Jumat, 23 Desember 2016

MAKALAH TENTANG BANI UMAYYAH



BAB I

PENDAHULUAN



Prestasi sekaligus konstribusi Islam yang paling berharga bagi pencerahan peradaban masyarakat Eropa. Spanyol, pintu gerbang Eropa yang oleh orang Arab Islam disebut Andalusia, dikuasai dan menjadi basis kekuasaan Islam di benua itu selama sembilan abad. Hingga kini, bukti-bukti zaman keemasan Islam tersebut masih dapat disaksikandan menjadi objek wisata yang menarik para turis dari seluruh dunia[1].
Spanyol adalah sebuah negara yang pernah ditaklukkan oleh Islam untuk mengembangkan agama Islam di negeri tersebut. Ketika Islam masuk ke negeri Spanyol, negeri ini banyak mengalami perkembangan peradaban yang pesat baik dari kebudayaan maupun pendidikan Islam, karena Spanyol didukung oleh negerinya yang subur dengan penghasilan ekonomi yang cukup tinggi sehingga menghasilkan para pemikir hebat. Spanyol mengalami perkembangan pesat dalam kebudayaan dan pendidikan Islam yang dimulai dengan mempelajari ilmu agama dan sastra, kemudian meningkat dengan mempelajari ilmu-ilmu akal. Karena dalam waktu relatif singkat Cardova dapat menyaingi Baghdad dalam bidang ilmu pengetahuan dan kesusastraan. Karena itu kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan[2].
Secara politis, Islam di Andalusia telah memberi rasa aman bagi kaum yang selama ini menjadi kelompok terpinggirkan seperti orang Yahudi dan rakyat kebanyakan.










