BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam sebuah masyarakat terdapat istilah yang sering kita
dengar yaitu mobilitas sosial. Banyak sekali masyarakat yang dalam kehidupan
nya mengalami mobilitas sosial, namun tidak sedikit pula dari mereka juga tidak
mengetahui dan menyadari bagaimana dan mengapa kita bisa terjun dalam sebuah
mobilitas sosial. Oleh karena itu, di sini akan dilakukan sebuah pembahasan
terhadap apa saja masalah yang ditimbulkan dari mobilitas social dan bagaiamana
cara menyelesaikannya secara universal.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa
definisi dari Mobilitas Sosial?
2. Bagaimana
cara melakukan Mobilitas Sosial?
3. Bagaimana
bentuk-bentuk dari Mobilitas Sosial?
4. Apa faktor
penghambat dari Mobilitas Sosial?
5. Apa faktor
pendorong dari mobilitas social
1.3.
Tujuan Makalah
1.
Untuk
mengetahui definisi dari Mobilitas Sosial.
2
Untuk
mengetahui cara melakukan Mobilitas Sosial.
3
Untuk
mengetahui bentuk-bentuk dari Mobilitas Sosial.
4
Untuk
mengetahui faktor penghambat dari Mobilitas Sosial.
5
Untuk
mengetahui faktor pendorong dari mobilitas social.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mobilitas Sosial
Mobilitas berasal dari kata
mobilis,yang artinya mudah bermobilitas atau mudahdipindahkan. Mobilitas sosial
( social mobility) adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial,
yaitu pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.Mobilitas
sosial terjadi pada semua masyarakat meskipun dengan kecepatan yang
berbeda- beda, sesuai dengan sistem yang diterapkan masyarakat dalam
menyusun kehidupansosialnya atau bermasyarakat.
Definisi mobilitas sosial menurut
beberapa ahli sosiologi :
·
William Kornblum (1988: 172)
Mobilitas sosial adalah perpindahan
individu-individu, keluarga-keluarga, dankelompok sosialnya dari satu lapisan
ke lapisan sosial lainnya.
·
Michael S. Basis (1988: 276)
Mobilitas sosial adalah perpindahan
ke atas atau ke bawah lingkungansosioekonomi yang mengubah status sosial
seseorang dalam masyarakat.
·
H. Edward Ransford (Sunarto, 2001:
108)
Mobilitas sosial adalah perpindahan
ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosialsecara hierarki.
·
Kimball Young dan Raymond W. Mack
(Soekanto, 2001: 275)
Mobilitas sosial adalah suatu
mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-polayertentu yang mengatur
organisasi suatu kelompok sosial.Jadi, mobilitas sosial adalah suatu perubahan
atau perpindahan kelas sosial, baik keatas maupun ke bawah, yang dialami oleh
individu atau kelompok sosial, sehinggamemberikan dampak berupa kelas baru yang
diperoleh individu atau kelompok tadi
·
Menurut Paul B.
Horton
Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu
kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke
strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack,
mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial
mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara
individu dengan kelompoknya.
Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi
Mobilitas Sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas
sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya
dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu
kelompok sosial.
2.2 Cara untuk
melakukan mobilitas sosial
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas
adalah sebagai berikut :
1.
Perubahan
standar hidup
Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara
otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi.
Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan,
karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Manager,
sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat
dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia
memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
2.
Perubahan
tempat tinggal
Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal
dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru atau dengan cara
merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan
mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan
disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya
gerak sosial ke atas.
3.
Perubahan
tingkah laku
Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan
status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih
tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi
juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk
mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.
Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari
golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus.
Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan
istilah-istilah asing.
2.3 Bentuk
mobilitas sosial
1.
Mobilitas
sosial horizontal
Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial
lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas
sosialnya.
Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti
kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas
sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial
yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.
2.
Mobilitas
sosial vertikal
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek
sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak
sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
a.
Mobilitas
vertikal ke atas (Social climbing)
Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang
utama masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu
yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana
kedudukan tersebut telah ada sebelumnya.
Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi
persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah. Membentuk kelompok baru.
Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status
sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri menjadi ketua organisasi.
b.
Mobilitas
vertikal ke bawah (Social sinking)
Mobilitas
vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama.
] Turunnya kedudukan.
Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah. Contoh:
seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika
melaksanakan tugasnya.
] Turunnya derajat kelompok.
Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa
disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B.
akibatnya, status sosial tim pun turun.
3.
Mobilitas
antargenerasi
Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih,
misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya.
Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun
dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu
sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi
lainnya.
Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan
pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi
seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal
antargenerasi.
4.
Mobilitas
intragenerasi
Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang terjadi di dalam satu
kelompok generasi yang sama.
