BAB I
PENDAHULUAN
Prestasi sekaligus konstribusi Islam
yang paling berharga bagi pencerahan peradaban masyarakat Eropa. Spanyol, pintu
gerbang Eropa yang oleh orang Arab Islam disebut Andalusia, dikuasai dan
menjadi basis kekuasaan Islam di benua itu selama sembilan abad. Hingga kini,
bukti-bukti zaman keemasan Islam tersebut masih dapat disaksikandan menjadi
objek wisata yang menarik para turis dari seluruh dunia[1].
Spanyol adalah sebuah negara yang
pernah ditaklukkan oleh Islam untuk mengembangkan agama Islam di negeri
tersebut. Ketika Islam masuk ke negeri Spanyol, negeri ini banyak mengalami
perkembangan peradaban yang pesat baik dari kebudayaan maupun pendidikan Islam,
karena Spanyol didukung oleh negerinya yang subur dengan penghasilan ekonomi yang
cukup tinggi sehingga menghasilkan para pemikir hebat. Spanyol mengalami
perkembangan pesat dalam kebudayaan dan pendidikan Islam yang dimulai dengan
mempelajari ilmu agama dan sastra, kemudian meningkat dengan mempelajari
ilmu-ilmu akal. Karena dalam waktu relatif singkat Cardova dapat menyaingi
Baghdad dalam bidang ilmu pengetahuan dan kesusastraan. Karena itu kehadiran
Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan[2].
Secara politis, Islam di Andalusia
telah memberi rasa aman bagi kaum yang selama ini menjadi kelompok
terpinggirkan seperti orang Yahudi dan rakyat kebanyakan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendiri Dinasti
Umayyah II adalah Abdurrahman al-Dakhil. Ketika dinasti Umayyah di Damaskus
tumbang oleh dinasti Abbasiyah, salah seorang keluarga Umayyah, Abdurrahman
al-Dakhil, berhasil meloloskan diri dari kejaran dinasti Abbasiyah. Dia
berhasil menyeberang ke Spanyol dan memasuki Andalusia. Saat itu, keamiran
Andalusia berada di tangan Yusuf bin Abdurrahman al-Fihr dari bani Mudar. Berkat
dukungan suku Yaman yang sedang bertikai dengan Yusuf, Abdurrahman al-Dakhil
berhasil menguasai Andalusia. Ia kemudian berhasil mengatasi pemberontakan dan
serangan dari musuh-musuhnya.
Abdurrahman
ad-Dakhil mendirikan dinasti Umayyah II yang merdeka dari kekuasaan dinasti
Abbasiyah. Oleh sebab itu, khalifah al-Mansur memberi gelar kepada ad-Dakhil
Saqar Quraisy, artinya Rajawali Quraisy[3].
1.
Kekuasaan
Dinasti Umayyah II
Setelah memproklamasikan berdirinya
pemerintahan yang baru, Abdurrahman al-Dakhil mulai menata pemerintahannya.
Walaupun pemerintahan dinasti Umayyah di Andalusia merdeka dan tidak terikat
dengan pemerintahan manapun, Abdurrahman al-Dakhil tidak menggunakan gelar khalifah,
tetapi amir. Secara tidak langsung, ia masih mengakui bahwa kekhalifahan
dipegang Dinasti Abbasiyah. Gelar khalifah di Andalusia pertama kali digunakan
Abdurrahman al-Nasir (Abdurrahman III), bersamaan dengan meninggalnya khalifah
al-Muqtadir di Bagdad.
Pada masa awal pemerintahan Dinasti
Umayyah, kondisi Andalusia belum stabil. Hal itu disebabkan adanya perselisihan
di kalangan umat Islam sendiri. Perselisihan itu terjadi antara suku Barbar dan
Arab, perselisihan tersebut membuat kehidupan masyarakat dan politik pada masa
itu relatif belum stabil. Di samping itu, gangguan dari golongan Kristen juga
masih terus terjadi.
Adapun para penguasa Dinasti Umayyah
yang memerintah di Spanyol yang terkenal adalah sebagai berikut.
a.
Abdurrahman
al-Dakhil (Abdurrahman I), 756-788 M
Setelah
berhasil mendirikan sebuah pemerintahan yang merdeka, Abdurrahman al-Dakhil
berusaha memantapkan pemerintahan sebagai langkah pertama. Hal itu dilakukannya
dengan cara mematahkan segala perlawanan yang ditujukan kepadanya. Beberapa
kelompok Arab di Andalusia Timur meminta bantuan Charlemagne Agung, raja
Prancis. Kelompok ini mencoba mengusir Abdurrahman al-Dakhil dari Andalusia.
Pasukan ini dipimpin oleh Roland.
Dalam sebuah
pertemuan di Roncesvaltes, Abdurrahman al-Dakhil mampu mengalahkan mereka.
Setelah itu, Abdurrahman al-Dakhil memperkuat dan mengorganisasikan tentaranya.
Tentara Islam direkrutnya dari orang-orang Barbar, Afrika Utara, yang terkenal
kuat. Dengan jumlah mencapai 40.000 orang, pasukan Dinasti Umayyah menjadi
sangat kuat. Keberhasilannya memantapkan pemerintahan membuat Abdurrahman
al-Dakhil kemudianberalih ke bidang pembangunan, seni, dan kebudayaan.
Abdurrahman ad-Dakhil membangun beberapa benda sejarah. Beberapa benda sejarah
itu adalah Mesjid Agung Kordoba, Jembatan Sungai Guadalquivir, dan Taman
Munyal ar-Rusafa.
Dalam bidang
seni dan kebudayaan, Abdurrahman al-Dakhil melindungi tokoh pujangga dan
cendekiawan di dalam istananya. Di antara tokoh pujangga istananya adalah Abi
al-Mutasya, Saikh Abu Musa Hawari, Isa bin Dinar, Yahya bin Yahya, dan Said bin
Hasan.
Dalam bidang
pengetahuan, Abdurrahman al-Dakhil merintis berdirinya universitas di Kordoba,
Sevilla, dan Toledo. Universitas-unuversitas tersebut menjadi sumber asli
kebudayaan Arab, non Arab, Islam, Kristen, dan Yahudi selama berabad-abad
kemudian. Abdurrahman al-dakhil juga membagi pemerintahan kedalam tiga badan,
yaitu yudikatif, perpajakan dan sipil. Dia memerintah dengan ketegasan dan
keadilan hingga meninggal pada tahun 788M. hal ini membuat wilayah kekuasaanya
menjadi paling terorganisasi dengan ibu kota paling megah di Eropa.
b.
Hisyam Bin
Abdurrahman ( Hisyam I ), 788-796M
Hisyam naik
tahta menggantikan ayahnya, Abdurrahman I. ia terkenal sebagai khalifah yang
saleh dan adil. Dalam pemerintahanya, ia membangun dan meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya. Dalam bidang pendidikan, Hisyam memperingati dan
meningkatkan ilmu pengetahuan dan penelitian. Ia telah mengembangkan penggunaan
bahasa Arab dalam kehidupan masyarakat. Pada akhirnya, bahasa Arab lebih
diutamakan dari pada bahasa latin di Semenanjung Iberia. Dalam bidang
keagamaan, Hisyam mencoba memasukkan Mazhab Maliki ke Andalusia. Kitab al-Muwatta
yang ditulis Imam Malik disalin dan disebarkan keseluruh negeri. Hisyam
juga memerhatikan kehidupan rakyat yang kecil. Ia sering menyamar dan
memerdekan sebagian harta kepada rakyatnya yang miskin serta mendengarkan
keluhan-keluhan mereka.