BAB II

PEMBAHASAN

Pendiri Dinasti Umayyah II adalah Abdurrahman al-Dakhil. Ketika dinasti Umayyah di Damaskus tumbang oleh dinasti Abbasiyah, salah seorang keluarga Umayyah, Abdurrahman al-Dakhil, berhasil meloloskan diri dari kejaran dinasti Abbasiyah. Dia berhasil menyeberang ke Spanyol dan memasuki Andalusia. Saat itu, keamiran Andalusia berada di tangan Yusuf bin Abdurrahman al-Fihr dari bani Mudar. Berkat dukungan suku Yaman yang sedang bertikai dengan Yusuf, Abdurrahman al-Dakhil berhasil menguasai Andalusia. Ia kemudian berhasil mengatasi pemberontakan dan serangan dari musuh-musuhnya.
Abdurrahman ad-Dakhil mendirikan dinasti Umayyah II yang merdeka dari kekuasaan dinasti Abbasiyah. Oleh sebab itu, khalifah al-Mansur memberi gelar kepada ad-Dakhil Saqar Quraisy, artinya Rajawali Quraisy[3].
1.      Kekuasaan Dinasti Umayyah II
Setelah memproklamasikan berdirinya pemerintahan yang baru, Abdurrahman al-Dakhil mulai menata pemerintahannya. Walaupun pemerintahan dinasti Umayyah di Andalusia merdeka dan tidak terikat dengan pemerintahan manapun, Abdurrahman al-Dakhil tidak menggunakan gelar khalifah, tetapi amir. Secara tidak langsung, ia masih mengakui bahwa kekhalifahan dipegang Dinasti Abbasiyah. Gelar khalifah di Andalusia pertama kali digunakan Abdurrahman al-Nasir (Abdurrahman III), bersamaan dengan meninggalnya khalifah al-Muqtadir di Bagdad.
Pada masa awal pemerintahan Dinasti Umayyah, kondisi Andalusia belum stabil. Hal itu disebabkan adanya perselisihan di kalangan umat Islam sendiri. Perselisihan itu terjadi antara suku Barbar dan Arab, perselisihan tersebut membuat kehidupan masyarakat dan politik pada masa itu relatif belum stabil. Di samping itu, gangguan dari golongan Kristen juga masih terus terjadi.
Adapun para penguasa Dinasti Umayyah yang memerintah di Spanyol yang terkenal adalah sebagai berikut.
a.       Abdurrahman al-Dakhil (Abdurrahman I), 756-788 M
Setelah berhasil mendirikan sebuah pemerintahan yang merdeka, Abdurrahman al-Dakhil berusaha memantapkan pemerintahan sebagai langkah pertama. Hal itu dilakukannya dengan cara mematahkan segala perlawanan yang ditujukan kepadanya. Beberapa kelompok Arab di Andalusia Timur meminta bantuan Charlemagne Agung, raja Prancis. Kelompok ini mencoba mengusir Abdurrahman al-Dakhil dari Andalusia. Pasukan ini dipimpin oleh Roland.
Dalam sebuah pertemuan di Roncesvaltes, Abdurrahman al-Dakhil mampu mengalahkan mereka. Setelah itu, Abdurrahman al-Dakhil memperkuat dan mengorganisasikan tentaranya. Tentara Islam direkrutnya dari orang-orang Barbar, Afrika Utara, yang terkenal kuat. Dengan jumlah mencapai 40.000 orang, pasukan Dinasti Umayyah menjadi sangat kuat. Keberhasilannya memantapkan pemerintahan membuat Abdurrahman al-Dakhil kemudianberalih ke bidang pembangunan, seni, dan kebudayaan. Abdurrahman ad-Dakhil membangun beberapa benda sejarah. Beberapa benda sejarah itu adalah Mesjid Agung Kordoba, Jembatan Sungai Guadalquivir, dan Taman Munyal ar-Rusafa.
Dalam bidang seni dan kebudayaan, Abdurrahman al-Dakhil melindungi tokoh pujangga dan cendekiawan di dalam istananya. Di antara tokoh pujangga istananya adalah Abi al-Mutasya, Saikh Abu Musa Hawari, Isa bin Dinar, Yahya bin Yahya, dan Said bin Hasan.
Dalam bidang pengetahuan, Abdurrahman al-Dakhil merintis berdirinya universitas di Kordoba, Sevilla, dan Toledo. Universitas-unuversitas tersebut menjadi sumber asli kebudayaan Arab, non Arab, Islam, Kristen, dan Yahudi selama berabad-abad kemudian. Abdurrahman al-dakhil juga membagi pemerintahan kedalam tiga badan, yaitu yudikatif, perpajakan dan sipil. Dia memerintah dengan ketegasan dan keadilan hingga meninggal pada tahun 788M. hal ini membuat wilayah kekuasaanya menjadi paling terorganisasi dengan ibu kota paling megah di Eropa.
b.      Hisyam Bin Abdurrahman ( Hisyam I ), 788-796M
Hisyam naik tahta menggantikan ayahnya, Abdurrahman I. ia terkenal sebagai khalifah yang saleh dan adil. Dalam pemerintahanya, ia membangun dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Dalam bidang pendidikan, Hisyam memperingati dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan penelitian. Ia telah mengembangkan penggunaan bahasa Arab dalam kehidupan masyarakat. Pada akhirnya, bahasa Arab lebih diutamakan dari pada bahasa latin di Semenanjung Iberia. Dalam bidang keagamaan, Hisyam mencoba memasukkan Mazhab Maliki ke Andalusia. Kitab al-Muwatta yang ditulis Imam Malik disalin dan disebarkan keseluruh negeri. Hisyam juga memerhatikan kehidupan rakyat yang kecil. Ia sering menyamar dan memerdekan sebagian harta kepada rakyatnya yang miskin serta mendengarkan keluhan-keluhan mereka.
Dibidang kesusastraan, Hisyam sangat menyukai sejak bahasa arab. Amar bin Ali Gaffar adalah seorang penyair yang termasyur pada masanya. Hisyam meninggal dalam usia 40 tahun.
c.       Abdurrahman al-Ausat (Abdurrahman II), 822-852
Abdurrahman II menggantikan Ayahnya, Hakam, dalam usia 31 tahun. Ia bergelar al-Ausat yang berarti yang menengah. Ia sangat dicintai rakyatnya. Selain mempunyai kemauan keras, ia juga berwawasan luas. Hal itulah yang membuat ia menjadi amir yang berhasil.
Dalam mengatasi politik dalam negrinya, Abdurrahman II berusaha mengamankan dan mengatasi huru-hara yang ada. Dengan demikian, jalannya pemerintahan menjadi stabil. Perekonomian pun meningkat pesat.
Dalam mengatasi politik luar negerinya, Abdurrahman II membentuk armada laut guna menumpas perompakan yang dulakukan bangsa Normandia dari Semenanjung Skandinavia. Diwilayah utara, Alfonso II dari suku Leon melakukan penyerangan dengan bantuan beberapa kabilah Kristen. Namun, semua itu dapat ditumpasnya.
Abdurrahman II sangat memperrhatikan pendidikan. Ia banyak membangun sekolah, perguruan tinggi, dan perpustakaan besar. Pada masa itu banyak lahir intelektual dan filsuf muslim.
Kebebasan beragama diterapkan dalam pemerintahan Abdurrahman II. Akhlak yang demikian itu justru mendorong banyak orang Kristen yang masuk Islam. Abdurrahman II juga mencintai kesenian dan kesusastraan. Ia melindungi seniman dan cendekiawan di istananya. Pada masanya muncul seorang pemain musik yang terkenal, yaitu Zaryab. Abdurrahman II juga membuat kota Kordoba menjadi Bagdad. Ia memperindah kota dengan gedung-gedung besar, mesjid, serta air mancur.
d.      Abdurrahman al-Nasir (Abdurrahman III), 912-961M