Contoh: Pak Darjo adalah seorang buruh. Ia memiliki anak yang bernama Endra
yang menjadi tukang becak. Kemudian istrinya melahirkan anak ke-2 yang diberi
nama Ricky yang awalnya menjadi tukang becak juga. tetapi Ricky lebih beruntung
sehingga ia bisa mengubah statusnya menjadi seorang pengusaha sementara Endra
tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya
di sebut Mobilitas Antargenerasi.
2.4 Faktor pendorong mobilitas social
1.
Faktor
Struktural
Faktor
struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus
diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan
faktor struktural adalah sebagai berikut :
·
Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat
terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh anggota
masyarakat yang bersangkutan
·
Perbedaan Fertilitas Setiap
masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat
fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai
kedudukan tinggi atau rendah
·
Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin
saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern), contoh nya di
negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah
pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah.
2.
Faktor
Individu
Faktor Individu
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan,
penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
·
Perbedaan Kemampauan Setiap individu
memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan
dalam mobilitas sosial.
·
Orientasi Sikap terhadap mobilitas
Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek
mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan
kesenangan, dan memperbaiki diri.
·
Faktor kemujuran Walaupun seseorang
telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala mengalami kegagalan.
3. Status
Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam
status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan
tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak
puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari
kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
4. Keadaan
Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong
terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba
kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA,
kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara
sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
5. Situasi
Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan
terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan
negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa
mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
6. Kependudukan
(Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan
mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang
pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan
yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga
masyarakat mencari tempat kediaman lain.
7.
Keingina
Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain
mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat
ke tempat yang lain.
8. Perubahan
kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah
dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat.
Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas.
Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.
9. Ekspansi
teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan
penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan
mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan
berkurangnya penduduk.
10. Komunikasi
yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi
antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata
yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan
mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas
sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada
dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
2.5 Faktor
penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial.
Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
1.
Nelson Mandela, pejuang persamaan hak
kulit hitam di Afrika selatan. Perbedaan kelas rasial, seperti yang terjadi di
Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak
memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk
bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan
dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi
presiden Afrika Selatan
2.
Agama, seperti yang terjadi di India
yang menggunakan sistem kasta. diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka
dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal ini terbukti dengan adanya pembatasan
suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya
sedikit orang yang mampu mendapatkannya.
Contoh:
"A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua
orangtuanya tidak bisa membiayai, sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk
meningkatkan status sosialnya. Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat juga
berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan
kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan status sosialya.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari semua penjabaran diatas dapat kita
simpulkan bahwa mobilitas sosial (social mobility) merupakan proses perpindahan posisi atau status
sosial sosial atau yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
struktur sosial masyarakat. Terdapat beberapa faktor penentu terjadinya suatu
mobilitas dalam masyarakat. Dan klasifikasi dari mobilitas sosial, dengan
mengetahui itu kita tahu termasuk dalam golongan apa kita ini entah itu
mobilitas vertikal, mobilitas horizontal atau yang lainnya itu tergantung kita
menyikapinya. Mobilitas sosial dimasyarakat ternyata tidak seperti yang
dibayangkan yaitu bergerak lurus sesuai dengan status dan peran sosial suatu
individu atau kelompok. Jadi disimpulkan jika mobilitas sosial bersifat dinamis
dapat berubah secara cepat dan lambat.
3.2 Saran
Sebagai manusia kita pasti akan
menuntut untuk status dan peran sosialnya sangatlah tinggi, namun sebagai
manusia sosial seharusnya kita dapat mengerti dan menyadari mobilitas sosial
atau gerakan sosial ini tidak terjadi begitu saja dengan sendirinya. Karena
mobilitas sosial terjadi tergantung bagaimana diri kita sendiri menyingkapi
status serta peran sosial diri dan menurut prestasi kita masing-masing anggota
masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya jika memang menginginkan mobilitas naik
kita juga tidak boleh duduk diam dalam struktur sosial tetapi kita harus
terbuka dan positif terhadap perubahan yang positif juga dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://socius3.wordpress.com/2008/02/20/mobilitas-sosial-2/
http://silviafrans90.blogspot.com/2010/11/makalah-mobilitas-sosial-lengkap.html
http://sosiologi-sosiologixavega.blogspot.com/2011/05/bab_16.html
http://kacrutguthabul.blogspot.com/2011/11/laporan-sosiologi-materi-mobilitas.html
Dari semua penjabaran diatas dapat kita simpulkan bahwa mobilitas sosial (social mobility) merupakan proses perpindahan posisi atau status sosial sosial atau yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat. Terdapat beberapa faktor penentu terjadinya suatu mobilitas dalam masyarakat.
BalasHapus