Dibidang
kesusastraan, Hisyam sangat menyukai sejak bahasa arab. Amar bin Ali Gaffar
adalah seorang penyair yang termasyur pada masanya. Hisyam meninggal dalam usia
40 tahun.
c.
Abdurrahman
al-Ausat (Abdurrahman II), 822-852
Abdurrahman II
menggantikan Ayahnya, Hakam, dalam usia 31 tahun. Ia bergelar al-Ausat
yang berarti yang menengah. Ia sangat dicintai rakyatnya. Selain mempunyai
kemauan keras, ia juga berwawasan luas. Hal itulah yang membuat ia menjadi amir
yang berhasil.
Dalam mengatasi
politik dalam negrinya, Abdurrahman II berusaha mengamankan dan mengatasi
huru-hara yang ada. Dengan demikian, jalannya pemerintahan menjadi stabil.
Perekonomian pun meningkat pesat.
Dalam mengatasi
politik luar negerinya, Abdurrahman II membentuk armada laut guna menumpas
perompakan yang dulakukan bangsa Normandia dari Semenanjung Skandinavia.
Diwilayah utara, Alfonso II dari suku Leon melakukan penyerangan dengan bantuan
beberapa kabilah Kristen. Namun, semua itu dapat ditumpasnya.
Abdurrahman II
sangat memperrhatikan pendidikan. Ia banyak membangun sekolah, perguruan
tinggi, dan perpustakaan besar. Pada masa itu banyak lahir intelektual dan
filsuf muslim.
Kebebasan
beragama diterapkan dalam pemerintahan Abdurrahman II. Akhlak yang demikian itu
justru mendorong banyak orang Kristen yang masuk Islam. Abdurrahman II juga
mencintai kesenian dan kesusastraan. Ia melindungi seniman dan cendekiawan di
istananya. Pada masanya muncul seorang pemain musik yang terkenal, yaitu
Zaryab. Abdurrahman II juga membuat kota Kordoba menjadi Bagdad. Ia memperindah
kota dengan gedung-gedung besar, mesjid, serta air mancur.
d.
Abdurrahman
al-Nasir (Abdurrahman III), 912-961M
Abdurrahman III
mewarisi pemerintahan yang kacau balau dari ayahnya, Abdullah. Di seluruh
penjuru negeri terjadi kekacauan dan pemberontakan. Abdurrahman III segera
mengambil langkah-langkah untuk memadamkannya. Pemberontakan-pemberontakan
tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Ordono II
Ordono II
adalah kepala suku Leon. Ia dibantu Sancho, kepala suku Navarre dalam
melancarkan pemberontakannya pada tahun 914 M. pemberonyakan ini diteruskan
anak-anaknya, Ramiro dan Garcia. Pemberontakan ini, dibantu Muhammad bin
Hasyim, gubernur Zaragoza. Perjanjian damai pada tahun 955 M mengakhiri
pemberontakan ini.
2.
Umar bin Hafsun
Umar bin Hafsun
memulai pemberontakannya pada tahun 882 M. pemberontakan ini paling berbahaya
karena sudah mengancam kekhalifahan di Kordoba. Pada tahun 931 M, Abdurrahman
III berhasil menghancurkan bentengnya di Babastro
3.
Dinasti
Fatimiyah
Dinasti
Fatimiyah merupakan penguasa Afrika Utara setelah berhasil mengalahkan penguasa
Aglabiyah. Abdurrahman III mengirimkan ekspedisi keafrika utara dan menguasai
Maroko dan Ceuta pada tahun 918-931 M. ia juga mengirimkan armada kepantai
Aljazair dan Tunisia untuk mengganggu pelayaran Dinasti Fatimiyah.
Setelah berhasil memulihkan
pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia, Abdurrahman III mendengar berita
kematian khalifah al-Muqtadir di Bagdad pada tahun 932 M. Dengan meninggalnya
khalifah al-Muqtadir, Abdurrahman III mengumumkan dirinya sebagai khalfah.
Dengan demikian, saat itu di dunia Islam terdapat dua khalifah, yaitu khalifah
Dinasti Abbasiah di Bagdad dan khalifah Dinasti Umayyah di Andalusia.
Dalam menjalani kelompok agama lain
abdurrahman III bersikap toleran. Gereja-gereja diijinkan berdiri. Abdurrahman
III juga mengundang semua orang dari setiap agama datang kemesjidnya.
Orang-orang kristen bebas bekerja dalam dinas kenegaraan.
Ilmu pengethuan juga berkembang pada
masa itu. Ilmu-ilmu yang muncul pada masa Abdurrahman III, antara lain
1.
Ibnu al-Ahmar
(sejarawan);
2.
Ahmad bin Nasar
(Astronom);
3.
Ibnu Masarah
(filsuf);
4.
Said dan Yahya
bin Isyak (Dokter).
Banyak buku Yunani yang diterjemahkan
ke dalam bahasa Arab. Pada saat itu negara memiliki 75 perpustakaan. Selain
itu, Abdurrahman III juga membangun istana Al-Zahra di dekat Kordoba. Istana
ini memiliki 400 kamar serta memberi pondokan kepada ratusan budak dan ribuan
pengawal. Pada masa itu Kordoba menjadi kota yang sangat makmur yang hanya
dapat disaingi oleh Bagdad dan Konstantinopel.
Kordoba mencapai puncak kejayaan pada
masa pemerintahan Abdurrahman III (912-961M). Pada masa itu, Kordoba mempunyai
penduduk lebih dari setengah juta jiwa. Di kota itu terdapat 50 rumah sakit,
700 mesjid, 800 sekolah dan 300 tempat pemandian umum. Selain itu, Kordoba
penuh dengan gedung-gedung megah dan mewah. Yang paling megah ialah istana
khalifah Madinatul-Zahra yang dibangun diatas bukit yang jauhnya 5 km dari
pusat kota.
Istana Madinatul-Zahra mempunyai 4000
ruang dan sekitarnya terdapat kantor-kantor dan gedung pemerintahan. Selain
itu, terdapat tempat tinggal para duta, misalnya duta-duta dari Prancis,
Jerman, dan Italia. Karena indah dan besarnya itulah, dinamakan Madinatul-Zahra
yang berarti kota yang gilang gemilang.
Menurut riwayat, kota Kordoba dibangun
selama 40 tahun dengan menghabiskan sepertiga dari seluruh pendapatan negara
setiap tahunnya. Pekerja yang digunakan tidak kurang dari 10.000 orang setiap
hari yang didatngkan dari berbagai negeri. Karena megah dan indahnya, kota
Kordoba disebut sebagai mutiara dunia.