Abdurrahman III mewarisi pemerintahan yang kacau balau dari ayahnya, Abdullah. Di seluruh penjuru negeri terjadi kekacauan dan pemberontakan. Abdurrahman III segera mengambil langkah-langkah untuk memadamkannya. Pemberontakan-pemberontakan tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Ordono II
Ordono  II adalah kepala suku Leon. Ia dibantu Sancho, kepala suku Navarre dalam melancarkan pemberontakannya pada tahun 914 M. pemberonyakan ini diteruskan anak-anaknya, Ramiro dan Garcia. Pemberontakan ini, dibantu Muhammad bin Hasyim, gubernur Zaragoza. Perjanjian damai pada tahun 955 M mengakhiri pemberontakan ini.
2.      Umar bin Hafsun
Umar bin Hafsun memulai pemberontakannya pada tahun 882 M. pemberontakan ini paling berbahaya karena sudah mengancam kekhalifahan di Kordoba. Pada tahun 931 M, Abdurrahman III berhasil menghancurkan bentengnya di Babastro
3.      Dinasti Fatimiyah
Dinasti Fatimiyah merupakan penguasa Afrika Utara setelah berhasil mengalahkan penguasa Aglabiyah. Abdurrahman III mengirimkan ekspedisi keafrika utara dan menguasai Maroko dan Ceuta pada tahun 918-931 M. ia juga mengirimkan armada kepantai Aljazair dan Tunisia untuk mengganggu pelayaran Dinasti Fatimiyah.
Setelah berhasil memulihkan pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia, Abdurrahman III mendengar berita kematian khalifah al-Muqtadir di Bagdad pada tahun 932 M. Dengan meninggalnya khalifah al-Muqtadir, Abdurrahman III mengumumkan dirinya sebagai khalfah. Dengan demikian, saat itu di dunia Islam terdapat dua khalifah, yaitu khalifah Dinasti Abbasiah di Bagdad dan khalifah Dinasti Umayyah di Andalusia.
Dalam menjalani kelompok agama lain abdurrahman III bersikap toleran. Gereja-gereja diijinkan berdiri. Abdurrahman III juga mengundang semua orang dari setiap agama datang kemesjidnya. Orang-orang kristen bebas bekerja dalam dinas kenegaraan.
Ilmu pengethuan juga berkembang pada masa itu. Ilmu-ilmu yang muncul pada masa Abdurrahman III, antara lain
1.      Ibnu al-Ahmar (sejarawan);
2.      Ahmad bin Nasar (Astronom);
3.      Ibnu Masarah (filsuf);
4.      Said dan Yahya bin Isyak (Dokter).
Banyak buku Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Pada saat itu negara memiliki 75 perpustakaan. Selain itu, Abdurrahman III juga membangun istana Al-Zahra di dekat Kordoba. Istana ini memiliki 400 kamar serta memberi pondokan kepada ratusan budak dan ribuan pengawal. Pada masa itu Kordoba menjadi kota yang sangat makmur yang hanya dapat disaingi oleh Bagdad dan Konstantinopel.
Kordoba mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Abdurrahman III (912-961M). Pada masa itu, Kordoba mempunyai penduduk lebih dari setengah juta jiwa. Di kota itu terdapat 50 rumah sakit, 700 mesjid, 800 sekolah dan 300 tempat pemandian umum. Selain itu, Kordoba penuh dengan gedung-gedung megah dan mewah. Yang paling megah ialah istana khalifah Madinatul-Zahra yang dibangun diatas bukit yang jauhnya 5 km dari pusat kota.
Istana Madinatul-Zahra mempunyai 4000 ruang dan sekitarnya terdapat kantor-kantor dan gedung pemerintahan. Selain itu, terdapat tempat tinggal para duta, misalnya duta-duta dari Prancis, Jerman, dan Italia. Karena indah dan besarnya itulah, dinamakan Madinatul-Zahra yang berarti kota yang gilang gemilang.
Menurut riwayat, kota Kordoba dibangun selama 40 tahun dengan menghabiskan sepertiga dari seluruh pendapatan negara setiap tahunnya. Pekerja yang digunakan tidak kurang dari 10.000 orang setiap hari yang didatngkan dari berbagai negeri. Karena megah dan indahnya, kota Kordoba disebut sebagai mutiara dunia.
Sepeninggal Abdurrahman III, diangkatlah putranya yang bernama Hakam bin Abdurrahman (861-972M). Ia terkenal sebagai sarjana dan pencinta ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, tidaklah aneh apabila seluruh perhatian pada masa pemerintahannya dicurahkan untuk memajukan ilmu pengetahuan. Pada masa Hakam, universitas Kordoba terkenal di seluruh dunia sehingga banyak mahasiswa Islam dan Kristen dari Eropa berdatangan untuk belajar. Selain itu, di Kordoba terdapat banyak perpustakaan, di antaranya yang terbesar adalah milik khalifah sendiri. Perpustakaan ini memiliki koleksi kitab tidak kurang dari 40.000 jilid. Disamping itu, banyak toko buku sehingga penduduk Kordoba hampir tidak ada yang buta huruf.
2.  Kemajuan Peradaban pada  Masa Dinasti Umayyah II
Dalam kurun waktu tujuh abad Islam berkuasa di Spanyol (Andalusia), umat Islam telah mengukir masa keemasannya di berbagai bidang. Banyak prestasi yang telah diukurnya, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia pada kemajuan yang  lebih kompleks.
a.       Kemajuan Intelektual
Sebagai negara yang subur, Spanyol telah menghasilkan banyak keuntungan secara ekonomi. Tingkat ekonomi yang tinggi memunculkan banyak pemikir. Banyaknya pemikir itu mengakibatkankan banyak bidang keilmuan yang menonjol di Spanyol.
1.      Bidang Filsafat
Pada masa pemerintahan Muhammad bin Abdurrahman (852-866), mulai dikembangkan minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan. Namun, usaha ini belum banyak membuahkan hasil. Kemudian dilanjutkan al-Hakam (961-976 M). Al-Hakam berinisiatif menterjemahkan  karya-karya filsafat dalam jumlah yang besar. Hal itu membuat Kordoba dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Bagdad sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Kemajuan ini merupakan jembatan ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa.
Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad ibn al_Sayig. Ia lebih di kenal dengan nama  Ibnu Bajjah. Ia lahir di Zaragoza dan meninggal di Fez karena keracunan. Karya besarnya adalah an-Nafs  dan Risalahal- Ittisal.
Tokoh kedua adalah Ibnu Tufail. Ia lahir di Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada tahun 1185 M. Abu tufail banyak menulis tentang kedokteran, astronomi, dan filsafat.  Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hayy ibn Yaqzan.
Pada akhir abad ke-12 M, muncul seorang pengikut Aristoteles dalam bidang filsafat, yaitu Ibnu Rusyd dari Kordoba. Ia lahir di Kordoba pada tahunn 1126 M dan meninggal pada tahun 1198 M. Ibnu Rusyd sangat berhati-hati dalam menafsirkan  karya-karya filsafat Aristoteles.  Ia berusaha menyerasikan antara filsafat dan agama. Tidaklah mengherankan jika namanya cemerlang dalam filsafat islam. Karya terbesarnya adalah Tahafut at-tahafut
2.      Bidang Sains
