPULAN

Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa dari masyarakat. Tidak ada kebudayaan apabila tidak ada masyarakat dan tidak ada masyarakat jika tanpa kebudayaan. Kebudayaan berasal jadi suatu kebiasaan yang terjadi pada suatu kelompok msyarakat. Konsep perkembangan untuk melihat kebudayaan sebagai teks-teks yang harus dibaca, ditranslasikan, dan diinterpretasikan.Keterkaitan anatara individu, masyarakat dan kebudayaan sangatlah erat dalam kehidupan individu itu sendiri maupun orang banyak. Individu harus bersosialisai dalam masyarakat sehingga melestarikan kebudayaan dan menimbulkan kebudayaan baru yang mencirikan budaya Bangsa Indonesia sendiri.
Upacara  hajat  laut merupakan kebudayaan masyarakat Bojongsalawe  yang  harus dilestarikan, karena memiliki nilai budaya dan nilai sosial yang sangat tinggi.  Masyarakat  Bojongsalawe menyadari  pentingnya  nilai-nilai tersebut, sehingga dapat dilihat dari upacara tradisonal hajat laut tersebut dapat memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat Bojongsalawe. Hilangnya nilai-nilai budaya, artinya hilangnya hubungan manusia dengan Tuhan, hilangnya hubungan antar sesama manusia, dan hilangnya hubungan manusia dengan alam yang bisa diakibatkan oleh pengaruh negatif baik  dari  wisatawan,  televisi, handphone ataupun internet.














DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH FORMAT REKOD BISNIS

  MAKALAH FORMAT REKOD BISNIS           Disusun Oleh : DADANG MAULANA YUSUF D4 KEARSIPAN         UNIVERSITAS...