Sepeninggal Abdurrahman III,
diangkatlah putranya yang bernama Hakam bin Abdurrahman (861-972M). Ia terkenal
sebagai sarjana dan pencinta ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, tidaklah aneh
apabila seluruh perhatian pada masa pemerintahannya dicurahkan untuk memajukan
ilmu pengetahuan. Pada masa Hakam, universitas Kordoba terkenal di seluruh
dunia sehingga banyak mahasiswa Islam dan Kristen dari Eropa berdatangan untuk
belajar. Selain itu, di Kordoba terdapat banyak perpustakaan, di antaranya yang
terbesar adalah milik khalifah sendiri. Perpustakaan ini memiliki koleksi kitab
tidak kurang dari 40.000 jilid. Disamping itu, banyak toko buku sehingga
penduduk Kordoba hampir tidak ada yang buta huruf.
2. Kemajuan Peradaban pada
Masa Dinasti Umayyah II
Dalam kurun waktu tujuh abad Islam
berkuasa di Spanyol (Andalusia), umat Islam telah mengukir masa keemasannya di
berbagai bidang. Banyak prestasi yang telah diukurnya, bahkan pengaruhnya
membawa Eropa dan kemudian dunia pada kemajuan yang lebih kompleks.
a.
Kemajuan
Intelektual
Sebagai negara yang subur, Spanyol
telah menghasilkan banyak keuntungan secara ekonomi. Tingkat ekonomi yang
tinggi memunculkan banyak pemikir. Banyaknya pemikir itu mengakibatkankan
banyak bidang keilmuan yang menonjol di Spanyol.
1.
Bidang Filsafat
Pada masa
pemerintahan Muhammad bin Abdurrahman (852-866), mulai dikembangkan minat
terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan. Namun, usaha ini belum banyak
membuahkan hasil. Kemudian dilanjutkan al-Hakam (961-976 M). Al-Hakam
berinisiatif menterjemahkan karya-karya filsafat dalam jumlah yang besar.
Hal itu membuat Kordoba dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu
menyaingi Bagdad sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Kemajuan ini merupakan jembatan ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa.
Tokoh pertama
dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad ibn al_Sayig. Ia
lebih di kenal dengan nama Ibnu Bajjah. Ia lahir di Zaragoza dan
meninggal di Fez karena keracunan. Karya besarnya adalah an-Nafs dan Risalahal-
Ittisal.
Tokoh kedua
adalah Ibnu Tufail. Ia lahir di Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur
Granada dan wafat pada tahun 1185 M. Abu tufail banyak menulis tentang
kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat
terkenal adalah Hayy ibn Yaqzan.
Pada akhir abad
ke-12 M, muncul seorang pengikut Aristoteles dalam bidang filsafat, yaitu Ibnu
Rusyd dari Kordoba. Ia lahir di Kordoba pada tahunn 1126 M dan meninggal pada
tahun 1198 M. Ibnu Rusyd sangat berhati-hati dalam menafsirkan
karya-karya filsafat Aristoteles. Ia berusaha menyerasikan antara
filsafat dan agama. Tidaklah mengherankan jika namanya cemerlang dalam filsafat
islam. Karya terbesarnya adalah Tahafut
at-tahafut
2.
Bidang Sains
Dalam ilmu
kedokteran, kita mengenal nama-nama Wafid al-Lakhmi, Khalaf az-Zahrawi,
dan Zurh. Dikalangan wanita, kita mengenal Umm al- Hasan binti Abi
Ja’far dan saudara perempuan al-Hafiz. Abul Qasim az-Zahrawi,
seorang dokter bedah dan menulis buku at-Tasrif
sebanyak 30 jilid. Ibnu Khatimah, Ahli penyakit malaria. Ammar
al-Marsudi adalah ahli mata.
Dalam ilmu
astronomi, ada Abbas Ibnu Farnas yang termasyhur dalam ilmu kimia dan
astronomi. Ia orang pertama yang menemukan kaca dari batu. Selain itu, ada
Ibrahim Ibnu Yahya an-Naqqas, seorang ahli Astronomi. Ia dapat menentukan
waktu terjadi gerhana matahari dan lama berlangsungnya. Beliau juga berhasil
membuat teropong bintang. Ahmad ibn Kas dari Kordoba adalah seorang yang ahli
dalam bidang obat-obatan.
Dalam bidang
sejarah dan Geografi, Islam melahirkan banyak ilmuan terkenal. Ibnu Jubair dari
Valencia (1145-1228 M) menulis tentang perlawatan kenegeri-negeri muslim,
seperti Mediterania dan Sicilia. Ibnu Batutah dari Tangier (1304-1377 M)
mencapai Samuda Pasai dan Cina. Ibnu al-Khatib (1317-1374 M) menyusun
riwayat Granada. Adapun Ibnu Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah
dalam bukunya Muqaddimah.
3.
Bidang Fikih
Dalam bidang
fikih, Spanyol terkenal sebagai penganut mazhab Maliki. Mazhab ini dibawa Ziyad
ibn Abd al-Rahman. Selanjutnya, diteruskan Ibnu Yahya yang menjadi qadi’
(hakim) pada massa Hisyam ibn Abd al-Rahman. Ahli-ahli fikih lainnya, antara
lain Abu Bakr ibn al-Qutiyah, Munzir ibn Sa’id al-Baluthi, dan Ibnu Hazm dengan
karyanya al-Muhalla bi al-Asar Fi Syah
al-Mujalla bil Ikhtisar dan al-Hikam fil Usul Ahkam. Adapun Ibnu Rusyd,
selain sebagai ahli filsafat, ia pun ahli fikih (hukum Islam) dengan bukunya Bidayah al-Mujtahid wan Nihayah al-Muqtasid.
4.
Bidang Musik
dan Kesenian
Dalam bidang
musik dan seni suara, Spanyol Islammemiliki tokoh al-Hasan ibn Nafi yang
dijuluki Zaryab. Ia terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmunya diwariskan kepada
anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan. Lebih dari itu, ilmu itu juga
diberikan kepada para budak.
5.
Bidang Bahasa
dan Sastra
Bahasa Arab
telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Bahkan
penduduk asli pun mempergunakannya diatas bahasa mereka sendiri. Dengan majunya
bahasa Arab di Spanyol, banyak karya-karya sastra bermunculan. Misalnya, al-Iqa’ al-Farid karya Ibn Aba Rabbih, az-Zakirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah karya
Ibnu Bassam, dan kitab al-Qala’id
karya al-Fath ibn Khaqan.
b.
Kemajuan
pembangunan fisik
Banyak
pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam. Jalan-jjalan dan
pasar-pasar dibangun sebagai pendukung perdagangan. Sistem irigasi dibangun
untuk meningkatkan pertanian. Disamping pertanian dan perdagangan, banyak
indusstri yang berkembang, seperti tekstil, kayu kulit, logam, dan industri
barang-barang tembikar.
Pembangunan
fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti
pembangunan kota, istana, mesjid dan taman-taman kota. Di antara bangunan yang
megah adalah Mesjid Kordoba, Kota az-Zahra, Tembok Toledo, Istana al-Ma’mur,
Masjid Sevilla, dan Masjid al-Hambra di Granada.
3. Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan
Peradaban pada masa Dinasti Umayyah II
Penguasa muslim yang ada saat itu tidak
melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka hanya puas dengan upeti dari
kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya. Mereka membiarkan kerajaan-kerajaan itu
mempertahankan hukum dan adat istiadat masing-masing. Akibatnya,
kerajaan-kerajaan Kristen makin kuat persatuannya untuk bangkit melawan
penguasa muslim.