Dalam ilmu kedokteran,  kita mengenal nama-nama Wafid al-Lakhmi, Khalaf az-Zahrawi, dan Zurh. Dikalangan wanita, kita mengenal Umm al- Hasan binti Abi  Ja’far  dan saudara  perempuan al-Hafiz. Abul Qasim az-Zahrawi, seorang dokter bedah dan menulis buku at-Tasrif  sebanyak 30 jilid. Ibnu Khatimah, Ahli penyakit malaria. Ammar al-Marsudi adalah ahli mata.
Dalam ilmu astronomi, ada Abbas Ibnu Farnas yang termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia orang pertama yang menemukan kaca dari batu. Selain itu, ada Ibrahim Ibnu Yahya an-Naqqas, seorang ahli Astronomi.  Ia dapat menentukan waktu terjadi gerhana matahari dan lama berlangsungnya. Beliau juga berhasil membuat teropong bintang. Ahmad ibn Kas dari Kordoba adalah seorang yang ahli dalam bidang obat-obatan.
Dalam bidang sejarah dan Geografi, Islam melahirkan banyak ilmuan terkenal. Ibnu Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang perlawatan kenegeri-negeri muslim, seperti Mediterania  dan Sicilia. Ibnu Batutah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samuda Pasai dan Cina. Ibnu al-Khatib (1317-1374 M)  menyusun riwayat Granada. Adapun Ibnu Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah dalam bukunya Muqaddimah.
3.      Bidang Fikih
Dalam bidang fikih, Spanyol terkenal sebagai penganut mazhab Maliki. Mazhab ini dibawa Ziyad ibn Abd al-Rahman. Selanjutnya, diteruskan Ibnu Yahya yang menjadi qadi’ (hakim) pada massa Hisyam ibn Abd al-Rahman. Ahli-ahli fikih lainnya, antara lain Abu Bakr ibn al-Qutiyah, Munzir ibn Sa’id al-Baluthi, dan Ibnu Hazm dengan karyanya al-Muhalla bi al-Asar Fi Syah al-Mujalla bil Ikhtisar dan al-Hikam fil Usul Ahkam. Adapun Ibnu Rusyd, selain sebagai ahli filsafat, ia pun ahli fikih (hukum Islam) dengan bukunya Bidayah al-Mujtahid wan Nihayah al-Muqtasid.
4.      Bidang Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islammemiliki tokoh al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki Zaryab. Ia terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmunya diwariskan kepada anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan. Lebih dari itu, ilmu itu juga diberikan kepada para budak.
5.      Bidang Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Bahkan penduduk asli pun mempergunakannya diatas bahasa mereka sendiri. Dengan majunya bahasa Arab di Spanyol, banyak karya-karya sastra bermunculan. Misalnya, al-Iqa’ al-Farid karya Ibn Aba Rabbih, az-Zakirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah karya Ibnu Bassam, dan kitab al-Qala’id karya al-Fath ibn Khaqan.
b.      Kemajuan pembangunan fisik
Banyak pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam. Jalan-jjalan dan pasar-pasar dibangun sebagai pendukung perdagangan. Sistem irigasi dibangun untuk meningkatkan pertanian. Disamping pertanian dan perdagangan, banyak indusstri yang berkembang, seperti tekstil, kayu kulit, logam, dan industri barang-barang tembikar.
Pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, mesjid dan taman-taman kota. Di antara bangunan yang megah adalah Mesjid Kordoba, Kota az-Zahra, Tembok Toledo, Istana al-Ma’mur, Masjid Sevilla, dan Masjid al-Hambra di Granada.
3. Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan Peradaban pada masa Dinasti Umayyah II
Penguasa muslim yang ada saat itu tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka hanya puas dengan upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya. Mereka membiarkan kerajaan-kerajaan itu mempertahankan hukum dan adat istiadat masing-masing. Akibatnya, kerajaan-kerajaan Kristen makin kuat persatuannya untuk bangkit melawan penguasa muslim.
Keadaan itu diperparah lagi dengan lemahnya pertahanan dinasti Umayyah. Seluruh kekuatan ditumpahkan sepenuhnya untuk ilmu pengetahuan dan mengabaikan pembinaan pertahanan negara. Kelemahan inilah yang dimanfaatkan kaum Kristen di Spanyol.
Setelah ibu kota Andalusia diduduki Barat, buku-buku ilmu pengetahuan dari berbagai cabang ilmu dirampas. Kemudian, diterjemahkan ke bahasa Latin tanpa menyebutkan pengarangnya. Bangunan-bangunan monumental dan masjid-masjid diubah menjadi gereja, sementara kaum muslimin ditangkap dan dibunuh.
Menurut data sejarah, kerajaan-kerajaan kecil yang berkuasa di Spanyol berkisar 20 kerajaan. Diantaranya, Bani Ibad di Sevilla, Bani Hamud di Malaga, Bani Ziry di Granada, Bani Hud di Zaragoza, dan yang terkenal adalah Bani Zun Nun yang menguasai kota Toledo, Valencia, serta Mursia. Munculnya kerajaan-kerajaan kecil (Muluk al-Tawa’if) itu memicu terjadinya disintegrasi. Disebelah utara, Raja Alfonso VI dari Leon menjalin hubungan dengan Kerajaan Aragon dan Kastilia untuk menyerang Andalusia. Itulah yang akhirnya membawa Andalusia berangsur-angsur mengalami kemunduran. Hal itu disebabkan dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a.       Faktor internal
Ada dua faktor yang mengakibatkan kemunduran Andalusia dari dalam, yaitu tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan dan tidak adanya ideologi pemersatu. Ketidakjelasan peralihan kekuasaan menyebabkan perebutan kekuasaan diantara pewaris takhta kerajaan. Hal inilah yang menjadikan keruntuhan Bani Umayyah sehingga muncul Muluk al-Tawa’if. Akhirnya, Ferdinand dan Isabella memanfaatkan pertikaian itu segingga dapat merebut Granada yang menjadi pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol.
Pada saat dinasti Umayyah berkuasa, tidak ada jalinan hubungan baik antara penguasa dan Muluk al-Tawa’if. Akibatnya, mereka sering melakukan pemberontakan dan gerakan yang merugikan sehingga kekuasaan Dinasti Umayyah mulai melemah. Disamping itu, orang-orang non-Arab, seperti kelompok Ibad dan Muwaladun dikucilkan. Karena itu, mereka sering mengadakan pemberontakan yang berdampak stabilitas politik kekuasaan Dinasti Umayyah menjadi goyah.
b.      Faktor Eksternal
Selain faktor dari dalam, kemunduran kekuasaan muslim di Andalusia juga disebabkan factor dari luar, yaitu adanya serangan dari bangsa Kristen dan timbulnya renaissance[4] di Eropa. Bangsa Kristen yang merasa dijajah orang Islam berusaha untuk melawan dan merebut kekuasaan kembali. Orang-orang Kristen bersatu untuk melawan dan mengusir umat Islam dari Spanyol. Dinasti Umayyah pada saat itu terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil sehingga bahas Kristen dengan mudah menaklukannya. Disamping itu, gerakan renaissance dieropa membangkitkan semangat orang-orang barat untuk merebut kembali kejayaannya. Orang-orang Kristen eropa mengadakan konsolidasi politik untuk menyusun kekuatan mengusir umat islam.












