Rabu, 21 Desember 2016

MAKALAH Meganthropus Paleojavanicus




BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Penemuan - penemuan fosil di dunia banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok di huni manusia kala itu. Penemuan –penemuan fosil sangat bergua bagi perkembangan ilmu sejarah sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu,. Hewan yang pernah hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi sekarang ini. Indonesia banyak menyumbang fosil manusia –manusia purba. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dijelaskan perkembangan manusia purba dari mulai bagaimana menemukannya,cirri-ciri dari manusia purba dan tempat ditemukanya,sampai evolusi manusia mulai dari pertama kali muncul hingga menjadi manusia sekarang ini.
Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai banyak sejarah peradapan manusia mulai saat manusia hidup. Dengan begitu ilmu sejarah akan terus berkembang sejalan dengan fosil- fosil yang ditemukan. Makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih jelas dan terperinci mengenai fosil- fosil manusia purba yang ditemuakan di Indonesia. Penemuan –penemuan terbaru juga termasuk di dalamnya. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan fosil terbaru yang ditemukan seperti Homo Moernman. Dijelaskan pula tempat penemuan dan bentuk penemuannya agar isi makalah ini dapat dipercaya kebenaranya.










BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Penemu dan Ciri-Ciri Meganthropus Paleojavanicus
Sobat Genggaminternet.com Bahagia sekali rasanya kita kembali lagi bersua di materi yang masih sama seperti post sebelumnya yakni Materi Sejarah, Dan di kesempatan kali ini kita masih akan membahasa mengenai manusia Purba, yang mana Judul artikel kali ini adalah Sejarah Penemu dan Ciri-Ciri Meganthropus Paleojavanicus, banyak yang bertanya kepada admin tentang sejarah Manusia purba yang satu ini, maka dari itu untuk menjawab pertanyaan itu admin mencoba untuk memaparkanya kepada teman-teman semuanya disini, sehingga sobat akan dengan mudah menemukan jawaban dari segara pertanyaan tentang manusia purba Meganthropus Paleojavanicus ini.
Description: Meganthropus Paleojavanicus
Penemuan manusia purba pada lapisan Pleistosen terdapat di berbagai tempat di dunia ini, hal ini termasuk juga di Indonesia. Menurut T. Jacob, manusia memiliki ciri-ciri biologis berdiri tegak serta kapasitas otak yang relatif lebih besar. Penelitan manusia purba di Indonesia sendiri di pelopori oleh Eugene Dubois yang berasal dari Belanda,Ny. Selenka, Ter Hear, Oppenoorth dan van Koenigswald. nah itu tadi sedikit gambaran sejarah mengenai Manusia purba serta sejarah awal mula penemuanya, sekarang kita akan masuk ke pembahasan mengenai Meganthropus Paleojavanicus di bawah ini.
Taukah sobat genggaminternet.com bahwa Fosil Meganthropus Paleojavanicus di nyatakan sebagai Fosil manusia purba paling Primitif. Meganthropus Paleojavanicus sendiri di artiken sebagai “Manusia Raksasa Dari Jawa”. Untuk jenis mausia purba ini Pertama kali di temukan oleh Orang yang bernama Van Koenigswald antara tahun 1936 sampai 1941 di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Daerah Sangiran termasuk dalam fauna Jetis yang digolongkan dalam lapisan Pleistosen Bawah. Fosil yang ditemukan adalah bagian rahang bawah dan rahang atas kiri dengan gigi geraham Manusia purba jenis Meganthropus Paleojavanicus memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini.
B.     Ciri-Ciri Meganthropus Paleojavanicus :
1. Memiliki tubuh yang kekar dan tegap
2. Rahang yang besar
3. Memiliki bentuk geraham seperti manusia tetapi tidak berdagu seperti kera.
4. Memiliki tulang pipi yang tebal
5. Ada tonjolan di kening dan belakang kepalanya
6. Makanan pokok tumbuh-tumbuhan
7. Hidup pada 2 –1 juta tahun yang lalu.
Berikut ini Beberapa Fosil yang Berupa Fragmen Rahang Meganthropus Paleojavanicus yang di Temukan dari Tahun Ketahun, silahkan simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
1. Meganthropus A / Sangiran 6
Description: Meganthropus A / Sangiran 6
Ini merupakan Fragmen Rahang yang sangat besar, pertama kali Fragmen rahang ini ditemukan pada Tahun 1941 oleh oleh Von Koenigswald . Koenigswald ditangkap oleh Jepang dalam Perang Dunia II, tapi berhasil mengirim cast rahang untuk Franz Weidenreich .
  • Weidenreich menjelaskan dan memberi nama spesimen pada tahun 1945, dan terpana dengan ukurannya.
    Kemudian hominid ini adalah hominid yang memiliki rahang terbesar yang dikenal. Rahang itu kira-kira sama tingginya dengan gorila tetapi memiliki bentuk yang berbeda.
  • Sedangkan antropoid dengan mandibula (rahang) memiliki tinggi yang terbesar di simfisis, yaitu di mana dua rahang bawah bertemu, hal ini tidak terjadi di Sangiran-6, di mana ketinggian terbesar terlihat di sekitar posisi pertama molar (M1).
  • Weidenreich menganggap ini adalah gigantisme acromegalic, tapi akhirnya tidak menggolongkannya karena tidak memiliki fitur khas seperti dagu yang menonjol berlebihan dan giginya yang kecil dibandingkan dengan ukuran rahang itu sendiri.
  • Weidenreich tidak pernah membuat perkiraan ukuran langsung dari hominid ini berasal, namun mengatakan itu 2/3 ukuran Gigantopithecus , yang dua kali lebih besar sebagai gorila, yang membuatnya seperti setinggi sekitar 8 kaki (2,44 m) tinggi. Tulang rahangnya digunakan dalam bagian dari rekonstruksi tengkorak Grover Krantz, yang hanya setinggi 8,5 inci (21 cm).
2. Meganthropus B / Sangiran 8
Description: Meganthropus B / Sangiran 8
Meganthropus B merupakan rahang lain yang di jelaskan oleh Marks pada tahun 1953, yang mana pada saat itu ukuranya hampir sama dan bentuknya seperti mandibula asli, akan tetapi kondisinya rusak parah.Temuan terbaru oleh tim Jepang dan Indonesia memperbaiki fosil yang sudah dewasa ini dan menunjukkan spesimen inilebih kecil dari spesimen yang diketahui H. Homo.
Anehnya, spesimen itu memiliki beberapa ciri unik untuk mandibula yang ditemukan pertama dan tidak dikenal di H. Homo. Tidak ada perkiraan ukuran yang belum pasti.
3. Meganthropus C / Sangiran 33/BK 7905
Description: Meganthropus C
Meganthropus C Merupakan Fragmen mandinula yang di temukan pada tahun 1979 dan memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan mandibula yang sebelumnya ditemukan. Hubungannya dengan Meganthropus tampaknya menjadi yang paling lemah dari penemuan mandibula.
4. Meganthropus D
Description: Meganthropus D
Mandibula ini diakuisisi oleh Sartono pada tahun 1993, dan berkisar antara 1,4 dan 0,9 juta tahun lalu. Bagian ramus rusak parah, tetapi fragmen mandibula relatif terluka, meskipun rincian dari gigi telah hilang.
Hal ini sedikit lebih kecil dari Meganthropus-A dan sangat mirip dalam bentuknya. Sartono, Tyler, dan Krantz sepakat bahwa Meganthropus-A dan D sangat mungkin merepresentasikan dari spesies yang sama.
5. Meganthropus I / Sangiran 27
Description: Meganthropus I
Spesimen Tyler ini digambarkan sebagai tengkorak yang hampir lengkap tapi hancur dalam batas ukuran Meganthropus dan di luar batas (diasumsikan) H. Homo. Spesimen ini tidak memiliki jendolan ganda yang hampir bertemu di atas tempurung kepala dan punggung nuchal sangat tebal.
6. Meganthropus II / Sangiran 31
Description: Meganthropus II
Meganthropus II merupakan fragmen tengkorak yang pertama kali dijelaskan oleh Sartono pada tahun 1982. Analisis Tyler sampai pada kesimpulan bahwa itu adalahkisaran normalnya H. Homo. Tempurung kepala lebih dalam, lebih rendah berkubah, dan lebih luas daripada sebelumnya spesimen sebelumnya yang ditemukan. Ia memiliki sagittal crest yang sama atau punggung temporal ganda dengan kapasitas tengkorak sekitar 800-1000cc.









BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
            Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
            Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purbaManusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Jenis-jenis manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu zaman palaeolitikum, zaman mezolitikum, zaman neolitikum, zaman megalitikum, zaman logam dibagi menjadi 2 zaman yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia Meganthropus Paleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa dan Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak.

3.2       Saran
Diharapkan agar masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan manusia purba pada zaman dahulu.
























DAFTAR PUSTAKA


http://www.plengdut.com/2013/03/Manusia-Purba-Indonesia-yang-Hidup-pada-Masa-Praaksara.html
http://indonesiaindonesia.com/f/89905-manusia-purba-indonesia/
http://www.info-asik.com/2012/10/sejarah-manusia-purba.html
http://marhadinata.blogspot.com/2013/01/sejarah-manusia-purba-di-indonesia.html
http://smpn1sdk91bubun2013.blogspot.com/2013/03/sejarah-manusia-purba.html
http://yessicahistory.blogspot.com/2013/04/sejarah-manusia-purba-di-indonesia.html
http://zulfahmigo.blogspot.com/2013/01/manusia-purba-pithecanthropus-erectus.html
http://jagoips.wordpress.com/2012/12/28/kehidupan-manusia-pra-aksara/
http://cahayawhyra.blogspot.co.id/2013/06/makalah-manusia-purba-dan-homo-sapiens.html



1 komentar:

MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM

  MAKALAH PENGARUH PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS SDM Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Eko...