Keadaan itu diperparah lagi dengan
lemahnya pertahanan dinasti Umayyah. Seluruh kekuatan ditumpahkan sepenuhnya
untuk ilmu pengetahuan dan mengabaikan pembinaan pertahanan negara. Kelemahan
inilah yang dimanfaatkan kaum Kristen di Spanyol.
Setelah ibu kota Andalusia diduduki
Barat, buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai cabang ilmu dirampas. Kemudian,
diterjemahkan ke bahasa Latin tanpa menyebutkan pengarangnya. Bangunan-bangunan
monumental dan masjid-masjid diubah menjadi gereja, sementara kaum muslimin
ditangkap dan dibunuh.
Menurut data sejarah, kerajaan-kerajaan
kecil yang berkuasa di Spanyol berkisar 20 kerajaan. Diantaranya, Bani Ibad di
Sevilla, Bani Hamud di Malaga, Bani Ziry di Granada, Bani Hud di Zaragoza, dan
yang terkenal adalah Bani Zun Nun yang menguasai kota Toledo, Valencia, serta
Mursia. Munculnya kerajaan-kerajaan kecil (Muluk al-Tawa’if) itu memicu
terjadinya disintegrasi. Disebelah utara, Raja Alfonso VI dari Leon menjalin
hubungan dengan Kerajaan Aragon dan Kastilia untuk menyerang Andalusia. Itulah
yang akhirnya membawa Andalusia berangsur-angsur mengalami kemunduran. Hal itu
disebabkan dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a.
Faktor internal
Ada dua faktor
yang mengakibatkan kemunduran Andalusia dari dalam, yaitu tidak jelasnya
sistem peralihan kekuasaan dan tidak adanya ideologi pemersatu. Ketidakjelasan
peralihan kekuasaan menyebabkan perebutan kekuasaan diantara pewaris takhta
kerajaan. Hal inilah yang menjadikan keruntuhan Bani Umayyah sehingga muncul
Muluk al-Tawa’if. Akhirnya, Ferdinand dan Isabella memanfaatkan pertikaian itu
segingga dapat merebut Granada yang menjadi pusat kekuasaan Islam terakhir di
Spanyol.
Pada saat
dinasti Umayyah berkuasa, tidak ada jalinan hubungan baik antara penguasa dan
Muluk al-Tawa’if. Akibatnya, mereka sering melakukan pemberontakan dan gerakan
yang merugikan sehingga kekuasaan Dinasti Umayyah mulai melemah. Disamping itu,
orang-orang non-Arab, seperti kelompok Ibad dan Muwaladun dikucilkan. Karena
itu, mereka sering mengadakan pemberontakan yang berdampak stabilitas politik
kekuasaan Dinasti Umayyah menjadi goyah.
b.
Faktor
Eksternal
Selain faktor
dari dalam, kemunduran kekuasaan muslim di Andalusia juga disebabkan factor
dari luar, yaitu adanya serangan dari bangsa Kristen dan timbulnya renaissance[4] di Eropa. Bangsa Kristen
yang merasa dijajah orang Islam berusaha untuk melawan dan merebut kekuasaan
kembali. Orang-orang Kristen bersatu untuk melawan dan mengusir umat Islam dari
Spanyol. Dinasti Umayyah pada saat itu terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil
sehingga bahas Kristen dengan mudah menaklukannya. Disamping itu, gerakan renaissance
dieropa membangkitkan semangat orang-orang barat untuk merebut kembali
kejayaannya. Orang-orang Kristen eropa mengadakan konsolidasi politik untuk
menyusun kekuatan mengusir umat islam.
BAB III
ANALISIS
1). PERIODE KEAMIRAN UMAYYAH
Pada periode ini Spanyol dipimpin seorang penguasa yang
bergelar Amir (panglima atau gubernur) yang tidak terikat dengan pemerintahan
pusat. Amir pertama adalah Abdur Rahman I. Setelah berhasil menyelamatkan diri
dari kekejaman al-Saffah, Abdur Rahman menempuh pengembaraan ke Palestina,
Mesir, dan Afrika Utara, hingga akhirnya ia tiba di Cheuta. Di wilayah ini ia
mendapat bantuan bangsa Berber dalam menyusun kekuatan militer. Pada masa itu
Spanyol sedang dilanda permusuhan antaretnis Mudariyah dan Himyariyah. Abdur
Rahman dimintai bantuan olela pihak Himyariyah yang sedang merencanakan
pemberontakan akibat perlakuan kejam gubernur Yusuf[5].
Urutan Nasab Amir Umayyah di Spanyol
Pada tahun 255 Abdur Rahman tiba di Spanyol. Abdur Rahman berhasil
memenangkan peperangan di Masarrat sehingga ia menduduki tahta kekuasaan
Spanyol sebagai bagian dari kekuasaan dinasti Umayyah di Damaskus. Semenjak
menjabat sebagai penguasa Spanyol, Abdur Rahman menghadapi berbagai gerakan
pemberontakan internal. Cangguan pihak luar yang terbesar adalah ser¬buan
pasukan Papin, seorang raja Perancis dan putranya yang bernama
Charlemagne. Namun pasukan pengganggu ini dapat dikalahkan oleh kekuatan
Abdur Rahman. Belum selesai menangani aksi pemberontakan ia keburu meninggal
dunia pada tahun 172 H/788 M., sebelum Amirat Umayyah di Spanyol ini berdiri
tegak.
Hisyam I (172-180 H/788-796 M)
Abdur Rahman digantikan oleh putranya yang bernama Hisyam I (172-180
H/788-789 M). Ia merupakan penguasa yang lemah-lembut dan administratur yang
liberal. Ia mestilah menghadapi pemberontakan yang dilancarkan oleh saudaranya
sendiri di Toledo, yakni Abdullah dan Sulaiman. Pemberontakan ini dapat
ditaklukkan oleh Hisyam. Selanjutnya Hisyam mengarahkan perhatiannya ke wilayah
utara. Umat
Kristen yang tidak hentinya melancarkan gangguan keamanan ditindasnya
sekaligus berhasil mengalahkan kekuatan Perancis. Kota Norebonne
ditaklukkannya, sementara suku-suku yang tinggal di Calicia mengajukan
perundingan perdamaian.
Hisyam merupakan penguasa yang adil, dan bermurah hati khususnya terhadap
rakyatnya yang lemah dan miskin. Ia senantiasa ingin mengetahui keluhan si
miskin, dengan keluar malam masuk perkampungan di Kordoba. Ia mengunjungi
mereka yang sakit, meringankan beban mereka dengan membagikan sejumlah uang.
Sekalipun temperamennya lemah lembut, namun seringkali ia menunjukkan sikapnya
yang tegas terhadap para perusuh dan pemberontak yang mengancam stabilitas
negara. Ia membangun jembatanCordoba dan merampungkan pembangunan mesjid-gereja
yang dimulai oleh ayahnya. Dalam bidang hukum, Hisyam menganut mazhab Maliki
dan menjadikannya sebagai madzab resmi di Andalusia.
Hakam (180-207H/796-822M)
Sepeninggal Hisyam, Hakam menggantikan kedudukannya. Banyak gerakan pemberontakan
yang harus dihadapinya. Di antaranya adalah yang dilancarkan Abdullah yang
meminta bantuan kepada, Chrarlemagne, raja Frangka. Ia berhasil menguasai
Toledo, saudaranya yang bernama Sulaiman menguasai Valencia. Pada saat ini
Louis dan Charles berhasil menyusup ke wilayah muslim, sedang Alfonso, panglima
suku Calicia, menyerbu kota Aragon.