BAB III
ANALISIS


1).    PERIODE KEAMIRAN UMAYYAH
Pada periode ini Spanyol dipimpin seorang penguasa yang bergelar Amir (panglima atau gubernur) yang tidak terikat dengan pemerintahan pusat. Amir pertama adalah Abdur Rahman I. Setelah berhasil menyelamatkan diri dari kekejaman al-Saffah, Abdur Rahman menempuh pengembaraan ke Palestina, Mesir, dan Afrika Utara, hingga akhirnya ia tiba di Cheuta. Di wilayah ini ia mendapat bantuan bangsa Berber dalam menyusun kekuatan militer. Pada masa itu Spanyol sedang dilanda permusuhan antaretnis Mudariyah dan Himyariyah. Abdur Rahman dimintai bantuan olela pihak Himyariyah yang sedang merencanakan pemberontakan akibat perlakuan kejam gubernur Yusuf[5].

Urutan Nasab Amir Umayyah di Spanyol
Pada tahun 255 Abdur Rahman tiba di Spanyol. Abdur Rahman berhasil memenangkan peperangan di Masarrat sehingga ia menduduki tahta kekuasaan Spanyol sebagai bagian dari kekuasaan dinasti Umayyah di Damaskus. Semenjak menjabat sebagai penguasa Spanyol, Abdur Rahman menghadapi berbagai gerakan pemberontakan internal. Cangguan pihak luar yang terbesar adalah ser¬buan pasukan Papin, seorang raja Perancis dan putranya yang bernama Charlemagne.  Namun pasukan pengganggu ini dapat dikalahkan oleh kekuatan Abdur Rahman. Belum selesai menangani aksi pemberontakan ia keburu meninggal dunia pada tahun 172 H/788 M., sebelum Amirat Umayyah di Spanyol ini berdiri tegak.

Hisyam I (172-180 H/788-796 M)
Abdur Rahman digantikan oleh putranya yang bernama Hisyam I (172-180 H/788-789 M). Ia merupakan penguasa yang lemah-lembut dan administratur yang liberal. Ia mestilah menghadapi pemberontakan yang dilancarkan oleh saudaranya sendiri di Toledo, yakni Abdullah dan Sulaiman. Pemberontakan ini dapat ditaklukkan oleh Hisyam. Selanjutnya Hisyam mengarahkan perhatiannya ke wilayah utara. Umat











Kristen yang tidak hentinya melancarkan gangguan keamanan ditindasnya sekaligus berhasil mengalahkan kekuatan Perancis. Kota Norebonne ditaklukkannya, sementara suku-suku yang tinggal di Calicia mengajukan perundingan perdamaian.
Hisyam merupakan penguasa yang adil, dan bermurah hati khususnya terhadap rakyatnya yang lemah dan miskin. Ia senantiasa ingin mengetahui keluhan si miskin, dengan keluar malam masuk perkampungan di Kordoba. Ia mengunjungi mereka yang sakit, meringankan beban mereka dengan membagikan sejumlah uang. Sekalipun temperamennya lemah lembut, namun seringkali ia menunjukkan sikapnya yang tegas terhadap para perusuh dan pemberontak yang mengancam stabilitas negara. Ia membangun jembatanCordoba dan merampungkan pembangunan mesjid-gereja yang dimulai oleh ayahnya. Dalam bidang hukum, Hisyam menganut mazhab Maliki dan menjadikannya sebagai madzab resmi di Andalusia.