Hakam membuktikan kemampuannya dalam tugas mengatasi musuh-musuh tersebut.
Bangsa Frangka dan Calicia dikalahkannya. Ia selanjutnya menuju Toledo untuk menghentikan
pemberontakan Sulaiman dan Abdullah. Namun tatkala Hisyam lengah, datang
serangan bangsa Franka yang berhasil merebut Barcelona. Pada tahun 190 H/805
dan pada tahun 199 H/814 M Cordoba diguncang oleh gerakan pemberontakan, namun
kota ini segera dapat diamankan setelah Hakam mengalahkan kekuatan pemberontak.
Hakam meninggal pada tahun 207H / 822 M, setelah berkuasa selama 26 tahun,
suatu periode yang paling banyak diwarnai pertempuran. Ibn al-Athir,
mencatatnya sebagai penguasa Andalusia pertama yang bijaksana sekaligus
kesatria. Satu kekurangannya adalah tidak bersikap ramahterhadap fuqaha. Ia
tidak menghendaki campur tangan fuqaha’ dalam urusan negara. lnilah sebab
timbulnya gerakan fuqaha’ yang berusaha menggulingkan kekuasaan Hakam. Mereka muncul
sebagai oposisi Hakam dan berusaha menciptakan kegaduhan hingga melatari
terjadinya gerakan pemberontakan di Cordoba.
Abdur Rahman II (207-238H/522-852M)
Abdur Rahman mewarisi kejayaan dan kemakmuran yang diciptakan oleh
pendahulunya, Hakam. Kerusuhan yang terjadi pada saat ini antara lain
ditimbulkan oleh umat Kristen didaerah pedalaman yang dikepalai pimpinan suku
Leon, juga terdapat serbuan bangsa Normandia terhadap wilayah pantai Spanyol.
Kedua kekuatan ini dapat dikalahkan. Pada masa pemerintahan Abdur Rahman II
selama 30 tahun ini, perekonomian rakyat mengalami kemajuan dan kemakmuran. la
sangat mencintai seni, kepustakaan, dan berusaha membangun Cordoba sebagai
Bagdad II. Ia mendirikan sejumlah istana, taman, dan menghiasi ibukota dengan
berbagai bangunan mesjid yang indah. Banyak ilmuan berkumpul di istananya, yang
sebagian mereka berasal dari Bagdad.
Muhammad I (238-273 H/853-886 M)
Muhammad rnenggantikan kedudukan ayahnya, Abdur Rahman II. Pada masa ini
masyarakat Kristen Toledo dengan bantuan pimpinan suku Leo bangkit menentang
Muhammad. Pasukan Mghammad menumpas kekuatan pemberontak dalam pertempuran di
Cuadelet. Di Cordoba timbul gerakan perusuh. Muhammad segera menempuh
langkah-langkah pengamanan ibukota ini dengan menumpas semua kekuatan
pemberontak. Kekacauan di pusat pemerintahan ini dimanfaatkan oleh bangsa
Perancis dengan menciptakan gangguan di wilayah utara, dan oleh Normand ia yang
melancarkan serbuan terhadap wilayah pantai Spanyol. Kedua kekuatan asing ini
dapat dikalahkan oleh pasukan Muhammad I. Pada akhir masa pemerintahan, muncul
sejumlah pemberontakan di berbagai penjuru. Seorang muslim Spanyol yang bernama
Musa mengklaim sebagai penguasa atas kota Aragon. Pemberontakan di wilayah
barat dipimpin oleh lbn Marwan. Pemberontakan terbesarterjadi di wilayah
perbukitan antara kota Ronda dan Malaga yang dipimpin oleh Umar lbn Hafsun. la
berusaha mendirikan sebuah negeri yang merdeka, dengan dukungan tokoh-tokoh
Kristen dan dukungan penguasa Franka. Muhammad mengirimkan pasukan yang
dipimpin Munzir. Munzir yang bergerak ke utara berhasil menundukkan kota
Siragosa dan selanjutnya menghancurkan kekuatan lbn Marwan. Di tengah
pertempuran melawan kekuatan Umar Ibn Hafsun, terdengar berita kematian
Muhammad l. Maka Munzir segera mengakhiri pengepungannya dan kembali ke ibukota
untuk menerima penyerahan tampuk pemerintahan. Muhammad I merupakan penguasa
adil dan bijaksana. la berhasil mencapai reputasi yang gemilang selama 34 tahun
masa pemerintahannya. la meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, dan
menjalankan pemerintahan sesuai prinsip dasar yang berlaku. la adalah tokoh
pendidikan dan pecinta ilmu pengetahuan.
Munzir (273-275 H/886-888 M)
Munzir merupakan penguasa yang enerjik dan pemberani. Seandai ia berusia
panjang, niscaya ia cukup mampu menegakkan kedamaian dan ketertiban negara.
Munzir memimpin sendiri pasukan untuk menghadapi kekuatan Umar lbn Hafsun. la
keburu meninggalsebelum berhasil mengamankan negara dari gangguan para
pemberontak.
Abdullah (273-300H/888-912M)
Abdullah merupakan saudara Munzir. Menurut lbn al-Athir, “pada masa ini
timbul gerakan pemberontakan dan kerusuhan di segenap penjuru wilayah Spanyol.
Kondisi ini berlangsung sejak awal masa pemerintahan Abdullah hingga
berlangsung sejak awal masa pemerintahan Abdul¬lah hingga berakhir”. la tidak
hanya mendapat perlawan¬an dari masyarakat Spanyol pedalaman, tetapi kelompok
Aistokratis Arab juga menentangnya. Pertengkaran yang sengit terjadi
antarkalangan Arab, kalangan Saville, kalangan Elvire. Pertengkaran ini sangat mengancam
ke¬kuasaan raja. Umar lbn Hafsun memanfaat kondisi per¬tengkaran ini dengan
upaya memperluas wilayah ke¬kuasaannya hingga mendekati batas ibukota. Abdullah
mengerahkan pasukannya untuk menumpas gerakan pemberontakan di bawah pimpinan
Obaydullah. Pemberontakan yang terbesar selama ini, yakni pemberontakan Umar
lbn Hafsun berhasil dikalahkan oleh pasukan Obaydullah, sehingga pemberontakan
kecil lainnya segera tunduk kepadanya. Tahta kerajaan berhasil ditegakkannya.
2). PERIODE KEKHALIFAHAN UMAYYAH DISPANYOL
Abdur Rahman III (300-350 H/912-961 M)
Abdur Rahman menggantikan kedudukan ayahnya pada usia 21 tahun.
Penobatannya disambut dan diterima oleh segenap kalangan. Pada tahun301H/913 M,
Abdur Rahman mengumpulkan pasukan militer yang sangat besar. Pihak perusuh dan
pihak musuh gentar dengan kekuatan militer Abdur Rahman III. Dengan demikian
tanpa perlawanan ia menaklukkan kota-kota besar dibelahan utara Spanyol,
kemudian Saville. Suku Berber dan umat Kristen Spanyol yang selama ini menjadi
perintang, tunduk kepada Abdur Rahman III. Hanya masyarakat Toledo yang
berusaha melawan sang sultan, namun segera dapat ditundukkan. Selanjutnya Abdur
Rahman mengerahkan pasukannya ke belahan utara Spanyol untuk menundukkan umat
Kristen wilayah ini yang senantiasa berusaha menghancurkan kekuatan muslim.