Hakam (180-207H/796-822M)
Sepeninggal Hisyam, Hakam menggantikan kedudukannya. Banyak gerakan pemberontakan yang harus dihadapinya. Di antaranya adalah yang dilancarkan Abdullah yang meminta bantuan kepada, Chrarlemagne, raja Frangka. Ia berhasil menguasai Toledo, saudaranya yang bernama Sulaiman menguasai Valencia. Pada saat ini Louis dan Charles berhasil menyusup ke wilayah muslim, sedang Alfonso, panglima suku Calicia, menyerbu kota Aragon.
Hakam membuktikan kemampuannya dalam tugas mengatasi musuh-musuh tersebut. Bangsa Frangka dan Calicia dikalahkannya. Ia selanjutnya menuju Toledo untuk menghentikan pemberontakan Sulaiman dan Abdullah. Namun tatkala Hisyam lengah, datang serangan bangsa Franka yang berhasil merebut Barcelona. Pada tahun 190 H/805 dan pada tahun 199 H/814 M Cordoba diguncang oleh gerakan pemberontakan, namun kota ini segera dapat diamankan setelah Hakam mengalahkan kekuatan pemberontak.
Hakam meninggal pada tahun 207H / 822 M, setelah berkuasa selama 26 tahun, suatu periode yang paling banyak diwarnai pertempuran. Ibn al-Athir, mencatatnya sebagai penguasa Andalusia pertama yang bijaksana sekaligus kesatria. Satu kekurangannya adalah tidak bersikap ramahterhadap fuqaha. Ia tidak menghendaki campur tangan fuqaha’ dalam urusan negara. lnilah sebab timbulnya gerakan fuqaha’ yang berusaha menggulingkan kekuasaan Hakam. Mereka muncul sebagai oposisi Hakam dan berusaha menciptakan kegaduhan hingga melatari terjadinya gerakan pemberontakan di Cordoba.
Abdur Rahman II (207-238H/522-852M)
Abdur Rahman mewarisi kejayaan dan kemakmuran yang diciptakan oleh pendahulunya, Hakam. Kerusuhan yang terjadi pada saat ini antara lain ditimbulkan oleh umat Kristen didaerah pedalaman yang dikepalai pimpinan suku Leon, juga terdapat serbuan bangsa Normandia terhadap wilayah pantai Spanyol. Kedua kekuatan ini dapat dikalahkan. Pada masa pemerintahan Abdur Rahman II selama 30 tahun ini, perekonomian rakyat mengalami kemajuan dan kemakmuran. la sangat mencintai seni, kepustakaan, dan berusaha membangun Cordoba sebagai Bagdad II. Ia mendirikan sejumlah istana, taman, dan menghiasi ibukota dengan berbagai bangunan mesjid yang indah. Banyak ilmuan berkumpul di istananya, yang sebagian mereka berasal dari Bagdad.


Muhammad I (238-273 H/853-886 M)
Muhammad rnenggantikan kedudukan ayahnya, Abdur Rahman II. Pada masa ini masyarakat Kristen Toledo dengan bantuan pimpinan suku Leo bangkit menentang Muhammad. Pasukan Mghammad menumpas kekuatan pemberontak dalam pertempuran di Cuadelet. Di Cordoba timbul gerakan perusuh. Muhammad segera menempuh langkah-langkah pengamanan ibukota ini dengan menumpas semua kekuatan pemberontak. Kekacauan di pusat pemerintahan ini dimanfaatkan oleh bangsa Perancis dengan menciptakan gangguan di wilayah utara, dan oleh Normand ia yang melancarkan serbuan terhadap wilayah pantai Spanyol. Kedua kekuatan asing ini dapat dikalahkan oleh pasukan Muhammad I. Pada akhir masa pemerintahan, muncul sejumlah pemberontakan di berbagai penjuru. Seorang muslim Spanyol yang bernama Musa mengklaim sebagai penguasa atas kota Aragon. Pemberontakan di wilayah barat dipimpin oleh lbn Marwan. Pemberontakan terbesarterjadi di wilayah perbukitan antara kota Ronda dan Malaga yang dipimpin oleh Umar lbn Hafsun. la berusaha mendirikan sebuah negeri yang merdeka, dengan dukungan tokoh-tokoh Kristen dan dukungan penguasa Franka. Muhammad mengirimkan pasukan yang dipimpin Munzir. Munzir yang bergerak ke utara berhasil menundukkan kota Siragosa dan selanjutnya menghancurkan kekuatan lbn Marwan. Di tengah pertempuran melawan kekuatan Umar Ibn Hafsun, terdengar berita kematian Muhammad l. Maka Munzir segera mengakhiri pengepungannya dan kembali ke ibukota untuk menerima penyerahan tampuk pemerintahan. Muhammad I merupakan penguasa adil dan bijaksana. la berhasil mencapai reputasi yang gemilang selama 34 tahun masa pemerintahannya. la meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, dan menjalankan pemerintahan sesuai prinsip dasar yang berlaku. la adalah tokoh pendidikan dan pecinta ilmu pengetahuan.
Munzir (273-275 H/886-888 M)
Munzir merupakan penguasa yang enerjik dan pemberani. Seandai ia berusia panjang, niscaya ia cukup mampu menegakkan kedamaian dan ketertiban negara. Munzir memimpin sendiri pasukan untuk menghadapi kekuatan Umar lbn Hafsun. la keburu meninggalsebelum berhasil mengamankan negara dari gangguan para pemberontak.
Abdullah (273-300H/888-912M)
Abdullah merupakan saudara Munzir. Menurut lbn al-Athir, “pada masa ini timbul gerakan pemberontakan dan kerusuhan di segenap penjuru wilayah Spanyol. Kondisi ini berlangsung sejak awal masa pemerintahan Abdullah hingga berlangsung sejak awal masa pemerintahan Abdul¬lah hingga berakhir”. la tidak hanya mendapat perlawan¬an dari masyarakat Spanyol pedalaman, tetapi kelompok Aistokratis Arab juga menentangnya. Pertengkaran yang sengit terjadi antarkalangan Arab, kalangan Saville, kalangan Elvire. Pertengkaran ini sangat mengancam ke¬kuasaan raja. Umar lbn Hafsun memanfaat kondisi per¬tengkaran ini dengan upaya memperluas wilayah ke¬kuasaannya hingga mendekati batas ibukota. Abdullah mengerahkan pasukannya untuk menumpas gerakan pemberontakan di bawah pimpinan Obaydullah. Pemberontakan yang terbesar selama ini, yakni pemberontakan Umar lbn Hafsun berhasil dikalahkan oleh pasukan Obaydullah, sehingga pemberontakan kecil lainnya segera tunduk kepadanya. Tahta kerajaan berhasil ditegakkannya.