Dua tahun dari masa penobatan Abdur Rahman III, Ordano II, kepala suku
Leon, datang menyerbu beberapa wilayah lslam. Pada saat itu Abdur Rahman sedang
terlibat perselisihan denganKhalifah Fatimiyah, Mulzz, di Mesir. Ahmad lbn Abu
Abda ditunjuk memimpin pasukan untuk menghadapi pasukan Ordano II. Setelah
terdesak Ordano ll kemudian bersekutu dengan Sancho, kepala suku Navarre. Suku
Leon dan suku Navarre dihancurkan oleh pasukan yang dipimpin oleh Abdur Rahman
sendiri, bersamaan dengan terbunuhnya Ordano ll dan Sancho. Penguasa muslim
Spanyol selama ini berkedudukan sebagai Amir atau Sultan. Abdur Rahman
merupakan orang pertama yang mengklaim kedudukannya sebagai khalifah dengan
gelar an-Nasir lidinillah (penegak agama Allah), setelah ia berhasil dalam
perjuangan menumpas pemberontakan Kristen suku Leon dan Navarre. Dengan
demikian pada masa ini terdapat dua khalifah sunni di dunia islam: Khalifah
Abbasiyah di Bagdad dan Khalifah Umayyah dispanyol, dan seorang khalifah syi’ah
Fatimiyah Afrika Utara.
Pada masa ini kekuasaan dinasti Fatimiyah di Afrika Utara sedang
melancarkan perluasan ke wilayah barat, bahkan dengan bekerja sama dengan Umar
lbn Hafsun, dinasti Fatimiyah berusaha menaklukkan kekuatan Umaiyah di Spanyol.
Untuk menahan kekuatan Fatimiyah, Abdur Rahman mendapat bantuan sebagian
penduduk Afrika Barat, dan ia berhasil menaklukkan sebagian wilayah ini. Namun
kemudian datang serangan yang hebat oleh suku-suku Kristen sehingga pasukan
Abdur Rahman terdesak keluar dari Afrika.
Khalifah Abdur Rahman III tidak menyukai kelas bangsawan Arab yang tinggal
di Spanyol, karenanya ia lebih suka merekrut tentara non-Arab. Hal ini
menimbulkan gerakan bangsawan Arab menentang kebijakan sang khalifah. Dalam
pertempuran al-Khandaq dan dalam pengepungan kota Zamora, militer Arab
menderita kehancuran dan kekalahan.
Penilaian Terhadap Abdur Rahman
Abdur Rahman merupakan penguasa Umayyah terbesar di Spanyol. Seluruh
gerakan pengacau dan konflik politik dapat di atasinya sehingga negara dapat
diamankannya. Keberhasilan ini diikuti penaklukan kota Elvira, Jain, Seville,
dan kekuatan Kristen juga dipaksa menyerah kepadanya. Setelah berhasil
mengatasi problem politik dalam negeri, ia juga berhasil. menggagalkan
cita-cita Fatimiyah untuk memperluas wilayah kekuasaan di negeri Spanyol.
Pendek kata, Abdur Rahman telah menyelamatkan Spanyol dari kehancuran, baik
dari ancaman pihak dalam, maupun dari serangan pihak luar.l Abdur Rahman
ternyata tidak hanya mengamankan Spanyol dari kehancuran, namun sekaligus
menciptakan kemakmuran dan kemajuan Spanyol. Kemajuan dalam bidang perekonomian
Spanyol mendukungnya untuk melancarkan kegiatan pembangunan negeri ini. Jalan
raya dan sarana pengadaan air minum dibangunnya di seluruh penjuru negeri.
Pertanian, industri, perdagangan dan pendidikan mengalami kemajuan yang pesat
pada masa ini.
Di bawah pemerintahan khalifah Abdur Rahman III, Spanyol mengalami kemajuan
peradaban yang menakjubkan, khususnya dalani bidang seni arsitektur. Dilaporkan
bahwa Cordoba pada saat itu memiliki 300 mesjid, 100 istana yang rnegah, l3.000
gedung, dan 300 tempat pemandian umum. Ia merupakan orang yang paling lembut
dan dermawan yang pernah berkuasadi Spanyol. Kemasyhurannya sebagai penguasa
dikenal sampai di negeri Konstantinopel, Jerman, Perancis dan Itali. Penguasa
negeri-negeri ini mengirimkan duta-duta ke istana sang khalifah. Armada laut
yang di bentuk berhasil menguasai jalur lautan tengah bersama.dengan armada
Fatimiyah. Kebesarannya dapat disejajarkan dengan Raja Akbar dari India, Umar
ibn Khattab, dan Harun al rasyid. Jadi, Abdur rahman III bukan hanya sebagai
penguasa terbaik Spanyok, melainkan juga penguasa terbaik dunia.
Hakam II (350-366 H/961-976 M)
Hakam II menggantikan kedudukan ayahnya, Abdur Rahman. Pada masa ini
pimpinan suku Navarre, yang semula telah mengakui otoritas pemerintahan islam
semasa Abdur Rahman III, berusaha melepaskan diri dengan anggapan bahwa Hakam
yang terkenal suka perdamaian dan terpelajar tersebut tidak akan menuntut
ketentuan dalam perjanjian sebelumnya, dan seandainya dia memilih jalan perang
niscaya kekuatan Hakam iidak sekuat kecakapan militer ayahnya. Tapi ternyata
bahwa Hakam membuktikan dirinya tidak hanya sebagai orang terpelajar melainkan
juga pemimpin militer yarig cakap. Sancho, pimpinan Kristen suku Leo, dan
pimpinan Kristen lainnya ditundukkan ketika melancarkan pemberontakan.
Ia juga,mengerahkan pasukannya yang dipimpin Ghalib ke Atrika untuk menekan
kekuatan Fatimiyah. Ghalib mencapai sukses menegakkan kekuasaan Umayyah Spanyol
di Afrika Barat. Suku Berber di Maghrawa, Mikansa, dan Zenate mengakui
kepemimpinan Hakam.
Setelah berhasil mengamankan situasi politik dalam negeri, Hakam
selanjutnya menunjukkan jati dirinya dalam gerakan pendidikan. la mengungguli
seluruh penguasa sebelumnya dalam kegiatan intelektual. Ia mengirimkan sejumlah
utusan ke seluruh wilayah timur untuk membeli buku-buku dan manuskrip, atau
harus menyalinnya jika sebuah buku tidak terbeli sekalipun dengan harga mahal
untuk dibawa pulang ke Cordoba. Dalarn gerakan ini ia berhasil mengumpulkan
tidak kurang dari 100.000 buku dalam perpustakaan negara di Cordoba. Katalog
perpustakaan ini terdiri 44 jilid. Para ilmuan, filosof dan ulama dapat secara
bebas memasukinya. Untuk meningkatkan kecerdasan rakyatnya, ia mendirikan
sejumlah sekolahan di ibukota. Hasilnya, seluruh rakyat Spanyol mengenal baca
tulis. Sementara itu umat Kristen Eropa, kecuali-para pendeta, tetap dalam
kebodohan, masyarakat atasan sekalipun. Universitas Cordoba merupakan
universitas termasyhur di dunia pada saat itu. Dengan meninggalnya Hakam pada
tahun 366 H/976 M, masa kejayaan dinasti Umaiyah di Spanyol berakhir.
Hisyam II
Hakam mewariskan kedudukannya kepada Hisyam II, anaknya yang baru berusia
sebelas tahun. Karena usianya yang terlalu belia, ibunya yang bernama Sulthana
Subh dan seorang yang bernama Muhammad ibn Abi Amir mengambil alih kekuasaan
pemerintahan. Muhammad ibn Abi Amir seorang yang sangat ambisius. Setelah
berhasil merebut jabatan perdana menteri, ia menggelari namanya sebagai Hajib
al-Manshur. Ia merekrut militer dari kalangan suku Berber menggantikan militer
Arab. Dengan kekuatan militer Berber inilah berhasil menundukkan kekuatan
Kristen di wilayah utara Spanyol, dan berhasil memperluas pengaruh Bani Umaiyah
di barat laut Afrika. Ia akhirnya memegang seluruh cabang kekuasaan negara,
sementara sang khalifah tidak lebih sebagai boneka mainannya. Surat resmi dan
maklumat negari diterbitkan atas namanya.
Hajib al-Manshur meninggal tahun 393 H/1002 M di Madinaceli. Ia merupakan
negarawan dan jenderal Arab yang terbesar di Spanyol. Ia merupakan seorang
jenderal yang paling berjasa yang pernah hidup di Spanyol. Pada masa ini,
rakyat lebih makmur daripada masa sebelumnya. Ia digantikan oleh anaknya yang
bernama al-Muzaffar yang berhasil mempertahankan kondisi ini selama enam tahun.
Sepeninggal al-Muzaffar, Spanyol dilanda berbagai kerusuhan. Muzaffar
mewariskan jabatan Hajib kepada saudaranya yang bernama Abdur Rahman yang
mendapat julukan “Sanchol”. Ia lebih ambisius daripada pendahulunya, lantaran
ia menginginkan jabatan sebagai khalifah Cordoba.
Ketika ia sedang melancarkan ekspedisi ke wilayah utara, timbul gerakan
pemberontakan di Cardoba yang dipimpin oleh Muhammad. Sang pemberontak berhasil
menghancur pertahanan khalifah Spanyol dan menurunkan Hisyam dari jabatan
khalifah dan menduduki jabatan ini dengan gelar al-Mahdi. Sanchol ditangkap dan
dipenjarakan. Tidak lama setelah berhasil merebut jabatan khalifah, Muhammad
al-Mahdi meninggal.
Sulaiman
Muhammad al-Mahdi di gantikan tokoh Umayyah lainnya yang bernama Sulaiman.
Semenjak masa ini proses kemunduran dan kejatuhan kekhalifahan Spanyol
berlangsung secara cepat. Tidak beberapa lama Hisyam II merebut jabatan
khalifah untuk kedua kalinya. Bersamaan dengan ini Kordoba, pusat kekhilafahan
Spanyol, dilanda kekacauan politik. Akhirnya pada tahun 1013 M dewan menteri
yang memerintah Cordoba menghapuskan jabatan khalifah.
Pada saat ini kekuatan muslim Spanyol terpecah dalam banyak negara kecil di
bawah pimpinan r aja-raja atau muluk al Thawaif. Tercatat lebih tiga puluh
negara kecil yang berpusat di Seville, Cordoba, Toledo dan lain-lain.
Kekuatan Kristen wilayah utara Spanyol bergerak untuk bangkit. Kekacauan
pemerintahan pusat diilanfaatkan mereka sebaik-baiknya.Alfonso VI, penguasa
Castille yang menjabat sejak tahun 486 H/1065 M., berhasil menyatukan tiga
basis kekuatan Kristen: Castile, Leon, dan Navarre, menjadi sebuah kekuatan
militer hebat untuk menyerbu Toledo.
3). MASA DINASTI-DINASTI KECIL
Sekalipun pada masa ini kekuaran muslim Spanyol terpecah menjadi sejumlah
negara kecil, namun terdapat kekuatan yang dominan yakni dinasti Murabithun
(1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada
mulanya merupakan gerakan keagamaan di Afrika utara yang dipimpin oleh
tokoh-tokoh agama (kiai/ulama) yang tinggal di Ribarh (sejenis surau) yang
dipimpin oleh seorang guru yang bernama Abdullah ibn’yasin. Gerakan Ribath ini
berubah menjadi gerakan militer yang melakukan gerakan ekspansi dibawah
pimpinan ibn Tasyfin yang berpusat di kota Marrakusy.
Murabithun (1086-1143 M)
Untuk menghadapi situasi kritis dari serangan orang-orang Kristen,
raja-raja kecil di Spanyol meminta bantuan Yusuf ibn Tasyfin. Pada tahun 1086
M, ia memasuki Spanyol untuk menyatukan kerajaan-kerajaan kecil Spanyol di
dekat Saville. Dalam peperangan di Zallaqah, kekuatan gabungan ini berhasil mengalahkan
pasukan Alfonso. Kemenangan ini menjadikan Yusuf ibn Tasyfin sebagai raja di
Spanyol. Ia digantikan oleh Abul Hasan yang merupakan pengganti Yusuf yang
paling kuat. Sejumlah peperangan melawan kekuatan Kristen dapat dimenangkannya.
Raja-raja pengganti Abul Hasan tidak sekuat pendahulunya, bersamaan dengan itu
muncullah kekuatan baru, gerakan al-Muwahhidun, di Afrika Utara.
Muwahhidun (1146-1235 M)
Al-Muwahhidun didirikan oleh ibn Tumart, berasal dari Kawasan Sus di Afrika
Utara. Ibn Tumart menamakan gerakannya dengan al-Muwahhidun karena gerakan ini
bertujuan untuk menegakkan tauhid (keesaan Allah), menolak segala bentuk
pemahaman anthropormorfism (tajsim) yang dianut oleh Murabitun. Karena itu,
semangat perjuangan lbn Tumart adalah menghancurkan kekuatan Murabithun.
Ditangan Abdul Mun’im, seorang panglima militer ibn Tumart dan sekaligus
pengganti kedudukannya, Muwahhidun berhasil memasuki Spaqyol. Antara tahun
1114-1154 M., kota-kota muslim di Spanyol jatuh ke tangannya: Cordoba, Almeria,
dan Cranada. Abdul Mun’im digantikan oleh saudaranya yang bernama Abu Yakub,
dan kemudian tampillah Yakub sebagai penerusnya. Dalam beberapa generasi ini
Muwahhidun mengalami masa-masa kemajuan.
Setelah kematian Yakub, Muwahhidun memasuki masa kemundurannya. Bersamaan
dengan kemunduran Muwahhidun ini, pasukan salib yang telah dikalahkan oleh
Salahuddin di Palestina kembali ke Eropa dan mulai menggalang kekuatan baru di
bawah pimpinan Alfanso IX. Kekuatan Kristen ini mengulangi serangannya ke
Andalusia. Kali ini mereka berhasil mengalahkan kekuatan muslim Muwahhidun.