2). PERIODE KEKHALIFAHAN UMAYYAH DISPANYOL
Abdur Rahman III (300-350 H/912-961 M)
Abdur Rahman menggantikan kedudukan ayahnya pada usia 21 tahun. Penobatannya disambut dan diterima oleh segenap kalangan. Pada tahun301H/913 M, Abdur Rahman mengumpulkan pasukan militer yang sangat besar. Pihak perusuh dan pihak musuh gentar dengan kekuatan militer Abdur Rahman III. Dengan demikian tanpa perlawanan ia menaklukkan kota-kota besar dibelahan utara Spanyol, kemudian Saville. Suku Berber dan umat Kristen Spanyol yang selama ini menjadi perintang, tunduk kepada Abdur Rahman III. Hanya masyarakat Toledo yang berusaha melawan sang sultan, namun segera dapat ditundukkan. Selanjutnya Abdur Rahman mengerahkan pasukannya ke belahan utara Spanyol untuk menundukkan umat Kristen wilayah ini yang senantiasa berusaha menghancurkan kekuatan muslim.
Dua tahun dari masa penobatan Abdur Rahman III, Ordano II, kepala suku Leon, datang menyerbu beberapa wilayah lslam. Pada saat itu Abdur Rahman sedang terlibat perselisihan denganKhalifah Fatimiyah, Mulzz, di Mesir. Ahmad lbn Abu Abda ditunjuk memimpin pasukan untuk menghadapi pasukan Ordano II. Setelah terdesak Ordano ll kemudian bersekutu dengan Sancho, kepala suku Navarre. Suku Leon dan suku Navarre dihancurkan oleh pasukan yang dipimpin oleh Abdur Rahman sendiri, bersamaan dengan terbunuhnya Ordano ll dan Sancho. Penguasa muslim Spanyol selama ini berkedudukan sebagai Amir atau Sultan. Abdur Rahman merupakan orang pertama yang mengklaim kedudukannya sebagai khalifah dengan gelar an-Nasir lidinillah (penegak agama Allah), setelah ia berhasil dalam perjuangan menumpas pemberontakan Kristen suku Leon dan Navarre. Dengan demikian pada masa ini terdapat dua khalifah sunni di dunia islam: Khalifah Abbasiyah di Bagdad dan Khalifah Umayyah dispanyol, dan seorang khalifah syi’ah Fatimiyah Afrika Utara.
Pada masa ini kekuasaan dinasti Fatimiyah di Afrika Utara sedang melancarkan perluasan ke wilayah barat, bahkan dengan bekerja sama dengan Umar lbn Hafsun, dinasti Fatimiyah berusaha menaklukkan kekuatan Umaiyah di Spanyol. Untuk menahan kekuatan Fatimiyah, Abdur Rahman mendapat bantuan sebagian penduduk Afrika Barat, dan ia berhasil menaklukkan sebagian wilayah ini. Namun kemudian datang serangan yang hebat oleh suku-suku Kristen sehingga pasukan Abdur Rahman terdesak keluar dari Afrika.
Khalifah Abdur Rahman III tidak menyukai kelas bangsawan Arab yang tinggal di Spanyol, karenanya ia lebih suka merekrut tentara non-Arab. Hal ini menimbulkan gerakan bangsawan Arab menentang kebijakan sang khalifah. Dalam pertempuran al-Khandaq dan dalam pengepungan kota Zamora, militer Arab menderita kehancuran dan kekalahan.
Penilaian Terhadap Abdur Rahman
Abdur Rahman merupakan penguasa Umayyah terbesar di Spanyol. Seluruh gerakan pengacau dan konflik politik dapat di atasinya sehingga negara dapat diamankannya. Keberhasilan ini diikuti penaklukan kota Elvira, Jain, Seville, dan kekuatan Kristen juga dipaksa menyerah kepadanya. Setelah berhasil mengatasi problem politik dalam negeri, ia juga berhasil. menggagalkan cita-cita Fatimiyah untuk memperluas wilayah kekuasaan di negeri Spanyol. Pendek kata, Abdur Rahman telah menyelamatkan Spanyol dari kehancuran, baik dari ancaman pihak dalam, maupun dari serangan pihak luar.l Abdur Rahman ternyata tidak hanya mengamankan Spanyol dari kehancuran, namun sekaligus menciptakan kemakmuran dan kemajuan Spanyol. Kemajuan dalam bidang perekonomian Spanyol mendukungnya untuk melancarkan kegiatan pembangunan negeri ini. Jalan raya dan sarana pengadaan air minum dibangunnya di seluruh penjuru negeri. Pertanian, industri, perdagangan dan pendidikan mengalami kemajuan yang pesat pada masa ini.
Di bawah pemerintahan khalifah Abdur Rahman III, Spanyol mengalami kemajuan peradaban yang menakjubkan, khususnya dalani bidang seni arsitektur. Dilaporkan bahwa Cordoba pada saat itu memiliki 300 mesjid, 100 istana yang rnegah, l3.000 gedung, dan 300 tempat pemandian umum. Ia merupakan orang yang paling lembut dan dermawan yang pernah berkuasadi Spanyol. Kemasyhurannya sebagai penguasa dikenal sampai di negeri Konstantinopel, Jerman, Perancis dan Itali. Penguasa negeri-negeri ini mengirimkan duta-duta ke istana sang khalifah. Armada laut yang di bentuk berhasil menguasai jalur lautan tengah bersama.dengan armada Fatimiyah. Kebesarannya dapat disejajarkan dengan Raja Akbar dari India, Umar ibn Khattab, dan Harun al rasyid. Jadi, Abdur rahman III bukan hanya sebagai penguasa terbaik Spanyok, melainkan juga penguasa terbaik dunia.
Hakam II (350-366 H/961-976 M)
Hakam II menggantikan kedudukan ayahnya, Abdur Rahman. Pada masa ini pimpinan suku Navarre, yang semula telah mengakui otoritas pemerintahan islam semasa Abdur Rahman III, berusaha melepaskan diri dengan anggapan bahwa Hakam yang terkenal suka perdamaian dan terpelajar tersebut tidak akan menuntut ketentuan dalam perjanjian sebelumnya, dan seandainya dia memilih jalan perang niscaya kekuatan Hakam iidak sekuat kecakapan militer ayahnya. Tapi ternyata bahwa Hakam membuktikan dirinya tidak hanya sebagai orang terpelajar melainkan juga pemimpin militer yarig cakap. Sancho, pimpinan Kristen suku Leo, dan pimpinan Kristen lainnya ditundukkan ketika melancarkan pemberontakan.
Ia juga,mengerahkan pasukannya yang dipimpin Ghalib ke Atrika untuk menekan kekuatan Fatimiyah. Ghalib mencapai sukses menegakkan kekuasaan Umayyah Spanyol di Afrika Barat. Suku Berber di Maghrawa, Mikansa, dan Zenate mengakui kepemimpinan Hakam.
Setelah berhasil mengamankan situasi politik dalam negeri, Hakam selanjutnya menunjukkan jati dirinya dalam gerakan pendidikan. la mengungguli seluruh penguasa sebelumnya dalam kegiatan intelektual. Ia mengirimkan sejumlah utusan ke seluruh wilayah timur untuk membeli buku-buku dan manuskrip, atau harus menyalinnya jika sebuah buku tidak terbeli sekalipun dengan harga mahal untuk dibawa pulang ke Cordoba. Dalarn gerakan ini ia berhasil mengumpulkan tidak kurang dari 100.000 buku dalam perpustakaan negara di Cordoba. Katalog perpustakaan ini terdiri 44 jilid. Para ilmuan, filosof dan ulama dapat secara bebas memasukinya. Untuk meningkatkan kecerdasan rakyatnya, ia mendirikan sejumlah sekolahan di ibukota. Hasilnya, seluruh rakyat Spanyol mengenal baca tulis. Sementara itu umat Kristen Eropa, kecuali-para pendeta, tetap dalam kebodohan, masyarakat atasan sekalipun. Universitas Cordoba merupakan universitas termasyhur di dunia pada saat itu. Dengan meninggalnya Hakam pada tahun 366 H/976 M, masa kejayaan dinasti Umaiyah di Spanyol berakhir.
Hisyam II
Hakam mewariskan kedudukannya kepada Hisyam II, anaknya yang baru berusia sebelas tahun. Karena usianya yang terlalu belia, ibunya yang bernama Sulthana Subh dan seorang yang bernama Muhammad ibn Abi Amir mengambil alih kekuasaan pemerintahan. Muhammad ibn Abi Amir seorang yang sangat ambisius. Setelah berhasil merebut jabatan perdana menteri, ia menggelari namanya sebagai Hajib al-Manshur. Ia merekrut militer dari kalangan suku Berber menggantikan militer Arab. Dengan kekuatan militer Berber inilah berhasil menundukkan kekuatan Kristen di wilayah utara Spanyol, dan berhasil memperluas pengaruh Bani Umaiyah di barat laut Afrika. Ia akhirnya memegang seluruh cabang kekuasaan negara, sementara sang khalifah tidak lebih sebagai boneka mainannya. Surat resmi dan maklumat negari diterbitkan atas namanya.
Hajib al-Manshur meninggal tahun 393 H/1002 M di Madinaceli. Ia merupakan negarawan dan jenderal Arab yang terbesar di Spanyol. Ia merupakan seorang jenderal yang paling berjasa yang pernah hidup di Spanyol. Pada masa ini, rakyat lebih makmur daripada masa sebelumnya. Ia digantikan oleh anaknya yang bernama al-Muzaffar yang berhasil mempertahankan kondisi ini selama enam tahun.
Sepeninggal al-Muzaffar, Spanyol dilanda berbagai kerusuhan. Muzaffar mewariskan jabatan Hajib kepada saudaranya yang bernama Abdur Rahman yang mendapat julukan “Sanchol”. Ia lebih ambisius daripada pendahulunya, lantaran ia menginginkan jabatan sebagai khalifah Cordoba.
Ketika ia sedang melancarkan ekspedisi ke wilayah utara, timbul gerakan pemberontakan di Cardoba yang dipimpin oleh Muhammad. Sang pemberontak berhasil menghancur pertahanan khalifah Spanyol dan menurunkan Hisyam dari jabatan khalifah dan menduduki jabatan ini dengan gelar al-Mahdi. Sanchol ditangkap dan dipenjarakan. Tidak lama setelah berhasil merebut jabatan khalifah, Muhammad al-Mahdi meninggal.
Sulaiman
Muhammad al-Mahdi di gantikan tokoh Umayyah lainnya yang bernama Sulaiman. Semenjak masa ini proses kemunduran dan kejatuhan kekhalifahan Spanyol berlangsung secara cepat. Tidak beberapa lama Hisyam II merebut jabatan khalifah untuk kedua kalinya. Bersamaan dengan ini Kordoba, pusat kekhilafahan Spanyol, dilanda kekacauan politik. Akhirnya pada tahun 1013 M dewan menteri yang memerintah Cordoba menghapuskan jabatan khalifah.
Pada saat ini kekuatan muslim Spanyol terpecah dalam banyak negara kecil di bawah pimpinan r aja-raja atau muluk al Thawaif. Tercatat lebih tiga puluh negara kecil yang berpusat di Seville, Cordoba, Toledo dan lain-lain.
Kekuatan Kristen wilayah utara Spanyol bergerak untuk bangkit. Kekacauan pemerintahan pusat diilanfaatkan mereka sebaik-baiknya.Alfonso VI, penguasa Castille yang menjabat sejak tahun 486 H/1065 M., berhasil menyatukan tiga basis kekuatan Kristen: Castile, Leon, dan Navarre, menjadi sebuah kekuatan militer hebat untuk menyerbu Toledo.
3). MASA DINASTI-DINASTI KECIL
Sekalipun pada masa ini kekuaran muslim Spanyol terpecah menjadi sejumlah negara kecil, namun terdapat kekuatan yang dominan yakni dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya merupakan gerakan keagamaan di Afrika utara yang dipimpin oleh tokoh-tokoh agama (kiai/ulama) yang tinggal di Ribarh (sejenis surau) yang dipimpin oleh seorang guru yang bernama Abdullah ibn’yasin. Gerakan Ribath ini berubah menjadi gerakan militer yang melakukan gerakan ekspansi dibawah pimpinan ibn Tasyfin yang berpusat di kota Marrakusy.


Murabithun (1086-1143 M)
Untuk menghadapi situasi kritis dari serangan orang-orang Kristen, raja-raja kecil di Spanyol meminta bantuan Yusuf ibn Tasyfin. Pada tahun 1086 M, ia memasuki Spanyol untuk menyatukan kerajaan-kerajaan kecil Spanyol di dekat Saville. Dalam peperangan di Zallaqah, kekuatan gabungan ini berhasil mengalahkan pasukan Alfonso. Kemenangan ini menjadikan Yusuf ibn Tasyfin sebagai raja di Spanyol. Ia digantikan oleh Abul Hasan yang merupakan pengganti Yusuf yang paling kuat. Sejumlah peperangan melawan kekuatan Kristen dapat dimenangkannya. Raja-raja pengganti Abul Hasan tidak sekuat pendahulunya, bersamaan dengan itu muncullah kekuatan baru, gerakan al-Muwahhidun, di Afrika Utara.
Muwahhidun (1146-1235 M)
Al-Muwahhidun didirikan oleh ibn Tumart, berasal dari Kawasan Sus di Afrika Utara. Ibn Tumart menamakan gerakannya dengan al-Muwahhidun karena gerakan ini bertujuan untuk menegakkan tauhid (keesaan Allah), menolak segala bentuk pemahaman anthropormorfism (tajsim) yang dianut oleh Murabitun. Karena itu, semangat perjuangan lbn Tumart adalah menghancurkan kekuatan Murabithun. Ditangan Abdul Mun’im, seorang panglima militer ibn Tumart dan sekaligus pengganti kedudukannya, Muwahhidun berhasil memasuki Spaqyol. Antara tahun 1114-1154 M., kota-kota muslim di Spanyol jatuh ke tangannya: Cordoba, Almeria, dan Cranada. Abdul Mun’im digantikan oleh saudaranya yang bernama Abu Yakub, dan kemudian tampillah Yakub sebagai penerusnya. Dalam beberapa generasi ini Muwahhidun mengalami masa-masa kemajuan.
Setelah kematian Yakub, Muwahhidun memasuki masa kemundurannya. Bersamaan dengan kemunduran Muwahhidun ini, pasukan salib yang telah dikalahkan oleh Salahuddin di Palestina kembali ke Eropa dan mulai menggalang kekuatan baru di bawah pimpinan Alfanso IX. Kekuatan Kristen ini mengulangi serangannya ke Andalusia. Kali ini mereka berhasil mengalahkan kekuatan muslim Muwahhidun. Setelah beberapa kali mengalami kekalahan dan terus terdesak, akhirnya penguasa Muwahhidun meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara (Marokko).
Sepeninggal Muwahhidun ini, di Spanyol timbul kembali sejumlah kerajaan kecil. Di antara mereka yang terbesar adalah kekuatan Muhammad ibn Yusuf ibn Nasr yang lebih terkenal sebagai “ibn Ahmar”. Ia berhasil menegakkan sebuah kerajaannya selama lebih kurang dua abad.
Kerajaan Granada
Kerajaan Granada merupakan pertahanan terakhir muslim Spanyol. Setelah terjadi penaklukan kota Valencia, Cordoba, Saville dan Murcea oleh penguasa Castille yang bernama Ferdinand III, dan oleh penguasa Aragon yang bernama Jayme I, pemerintahan muslim di Spanyol tinggal bertahan di propinsi Granada. Bahkan penguasa Granada juga dipaksa mernbayar sejumlah upeii kepada pemerintahan Castille. Kerajaan Granada ini didirikan oleh ibn al-Ahmar. Sekalipun merupakan penguasa yang kuat, namun ia tidak mampu menghadapi kekuatan pasukan Kristen yang hampir menguasai seluruh wiiayah Spanyol. Ibn Ahmar berusaha menahan tekanan dari pemerintahan Kristen, hingga akhirnya berhasil menjadikan Granada sebagai satu-satunya wilayah pemerintahan muslim sampai dengan tahun 1429 M, di tengah-tengah pemerintahan raja-raja Kristen.
Semenjak abad kelima belas, Cranada mengalami kehancuran. Persekutuan antara wilayah Aragon dan Castille melalui perkawinan Ferdinand dengan Isabella melahirkan kekuatan besar untuk merebut kekuasaan terakhir ummat muslim di Spanyol. Namun beberapa kali serangan mereka belum berhasil menembus pertahanan ummat lslam.
Abul Hasan yang pada saat itu menjabat penguasa Granada mampu mematahkan serangan mereka”. Bahkan ia menolak pembayaran upeti terhadap pemerintahan Castille. Ketika utusan Ferdinand datang ke Granada untuk menagih upeti, Abul Hasan menghardiknya seraya berkata: “katakan kepada penguasamu bahwa’raja-raja Granada yang bersedia membayar upeti telah meninggal. Sekarang. tidak ada lagi upeti, melainkan pedang. Bahkan Abul Hasan mengadakan penyerangan dan menduduki kota Zahra. Untuk membalas dendam, Ferdinand melancarkan serangan mendadak terhadap al-Hamra dan berhasil merebutnya. Bqnyak wanita dan anak kecil yang berlindung di mesjid dibantai oleh pasukan Ferdinand. Jatuhnya al-Hambra ini merupakan pertanda kejatuhan pemerintahan Granada.
Situasi pemerintahan pusat di Granada semakin kritis dengan terjadi beberapa kali perselisihan dan perebutan kekuasaan antara Abul Hasan dengan anaknya yang bernama Abu Abdullah. Serangan pasukan Kristen yang berusaha memanfaatkan situasi kritis ini dapat dipatahkan oleh Zaghal, saudara Abul Hasan. Zaghal menggantikan Abul Hasan sebagai penguasa Granada.
Zaghal berusaha mengajak Abu Abdullah menggabungkan kekuatan dalam menghadapi musuh Kristen. Abu Abdullah menolak ajakan tersebut. Ketika terjadi permusuhan antara Zaghal dan Abu Abdullah, pasukan Kristen melancarkan serbuan dan berhasil menduduki Alora, Kasr-Bonela, Ronda, Malaga, Loxa dan beberapa kota penting lainnya. Tinggal sebagian kecil yang tetap menjadi kekuasaan Zaghal. Ferdinand kembali melancarkan serangan untuk menghabisi sisa-sisa kekuatan Zaghal, hingga Zaghal menyerah, akhirnya melarikan diri ke Afrika.
Satu-satu kekuatan muslim berada di kota Cranada dipimpin oleh Abu Abdullah. Dalam serangan besar-besar, pasukan Ferdinand berhasil menghancurkan pasukan Cranada yang dipimpin oleh Abu Abdullah bersama panglimanya, Musa. Sang raja dipaksa menyampaikan sumpa setia kepada Ferdinand, dan bersedia melepaskan harta kekayaan ummat muslim, dengan syarat bahwa ummat muslim diberi hak hidup dan kebebasan beragama. Peralihan kekuasaan ummat lslam oleh Ferdinandterjadi pada tanggal 3 Januari 1492 M.
Tidak lama kemudian Ferdinand mengeluarkan sebuah dekrit dimana ummat lslam harus memilih dua alternatif, bersedia dibaptis sebagai pemeluk Kristen, atau keluar dari Spanyol. Sebagian muslim Spanyol bersedia memeluk agama Kristen daripada harus meninggalkan tanah airnya, sedang sebagian lainnya tetap bertahan dalam keyakinan islam sekalipun harus menderita siksaan dan pengusiran dari negeri Spanyol. Kebanyakan mereka berpindah ke Maroko, Mesir, dan Turki. Pasukan Kristen tidak hanya berbuat kejam terhadap ummat tslam Spanyol, mereka juga membakar sejumlah besar manuskrip Arab.
Ummat muslim yang dipaksa berpindah ke agama Kristen sesungguhnya hanya dalam lahirnya saja, selang hati dan jiwa mereka tidak rnampu dibaptiskan. Mereka dipaksa melakukan peribadatan dan tata cara beragama Kristen. Dengan cara demikian anak dan generasi mereka menjadi Kristen. Jatuhnya kota-kota muslim ke tangan Kristen Spanyol berarti lenyapnya pusat peradaban, singgasana ilmu pengetahuan dan singgasana para ilmuan muslim di Spanyol. Umat Kristen Spanyol muncul ibarat rembulan dengan cahaya yang maya. Maka semenjak saat itu kemuraman umat Islam menyelimuti Spanyol.
BAB IV
PENUTUP


Dari berbagai hal mengenai dinasti Umayyah II mulai dari berdirinya sampai kepada masa kejayaan dan kemundurannya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Ada pun decay dari dinasti Umayyah II yang dapat diamati ialah:
1.       Konsep penetrasi yang digunakan oleh Abdurrahman I yaitu suatu proses yang mempengaruhi orang-orang di suatu tempat yang asing ketika dia berada di tempat asing agar orang-orang setempat mendukung kegiatan yang dia lakukan.
2.      Konsep kongsi pecah yang maksudnya ialah tidak adanya kerukunan di antara pemerintahan, misalnya gubernur dan wakil gubernur saling bersikutan dan berebut kedudukan, kakak dan adik saling berselisih demi mendapatkan kekuasaan.
3.      Konsep monarki absolut maksudnya pemerintahannya bersifat monarki atau turun temurun dalam memegang tonggak pemerintahan dan mutlak sehingga tidak dapat diganggu gugat.
4.      Konsep otorited yang berarti sewenang-wenang dan sekehendak penguasa dalam memerintah sehingga banyak yang mematuhi.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...