Setelah beberapa kali mengalami kekalahan dan terus terdesak, akhirnya penguasa
Muwahhidun meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara (Marokko).
Sepeninggal Muwahhidun ini, di Spanyol timbul kembali sejumlah kerajaan
kecil. Di antara mereka yang terbesar adalah kekuatan Muhammad ibn Yusuf ibn
Nasr yang lebih terkenal sebagai “ibn Ahmar”. Ia berhasil menegakkan sebuah
kerajaannya selama lebih kurang dua abad.
Kerajaan Granada
Kerajaan Granada merupakan pertahanan terakhir muslim Spanyol. Setelah
terjadi penaklukan kota Valencia, Cordoba, Saville dan Murcea oleh penguasa
Castille yang bernama Ferdinand III, dan oleh penguasa Aragon yang bernama
Jayme I, pemerintahan muslim di Spanyol tinggal bertahan di propinsi Granada.
Bahkan penguasa Granada juga dipaksa mernbayar sejumlah upeii kepada
pemerintahan Castille. Kerajaan Granada ini didirikan oleh ibn al-Ahmar.
Sekalipun merupakan penguasa yang kuat, namun ia tidak mampu menghadapi
kekuatan pasukan Kristen yang hampir menguasai seluruh wiiayah Spanyol. Ibn
Ahmar berusaha menahan tekanan dari pemerintahan Kristen, hingga akhirnya
berhasil menjadikan Granada sebagai satu-satunya wilayah pemerintahan muslim
sampai dengan tahun 1429 M, di tengah-tengah pemerintahan raja-raja Kristen.
Semenjak abad kelima belas, Cranada mengalami kehancuran. Persekutuan
antara wilayah Aragon dan Castille melalui perkawinan Ferdinand dengan Isabella
melahirkan kekuatan besar untuk merebut kekuasaan terakhir ummat muslim di
Spanyol. Namun beberapa kali serangan mereka belum berhasil menembus pertahanan
ummat lslam.
Abul Hasan yang pada saat itu menjabat penguasa Granada mampu mematahkan
serangan mereka”. Bahkan ia menolak pembayaran upeti terhadap pemerintahan
Castille. Ketika utusan Ferdinand datang ke Granada untuk menagih upeti, Abul
Hasan menghardiknya seraya berkata: “katakan kepada penguasamu bahwa’raja-raja
Granada yang bersedia membayar upeti telah meninggal. Sekarang. tidak ada lagi
upeti, melainkan pedang. Bahkan Abul Hasan mengadakan penyerangan dan menduduki
kota Zahra. Untuk membalas dendam, Ferdinand melancarkan serangan mendadak
terhadap al-Hamra dan berhasil merebutnya. Bqnyak wanita dan anak kecil yang
berlindung di mesjid dibantai oleh pasukan Ferdinand. Jatuhnya al-Hambra ini
merupakan pertanda kejatuhan pemerintahan Granada.
Situasi pemerintahan pusat di Granada semakin kritis dengan terjadi
beberapa kali perselisihan dan perebutan kekuasaan antara Abul Hasan dengan
anaknya yang bernama Abu Abdullah. Serangan pasukan Kristen yang berusaha
memanfaatkan situasi kritis ini dapat dipatahkan oleh Zaghal, saudara Abul
Hasan. Zaghal menggantikan Abul Hasan sebagai penguasa Granada.
Zaghal berusaha mengajak Abu Abdullah menggabungkan kekuatan dalam
menghadapi musuh Kristen. Abu Abdullah menolak ajakan tersebut. Ketika terjadi
permusuhan antara Zaghal dan Abu Abdullah, pasukan Kristen melancarkan serbuan
dan berhasil menduduki Alora, Kasr-Bonela, Ronda, Malaga, Loxa dan beberapa
kota penting lainnya. Tinggal sebagian kecil yang tetap menjadi kekuasaan
Zaghal. Ferdinand kembali melancarkan serangan untuk menghabisi sisa-sisa
kekuatan Zaghal, hingga Zaghal menyerah, akhirnya melarikan diri ke Afrika.
Satu-satu kekuatan muslim berada di kota Cranada dipimpin oleh Abu
Abdullah. Dalam serangan besar-besar, pasukan Ferdinand berhasil menghancurkan
pasukan Cranada yang dipimpin oleh Abu Abdullah bersama panglimanya, Musa. Sang
raja dipaksa menyampaikan sumpa setia kepada Ferdinand, dan bersedia melepaskan
harta kekayaan ummat muslim, dengan syarat bahwa ummat muslim diberi hak hidup
dan kebebasan beragama. Peralihan kekuasaan ummat lslam oleh Ferdinandterjadi
pada tanggal 3 Januari 1492 M.
Tidak lama kemudian Ferdinand mengeluarkan sebuah dekrit dimana ummat lslam
harus memilih dua alternatif, bersedia dibaptis sebagai pemeluk Kristen, atau
keluar dari Spanyol. Sebagian muslim Spanyol bersedia memeluk agama Kristen
daripada harus meninggalkan tanah airnya, sedang sebagian lainnya tetap
bertahan dalam keyakinan islam sekalipun harus menderita siksaan dan pengusiran
dari negeri Spanyol. Kebanyakan mereka berpindah ke Maroko, Mesir, dan Turki.
Pasukan Kristen tidak hanya berbuat kejam terhadap ummat tslam Spanyol, mereka
juga membakar sejumlah besar manuskrip Arab.
Ummat muslim yang dipaksa berpindah ke agama Kristen sesungguhnya hanya
dalam lahirnya saja, selang hati dan jiwa mereka tidak rnampu dibaptiskan.
Mereka dipaksa melakukan peribadatan dan tata cara beragama Kristen. Dengan
cara demikian anak dan generasi mereka menjadi Kristen. Jatuhnya kota-kota muslim ke tangan Kristen Spanyol berarti lenyapnya pusat
peradaban, singgasana ilmu pengetahuan dan singgasana para ilmuan muslim di
Spanyol. Umat Kristen Spanyol muncul ibarat rembulan dengan cahaya yang maya.
Maka semenjak saat itu kemuraman umat Islam menyelimuti Spanyol.
BAB IV
PENUTUP
Dari berbagai hal mengenai dinasti Umayyah II mulai dari
berdirinya sampai kepada masa kejayaan dan kemundurannya, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Ada pun decay dari dinasti Umayyah II yang dapat diamati
ialah:
1.
Konsep penetrasi
yang digunakan oleh Abdurrahman I yaitu suatu proses yang mempengaruhi
orang-orang di suatu tempat yang asing ketika dia berada di tempat asing agar
orang-orang setempat mendukung kegiatan yang dia lakukan.
2.
Konsep kongsi
pecah yang maksudnya ialah tidak adanya kerukunan di antara pemerintahan,
misalnya gubernur dan wakil gubernur saling bersikutan dan berebut kedudukan,
kakak dan adik saling berselisih demi mendapatkan kekuasaan.
3.
Konsep monarki
absolut maksudnya pemerintahannya bersifat monarki atau turun temurun dalam
memegang tonggak pemerintahan dan mutlak sehingga tidak dapat diganggu gugat.
4.
Konsep otorited
yang berarti sewenang-wenang dan sekehendak penguasa dalam memerintah sehingga
banyak yang mematuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar